Full PDF
Full PDF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Yohanna Viscanesia Sinaga
119114043
SKRIPSI
1t9114043
$
}*n. T
,;;,,"\\ D
J'\\
*uffi5lt
ro
.||
Il*\
o
u*{,4
Pembimbing Skripsi,
SKRIPSI
HUBT]NGAI\i AI\TTARA PERILAKU ASERTIF DAN PERILAKU
CYBERBALLYING DI JN'ARING SOSIAL PADA REMAJA
Panitia Penguji
NamaLe
Penguji 1
Penguji 2 '"@H,vm\4.,
Penguji 3
{*fies#r$'K{-d
I 9 AU6 2016
tas Psikologi
Sanata Dharma
"*1,."t"",*i
tlt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Bahkan ketika kamu sudah mengerahkan segala kemampuanmu, tidak ada jaminan
bahwa kamu akan sukses, atau tetap dikritik atau masih ditertawakan orang.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Keluarga tercinta,
Sahabat seperjuangan,
Anak-anak Indonesia.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini
tidak mernuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
V1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
This research aimed to know the relation between assertive behavior and
cyberbullying behavior in adolescents. The hypothesis in this research was a negative
correlation between assertive behavior and cyberbullying behavior in adolescents.
Subjects in this research were 192 adolescents in aged range 12 until 18 years old.
The data was collected by assertive behavior scale and cyberbullying behavior scale.
Reliability of assertive behavior scale was 0,944 and reliability of cyberbullying
behavior scale was 0,957. The data was analyzed using Spearman Rho correlation
technique. Result of correlation between assertive behavior and cyberbullying
behavior was -0,482 with p = 0,000 (p < 0,01), which means there was a significant
negative correlation between assertive behavior and cyberbullying behavior in
adolescents.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Besefia perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya di intemet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dali saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarla
Pada tanggal: 19 Agustus 2016
Yang menyatakan,
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
dan Bunda Maria atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi yang berjudul
“Hubungan antara Perilaku Asertif dan Perilaku Cyberbullying di Jejaring Sosial pada
Remaja” ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk meraih gelar sarjana
Proses penyelesaian skripsi ini melibatkan begitu banyak pihak yang begitu
tulus dalam memberikan bantuan dan dukungan dalam berbagai bentuk. Oleh karena
pihak yang telah membantu selama proses penelitian skripsi ini berlangsung. Penulis
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah menjadi pendengar yang baik
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan,
skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Rm. Agustinus Priyono Marwan, SJ. selaku Bapa yang pernah membimbing
proses skripsi selama hampir satu semester dan selalu menyemangati serta
mendoakan saya.
6. Kedua orangtua penulis, Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan,
doa, cinta kasih, berusaha agar anak-anaknya dapat mengayomi pendidikan yang
pengerjaan skripsi.
skripsi.
mengerjakan skripsi.
9. Sahabat-sahabatku terkasih Nety, Arum, Jojo, Hervy, Mbak Tirsa, Silla, Clara
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Teman seperantauan, David Randa Kembaren, terimakasih untuk empat tahun
pekerjaan.
13. Mas Wisnu, Mba Caecil, Ken, Nining, Fitri, teman-teman kos Iota, teman-teman
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
1. Teoritis .................................................................................................... 10
2. Praktis ..................................................................................................... 10
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Remaja .......................................................................................................... 36
Remaja .......................................................................................................... 43
E. Hipotesis ....................................................................................................... 48
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Validitas ................................................................................................... 56
3. Reliabilitas ............................................................................................... 61
D. Kategorisasi ................................................................................................... 68
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Pembahasan .................................................................................................. 75
A. Kesimpulan ................................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................................. 80
LAMPIRAN ............................................................................................................ 89
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Asertif Sebelum Uji Coba 54
Tabel 3.4 Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Cyberbullying Sebelum Uji
Coba .......................................................................................................................... 56
Tabel 3.5 Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Asertif Setelah Uji Coba ... 58
Tabel 3.6 Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Asertif Setelah Uji Coba
Tabel 3.7 Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Cyberbullying Setelah Uji
Tabel 3.8 Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Cyberbullying Setelah Uji
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran D. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Perilaku Asertif .......................... 104
Lampiran E. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Perilaku Cyberbullying (Pertama) 106
Lampiran F. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Perilaku Cyberbullying (Kedua) 108
Lampiran J. Uji Korelasi Perilaku Asertif dan Perilaku Cyberbullying .................. 111
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
serta bergaul tanpa mengenal batas, ruang dan waktu dengan memanfaatkan
laptop dan yang paling marak digunakan saat ini ialah smartphone menambah
kemudahan akses internet di manapun dan kapanpun. Lembaga survei dunia yaitu
dunia pada tahun 2019 akan mencapai 5,6 miliar dengan 60% diantaranya adalah
Head of Consumer Lab Ericsson Southeast Asia and Oceania juga menuturkan
internetan (tekno.kompas.com).
tahun. Survei yang dilakukan oleh APJII menemukan hingga akhir tahun 2014
pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 88,1 juta jiwa. Naik sekitar enam
persen dari 2013 dengan 71,9 juta pengguna. Survei yang dilakukan oleh APJII
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemudian disusul dengan mencari informasi atau browsing dengan 68,7% dan
instant messanging sebanyak 59,9%. Situs jejaring sosial yang sengaja dibuat
berinteraksi satu sama lain telah mencapai ratusan. Tim Pusat Humas
dibuat dan telah dikenal oleh masyarakat mulai dari Friendster, MySpace, Flickr,
terbuka untuk umum maupun semi terbuka, berhubungan dengan daftar koneksi
dari pengguna lain, melihat dan melintasi daftar koneksi pengguna lain maupun
masih menjadi jejaring sosial andalan bagi para remaja. Remaja dengan rentang
setelah Facebook, yaitu 52% remaja. Setelah itu terdapat Snapchat dengan 41%
pengguna remaja, Twitter dan Google+ sebanyak 33%, Vine (24%), Tumblr
lain, tampilan profil, teman, komentar, pesan pribadi, berbagi foto dan video, built
in blogging serta instant messanging (Boyd & Ellison, 2008). Hal-hal tersebut
kata-kata, gambar dan video. Namun, dari waktu ke waktu, kenyamanan dari
Raikundalia, 2014).
negara termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari sepuluh atau sekitar
bullying terbesar di Inggris, Ditch the Label, melakukan survei yang melibatkan
10.008 anak muda di Amerika Serikat dengan usia rata-rata 13-22 tahun. Survei
(www.DitchtheLabel.org).
dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk melukai orang lain
secara berulangkali dimana orang lain tidak dapat membela dirinya sendiri.
