Teori Florence (Selvia Novitasari)
Teori Florence (Selvia Novitasari)
OLEH
Selvia Novitasari
Kelas A, Peminatan Anak
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Irna Nursanti, M.Kep.,Sp.Mat
Puji syukur saya hantarkan ke Hadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas Berkat
Rahmat dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah Sains Dalam
Keperawatan model teori Florence Nightiangle Modern Nursing
Dalam makalah ini saya masih banyak menemukan hambatan dan kesulitan
yang berarti. Akan tetapi berkat bimbingan, saran, serta banyak bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan segenap
kemampuan.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan hal itu merupakan kekurangan saya. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya mahasiswa-mahasiswi fakultas ilmu keperawatan, dan profesi
keperawatan pada umumnya sebagai suatu sumbangan pikiran dalam upaya
meningkatkan mutu dalam pelayanan keperawatan kepada masyarakat.
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
FLORENCE NIGHTINGALE
1
Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parhenope.
Dalam pertumbuhannya, Nightingale diajar oleh ayahnya dengan matematika,
bahasa, agama, dan filasafat. Diusia belasan tahun Nightingale aktif di
perkumpulan aristokratik, tetapi ia merasa bahwa hidupnya harus lebih
bermanfaat. Ditahun 1837 Ketika Nightingale berusia 17 tahun dia
membeberkan dalam buku harianya bahwa “ Tuhan Berbicara kepadaku dan
memanggilku untuk melanyaniNya”. Dia mulai merasakan simpati terhadap
orang- orang di sekitarnya (Brow,1988; Woodham-Smith,1951) dalam
(Alligood,2010).
Pada saat Nightingale berusia 24 tahun, dia merasa yakin dan
memutuskan bahwa panggilannya adalah merawat orang sakit, namun hal
tersebut mendapat penolakan.Pada tahun 1840-an, para gadis Inggris
terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak
melebihi fungsi sebagai pembantu yang melakukan semua pekerjaan di
rumah sakit umum.
Sampai ketika tahun 1851 ia pergi ke Kaiserwerth, Jeman, mengikuti
pelatihan perawatan pertama kalinya dari institusi diakones. Dia belajar di
sana selama 3 bulan dan kembali untuk melayani keluarganya. Tahun 1853,
dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas
di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances
di London.
Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang
terhadap Rusia untuk menguasai Crimea, Konstantinopel, dan pintu gerbang
menuju Timur Tengah. Sidney Herbert sebagai Menteri Perang, meminta
Nightingale untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi rumah sakit militer di
Scutari, Turki. Selama perang berlangsung, Nightingale menghadapi
pertempuran berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa para perawat
wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer.
Nama harum Nightingale melejit saat pecah perang Crimea antara
Inggris, Perancis, dan Turki melawan Rusia pada tahun 1854-1856. Saat itu
banyak sekali tentara Inggris yang terluka dan dibiarkan terlantar di rumah
sakit darurat di medan perang karena tak cukupnya tenaga perawat di tempat
itu. Nightingale dengan tulus dan berani membawa 38 orang perawat ke
rumah sakit itu. Selama 21 bulan, ia mengabdi tak kenal lelah merawat,
2
menghibur tentara yang terluka dan mengusahakan perbaikan fasilitas rumah
sakit darurat tersebut.
Nightingale tak pernah absen untuk selalu berpatroli menjenguk
korban yang terluka bahkan di tengah malam yang dingin. Kedatangan
Nightingale yang berjalan kaki membawa lentera selalu dinantikan para
pasien. Nightingale mendapat julukan Malaikat dengan lentera (Lady of the
Lamp). Florence selalu membawa lampu untuk melihat korban, karena
menurut florence dengan membawa lampu kecil itu tidak akan mengganggu
korban yang lagi tidur nyenyak. Florence menerima penghargaan dari Ratu
Victoria dan rakyat Inggris berupa medali emas berukiran “Kebahagiaan dan
Cinta Kasih Abadi”.
