Makalah Tasawuf Al Hallaj
Makalah Tasawuf Al Hallaj
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Nama al-hallaj mencuat kepermukaan dan menjadi buah bibir para
ulama dan sufi semasanya. Al-hallaj adalah salah satu sufi terkemuka dari
abad ke-9(3H). ketenaran nama al-hallaj dikarnakan fahamnya yaitu “al-
Hulul” yang merupakan pengalaman batiniyah dengan tuhan yang
diungkapkan kepada masyarakat umum.
Teofani “Ana al-Haqq” yang merupakan pengalaman kesatuannya
dengan Tuhan mendapatkan tanggapan kontroversial. Ada yang
membelanya dan salut terhadap al-hallaj dan ada juga yang menentangnya
dan mencacimakinya. Reaksi terhadap kejadian itu tidak hanya menjadi
bahan pembicaraan kontroversial, namun lebih dari itu. Pernyataan
tersebut selanjutnya menghantarkan al-hallaj ke tiang gantung yang
mengakhiri hayatnya.
Al-Hallaj yang terkenal dengan paham al-hulul-nya yang
mendasarkan dua sifat ketuhanan yang disebutnya (manusia mempunyai
sifat ketuhanan dan Allah mempunyai sifat kemanusiaan) yakni tuhan
mengambil tempat dalam tubuh manusia setelah manusia mampu
melenyapkan sifat kemanusiaannya melalui fana.
Bagi sebagian ulama islam, kematian ini dijustifikasi dengan
alasan bid’ah, sebab islam tidak menerima pandangan bahwa seorang
manusia bisa bersatu dengan Allah dan kebenaran Al-Haqq adalah salah
satu nama Allah, maka ini belarti bahwa al-Hallaj menyatakan
ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sezamannya dengan al-Hallaj juga
terkejut dengan pernyataannya, karna mereka yakin bahwa seorang sufi
semestinya tidak boleh mengungkapkan pengalaman batiniahnya kepada
orang lain. Mereka berpandangan bahwa al-Hallaj tidak mampu
menyembunyikan misteri atau rahasia Ilahi, dan eksekusi atas dirinya
adalah akibat dari kemurkaan Allah karena ia telah mengungkapkan
segenap kerahasiaan tersebut. Adapun karya-karya yang dihasilkan al-
hallaj yaitu ketika al-hallaj selama di penjara, al-hallaj banyak menulis
hingga mencapai 48 buah buku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dan juga ketentuan tugas, maka
perumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Biografi al-Hallaj
2. Pemikiran tasawuf al-Hallaj
3. Respon dan komentar ulama terhadap ajaran al-Hallaj
4. Karya-karya al-Hallaj
5. Kesimpulan
2
II. Pembahasan
A. Biografi Al-Hallaj
Nama lengkap al-Hallaj adalah Abu Bakar Al-Mungis al-Husain ibn
Mansur ibn Muhammad al-Baidawi. Lahir di Baida, sebuah kota kecil di
wilayah Persia, pada tahun 244H/858M. kakeknya adalah penganut Zoroaster
dan ayahnya memeluk Islam. ia menghabiskan masa kecilnya di kota Wasit
Bagdad. Pada usianya yang sangat belia, al-Hallaj sudah mempelajari tata
bahasa Arab, menghapal Al-Quran dan tafsirnya serta mempelajari teologi.
Ketika usianya baru menginjak 16 tahun ia mulai belajar tasawuf kepada
guru-guru sufi dengan serius. Diantara gurunya tercatat nama Sahl bin
Abdullah at-Tustari di negeri ahwaaz, seorang sufi yang menulis tafsir
tasawufnya dinishabkan kepada namanya, at-Tustari. Selama dua tahun ia
belajar kepada at-Tustari. at-Tustari adalah seorang sufi yang mempunyai
kedudukan spiritual tinggidan terkenal karena tafsir Al-Qurannya. Ia
mengamalkan secara ketat tradisi Nabi dan peraktek-peraktek kezuhudan
keras semisal puasa dan solat sunnat sekitar empat ratus rakaat sehari.
Setelah belajar dengan at-Tasturi ia pergi ke kota ilmu, Basrah. Di
kota tersebut ia belajar tasawuf kepada Amr al-Makki. Amr adalah murid
junaid, seorang sufi paling berpengaruh saat itu. Al-Hallaj belajar kepada
Amr selama delapan belas bulan. Di tahun 264 H (878M) ia masuk ke
Bagdad dan sempat belajar Tasawuf dibawah bimbingan Junaid al-Bagdadi.