Tindakan bullying tersebut terjadi antara pelaku yang lebih kuat kepada korban
yang lebih lemah secara verbal maupun nonverbal, ataupun secara langsung
atau digital oleh individu atau kelompok secara berulang kali berkomunikasi
dengan mengirim pesan bersifat permusuhan dan agresif untuk memberikan luka
obrolan (chat room), website, situs game online, atau media digital lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
usia, munculnya korban cyberbullying banyak terjadi di kelas VII dan VIII
tersebut didukung oleh penelitian Lindfors dkk (2012) bahwa proporsi tertinggi
terjadinya cyberbullying diantara usia 14 tahun dan yang terendah usia 18 tahun
pada laki-laki maupun perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Price &
Dalgeish (2010) juga menemukan bahwa remaja yang banyak melakukan atau
mengalami cyberbullying ketika berusia 10-14 tahun (50%), 15-18 tahun (42%)
dan 19-25 tahun (8%). Presentase terbesar yang terlibat dalam cyberbullying
perubahan fisik, kognitif, emosional dan sosial (Papalia, Feldman & Martorell,
2014). Perubahan yang begitu kompleks menyebabkan remaja menjadi labil dan
belum matang secara psikis. Dolcini dkk (dalam Santrock, 2007) mengungkapkan
bahwa para remaja mudah terlibat dalam perilaku yang ceroboh. Tindakan
seorang siswi SMA Methodist-I di Medan, yaitu Sonya Depari. Siswi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ujian Nasional. Perilaku Sonya tersebut mengundang banyak kecaman dan caci
membuat Sonya mengalami trauma, ketakutan dan malu untuk keluar rumah
adalah banyak remaja korban dari cyberbullying merasa putus asa dan berpikiran
tertentu. Salah satu kasusnya yaitu Katie Webb, gadis cantik asal Inggris ini
temannya menilai gaya rambut Katie tidak keren dan karena Katie juga tidak
Tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh Katie Webb merupakan dampak
mendukung penemuan Hay, Meldrum dan Mann (dalam Slonje dkk, 2012) bahwa
sendiri dan keinginan untuk bunuh diri. Ybarra dkk (2006) menemukan bahwa
pengalaman yang dialami. Selain depresi dan bunuh diri, korban cyberbullying
dalam sekolah, gangguan makan dan penyalahgunaan zat-zat kimia (Chibbaro &
Klomek dalam Notar dkk, 2013). Dampak negatif tidak hanya dirasakan oleh para
korban cyberbullying. Studi Patchin & Hinduja (2010) dan Guarini dkk (2012),
memiliki sikap negatif terhadap sekolah dan harga dirinya lebih rendah daripada
mereka yang sedikit atau tidak pernah terlibat dalam cyberbullying. Terdapat juga
implikasi jangka panjang untuk pelaku ketika memasuki masa dewasa, yaitu
antisosial, kekerasan atau perilaku kriminal yang lebih tinggi (Patchin & Hinduja;
Penelitian yang dilakukan oleh Emilia & Leonardi (2013) terhadap remaja
kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk berinteraksi dengan orang lain
secara efektif dan dapat diterima secara sosial. Individu yang memiliki
memiliki sikap dan perilaku asertif (Praskah & Devi, 2015; Arrindell & van der
Perilaku asertif merupakan sikap yang aktif, langsung dan jujur dalam
keinginan, kebutuhan, dan hak kita sama dengan keinginan, kebutuhan dan hak
orang lain (Llyod, 1990). Perilaku asertif memudahkan para remaja untuk
terus terang, serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara efektif.
Remaja dengan perilaku asertif tinggi akan menghasilkan hubungan yang sehat
sehingga tidak melarikan diri ke hal-hal negatif (Widjaja & Wulan dalam Marini
kepada orang lain. Individu yang gagal untuk berkomunikasi secara spontan lebih
cemas dan berjuang untuk mengatasi pikiran, perasaan dan kebutuhan yang
mengganggu yang masih terhambat di masa lalu maupun yang akan terjadi di
terhambat atau gagal dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan.
orang lain. Hal tersebut didukung oleh penelitian Varjas dkk (2010) yang
lain ingin membalas dendam dan membuat perasaan menjadi lebih baik. Berbeda
dengan individu yang memiliki perilaku asertif tinggi, mereka akan mencari
penyelesaian masalah dimana kedua belah pihak mencapai tujuan yang sama.
Selain itu, cyberbullying bersifat tidak langsung atau anonymous. Hal ini
(Varjas dkk, 2010). Pelaku juga cenderung tidak mendapatkan hukuman dan
terjadi di jejaring sosial. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat
10
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
jejaring sosial sehingga dapat dijadikan acuan bagi para remaja dalam
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Asertif
aktif, langsung dan jujur dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan
bersikap asertif, kita memandang keinginan, kebutuhan, dan hak kita sama
dengan keinginan, kebutuhan dan hak orang lain. Perilaku ini juga mendorong
perilaku untuk menjalin suatu hubungan yang setara dengan orang lain.
diinginkan dan dirasakan. Perilaku ini juga dilakukan tanpa mengganggu atau
perasaan yang relatif jujur dan langsung sesuai norma sosial dan
asertif menurut Rimm and Masters (dalam Pipas & Jaradat, 2010).
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
keinginan-keinginan secara langsung dan jujur kepada orang lain dengan tetap
mampu dalam mengungkapkan diri berdampak pada beberapa hal, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mengenali diri dengan lebih baik. Individu juga menjadi lebih konkret
2014).
mudah untuk hidup di “masa kini”. Hidup di “masa kini” berarti individu
maupun tentang masa depan. Individu yang hidup dalam “masa kini”,
15
individu, mereka akan lebih mampu bersedia dan bekerja sama serta
keinginan dan kebutuhan individu, sehingga merasa tidak perlu lagi untuk
pasangan.
d. Dampak lain dari berperilaku asertif ialah bertambahnya harga diri dan
16
suatu hubungan.
yang memiliki perilaku asertif tinggi menimbulkan dampak yang lebih positif
17
langsung dan jujur untuk mencapai hubungan yang sehat dengan orang lain.
dengan orang lain, gaya hidup dan manajemen waktu. Individu yang dapat
tujuan dan bekerja untuk mencapainya. Selain itu, kemampuan ini juga
membuat individu untuk berani secara jujur meminta bantuan orang lain
18
orang lain. Selain itu, individu yang memiliki kemampuan ini dapat
mampu untuk tidak menyetujui suatu hal yang tidak sesuai keinginan dan
tanpa memberikan kritik yang tidak adil bagi orang lain. Dalam
19
orang lain.
