PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Seorang laki – laki berusia 75 tahun diantar keluarganya ke Rumah Sakit
dengan penurunan kesadaran, sebelumnya pasien mempunyai riwayat
hipertensi. Pasien mengalami sakit berat sejak 3 hari yang lalu, dalam proses
perawatan pasien tidak mengalami perbaiakan, hari ke 4 mengalami proses
sakaratul maut. Secara medis pasien dinyatakan sudah akan meninggal.
Sakaratul maut ini diselesaikan dalam keadaan islami oleh orang yang
kompenten.
1
1.4 Peta Konsep
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi
air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka
dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian
memiliki sakaratul maut”. Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata:
“Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan
tangannya melemas
4
• Mengeluh atau mendesah karena menahan rasa sakit. Bicarakan
dengan dokter dan perawat untuk mendapatkan obat-obatan
pereda nyeri.
• Mengigau, berhalusinasi, atau mengalami disorientasi. Misalnya
bingung sedang berada di mana, siapa saja orang-orang di
sekitarnya, melihat cahaya terang, dan mengaku berbicara dengan
keluarga atau sahabat yang sudah meninggal.
• Tidak bisa meninggalkan tempat tidur sama sekali.
• Tidak bisa makan tanpa bantuan selang.
• Makin jarang buang air kecil atau buang air besar.
• Tekanan darah, detak jantung, dan irama pernapasan melemah.
• Suhu tubuh menurun dan meningkat secara tak pasti.
• Kulit, bibir, dan kuku jadi lebih pucat atau membiru karena aliran
darah berkurang.
5
2.2.2 Menurut Agama
A. Kematian Seratus Hari Sebelum Ajal
Yang pertama adalah tanda kematian dengan jarak 100 hari sebelum
kematiannya. Tanda ini dimulai setelah waktu Ashar. Seluruh tubuh
manusia sedang sekarat akan merasa gemetar, bahkan berpikir itu
akan menyebar dari ubun-ubun ke ujung jari-jari kaki.Siapa saja
yang telah pernah merasakannya mengatakan bahwa tanda ini
memiliki rasa kenikmatan yang sangat luar biasa. Tapi sebenarnya
itu isyarat dari Allah untuk menjadi ciptaan-Nya yang akhir nya
semakin dekat.
6
fisiknya serta akan ada perubahan signifikan pada kebiasaan yang
dijalaninya selama ini. Apa yang terjadi tujuh hari sebelum Maut
menjemput? Kejadiannya juga setelah Ashar. Isyaratnya mulai
dirasakan pada keadaan fisik, seperti perubahan kebiasaan.
Contohnya adalah seseorang yang mendadak punya selera makan
tinggi padahal sedang mengidap penyakit parah. Atau hal – hal lain
yang di luar kebiasaan dan tidak terduga sebagai kebiasaan wajar
dari orang tersebut.
7
F. Tanda Akhir
Kita dapat merasakan satu kondisi sejuk di bagian pusat & hanya
akan turun ke pinggang & seterusnya akan naik kembali ke bagian
tenggorokan. Pada waktu ini sebaiknya kita tetap mengucap kalimat
Syahadat dan berdiam diri menantikan kehadiran malaikat maut.
Sebaiknya bila sudah terasa tanda yang akhir sekali, mengucap
dalam diam & jangan lagi berbincang – bincang.
Dan segala hal yang kita yakini dalam Islam dengan syarat harus
bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits (Q.S. Al-An’am : 155 dan
Q.S. Ali Imran : 31)
8
ّللاَ ت ُ ِحبونَ ُك ْنت ُ ْم ِإ ْن ُق ْل َّ ّللاُ ۗ ذُنُوبَ ُك ْم لَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر
َّ ّللاُ يُحْ بِ ْب ُك ُم فَات َّ ِبعُونِي َّ غفُور َو
َ َر ِحيم
9
Allah berfirman, “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu
melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan
sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya,
(sambil berkata): ‘Keluarkanlah nyawamu.’ Di hari ini kamu dibalas
dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena)
kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” (QS. Al
An’am: 93)
10
(wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata
memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat
kepalanya sembari berkata: “Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat-
jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan
keridhaannya”. Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari
mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat
maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak
membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk
mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari
jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi..”[al
hadits].
Sedangkan orang kafir, maka ruhnya akan keluar dengan susah
payah, ia tersiksa dengannya. Nabi menceritakan kondisi sakaratul
maut orang kafir atau orang yang jahat dengan sabdanya:
“Sesungguhnya hamba yang kafir -dalam riwayat lain- yang
jahat jika akan telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat,
maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah
yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk
sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan
duduk di atas kepalanya dan berkata: “Wahai jiwa yang keji
keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya”.
Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek
yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah.
11
2.4.2 Proses Sakaratul Maut Menurut Medis
12
Kulit juga akan menunjukkan efek sirkulasi yang melambat dan
lebih sedikit oksigen - ekstremitas, dan kemudian, seluruh tubuh,
mungkin menjadi dingin bila disentuh dan dapat berubah menjadi
biru atau abu-abu terang. Beberapa kulit mungkin menunjukkan
tanda-tanda bintik-bintik, yang merupakan bercak biru kemerahan.
Ketika orang itu semakin dekat dengan kematian, akan semakin sulit
untuk bernapas. Respirasi akan bising dan tidak teratur; kadang-
kadang akan tampak seolah orang itu tidak bisa bernapas sama
sekali. Ketika ada cairan di paru-paru, itu bisa menyebabkan suara
yang dikenal sebagai kematian. Dimungkinkan untuk meredakan
kegaduhan dan kemacetan dengan mengangkat kepala orang
tersebut. Jika orang yang sekarat mengalami rasa sakit, ia biasanya
akan diberikan obat untuk mengatasinya
Ketika kita melihat seseorang mati, kita mungkin memiliki
pandangan tentang bagaimana cara orang tersebut harus mengatasi
kematian secara emosional dan spiritual. Penting untuk diingat
bahwa setiap orang mengalami kematian secara berbeda. Beberapa
orang perlu mengucapkan selamat tinggal atau mendengar kata-kata
terakhir dari orang lain sebelum mati, beberapa tidak. Beberapa
orang lebih suka mengambil bagian dalam ritual keagamaan,
sementara yang lain mungkin tetap diam sampai akhir dan
meninggal ketika semua orang telah meninggalkan ruangan. Dokter
dan profesional lain yang mengatasi pasien yang sekarat
menyarankan orang yang dicintai untuk menghindari untuk
membicarakan keinginan atau kebutuhan mereka sendiri kepada
pasien tersebut. Mereka juga memberitahu keluarga untuk terus
berbicara dengan nyaman kepada orang yang sekarat, mendengar
mungkin merupakan salah satu hal terakhir yang harus dilakukan.
Kematian klinis terjadi ketika detak jantung, pernapasan, dan
sirkulasi seseorang berhenti. Empat hingga enam menit kemudian,
13
kematian biologis terjadi. Saat itulah sel-sel otak mulai mati karena
kekurangan oksigen, dan resusitasi tidak mungkin.
Secara umum, kematian dapat disebabkan karena adanya suatu
penyakit kronis, namun ada juga kematian yang disebabkan karena
suatu kondisi yang menyebabkan sistem fungsi pada tubuh
mengalami kerusakan secara mendadak seperti halnya pada
kecelakaan maut, serangan jantung dan lain sebagainya.
Terkait dengan skenario, pasien mengalami sakit berat yang tak
kunjung membaik dan memiliki riwayat hipertensi. Dari riwayat
hipertensi ini, akan menyebabkan timbulnya perburukan atau
komplikasi dari hipertensi itu sendiri yang mana akan menyebabkan
kemungkinan terjadinya stroke atau penyumbatan pembuluh darah
bahkan sampai kepada serangan jantung.
Berikut mekanisme terjadinya kematian pada pasien di skenario :
2.5 Talqin
Mentalqin adalah menuntun seseorang yang akan meninggal
dunia untuk mengucapkan kalimat syahadat Laa Ilaaha Illa
Allah. Mentalqin seseorang yang akan meninggal dunia disunnahkan
14
bagi orang yang ada di sisi orang yang akan meninggal dunia,
sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam:
“Tuntunlah seseorang yang akan meninggal dunia untuk
mengucapkan kalimat: ‘Laa ilaaha illa Allah’’
15
dan memperdengarkannya, akan tetapi dengan memerintahkan
seseorang yang akan meninggal dunia agar mengucapkannya. Dalilnya
adalah Hadits Anas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk salah seorang sahabat dari
kalangan Anshar lalu mengatakan:
“Wahai paman, ucapkanlah: “Laa ilaaha illa Allah.” Beliau
bertanya: “Apakah paman dari pihak ibu atau bapak? Jawabnya: “Dari
pihak ibu”. Maka ia berkata: “Apakah lebih baik bagi diriku untuk
mengucapkan: “Laa ilaaha illa Allah?” . Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab : “Ya”
2.6 Istirja
Salah satu kalimah thayyibah yang Nabi ajarkan kepada
umatnya adalah kalimat istirja’ (kepulangan). Kalimat istirja’ adalah
sebagai berikut:
16
Rasulullah saw. padam. Kemudian Rasulullah saw. mengucapkan,
“innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn (Sesungguhnya kita adalah milik
Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali).”