Seperti kebanyakan para sufi yang sejaman dengannya, banyak bepergian dari
satu kota ke kota lain, dari satu Negara ke Negara yang lain dalam rangka
talab-al’ilm dan riyadah jasadiyyah, demikian juga al-Hallaj bepergian dari
satu kota ke kota lain, dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Kota-kota
yang pernah ia kunjungi antara lain: khurasan, Ahwaz, Turkistan, India,
Hijaz, Makkah dan Madinah al-Munawwarah. Perjalanan yang ia lakukan
telah memberikan pengalaman yang banyak, sehingga ia mempunyai andil
bagi terbentuknya pandangan, pendirian dan keyakina keagamaan yang kuat
yang berbeda dengan kebanyakan sufi pada waktu itu. Di usianya ke 53
3
engkau sembunyikan dari mereka, tentu aku takan menderita begini. Maha
agung engkau dalam segala yag engkau kehendaki”.
Ungkapan itu adalah sebuah isyarat keihlasan seorang sufi sejati yang
rela menghadapi resiko apapun tanpa terbesit kata-kata dendam. Meskipun
berada di tiang gantungan semata-mata adalah kehendak-nya. Mengenai latar
belakang hukuman mati yang ia terima, terdapat berbagai versi. Banyak
penulis yang mengatakan kematian al-Hallaj disebabkan oleh fatwa-fatwa
sufinya yang dianggap menyesatkan umat islam. Namun ada juga faktor yang
menyebabkan al-Hallaj di penjara dua kali lalu dihukum mati, adalah
disebabkan oleh persoalan politik.
Sebagaimana diketahui bahwa sejak kepemerintahan al-Muqtadir,
Negara berada dalam keadaan yang tidak setabil. Kelompok ekstrim syi’ah
Isma’liyah yang dimotori oleh kaum sufi tidak mengakui kepemimpinan
pemerintahan Sunni di Baghdad, sehingga mengadakan perlawanan. Para sufi
terus melakukan gerakan untuk menggulingkann pemerintahan Abbasyiah,
khususnya di daerah Iraq selatan. Al-Hallaj dihubungkan dengan gerakan
tersebut dan perannya sangat menonjol sebagai tokoh Syi’ah Ismaliyah.
B. Pemikiran Tasawuf Al-Hallaj
1. Hulul
Menurut al-Hallaj bahwa dalam diri manusia terdapat lahut (unsur
Ketuhanan) dan nasut (unsur kemanusiaan), demikian juga dalam diri
Tuhan ada lahut dan nasut. Jika manusia berusaha mensucikan hati sesuci-
sucinya maka akan terjadi lahut manusia naik keatas dan nasut Tuhan
turun kebawah sehingga terjadi apa yang disebut ittihad. Ittihad artinya
bersatunya nasut Tuhan dengan lahut manusia dalam diri manusia.
Adapun menurut istilah ilmu Tasawuf, al-Hullul belarti paham
yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu
untuk mengambil tempat di dalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaan yang
ada di dalam tubuh itu di lenyapkan.
Paham ini pada awalnya muncul dari pemikiran bahwa Tuhan
melihat pada dirinya. Tuhan berdialog dengan dirinya, dialog tanpa hurup
dan tanpa bunyi. Tuhan hanya melihat ketinggian dan kemulian zat-nya.
Kecintaan tuhan ini, menjadi sebab wujudnya sesuatu, yakni Adam.
Setelah Tuhan menjadika Adam, dia memuliakan, mengagungkan dan
6
mencintainya. Dalam kondisi itu, Tuhan berada dalam diri Adam. Hal ini
menunjukan bahwa manusia mempunyai sifat ketuhanan dalam dirinya.
Penghormatan Tuhan terhadap Adam dapat dilihat dalam Al-Quran surah
Al-Baqarah (2): 34. Yang Terjemahannya:
Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat:
“sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.
Al-Hallaj memahami ayat tersebut bahwa perintah Tuhan kepada
Iblis agar bersujud kepada Adam. Karena dalam diri Adam terdapat roh
Tuhan yang menjelma. Pada diri Adam terdapat kekuatan lain diluar sifat
kemanusiaan Adam, yaitu roh ketuhanan.