20
pada norma sosial dan budaya dimana individu berada. Hal tersebut
Alberti & Emmons (1986) yang didukung oleh teori Adams (1995) dan
21
B. Perilaku Cyberbullying
Istilah bullying berasal dari kata „bull’ (bahasa Inggris) yang berarti
lemah secara fisik atau mental. Tindakan dapat dikatakan perilaku bullying
dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk melukai orang
lain secara berulangkali dimana orang lain tidak dapat membela dirinya
sendiri. Tindakan bullying tersebut terjadi antara pelaku yang lebih kuat
kepada korban yang lebih lemah secara verbal maupun nonverbal, ataupun
keparahan dan durasi. Perilaku ini terjadi berulang kali dalam bentuk yang
sama dan adanya hubungan kekuasaan atau kekuatan yang tidak sama antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
individu atau kelompok yang kuat melawan individu atau kelompok yang
lemah.
perilaku bullying terjadi di kawasan yang lebih luas. Remaja saat ini lebih
luar bersama teman-teman sebaya. Perilaku bullying pun sekarang ini lebih
Instant Messaging, ruang obrolan (chat room), website, situs game online,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pesan teks yang melukai perasaan orang lain, menyebarkan rumor tentang
elektronik oleh kelompok atau individu berulang kali dan dari waktu ke waktu
perilaku yang dilakukan melalui media elektronik atau digital oleh individu
24
berulang kali oleh individu atau kelompok melalui media elektronik atau
a. Flaming
b. Harassment
sms, maupun pesan teks di jejaring sosial yang dilakukan secara terus
25
c. Denigration
tentang seseorang dengan tujuan untuk merusak reputasi dan nama baik
orang tersebut.
d. Impersonation
lain.
elektronik.
f. Exclusion
group online.
g. Cyberstalking
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Jejaring Sosial
individu untuk membangun profil yang terbuka untuk umum maupun semi
terbuka, berhubungan dengan daftar koneksi dari pengguna lain, melihat dan
melintasi daftar koneksi pengguna lain maupun diri sendiri. (Boyd & Ellison,
2008).
lain, berbagi foto atau video, juga menuliskan identitas diri untuk melengkapi
beberapa jejaring sosial yang dibuat dan telah dikenal oleh masyarakat mulai
27
a. Cyberbullying langsung
28
a. Repetitition (pengulangan)
(Hinduja & Patchin dalam Langos, 2012). Perilaku agresi yang dilakukan
agresi melalui SMS sebanyak delapan kali dalam sebulan. Sedangkan pada
29
berbagai cara baru di dunia maya (cyber), hal tersebut tidak merubah
kekuatan fisik, usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi dapat
„orang buangan sosial‟ dalam traditional bullying juga dapat terus menjadi
kekuatan antara pelaku dan korban di dunia maya (cyber). Korban dapat
identitas pelaku. Hal ini sebagai akibat dari ketersediaan anonymity dalam
30
sebagai pihak yang lemah dengan tidak adanya keterbatasan antara ruang
atau waktu. Pelaku cyberbullying dapat beraksi dimana saja dan kapan
saja tanpa dibatasi. Pelaku juga dapat memiliki kekuasaan lebih ketika
31
para remaja dalam era globalisasi saat ini. Perilaku cyberbullying para remaja
a. Bullying Tradisional
b. Karakteristik Kepribadian
berikut:
kekerasan.
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2011).
d. Strain
33
tidak terlibat dalam aktivitas online anak menjadikan anak lebih rentan
a. Pengalihan perasaan
34
b. Pembalasan dendam
d. Rasa bosan
e. Perlindungan
f. Iri hati
Individu yang merasa iri hati dan benci terhadap orang lain sehingga
g. Mendapatkan persetujuan
individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Individu ingin menampilkan diri dengan cara yang berbeda di dunia maya
i. Anonymity/rasa malu
depresi (Ybarra dkk, 2006), sedih, marah dan frustrasi. Beberapa korban
dialami membuat para korban merasa tidak berdaya (Notar dkk, 2013), tidak
berharga dan tidak percaya diri. Beberapa korban sering merasa takut dan
malu untuk pergi ke sekolah. Dampak-dampak negatif lain bagi korban yang
36
atau perilaku kriminal pada masa dewasa (Patchin & Hinduja: Kulig dkk
dalam Notar dkk, 2013). Pinchot & Paullet (2013) menemukan fakta-fakta
dkk, 2010).
C. Remaja
yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menuju kedewasaan” (Ali & Asrori,
fisik, kognitif, emosional, dan sosial dengan beragam bentuk latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sosial, budaya dan ekonomi yang berbeda. Masa remaja ditentukan sekitar
Masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dimulai sekitar usia
10 hingga 13 tahun dan berakhir sekitar usia 18 hingga 22 tahun. Masa remaja
dibagi menjadi dua, yaitu masa remaja awal (early adolescence) dan masa
masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan
kehidupan.
dan sosial ekonomi. Secara biologis, remaja adalah suatu masa dimana
38
kesehatan dunia tersebut membagi remaja menjadi remaja awal yang berkisar
antara umur 10 hingga 14 tahun dan remaja akhir sekitar umur 15 hingga 20
tahun.
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang
beragam bentuk latar belakang sosial, budaya dan ekonomi yang berbeda.
Individu dapat dikatakan sebagai remaja ketika individu mencapai usia sekitar
10 hingga 20 tahun.
pada usia 12 hingga 14 tahun. Price & Dalgeish (2010) menemukan bahwa
para ahli yaitu mulai dari remaja di usia 12 hingga 18 tahun, dimana remaja
remaja yang berada pada masa remaja awal dan masa remaja akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik
badan berada pada jadwal perkembangan yang sama. Seiring dengan berat
b. Perkembangan Kognitif
formal dalam teori Piaget. Pada tahap ini, para remaja mampu berpikir
logis dengan objek-objek yang abstrak. Hal ini berarti para remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Old & Feldman, 2008). Para remaja dapat menyusun rencana pemecahan
bahwa orang lain berminat terhadap sosok diri remaja seperti halnya diri
perhatian dan berusaha untuk „terlihat di atas panggung‟. Para remaja juga
membuat para remaja terlibat dalam perilaku yang ceroboh (Dolcini dkk
41
c. Perkembangan Sosio-emosional
42
besar terhadap emosi remaja. Pada masa remaja, fluktuasi (naik dan turun)
ledak ketika merasa senang maupun merasa sedih. Remaja sukar untuk
kadar yang cukup. Perasaan sangat marah yang dialami dapat membuat
43
sebaya (Papalia, Feldman & Martorell, 2014). Para remaja saat ini lebih sering
pada Remaja
perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial dengan beragam bentuk latar
belakang sosial, budaya dan ekonomi yang berbeda-beda (Papalia, Feldman &
turun) emosi yang sering terjadi di masa remaja. Remaja sukar untuk mengetahui
cara mengekspresikan perasaan kepada orang lain dengan kadar yang cukup
(Santrock, 2007). Elkind (dalam Papalia, Feldman & Martorell, 2008) juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
keputusan yang kurang efektif. Egosentrisme dalam diri remaja membuat remaja
berpusat pada diri sendiri dibandingkan memikirkan keadaan orang lain. Hal
tersebut membuat remaja menjadi ceroboh dan mengalami masalah dengan orang-
orang disekitarnya.