Dana Nightingale membentuk yayasan Nightingale yang dananya
diperoleh dari sumbangan banyak pihak kemudian mendirikan sekolah
perawat. Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang
Keperawatan (Notes of Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku
acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan
lainnya.Beberapa penghargaan yang pernah diperolehnya:
1. Tahun 1883 dianugerahkan medali Palang Merah Kerajaan (The
Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria.
2. Tahun 1907 pada usianya yang ke 87 tahun Raja Inggris, dihadapan
beratus-ratus undangan menganugerahkan Florence Nightingale
dengan bintang jasa (The Order of Merit) dan Florence Nightingale
menjadi wanita pertama yang menerima bintang jasa ini.
3. Tahun 1908 Florence dianugerahkan Honorary Freedom of the City
dari kota London. Florence menulis beberapa buku terlaris termasuk
buku fenomenal Notes of Nursing.
3
BAB II
4
Aspek lingkungan yang menjadi perhatian Nightingale terutama
adalah ventilasi dimana ia berkeyakinan bahwa dengan ketersediaan udara
segar secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan “ ia
mengatakan udara bersih merupakan awal dari perawatan dan harus tetap
diperhatikan oleh perawat”. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga
udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus
membuatnya kedinginan.
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien
adalah cahaya matahari. Florence Nightingale yakin sinar matahari dapat
memberi manfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga
perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari
selama tidak terdapat kontraindikasi.
Nightingale meyakini perlunya kebersihan pada pasien, perawat dan
lingkungan. Nightingale menyatakan bahwa karpet dan dinding yang kotor
mengandung banyak zat-zat organic dan sumber infeksi, seperti halnya
selimut dan tempat tidur yang kotor. Ruangan kotor yang berventilasi cukup
dan ruangan tak berventilasi yang bersih keduanya dianggap daerah yang
kotor. Menurutnya tangan yang tidak dicuci dapat mengganggu proses
penyembuhan dengan mencucinya dapat menghilangkan zat-zat berbahaya.
Karena itu perawat harus mencuci tangan mereka menjaga pasien tetap
bersih.
Sebagai tambahan dari lima hal perhatiannya dalam menjaga
kesehatan rumah, Nightingale berkeyakinan seorang perawat harus
memperhatikan kehangatan, ketenangan dan makanan. Nightingale
menyarankan perawat harus memantau terus suhu tubuh pasien mencegah
turunnya suhu tubuh dengan menjaga suhu ruangan. Ketenangan lingkungan
pasien pun harus dijaga karena dengan adanya kebisingan dapat
mengganggu kemajuan proses penyembuhan pasien. Nightingale pun
memperhatikan makanan pasien, menurutnya perawat bukan hanya mencatat
makanan yang masuk tapi kapan waktu yang tepat makanan tersebut
diberikan.
Fokus perawatan klien menurut Florence Nightingale adalah pada
kebersihan lingkungan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun
5
lingkungan. Florence Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi
sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas
maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan
tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga
individu dapat kembali sehat. Untuk mencapai kondisi kesehatan, perawat
harus menggunakan nalarnya, disertai ketekunan dan observasi.
Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan membedakannya
dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga ia dapat
bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya. Teori
Florence Nigtingale, merupakan langkah awal dalam formalisasi dan
pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah meletakkan suatu
pijakan bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya. Didasari atau
tidak, Florence Nightingale telah memberi pedoman umum bagi perawat
dalam merawat klien. Ide-ide Florence Nightingale telah mendorong
pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan.
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri
dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif) , Vardiansyah (2010).
Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma
secara lebih sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian adalah sebagai
berikut:
1) Cara memandang sesuatu, Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi
model, pola, ideal. Dari model-model ini fenomenon yang dipandang
dijelaskan
2) Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau
mendefinisikan suatu studi ilmiah konkret. Dan ini melekat di dalam
praktek ilmiah pada tahap tertentu
3) Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan
problem- problem riset. Lorens Bagus (2005: 779)
6
Paradigma Keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada lingkungan.
Dia percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk memungkinkan
alam untuk bertindak atas pasien (McKenna, 1997; Nightingale, 1969).
