Anda di halaman 1dari 3

PEDOMAN PENSKORAN

Pedoman penskoran adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan skor hasil
penyelesaian pekerjaan siswa. Skor ini kemudian ditafsirkan menjadi nilai. Kesulitan yang
dihadapi adalah menetapkan skor dengan tepat terhadap penyelesaian pekerjaan siswa, baik
tugas, ulangan, atau yang lain. Konsistensi penskoran sangat penting untuk pemerolehan hasil
penilaian antar siswa yang tidak bias dikarenakan penilaian guru yang tidak konsisten.
Penskoran Tes Bentuk Pilihan
Cara penskoran tes bentuk pilihan ada dua, yaitu tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan dan
dengan koreksi terhadap jawaban tebakan (Djemari Mardapi. 2008).
1) Penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan
Untuk memperoleh skor dengan teknik penskoran ini digunakan rumus sebagai berikut:
Skor =
B/N × 100
Keterangan:
B : banyaknya butir yang dijawab benar
N : banyaknya butir soal
Penskoran tanpa koreksi saat ini banyak digunakan dalam penilaian pembelajaran. Namun
teknik penskoran ini sesungguhnya mengandung kelemahan karena kurangmampu mencegah
peserta tes berspekulasi dalam menjawab tes. Hal ini disebabkan tidak adanya resiko bagi
siswa ketika memberikan tebakan apapun dalam memilih jawaban sehingga jika mereka tidak
mengetahui jawaban mana yang paling tepat maka mereka leluasa memilih salah satu pilihan
secara sembarang. Benar atau salahnya jawaban sembarang tidak menunjukkan kemampuan
siswa. Semakin banyak jawaban tebakan semakin besar penyimpangan skor dengan
penguasaan kompetensi siswa yang sesungguhnya.
2) Penskoran dengan koreksi terhadap jawaban tebakan
Untuk memperoleh skor siswa dengan teknik penskoran ini digunakan rumus sebagai
berikut:
Skor = [B – S/P-s ] /N x 100
Keterangan
B : banyaknya butir soal yang dijawab benar
S : banyaknya butir yang dijawab salah
P : banyaknya pilihan jawaban tiap butir.
N : banyaknya butir soal
Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0.
Keunggulan teknik penskoran ini dibanding penskoran tanpa koreksi adalah teknik ini lebih
mampu meminimalisir spekulasi jawaban siswa. Jika siswa mengetahui jawaban salah akan
berdampak berkurangnya skor yang akan mereka dapatkan maka siswa akan lebih hati-hati
memilih jawaban. Jika siswa tidak memiliki keyakinan yang cukup tentang kebenaran
jawabannya, maka siswa akan memilih mengosongkan jawaban untuk menghindari
pengurangan.
Penskoran bentuk uraian
Pedoman penskoran tes bentuk urian ada dua macam, yaitu pedoman penskoran analitik dan
penskoran holistic (Djemari Mardapi. 2008).
a. Menggunakan penskoran analitik
Penskoran analitik digunakan untuk permasalahan yang batas jawabannya sudah jelas dan
terbatas. Biasanya teknik penskoran ini digunakan pada tes uraian objektif yang mana
jawaban siswa diuraikan dengan urutan tertentu. Jika siswa telah menulis rumus yang benar
diberi skor, memasukkan angka ke dalam formula dengan benar diberi skor, menghasilkan
perhitungan yang benar diberi skor, dan kesimpulan yang benar juga diberi skor. Jadi, skor
suatu butir merupakan penjumlahan dari sejumlah skor dari setiap respon pada soal tersebut.
b. Menggunakan penskoran dengan skala global (holistik)
Teknik ini cocok untuk penilaian tes uraian non objektif. Caranya adalah dengan membaca
jawaban secara keseluruhan tiap butir kemudian meletakkan dalam kategori-kategori mulai
dari yang baik sampai kurang baik, bisa tiga sampai lima. Jadi tiap jawaban siswa
dimasukkan dalam salah satu kategori, dan selanjutnya tiap jawaban tiap kategori diberi skor
sesuai dengan kualitas jawabannya. Kualitas jawaban ditentukan oleh penilai secara terbuka,
misalnya harus ada data atau fakta, ada unsur analisis, dan ada kesimpulan.

PEDOMAN PENGUJIAN
 Mengidentifikasi tujuan / kompetensi dan lingkup materi yang akan diungkap
 Menyusun kisi-kisi ( lingkup materi, bentuk soal, segi kedalaman tingkah laku,
proporsi penyebaran dan jumlah
soal).
 Membuat/menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban.
 Mengadakan pemeriksaan (judgement) terhadap setiap butir soal secara rasional.
 Mengorganisasikan tes menuju tipe-tipe soal yang dibuat.
 Membuat petunjuk pengerjaan
 Mengadakan uji coba (try out)
 Merevisi soal
 Mengorganisasikan kembali soal dalam bentuk final.
DAFTAR PUSTAKA
Sumaryanta. 2015. PEDOMAN PESKORAN. http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN
2407-7925. Diakses pada 29 November 2022
Sudarya, Y. EVALUASI PEMBELAJARAN.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/UPP_KAMPUS_BUMI_SILIWANGI/130514750-
YAHYA_SUDARYA/evaluasi_pembelajaran-_dualmodes.pdf. Diakses pada 29 November
2022

Anda mungkin juga menyukai