berbeda ketika masih kanak-kanak. Para remaja mulai lebih sering menghabiskan
sekolah. Hal tersebut dikarenakan remaja merasa gembira untuk terlibat dalam
suatu kelompok dan termotivasi oleh teman-teman sebaya (Papalia, Feldman &
terdapat beberapa remaja yang memiliki kesulitan dalam hubungan antar teman
sosial yang tepat. Remaja tanpa masalah proses penyesuaian dengan teman sebaya
masalah penyesuaian dengan teman sebaya akan menilai positif tentang respon
dalam lingkungan, menghindari konflik karena bersikap jujur dan berterus terang,
serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara efektif. Perilaku tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
akan menghasilkan hubungan yang sehat dengan orang lain terutama pada saat
senang dalam diri pribadi dan orang lain akibat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan (Marini & Andriani, 2005). Perilaku asertif juga membuat remaja
mudah untuk hidup di “masa kini”. Hidup dalam “masa kini” berarti remaja lebih
2005). Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja dapat mencapai tujuan yang
konflik dengan tidak efektif. Remaja kurang dapat jujur dan berterus terang
lain secara bersahabat dan nyaman. Hal tersebut dikarenakan orang lain tidak
tepat dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan remaja. Kebutuhan diri sendiri
negatif. Remaja akan merasa lebih cemas dan berjuang untuk mengatasi pikiran,
perasaan dan kebutuhan yang mengganggu yang masih terhambat di masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
maupun yang akan terjadi di masa mendatang (Adams, 1995). Peristiwa tersebut
2011). Rasa frustrasi yang dialami dapat mengarahkan individu untuk bertindak
remaja dapat melakukan tindakan agresi tanpa diketahui oleh orang lain.
yang terjadi di zaman sekarang. Para remaja lebih aktif dalam mengakses jejaring
memudahkan remaja untuk berinteraksi dengan orang lain (Boyd & Ellison,
2008). Hal ini juga memudahkan remaja melakukan tindakan agresi melalui dunia
47
Skema Hubungan antara Perilaku Cyberbullying dan Perilaku Asertif pada Remaja
Remaja
- Hubungan dengan orang lain sehat - Hubungan yang sehat dengan orang
lain terhambat
- Menimbulkan perasaan positif - Menimbulkan perasaan negatif
- Kecemasan rendah - Kecemasan tinggi
- Tidak mengalami ketegangan psikis - Mengalami ketegangan psikis
48
E. Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara
perilaku asertif dan perilaku cyberbullying di jejaring sosial pada remaja. Artinya,
semakin tinggi tingkat perilaku asertif, maka akan semakin rendah tingkat
tingkat perilaku asertif, maka akan semakin tinggi tingkat perilaku cyberbullying
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dan dianalisis dengan teknik statistik. Karakteristik masalah yang diuji pada
penelitian ini adalah melihat hubungan korelasional antara dua variabel. Tujuan
dari penelitian ini ialah untuk menguji asosiasi antara dua variabel, yaitu perilaku
asertif dan perilaku cyberbullying pada remaja (Sangadji & Sopiah, 2010).
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
C. Definisi Operasional
1. Perilaku Asertif
dan pikiran secara langsung, artinya menyampaikan pesan secara jelas, tidak
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kebutuhan, hak dan kesejahteraan diri sendiri setara dengan orang lain yang
orang lain. Perilaku asertif diukur dengan menggunakan skala perilaku asertif
individu. Semakin tinggi skor perilaku asertif maka semakin tinggi pula
perilaku asertif, maka semakin rendah pula perilaku asertif yang dilakukan
individu.
2. Perilaku Cyberbullying
berulang kali oleh individu atau kelompok melalui media elektronik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sebaliknya.
D. Subjek Penelitian
purposive sample yang mencakup responden, subjek atau elemen yang dipilih
karena karakteristik atau kualitas tertentu dan mengabaikan yang tidak memenuhi
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja dengan batasan
usia 12 hingga 18 tahun dan telah menggunakan ponsel maupun internet secara
aktif selama kurang lebih satu tahun. Penentuan subjek remaja dan batasan usia
yang terlibat dalam cyberbullying. Price & Dalgeish (2010) menemukan bahwa
presentase terbesar usia yang terlibat dalam cyberbullying adalah usia 10 hingga
tertinggi terjadinya cyberbullying diantara usia 14 tahun dan yang terendah usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
18 tahun. Subjek kemudian ditentukan mulai dari usia 12 tahun sesuai dengan
adalah skala perilaku asertif dan skala perilaku cyberbullying yang disusun
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
lain dan aspek mampu mendukung kesetaraan dalam hubungan antar manusia.
Setiap item memiliki empat jenis pilihan respon, antara lain “SS (Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Setuju)”, “S (Setuju)”, “TS (Tidak Setuju)”, dan “STS (Sangat Tidak Setuju)”.
Table 3.1
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
54
Table 3.2
Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Asertif Sebelum Uji Coba
Item
Aspek Total %
Favorable Unfavorable
Mampu menyatakan 4, 5, 14, 15, 31, 61, 6, 12, 13, 21, 28,
20 20
perasaan dan pendapat 71, 72, 73, 99 33, 37, 41, 86, 91
Mampu bertindak sesuai
32, 36, 58, 59, 60, 1, 7, 8, 35, 41, 36,
kebutuhan dan 20 20
62, 74, 75, 89, 100 83, 92, 93, 95
kepentingan diri
Mampu
2, 11, 27, 34, 39, 3, 9, 20, 30, 51,
mempertahankan hak- 20 20
42, 43, 76, 81, 82 65, 79, 84, 85, 94
hak pribadi
Mampu menghormati 19, 26, 29, 46, 67, 10, 24, 25, 38, 44,
20 20
hak-hak orang lain 77, 78, 80, 87, 88 64, 66, 68, 69, 90
Mampu mendukung
17, 18, 48, 49, 50, 16, 22, 23, 40, 45,
kesetaraan dalam 20 20
52, 55, 70, 97, 98 53, 54, 56, 57, 96
hubungan antar manusia
Total 50 50 100 100
Setiap item memiliki empat jenis pilihan respon, antara lain “SS (Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Setuju)”, “S (Setuju)”, “TS (Tidak Setuju)”, dan “STS (Sangat Tidak Setuju)”.