Manusia tidak dapat bersatu dengan tuhan sebelum ia
menghilangkan sifat-sifat kemanusiaannya. Untuk langkah ini menempuh
proses fana yaitu pengrusakan diri. Jadi sifat-sifat kemanusiaan
dimusnahkan, maka sifat-sifat ketuhanan akan tinggal. Dalam kondisi
demikian, Tuhan dapat menempati dalam diri manusia. Pada saat itu, roh
dan Tuhan dapat bergabung menjadi satu.
Fana bagi al-Hallaj mengandung tiga tingkatan: tingkat
memfanakan semua kecenderungan dan keinginan jiwa; tingkat
memfanakan semua pikiran (tajrid aqli), khayalan, perasaan dan perbuatan
hingga tersimpul semata-mata hanya kepada Allah, dan tingkat
menghilangkan semua kekuatan pikiran dan kesadaran. Dari tingkat fan
dilanjutkan ke tingkat fana al fana, ialah peleburan wujud jati diri manusia
menjadi sadar ketuhanan melarut dalam hulul hingga yang disadarinya
hanyalah Tuhan.
Ucapan al-Hallaj yang menggambarkan paham hulul antara lain
adalah sebagai berikut:
Ruh-mu melebur dalam Ruh-ku seperti batu ambar yang
bercampur dengan minyak kesturi,
Orang-orang menyentuh-Mu, mereka juga menyentuhku, jadi
Engkau adalah aku tanpa pemisahan.
Di dalam diri-Mu, ada sebuah ide yang menarik pada-Mu, jiwa-
jiwa dan sebuah sanggahan telah dibuktikan oleh diri-Mu sendiri,
Aku…, Aku memiliki sebuah Hati dengan mata terbuka lebar dan
semuanya ada dalam Kendali tangan-Mu.
Ruh-Mu mengusut dalam ruhku seperti bercampurnya anggur
dengan air murni,
Demikian pula jika sebuah benda menyentuh-Mu, ia menyentuhku,
7
satu dengan yang lain dan dengan satu Tuhan untuk semuanya baik dahulu
maupun sekarang. Pembatasan-pembatasan dalam ibadah pun ditolak oleh
al-Hallaj seperti adanya ka’bah sebagai pusat ibadah haji.
Demikian antara lain ajaran-ajaran Tasawuf al-Hallaj yang
diwarnai oleh Tauhid dalam konsep Hulul yang menjadi inti dari seluruh
ajaran tasawufnya.
D. Karya-Karya al-Hallaj
10
III. Kesimpulan
Nama al-Hallaj adalah Abu Bakar Al-Mungis Al-Husain ibn
Mansur ibn Muhammad al Baidhawi, lahir di Baida, sebuah kota kecil
diwilayah Persia. Pada tahun 244H / 858M. pada usia 16 tahun ia sudah
mulai belajar Tasawuf pada guru-guru Sufi. Al-Hallaj adalah sufi
terkemuka pada abad ke-9.
Al-Hallaj adalah seorang sufi yang tidak pernah menetap pada
suatu tempat demi untuk memperdalam ilmunya. Walaupun dalam sejarah,
al-Hallaj mendapat tekanan dari penguasa dalam membawa ajarannya
yakni al-hulul, bahkan ia sempat dipenjara dua kali disebabkan ajarannya
tersebut pada masa Bani Abbasyiah yang diperintahkan oleh khalifah Al-
Muqtadirbillah, hingga ia terbunuh ditiang gantungan pada 24 Zul-Qai’dah
309 H/ 24 Maret 922M. Sebagian juga berpendapat terbunuhnya al-Hallaj
bukan karena sebab utamanya ajaran yang dibawanya tetapi lebih karena
persoalan. Dari sini kemudian dibawa dalam persoalan keagamaan dengan
meminjam istilah-istilah keagamaan dari ulama waktu itu.
Al-Hallaj yang terkenal dengan paham al-Hululnya yang
mendasarkan dua sifat ketuhanan yang disebutnya Lahut dan Nasut
(manusia mempunyai sifat ketuhanan dan Allah mempunyai sifat
kemanusiaan). Yakni Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia
setelah manusia mampu melenyapkan sifat kemanusiaannya melalui Fana.