Dalam Alligood, 2006)
MANUSIA
FISIK
SOSIAL
KEPERAWATAN
1. Manusia
7
alam untuk bertindak (Selanders, 1998). Teori ini memiliki komponen
baik fisik, psikologis maupun sosial. Komponen fisik dari lingkungan
mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-obatan, stimulasi,
ruang, suhu, dan aktivitas (Lobo, 2002; Nightingale, 1969; Reed &
Zurakowski, 1996; Selanders, 1998) dalam (Alligood,2006). Komponen
psikologis meliputi menghindari memberikan harapan yang terlalu
muluk, menasehati yang berlebihan tentang penyakitnya. Terdapat pula
komponen Sosial diantaranya hubungan intrapersonal, interpersonal dan
juga ekstrapersonal.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis daan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
8
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan
secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan
diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan sosial (social environment)
3. Keperawatan
9
(Reed dan Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Nightingale melihat
keperawatan sebagai "ilmu manajemen lingkungan" (Whall, 1996).
Perawat yang menggunakan akal sehat, pengamatan, dan kecerdasan
memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki pasien (DeGraaf,
Marriner Tomey, Mossman, et al., 1994) Florence Nightingale percaya
bahwa setiap wanita, pada satu waktu dalam hidupnya, akan menjadi
perawat dalam arti bahwa keperawatan adalah memiliki tanggung jawab
untuk kesehatan orang lain. Buku catatan Florence Nightingale tentang
Keperawatan awalnya diterbitkan pada tahun 1859 bertujuan
menyediakan pedoman wanita untuk merawat orang yang mereka cintai
di rumah dan memberikan nasihat tentang bagaimana untuk "berpikir
seperti seorang perawat" (Nightingale, 1969, hal. 4).
4. Kesehatan
C. Metaparadigma
1. Perorangan ( PERSON )
a. Nightingale Menyebutnya sebagai "pasien"
b. Seorang manusia ditindak lanjuti oleh seorang perawat, atau dipengaruhi
oleh lingkungan
c. Reparative memiliki kekuatan untuk menangani penyakit
d. Penyembuhan adalah Kekuasaan Pasien yang berada dalam Lingkungan
yang aman
e. Penerima perawatan, termasuk fisik, spiritual, psikologis, dan komponen
sosial budaya Individu, keluarga, atau komunitas.
10
2. Lingkungan ( ENVIRONMENT )
a. Komponen mendasar teori Florence Nightingale
b. Kondisi eksternal & kekuatan yang mempengaruhi kehidupan seseorang dan
pembangunan
c. Termasuk segala sesuatu dari seseorang makanan untuk seorang perawat
verbal & nonverbalinteraksi dengan pasien.
d. Semua kondisi internal dan eksternal, keadaan, dan pengaruh
mempengaruhi orang
3. Kesehatan ( HEALTH )
a. Penyembuhan Menggunakan Kekuatan Seseorang
b. Pengendalian faktor – faktor lingkungan sehingga dapat mencegah penyakit
c. Penyakit ini dipandang sebagai suatu proses reparative dilembagakan oleh
alam
d. Kesehatan & penyakit adalah fokus dari perawat
e. Perawat membantu pasien melalui proses penyembuhan
f. Derajat kesehatan atau penyakit yang dialami oleh seseorang
4. Keperawatan ( NURSING )
a. Memberikan udara segar, cahaya, kehangatan, kebersihan, tenang, dan diet
yang baik
b. Memfasilitasi proses reparative pasien dengan memastikan lingkungan yang
terbaik
c. Pengaruh lingkungan untuk mempengaruhi kesehatan
d. Mendukung proses Keperawatan ( meskipun itu belum bahkan tidak
dikembangkan )
e. Tindakan, karakteristik dan sifat-sifat orang yang memberikan perawatan.
f. Pendidikan keperawatan berada di tangan perawat
g. Keperawatan adalah Proses reparative pasien daripada Penyembuhan
penyakit mereka.