Table 3.3
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
56
Table 3.4
Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Cyberbullying Sebelum Uji Coba
Item
Aspek Total %
Favorable Unfavorable
12, 13, 22, 23, 51, 14, 21, 32, 37, 53, 16 25
Repetitition
52, 61, 64 55, 62, 63
15, 16, 33, 34, 44, 4, 17, 31, 42, 43, 46, 16 25
Power imbalance
45, 56, 59 57, 58
1, 2, 3, 10, 24, 35, 5, 9, 18, 25, 29, 30, 16 25
Intention
36, 38 41, 54
6, 8, 19, 20, 26, 39, 7, 11, 27, 28, 40, 47, 16 25
Aggression
49, 50 48, 60
Total 32 32 64 100
1. Validitas
penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Validitas isi merupakan
validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisisi
dapat mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (Azwar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
skripsi.
2. Seleksi Item
yang berkualitas. Seleksi item dapat dilihat dengan daya beda atau daya
diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2009). Daya diskriminasi item
diuji dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item
dengan distribusi skor total itu sendiri dan menghasilkan korelasi item-total
(rix).
item-total, digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefisien
Sebaliknya, item yang memiliki nilai rix kurang dari 0,30 dapat
diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah. Akan tetapi,
apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang
menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Hasil
analisis item skala perilaku asertif berdasarkan batasan rix ≥ 0,30 diperoleh 67
item yang lolos dari 100 item yang diujikan. Total item yang gugur adalah 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
item. Item yang digunakan pada skala final adalah 50 item dari 67 item yang
baik. 50 item ini dipilih berdasarkan nilai rix yang paling baik.
Table 3.5
Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Asertif Setelah Uji Coba
Item
Aspek Total %
Favorable Unfavorable
Mampu menyatakan 4*, 5*, 14*, 15*, 6*, 12*, 13, 21,
31*, 61, 71, 72, 28*, 33*, 37, 41, 20 20
perasaan dan pendapat
73, 99 86, 91*
Mampu bertindak sesuai
32, 36*, 58, 59*,
1, 7, 8, 35, 41, 36*,
kebutuhan dan 60, 62*, 74, 75*, 20 20
83*, 92*, 93*, 95*
kepentingan diri 89, 100*
Keterangan:
*) Item gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Table 3.6
Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Asertif Setelah Uji Coba (Setelah
No Item
Aspek Total %
Favorable Unfavorable
Mampu bertindak sesuai 10, 20, 30, 40, 4, 14, 24, 34,
10 20
kebutuhan dan kepentingan diri 50 44
Total 27 23 50 100
Try Out skala perilaku cyberbullying dilakukan sebanyak dua kali. Hal
ini disebabkan hasil analisis item skala perilaku cyberbullying yang pertama
60
kedua berdasarkan batasan rix ≥ 0,30 diperoleh 49 item yang lolos dari 64 item
yang diujikan. Total item yang gugur adalah 15 item. Item yang digunakan
pada skala final adalah 32 item dari 49 item yang baik. 32 item ini dipilih
Table 3.7
Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Cyberbullying Setelah Uji Coba
Kedua
Item
Aspek Total %
Favorable Unfavorable
Repetitition 7, 25*, 26*, 45, 54, 8, 9*, 22*, 23*, 35, 16 25
57, 60*, 62* 36*, 53, 59
Power 16 25
6, 18*, 19, 27, 39, 20*, 21*, 32*, 38, 40,
Imbalance 55*, 61*, 63 41*, 49*
Intention 10*, 11*, 17*, 29, 33, 2, 3, 28, 37*, 42*, 43, 16 25
34, 44*, 50 56*, 58*
Aggression 12, 16, 30*, 31, 47, 1*, 4*, 5*, 13*, 14, 16 25
51*, 52*, 61* 15, 46, 48
Total 32 32 64 100
Keterangan:
*) Item gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Table 3.8
Blueprint dan Distribusi Item Skala Perilaku Cyberbullying Setelah Uji Coba
Item
Aspek Total %
Favorable Unfavorable
Repetitition 9, 11, 20, 25 1, 3, 23, 29 8 25
Power Imbalance 6, 8, 14, 16, 28 17, 22, 31 8 25
Intention 5, 13, 18, 27 4, 21, 26, 32 8 25
Aggression 2, 12, 19, 30 7, 10, 15, 24 8 25
Total 17 15 32 100
3. Reliabilitas
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur
tidak mencapai batas nilai minimum, yaitu 0,70 maka dapat dikatakan sebuah
62
Alpha-Cronbach (r) sebesar 0,927 dari 100 item. Setelah seleksi item,
(r) sebesar 0,791 dari 64 item yang diuji coba. Setelah seleksi item, koefisien
skala, maka dapat dikatakan bahwa kedua skala memiliki reliabilitas yang
baik.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data
penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak (Santoso,
besar dari 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikasinya lebih kecil
dari 0,05 (p < 0,05), maka distribusi data penelitian dikatakan tidak normal
(Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Uji Linearitas
variabel lainnya. Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan teknik Test
variabel dikatakan bersifat linear apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 (p < 0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05
(p < 0,05), maka dua variabel dikatakan bersifat tidak linear (Priyatno, 2014).
3. Uji Hipotesis
data yang berdistribusi normal dan memiliki varians homogen (Siregar, 2013).
non parametrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Uji coba skala pertama dilakukan pada tanggal 22 Februari 2016 di SMA
Uji coba skala kedua dilakukan secara online menggunakan Google Forms
dimulai pada tanggal sampai tanggal. Uji coba skala disebarluaskan melalui
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
di Kota Yogyakarta. Skala yang berjumlah 162 terlebih dahulu disebarkan dengan
Pangudi Luhur Yogyakarta. Skala kembali yang telah terisi oleh subjek berjumlah
dengan membagikan skala di beberapa kelas pada saat jam pelajaran berlangsung.
Skala yang dibagikan berjumlah 95. Total seluruh skala yang telah dibagikan oleh
peneliti dan diisi oleh subjek berjumlah 219. Skala yang gugur berjumlah 27
dikarenakan beberapa hal, yaitu terdapat subjek yang belum selesai dalam
mengisi dan menyilang pilihan jawaban lebih dari satu. Peneliti kemudian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 12 hingga
18 tahun yang telah menggunakan ponsel atau internet secara aktif selama kurang
lebih satu tahun (± 1 tahun). Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 192 orang.