سلَّ َم
َ علَ ْي َه َو
َ ُصلَّى هللا ُ علَى َملَّ َة َر
َ َس ْو َل هللا َ س َم هللاَ َو
ْ َِ ب
“Dengan menyebut nama Allah dan di atas agama Rasulullah”
Jadi tidak ada dzikir atau bacaan doa yang shahih dari
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dalam masalah ini
17
2. Mendoakan Kebaikan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam setelah
memejamkan mata Abu Salamah berdo’a:
,َ َو ْافسَحْ لَهُ فَي قَب َْره, َارفَ ْع د ََر َجتَهُ فَي ا َ ْل َم ْهدَيَين ْ َو,َسلَ َمة
َ اَللَّ ُه َّم ا ْغ َف ْر َِلَبَي
س َلم َ اخلُ ْفهُ فَي
ْ ع َقبَ َه َر َواهُ ُم ْ َو,َونَ َو ْر لَهُ فَي َه
3. Mengikat Dagunya
Dalil masalah ini adalah dalil nzhar (akal) yang shahih, yaitu
di dalamnya terdapat kemaslahatan yang sangat jelas bagi jenazah,
yaitu agar mulutnya tidak terbuka sehingga tidak dimasuki serangga
dan agar tidak menyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya
ketika dipandang oleh orang lain.
Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Setahu saya tidak ada
dalil atsar dalam masalah ini namun yang ada hanya dalil akal yaitu:
agar mulutnya tidak terbuka sehingga tidak dimasuki serangga dan
agar tidak menyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya ketika
dipandang oleh orang lain”.
Adapun tata caranya adalah mengikatnya dengan kain yang
lebar dan panjang lagi mencakup seluruh dagunya dan diikatkan
dengan bagian atas kepalanya agar mulutnya tidak terbuka.
4. Melemaskan Persendian
Proses pelemasan ini dilakukan ketika jenazah baru
meninggal dunia ketika tubuhnya masih dalam keadaan hangat
adapun jika sudah lama atau tubuhnya sudah dingin maka tidak perlu
dilemaskan karena tubuhnya sudah kaku. Apabila kita lemaskan
18
dalam kondisi jenazah sudah kaku maka akan menyakiti jenazah dan
hal ini tidak diperbolehkan karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
salambersabda:
19
Dalil amalan ini adalah :
A. Para sahabat mengatakan ketika akan memandikan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam:
“Kami tidak tahu, apakah kami melepas pakaian Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salam sebagaimana kami melepas pakaian
orang yang meninggal dunia di antara kami ataukah tidak “
B. Agar badannya tidak cepat rusak karena pakaian yang
melekat padanya akan memanaskan tubuhnya.
Jenazah apabila terkena hawa panas maka akan cepat rusak.
Kadang-kadang keluar kotoran yang akan mengotorinya sehingga
akan tampak menjijikkan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
7. Menyegerakan Pemakaman
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
20
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
21
9. Segera Menunaikan Wasiatnya
Syaikh al Utsaimin dalam Asy Syarh Al Mumti’ mengatakan,
para ahli ilmu berkata: “seyogyanya wasiat ditunaikan sebelum
jenazah dikuburkan….”.
Lalu beliau mengatakan: “Wasiat dengan sesuatu yang wajib
hukumnya wajib segera ditunaikan dan sesuatu yang sunnah
hukumnya sunnah tetapi mempercepat penunaiannya sebelum
dishalati dan dikubur adalah sesuatu yang dituntut baik yang wajib
maupun yang sunnah “
22
memandikan juga laki-laki. Apabila mayat itu perempuan yang
memandikan juga perempuan. Kecuali untuk anak kecil, maka
boleh dimandikan oleh orang yang berlainan jenis kelamin. Nabi
bersabda: “Apakah yang menyusahkanmu seandainya engkau
mati sebelum aku, lalu aku memandikanmu dan mengkafani,
kemudian aku menshalatkan dan menguburmu” (HR. Ahmad,
Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hiban, Ad-Daruquthni, dan Al-
Baihaqi dari ‘Aisyah).
Syarat wajib memandikan jenazah :
a) Jenazah/mayat itu orang Islam, bukan kafir.
b) Didapati tubuhnya sekalipun hanya sebagian.
c) Jenazah tersebut bukan mati syahid.