D. Proses Keperwatan Menurut Florence Nightengle
11
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan yang
mencakup lima hal esensial :
Udara Segar
Air Bersih
Saluran Pembuangan
Ventilasi
Kehangatan
2. Diagnosa keperawatan
Berbagai maslah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
Penyesuaian terhadap lingkungan.
Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
3. Implementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan,
perrtumbuhan dan perkembangan individu.
4. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
12
BAB III
ANALISIS KASUS
A. Contoh Kasus
B. Pembahasan kasus
1. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (
udara/Ventilasi, Cahaya, Kebersihan, Kehangatan, Nutrisi ) yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
Maka berdasarkan kasus diatas data yang harus di kaji lebih lanjut oleh
perawat adalah kondisi lingkungan pada An.C yang meliputi :
13
Lingkungan : Udara : kekurangan udara segar, Ventilasi kurang karena
gelap akibat ada tirai yang menutupi jendela, Kelambu tempat tidur berdebu,
Matahari tidak masuk karena tertutup jendela, berantakan tidak rapi. Nutrisi
yang di dapat oleh An.C, apakah sesuai atau tidak dengan kodisinya. Menurut
Florence lingkungan fisik yang tidak nyaman dapat menimbulkan masalah
Psikologis / stress. Sinar matahari yang tidak masuk,ruangan yang berdebu
dan kotor dapat menimbulkan stressor bagi klien. Selain itu menurut Florece
perawat pun perlu mengobservasi dari lingkungan sosial terutama hubungan
yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Berdasarkan
kasus diatas hubungan An.C dengan lingkungan rumahnya atau tetangganya
baik, hal ini di tunjukan dengan tetangganya yang sering mengunjuginya dan
memberikan makanan secara bergantian. Air keluarga Tn.P belum memiliki
PAM untuk kebutuhan rumah tangga tapi memiliki sumur yang berda di
belakangan pembungan rumah tetangga. Dan untuk saluran pembuangan di
rumah An. C belum ada siring pembuangan.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah Keperawatan yang dapat muncul pada kasus diatas adalah :
- Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan berhubungan dengan ketidak tahuan
pentingnya sanitasi lingkungan.
- Pengaruh Stresor berhubungan dengan kebersihan lingkungan terhadap
kesehatan klien
3. Implementasi
Implementasi yang dapat di lakukan Perawat L diantaranya menghubungi
tetangga An. C untuk mengatur rencana untuk memperbaiki lingkungannya.
Tirai itu harus dilepas dan ganti dengan tirai sederhana yang akan
membiarkan matahari pagi memasuki ruangan. Pintu harus tetap terbuka
selama udara masih diperlukan dalam periode tertentu dalam sehari. Dengan
perawatan yang diberikan untuk mengurangi debu.
4. Evaluasi
Setelah melakukan perubahan lingkungan perawat mengobservasi dampak
perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu, seperti dengan ruangan
yang nyaman sehingga membuat An.C lebih nyaman.
14
BAB IV
Dari konsep teori yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya pada teori Florence
Nightingale (modern Nursing) terdapat kekuatan dan kelemahan pada teori tersebut.
Adapun kelebiihan dan kelemahan teori tersebut antara lain:
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Falsafah Keperawatan menurut Florence Nightingale (Model nursing)
yaitu melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan /reparative
proses, dan 4 komponen paradigma keperawatan antara lain: manusia,
keperawatan, sehat-sakit (kesehatan) dan lingkungan.
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Alligood Martha Raile (2010) Nursing Theories Utilization & Application. Ed.Ke-4.
Alligood Martha Raile (2014) Nursing Theories And Their Works Eighth edition St
Crisp, Jackie, Catherine Taylor. (2010). Potter & Perry,s Fundamentals of Nursing 3
Marriner, Ph.D (2001) Teori Ilmu keperawatan Para Ahli Dan berbagai Pandanganya
(Nursing Theories And Their Works), Edisi 1(satu) diterjemah oleh Ismail
Marriner Tomey & Alligood (2006) Nursing Theories And Their Works six edition St
18