Deskripsi subjek berdasarkan jenis kelamin dan usia dijelaskan pada tabel berikut:
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
12 tahun 21 10,9 %
13 tahun 55 28,6 %
14 tahun 27 14,1 %
15 tahun 7 3,6 %
16 tahun 38 19,8 %
17 tahun 27 14,1 %
18 tahun 17 8,9 %
Total 192 100 %
Tabel 4.3
67
Tabel 4.4
mean teoritis dan mean empiris untuk memperoleh informasi mengenai skor yang
diperoleh pada tiap variabel penelitian. Nilai mean empiris diperoleh melalui
perhitungan dengan program SPSS Statistics 23.0. Sedangkan nilai mean teoritis
𝑀𝑖𝑛 +𝑀𝑎𝑥
diperoleh perhitungan manual yaitu: 2
sebesar 125 dan mean empiris sebesar 156,3 dengan nilai signifikansi (p) sebesar
0,000. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa nilai mean empiris lebih tinggi
daripada nilai mean teoritis. Hal ini berarti rata-rata skor perilaku asertif subjek
adalah tinggi. Pada variabel perilaku cyberbullying diperoleh nilai mean teoritis
sebesar 80 dan mean empiris sebesar 56,32 dengan nilai signifikansi (p) sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
0,000. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa nilai mean empiris lebih rendah
D. Kategorisasi
atribut yang diukur dengan asumsi bahwa skor subjek terdistribusi secara normal
(Azwar, 2009). Hal ini berarti tinggi rendahnya perilaku asertif maupun perilaku
yang tertera pada tabel 4.3. Berikut merupakan norma kategorisasi yang
69
Tabel 4.5
Norma Kategorisasi
Skor Kategorisasi
X ≤ (µ - 1,5σ) Sangat Rendah
(µ - 1,5σ) < X ≤ (µ - 0,5σ) Rendah
(µ - 0,5σ) < X ≤ (µ + 0,5σ) Sedang
(µ + 0,5σ) < X ≤ (µ + 1,5σ) Tinggi
X > (µ + 1,5σ) Sangat Tinggi
Keterangan :
X : Skor
µ : Mean teoritis
σ : Standar deviasi teoritis
teoritis perilaku asertif sebesar 125 dan standar deviasi sebesar 25. Perhitungan
Tabel 4.6
70
perilaku asertif tergolong sedang, 129 subjek (67,2%) termasuk dalam tingkat
perilaku asertif tinggi dan 52 subjek (27,1%) berada pada tingkat perilaku asertif
penelitian (Tabel 4.3) diketahui sebesar 80 dan standar deviasi sebesar 16.
berikut:
Tabel 4.7
71
termasuk pada kategori yang rendah, 20 subjek (10,4%) berada pada kategori
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak (Santoso, 2010).
signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya, apabila nilai
signifikasinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka distribusi data
penelitian dikatakan tidak normal (Santoso, 2010). Berikut tabel hasil uji
normalitas:
Tabel 4.8
Kolmogorov-Smirnov Test
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
Perilaku Asertif 0.76 0.008
Perilaku Cyberbullying 0.87 0.001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
variabel perilaku asertif sebesar 0,008 dan nilai p dari variabel perilaku
b. Uji Linearitas
Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan teknik Test for Linierity
bersifat linear apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
Sebaliknya, apabila nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05),
maka dua variabel dikatakan bersifat tidak linear (Priyatno, 2014). Berikut
73
Tabel 4.9
F Sig.
Perilaku (Combined) 2.609 .000
Cyberbullying * Linearity 65.682 .000
perilaku asertif Deviation from 1.396 .065
Linearity
lebih kecil dari 0,05 (p > 0,05) yaitu sebesar 0,000. Hal tersebut berarti
terdapat hubungan yang linear antara variabel perilaku asertif dan variabel
perilaku cyberbullying.
2. Uji Hipotesis
hipotesis (H1) yang diajukan oleh peneliti diterima atau ditolak. Hipotesis yang
diajukan oleh peneliti adalah terdapat hubungan negatif antara perilaku asertif
teknik uji korelasi Spearman Rho menggunakan program SPSS Statistics 23.0.
Hal ini dikarenakan data penelitian pada skala perilaku asertif dan perilaku
cyberbullying tidak terdistribusi secara normal. Berikut tabel hasil uji hipotesis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.10
Asertif Cyberbullying
Spearman’s Perilaku Correlation
1.000 -.482**
rho Asertif Coefficient
Sig. (1-tailed) . .000
N 192 192
Perilaku Correlation
-.482** 1.000
Cyberbullying Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 .
N 192 192
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil uji hipotesis dalam tabel memperoleh nilai koefisien korelasi (r)
dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perilaku asertif dan perilaku
pada penelitian ini adalah 0,232 atau 23,2 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
variabel lain di luar perilaku asertif yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
F. Pembahasan
perhitungan korelasi Spearman Rho pada 192 sampel remaja diperoleh koefisien
korelasi (r) sebesar -0,482 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Data
asertif dan perilaku cyberbullying. Artinya, semakin tinggi tingkat perilaku asertif
Hasil penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (Bonke, 2010). Hubungan yang
negatif ini berarti apabila perilaku asertif pada remaja tinggi maka kecenderungan
kenakalan remaja akan rendah. Pembentukan sikap dan perilaku asertif sangat
penting pada diri remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa yang
76
perasaan menjadi lebih baik, dan anonymity. Remaja yang memiliki perilaku
mengetahui kebutuhan dan keinginan remaja, orang lain akan lebih mampu
memuaskan dapat menimbulkan perasaan senang dalam diri pribadi dan orang
frustrasi. Dorongan agresif yang diakibatkan oleh perasaan frustrasi pun rendah
cyberbullying.
mengalami konflik dengan orang lain (Adams, 1995). Perilaku tersebut juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kepada orang lain dengan mengacu pada normal sosial dan budaya dimana
melukai dan mengintimidasi orang lain. Tindakan untuk saling menyakiti satu
sama lain tidak terjadi antar pribadi masing-masing. Perilaku cyberbullying yang
dapat melukai dan mengintimidasi orang lain akan dihindari terkait pentingnya
subjek remaja rata-rata memiliki perilaku asertif yang tinggi. Sebanyak 129
sangat tinggi dalam berperilaku asertif dan hanya 11 subjek (57%) yang termasuk
sangat rendah, 73 subjek (38%) termasuk pada kategori yang rendah, 20 subjek
(10,4%) berada pada kategori sedang dan 2 subjek (1,1%) tergolong kategori
tinggi.
Tingkat perilaku asertif yang tinggi pada subjek dapat disebabkan oleh
penyelesaian masalah yang lebih asertif dengan kadar agresi yang rendah. Hal ini
menyatakan dengan terbuka tentang apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kepada teman sebaya. Masalah yang dapat diselesaikan dengan perencanaan yang
memiliki perilaku asertif yang tinggi cenderung mampu mengelola emosi dengan
baik dan dapat mengontrol diri untuk tidak terlibat dalam perilaku negatif
agresi salah satunya perilaku cyberbullying yang dapat merugikan diri sendiri dan
faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Salah satu faktor yang
Pada remaja laki-laki dan perempuan yang memiliki skor empati afektif yang
yang memiliki skor empati afektif yang tinggi. Pada remaja laki-laki yang
memiliki skor empati kognitif yang rendah memiliki skor perilaku cyberbullying
yang tinggi dibandingkan mereka yang memiliki empati kognitif yang tinggi.