Ajaran Tasawuf al-Hallaj yaitu tentang:
1. Hulul
2. Al-Haqiqatul Muhammadiyah
11
DAFTAR FUSTAKA
12
Alba Cecep. Tasawuf dan Tarekat Dimensi Esoteris Ajaran Islam. Bandung: Pt
Ramaja Rosdakaria. 2012.
http://www.scribd.com/doc/72991595/Husain-Ibnu-Manshur-Al-hallaj.Selasa.05
November 2013. 11:50
http://ojodumeh-futuwwah.blogspot.com/2008/07/cahaya.html.kamis14November
2013.12:00
http://www.scribd.com/doc/141074027/Al-Hallaj.Selasa.05November 2013.12:00
*Alif (1)+waw(6)+lam(30)=37-3+7=10,(Ya=10)
*10-1+0=1-pertama
*Rincian hurf Akhiru :: Alif (1)+(600)+Ro(200)=801-8+0+1=9 –
terakhir adalah 9, angka 9, dalam numerology arab adalah huruf Ta yang
bermakana penyucian ataw Tahara / penyucian dan bulan ke 9 dalam arab
/ Qomariah adalah bualan ramadhan yaitu bulan puasa.
Penyucian kalbu dari kecintaan diri dan dunia merupakn tingkat
awal penyucian untuk bersuluk kepada Alloh. Sesungguhnya kotoran
maknawi terbesar yang tidak bisa di sucikan meskipun dengan tujuh lautan
dan para nabi pun tidak mampu menghilangkannya adalah kotoran
kejahilan ganda (pura-pura tahu padahal tidak tahu). Kekeruhan ini
mungkin akan memadamkan cahaya petunjuk dan meredupkan api
kerinduan yang meruapakan buraq untuk bermikraj mencapai berbagai
maqom spritual. (Imam Khomeini dalam Hakikat dan Rahasia Sholat).
Dan Alif (1)+Ta(9)=10-(Ya=10=hamba), nilai huruf (Ya=10), jadi
seorang hamba yaitu simbol Ya harus melakukan Puasa / penyucian jiwa/
tazkiyah nafas simbol (Ta=9) untuk Alloh semata simbol (Alif=1) atau
Hamba sabar dengan KetentuanNya atau nrimo ing pandum, karena hasil
puasa Lillah Billah menjadikan orang sabar atau innalloha maashobirin
(Sesungguhnya Alloh bersama (MA terdiri huruf miim dan ain lihat al
Baqarah:153) orang yang sabar. Lihat bersama adalah Ma yaitu
maasshobirin. Disini terungkap rahasia mim dan ayn yaitu MA seperti
yang di ucapkan oleh Husain bin Mansur al Hallaj. Jadi sabar adalah kunci
menemukan Tuhan. Para mufassir puasa langsung di tangan Alloh bukan
di tangan para malaikat. Sabda Rosulluloh saw Puasa yang dilakukan
khusus untuk-Ku / puasa Lillah Billah dan cukuplah Aku sebagai
pahalanya.
Mempelajari Ilmu Ketuhanan kan menjadikan orang bersabar,
seperti dialog Nabi Musa as dan Nabi Khidr as yaitu Bagaiman kamu
dapat sabar terhadap persoalan yang kamu sama sekali belum memiliki
pengetahuan yang cukup tentangNya (QS 18:68). Barang siapa
menghadapi kesengsaraan drngan hati terbuka, menunjukkan kesabaran
dengan penuh ketengangn dan martabat, masuklah dalam golongan oang
terpilih dan bagian untuknya adalah berikanlah kabar gembira
(keberhasilan dan kejayaan) kepada orang yang sabar (QS 2:155)
Dalam Islam, kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri
di sebut sabar. Orang yang paling sbara adalah orang yang paling tinggi
dalam kecerdasan emosionalnya. Ia biasanya tabah dalam menghadapi
kesulitan. Ketika belajar orang ini tekun. Ia berhasil mengatasi berbagai
gangguan dan tidak memperturutkan emosi-Nya.
18
Tafsir huruf Nun dan Alif- Pencari Tuhan dibalik huruf alif dan
Nun maka tidak bisa bertemu dengannya:
Bernilai 50 dalam numerology Arab.
Tafsir Huruf INSAN, memiliki 2 huruf Nun merupakan simbol
alam dunia / jasad dan alam akhirat/ruh/jiwa. Ruh yang disucikan akan
19