Yang berhak memandikan jenazah :
a) Jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki, perempuan
dimandikan oleh perempuan, orang lain jenis yang boleh
memandikan adalah : muhrim, suami atau istri.
b) Yang lebih utama memandikan adalah keluarga dekat.
c) Orang memandikan jenazah apabila mendapati cacat tubuh
jenazah tidak boleh menceritakan kepada orang lain.
d) Apabila tidak mendapatkan orang yang sejenis,
muhrim/suami-istri, maka mayat ditayamumkan.
2. Mengkafani Jenazah
Hukum mengkafani jenazah atau mayat juga fardlu kifayah.
Mengkafani mayat berarti membungkus mayat dengan selembar
kain atau lebih yang biasanya berwarna putih, setelah mayat
selesai dimandikan dan sebelum dishalatkan serta dikubur.
Mengkafani mayat sebenarnya sudah cukup dengan satu lembar
kain saja yang dapat menutup seluruh tubuh si mayat.
Namun kalau memungkinkan, hendaknya mengkafani mayat
ini dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena itu dalam
23
mengkafani mayat ini ikutilah petunjuk-petunjuk yang diberikan
oleh Nabi Saw., di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Kafanilah mayat dengan sebaik-baiknya. Nabi Saw.
bersabda: “Apabila salahseorang dari kamu mengkafani
saudaranya, maka hendaklah ia mengkafaninya dengan
baik” (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud dari Jabir).
b) Pakailah kain kafan yang berwarna putih.
c) Kafanilah mayat laki-laki dengan tiga lapis dan mayat
perempuan denganlima lapis. Lima lapis ini terdiri dari
sarung, baju kurung, kerudung, lalupembungkus dan
kemudian dibungkus satu lapis lagi.
d) Lulurlah mayat dengan semacam cendana, yaitu wangi-
wangian yang biasauntuk mayat, kecuali mayat yang
sedang berihram.
3. Menshalatkan Jenazah
Hukum menshalatkan mayat adalah fardlu kifayah
sebagaimana memandikan dan mengkafaninya. Menshalatkan
mayat memiliki keutamaan yang besar, baik bagi yang
menshalatkan maupun bagi mayat yang dishalatkan. Keutamaan
bagi yang menshalatkan mayat dinyatakan oleh Nabi Saw.
dalam salah satu haditsnya:“Barang siapa menyaksikan jenazah
sehingga dishalatkan, maka ia memperoleh pahala satu qirath.
Dan barang siapa menyaksikannya sampai dikubur, maka ia
memperoleh pahala dua qirath. Ditanyakan: “Berapakah dua
24
qirath itu?” Jawab Nabi: “Seperti dua bukit yang besar” (HR. al-
Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah).
Adapun rukun shalat jenazah (yang berlangsung selama
pelaksanaanshalat jenazah) adalah sebagai berikut:
a) Niat melakukan shalat jenazah semata-mata karena Allah.
b) Berdiri bagi orang yang mampu.
c) Takbir (membaca Allahu Akbar) empat kali.
d) Membaca surat al-Fatihah setelah takbir pertama.
e) Membaca doa shalawat atas Nabi setelah takbir kedua.
f) Berdoa untuk mayat dua kali setelah takbir ketiga dan
keempat.
g) Salam.
4. Mengubur Jenazah
Mengubur jenazah merupakan prosesi terakhir dari perawatan
jenazah. Hukumnya juga fardlu kifayah seperti tiga perawatan
sebelumnya. Waktunya boleh siang dan boleh malam, asal tidak
pas waktu matahari terbit, matahari terbenam, atau matahari
tepat di atas kita (tengah hari). Beberapa larangan yang perlu
diperhatikan terkait dengan mengubur jenazah di antaranya
adalah:
a) Jangan membuat bangunan diatas kubur
b) Jangan menjadikan tempat shalat diatas kubur
c) Jangan duduk di atas kubur
d) Jangan melakukan perbuatan-perbuatan di sekitar kubur
yang didasari oleh sisa kepercayaan-kepercayaan lama
yang tidak ada kebenarannya dalam Islam.
25
Doa Takziyah
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
Cassell, Dana K., Robert C. Salinas and Peter A.S. Winn. "The Encyclopedia of
Death and Dying." Facts on File. 2005
Marchant, Jo and Lucy Middleton. "Instant Expert: Death." New Scientist. Oct.
10, 2007. (March 10, 2010)
http://www.newscientist.com/article/dn12759-instant-expert-death.html
https://muslim.or.id
https://almanhaj.or.id/2570-sakaratul-maut-detik-detik-yang-menegangkan-dan-
menyakitkan.html
https://salafy.or.id
https://tafsirweb.com
28