Sementara pada remaja perempuan tinggi atau rendahnya tingkat empati kognitif
79
menyebabkan pelaku tidak dapat melihat secara langsung reaksi maupun respon
dari korban. Hal tersebut dapat membuat pelaku tidak memiliki perasaan bersalah
Peneliti merasa kesulitan dalam membuat item yang terlepas dari pengaruh social
desirability sehingga dimungkinkan banyak terjadi faking good pada saat uji coba
alat ukur penelitian yang sekaligus digunakan sebagai data penelitian. Hasil uji
normalitas diperoleh data penelitian yang tidak normal. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hasil penelitian kurang dapat digeneralisasikan pada semua remaja. Selain
pengisian skala. Peneliti juga tidak melakukan wawancara yang lebih mendalam
BAB V
A. Kesimpulan
sebesar -0,482 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Hipotesis dalam
penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara perilaku asertif dan
perilaku cyberbullying pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi perilaku asertif
perilaku cyberbullying.
B. Saran
a. Bagi Orangtua
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kepribadian yang baik dan kuat mampu untuk membuat anak menghindari
hal-hal negatif.
pengisian skala. Kelompok sampel lain juga dapat digunakan sehingga hasil
skala sebaiknya dilakukan secara langsung antara peneliti dengan subjek. Hal
82
DAFTAR PUSTAKA
Adams, L.& Lenz, E. (1995). Jadilah Diri Anda Sendiri = Be Your Best: Efektivitas
Pribadi dalam Hidup dan Hubungan Anda. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Adiwaluyo, Eko. (2016, Maret 29). Sekitar 93% Orang Indonesia Akses Internet
Lewat Smartphone. Diunduh 23 Mei 2016 dari
http://marketeers.com/article/sekitar-93-orang-indonesia-akses-internet-lewat-
smartphone.html.
Alberti, R. E. & Emmons, M. L. (1986). Your Perfect Right. California: Impact
Publishers.
Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Andri. (2014, Januari 22). 2019, Pengguna Smartphone Capai 5,6 Miliar. Diunduh
15 Juni 2016 dari http://www.biskom.web.id/2014/01/22/2019-pengguna-
smartphone-capai-56-miliar.bwi.
Ang, R.P. & Goh, D.H. (2010). Cyberbullying among adolescents: The role of
affective and cognitive empathy, and gender. Child Psychiatry Hum Dev, 41,
387–397.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2014). Profil Pengguna Internet
Indonesia 2014. Jakarta: Author.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2012). Profil Pengguna Internet
Indonesia 2012. Jakarta: Author.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Berkowitz, L. (1995). Agresi 1, Sebab dan Akibatnya. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
84
85
86
87
Smith, P. K., Mahdavi, J., Carvalho, M., Fisher, S., Russell, S., & Tippett, N. (2008).
Cyberbullying: its nature and impact in secondary school pupils. Journal of
Child Psychology and Psychiatry, 49 (4), 376-385.
Sriyanto, Abdulkarim, A., Zainul, A., Maryani, E. (2014). Perilaku Asertif dan
Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media
Massa. Jurnal Psikologi, 41 (1), 74-88.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. (2014). Panduan Optimalisasi
Media Sosial untuk Kementerian Perdagangan RI. Jakarta: Pusat Hubungan
Masyarakat.
Tokunaga, R. S. (2010). Following you home from school: A critical review and
synthesis of research on cyberbullying victimization. Computers in Human
Behavior, 26, 277–287
Varjas, K., Talley, J., Meyers, J., Parris, L., & Cutts, H. (2010). High School
Students’ Perceptions of Motivations for Cyberbullying: An Exploratory
Study. Western Journal of Emergency Medicine, 11 (3), 269-273.
Willard, N. (2005). Cyberbullying and cyberthreats. Washington: U.S. Department of
Education.
Williams, A. (2013, April 28). Girl, 12 'hangs herself' at home after being tormented
online over her hair and choice of clothes. Dinunduh 15 Juni 2016 pada
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2316074/Girl-12-hangs-home-torme
nted-online-hair-choice-clothes.html.
Ybarra, M. L., Mitchell, K. J., Wolak, J., & Finkelhor, D. (2006). Examining
characteristics and associated distress related to Internet harassment: Findings
from the Second Youth Internet Safety Survey. Pediatrics, 118, e1169–e1177.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
89
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
91
22. Saya tegas mengatakan tidak kepada sesuatu yang tidak Favorable
dapat saya lakukan.
23. Kritikan dari orang lain menjadi masukkan bagi saya Favorable
untuk menjadi lebih baik.
24. Saya berterimakasih atas kritik yang diberikan orang Favorable
lain kepada saya.
25. Saya menasehati secara tegas orang lain yang Favorable
mengganggu saya.
26. Saya merasa tersinggung ketika diberi kritik oleh orang Unfavorable
lain.
27. Saya merasa segan ketika tidak menuruti keinginan Unfavorable
orang lain
28. Saya menolak untuk mendengarkan kritik orang lain. Unfavorable
29. Saya membenci orang yang melontarkan kritik kepada Unfavorable
saya.
30. Saya takut menegur orang lain yang mengganggu saya. Unfavorable
D. Mampu menghormati hak-hak orang lain Keterangan
31. Saya bersikap sopan dalam menyampaikan kritik kepada Favorable
orang lain.
32. Saya memberi kesempatan kepada orang lain untuk Favorable
menyampaikan pendapat pribadinya.
33. Saya berani menerima ketika argumen saya ditolak. Favorable
34. Saya menghargai orang lain yang menyampaikan Favorable
pendapatnya.
35. Saya menghargai hak-hak setiap orang. Favorable
36. Saya memotong pembicaraan ketika orang lain Unfavorable
menyampaikan pendapatnya.
37. Saya langsung marah apabila argumen saya ditolak oleh Unfavorable
orang lain.
38. Saya memusuhi orang lain yang menolak permintaan Unfavorable
tolong saya.
39. Saya menyebarkan gosip tentang orang lain yang tidak Unfavorable
saya sukai.
40. Saya memaksa orang lain untuk menuruti keinginan Unfavorable
saya.
E. Mampu mendukung kesetaraan dalam hubungan antar Keterangan
manusia
41. Saya berperilaku sesuai dengan kepentingan bersama. Favorable
42. Saya mementingkan hak bersama dalam menyelesaikan Favorable
masalah.
