Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anes Abdatul Aziz

NIM : 4401416081

Rombel : 3 Pendidikan Biologi 2016

TUGAS EVABEL (EVALUASI PEMBELAJARAN)

1. Bagaimana cara menskor dan menilai untuk model tes-tes online?

Sekarang ini, seperti yang sudah kita tau bahwa cara-cara tes tidak hanya dapat
dilakukan secara manual/tradisional saja (seperti menggunakan kertas misalnya),
namun bisa dilakukan online. Online disini dapat dikatakan menggunakan alat-
alat elektronik, handpone ataupun laptop. Bisa dengan sambungan internet,
maupun tidak.

Pada dasarnya ada dua bentuk tes, yakni tes uraian (tes subjective) dan tes
objektif yakni berupa: benar-salah/true-false, pilihan ganda/multiple choice, isian
singkat/completion dan penjodohan/matching (Nurgiyantoro, 2012).

Menskor nilai:

Tes uraian/subjective, yaitu dengan menggunakan pedoman. Misalnya dengan


menggunakan rentang skor. Contoh pedomannya, jika jawaban nomer 1, sudah
sempurna dengan kata lain menjawab apa yang seharusnya dijawab dan memberikan
keterangan yang lengkap, maka skor yang diberikan 3. Jika sudah menjawab sedikit
mendekati, namun kurang tepat maka diberi skor 2, dan skor 1 jika sudah menjawab
namun salah. Kemudian skor dikalkulasi maka jadilah nilai.

Disamping menggunakan pedoman bisa juga menggunakan skala. Misal skala 1-4, 1-5,
1-6 tergantung keluasan,kedalaman, cakupan bahan dll.

Setelah itu, skor diubah menjadi nilai dnegan menggunakan PAN atau PAP, sesuai
dengan kebutuhan.

Tes objective

B/S (Benar salah)

Dengan rumus:

Rumus tanpa tebakan: S=R


Rumus tebakan: S=R-W

Dengan :

S= Skor

W=Wrong

F=False

Pilihan Ganda

Rumus tanpa tebakan S=R

Rumus tebakan S=R. (W/n-1)

Tes Isian

Rumus S=R

Tes Penjodohan

Rumus S=R

Tes-tes online yang mungkin pernah kita jumpai dan cara menskornya, misalnya
adalah:

a. Tes-tes CBT (Computer Based Test) yang dilakukan saat Ujian Nasional. Tes ini lebih ke
bentuk soal objektif, khusunya pilihan ganda/multiple choice. Untuk penskoran bisa
dilakukan langsung dengan melihat kalkulasi jumlah soal yang dijawab benar, dan untuk
penilaianya menyesuaikan dengan skala yang dipakai, yang otomatis muncul pada akhir
setelah pengerjaan. Dan dapat juga diketahui mana saja jawaban-jawaban yang diisikan
siswa, yang benar, maupun yang salah.

Misal jumlah soal ada 50. Siswa A menjawab benar sejumlah 30. Menggunakan skala
nilai rentang 1-100, sehingga skor maksimal adalah 50 dan nilai maksimal adalah 100.
Maka siswa A mendapat skor 30, dan nilainya adalah 60.

b. Edmodo. Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan edmodo. Beberapa guru di SMA dan
juga dosen mungkin pernah memberikan tugas atau test lewat aplikasi satu ini. Untuk
tugas,dapat dilakukan dengan cara: dosen/guru memberikan perintah dengan
mengetikkannya di beranda atau bisa juga menjelaskan saat tatap muka secara langsung.
Lalu mahasiswa/siswa meng-upload hasil tugasnya dengan tenggang waktu yang sudah
diberikan. Jika sudah batas waktu selesai, maka tugas tidak bisa di-upload lagi. Tugas
biasanya berbentuk uraian. Untuk menskor dan menilainya guru/dosen mengunduh satu
persatu, hasil pengerjaan dari mahasiswa atau siswanya, kemudian mengoreksi satu
persatu dengan pedoman yang sudah dirancang sebelumnya.

Sedikit berbeda dengan test yang digunakan menggunakan edmodo ini. Dari beberapa
bentuk mungkin bisa digunakan semua. Untuk soal objectife bisa dikoreksi secara
otomatis dengan pemograman, namun untuk test subjective harus dikoreksi, lagi-lagi
manual. Dengan memperhatikan pedoman-pedoman.

Contoh pedomannya, jika jawaban nomer 1, sudah sempurna dengan kata lain menjawab
apa yang seharusnya dijawab dan memberikan keterangan yang lengkap, maka skor yang
diberikan 3. Jika sudah menjawab sedikit mendekati, namun kurang tepat maka diberi
skor 2, dan skor 1 jika sudah menjawab namun salah. Kemudian skor dikalkulasi maka
jadilah nilai.

c. Quipper. Adalah salah satu test online yang digunakan guru/dosen. Soal yang disajikan
di Quipper ini seringkali dalam bentuk multiple choice/pilihan ganda dan juga isian
singkat/completion. Biasanya soal dapat dibuka kapan saja, dan waktu berjalan ketika
kita sudah mulai membuka soal pertama. Soal yang disajikan, runtut dari bab 1 hingga
beberapa bab mata pelajaran yang kita ikuti, ketika mengerjakan tidak harus sesuai
urutan bab, alias dapat memilih sendiri mau mengerjakan bab yang mana yang lebih
dahulu. Penskoran dapat dilakukan dengan melihat jumlah benar. Dan biasanya automatis
terdetek dan terkalkulasi, karena sudah melalui pemrograman. Bakan muncul nilai secara
langsung, serta dapat diketahui mana yang benar, dan mana yang salah.

Masih banyak lagi contoh dari tes-tes online. Pada intinya cara penskoran dan penilaian
yang dilakukan pada tes-tes online masih didasarkan pada perhitungan skor dan nilai
secara manual, hanya saja ada yang sudah di susun dan di program sedemikian rupa,
sehingga di beberapa contoh tes online yang kita jumpai sudah langsung dapat
memperlihatkan skor dan nilai secara otomatis, tanpa kita harus
melihatnya/mengoreksinya secara manual.

2. Apakah perbedaan dan persamaan antara assesment alternatif, assesment


autentik, dan assesment non-test? Adakah perbedaan cara menskornya?

Assasement menurut Blaustein, et al dalam Sudjana (2008:45).

Assasmenet autentik dapat menggunakan model dan tes sekaligus, dapat


dilakukan kapan saja bersamaan dengan kegiatan pemnbelajaran. Pada intinya,
lebih ke unjuk kerja atau doing something. Assesement ini menggunakan model
tes dan non-test. Serta dapat dilakukan kapan saja bersamaan dengan
pembelajaran.
Assasement alternatif menggunakan model non test.

Jadi pada intinya, non test adaalh instrumen yang digunakan pada assesment alternatif.
Dan assesment alternatif termasuk dalam assesment autentik.

Anda mungkin juga menyukai