43. Saya berusaha melakukan perilaku yang tidak Favorable
merugikan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
A. Repetitition Keterangan
1. Ketika seseorang membuat saya sakit hati, saya Favorable
mengirimkan pesan kasar melalui
sms/messenger/jejaring sosial kepadanya terus-menerus.
2. Saya mengganggu orang yang tidak saya sukai dengan Favorable
me-miscall secara berulang-ulang menggunakan nomor
baru/nomor pribadi.
3. Saya sering membajak jejaring sosial teman untuk Favorable
menulis komentar kasar pada status orang lain.
4. Melalui akun jejaring sosial palsu, saya terus-menerus Favorable
menyebarkan kejelekkan orang yang tidak saya sukai.
5. Saya tidak pernah mengganggu orang yang tidak saya Unfavorable
sukai menggunakan akun jejaring sosial palsu.
6. Saya tidak tertarik menyebarkan keburukkan orang yang Unfavorable
tidak saya sukai di jejaring sosial.
7. Ketika ada orang yang mengganggu saya, saya tidak Unfavorable
mengancamnya melalui sms/messenger/pesan jejaring
sosial.
8. Saya belum pernah menggunakan akun jejaring sosial Unfavorable
palsu untuk menyebarkan kejelekkan orang yang tidak
saya sukai.
B. Power Imbalance Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
94
D. Aggression Keterangan
25. Saya memberitakan tentang kejelekkan seseorang lewat Favorable
media sosial ketika dibuat marah atau kesal.
26. Saya mengganggu orang yang tidak saya sukai dengan Favorable
me-miscall menggunakan nomor baru/pribadi.
27. Saya mengirimkan pesan kasar melalui messenger Favorable
kepada orang yang membuat saya kesal.
28. Saya memarahi dan berkata-kata kotor kepada orang Favorable
yang membuat saya tersinggung melalui sms
menggunakan nomor baru sehingga identitas saya tidak
diketahui.
29. Saya sulit mengancam orang yang merugikan saya di Unfavorable
jejaring sosial.
30. Saya enggan mengganggu orang yang tidak saya sukai Unfavorable
dengan me-miscall menggunakan nomor baru/pribadi.
31. Saya sulit menulis pesan di dinding jejaring sosial teman Unfavorable
tentang perasaan marah saya terhadapnya.
32. Saya menghindari mengirimkan pesan kasar melalui Unfavorable
messenger kepada orang yang membuat saya kesal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh:
Yohanna Viscanesia Sinaga
119114043
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Salam sejahtera,
Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa,
maka saya :
Peneliti,
Yohanna Viscanesia Sinaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PERNYATAAN KESEDIAAN
Nama/Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Lama menggunakan ponsel : Sejak *TK/SD/SMP/SMA (Kelas __)
Lama menggunakan internet : Sejak *TK/SD/SMP/SMA (Kelas __)
Menyetujui,
(………………………...)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PETUNJUK PENGISIAN
Contoh:
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya menghormati hak-hak orang lain. X
Saya mengancam teman melalui sms ketika dibuat
2. X X
kesal.
Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda karena tidak ada
jawaban yang benar atau salah. Oleh karena itu pilihlah jawaban yang sesuai
dengan kondisi teman-teman.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
SKALA I
No. PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
1. Saya memendam amarah agar selalu disukai orang SS S TS STS
lain.
2. Saya bersikap sopan dalam menyampaikan kritik SS S TS STS
kepada orang lain.
3. Kritikan dari orang lain menjadi masukkan bagi SS S TS STS
saya untuk menjadi lebih baik.
4. Saya memilih diam meskipun belum memahami SS S TS STS
penjelasan yang disampaikan orang lain.
5. Saya memusuhi orang lain yang menolak SS S TS STS
permintaan tolong saya.
6. Saya mampu mengungkapkan pendapat saya SS S TS STS
ketika orang lain meminta saran tentang sebuah
masalah.
7. Saya berusaha melakukan perilaku yang tidak SS S TS STS
merugikan orang lain.
8. Saya takut menegur orang lain yang mengganggu SS S TS STS
saya.
9. Saya hanya memikirkan diri sendiri ketika SS S TS STS
mengalami masalah dengan orang lain.
10. Saya meminta bantuan orang lain ketika SS S TS STS
mengalami kesulitan.
11. Saya takut ditolak ketika menyampaikan ide-ide. SS S TS STS
12. Saya langsung marah apabila argumen saya SS S TS STS
ditolak oleh orang lain.
13. Saya merasa tersinggung ketika diberi kritik oleh SS S TS STS
orang lain.
14. Saya sungkan bertanya tentang sesuatu yang SS S TS STS
membuat saya bingung.
15. Saya memberi kesempatan kepada orang lain SS S TS STS
untuk menyampaikan pendapat pribadinya.
16. Saya meminta maaf secara langsung ketika SS S TS STS
berbuat salah.
17. Saya mementingkan hak bersama dalam SS S TS STS
menyelesaikan masalah.
18. Saya tetap masuk sekolah walaupun teman-teman SS S TS STS
mengajak saya untuk bolos.
19. Saya menghormati orang lain yang sedang SS S TS STS
beribadah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
101
SKALA II
No. PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
1. Saya tidak pernah mengganggu orang yang tidak SS S TS STS
saya sukai menggunakan akun jejaring sosial
palsu.
2. Saya memarahi dan berkata-kata kotor kepada SS S TS STS
orang yang membuat saya tersinggung melalui
sms menggunakan nomor baru sehingga identitas
saya tidak diketahui.
3. Saya tidak tertarik menyebarkan keburukkan SS S TS STS
orang yang tidak saya sukai di jejaring sosial.
4. Ketika ada yang mempermalukan saya, saya tidak SS S TS STS
menerornya melalui pesan sms/messenger/jejaring
sosial.
5. Saya sengaja membajak messenger/jejaring sosial SS S TS STS
teman dan mengirimkan pesan kasar kepada orang
lain agar ia tidak disukai.
6. Saya memberi komentar mengejek pada status SS S TS STS
teman yang tidak lebih cantik/ganteng dari saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
103
104
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.944 .946 67
Item-Total Statistics
105
106
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.791 .824 64
Item-Total Statistics
107
108
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.956 .960 49
Item-Total Statistics
109
110
Asertif
N 192
a,b
Normal Parameters Mean 156.25
Std. Deviation 13.273
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .076
Negative -.047
Test Statistic .076
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
CB
N 192
a,b
Normal Parameters Mean 56.32
Std. Deviation 13.791
Most Extreme Differences Absolute .087
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Positive .059
Negative -.087
Test Statistic .087
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
9545.225 52 183.562 1.396 .065
Linearity
Correlations
Asertif CB
**
Spearman's rho Asertif Correlation Coefficient 1.000 -.482
N 192 192
**
CB Correlation Coefficient -.482 1.000
N 192 192