OLEH
TAHUN 2019
i
PENGESAHAN
BULAN NOVEMBER2019
Menyetujui Mengetahui
Kepala seksi keperawatan Kabid Med.dan Keperawatan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha esa karena atas berkatNya segala kegiatan pelayanan
yang sudah berjalan di rungan Gladiol/ ICU dapat berjalan dengan lancar.
Laporan kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada semua pihak terkait
agar mengetahui semua proses yang terjadi di ruangan Gladiol/ICU. Kami mengucapkan
terimahkasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pelayanan yang disampaikan
kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa yang selalu memberi Rahmat sehingga sampai saat ini
masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk melayani sesama.
2. Direktur selaku pimpinan RSUD Bajawa.
3. Kepala Bidang Medik dan Pelayanan RSUD Bajawa.
4. Kepala Seksi Keperawatan.
5. Semua pihak di lingkup RSUD Bajawa yang telah bekerjasama dalam kegiatan
pelayanan.
Kami menyadari pembuatan laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna sehingga kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar lebih baik di masa yang akan
datang.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.............................................................................................................................. i
LAMPIRAN
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Intensif care unit adalah tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit,yang memiliki
staf dan peralatan khusus,yang ditujukan untuk menanggulangi kegawatan, pasien kritis, oleh
karena penyakit atau trauma atau komplikasi penyakit yang mengancam kegagalan organ vital
dan masih mempunyai harapan hidup.Konsep dasar therapy intensiv adalah multidisiplin tetapi
monoterapi dengan prosedur titrasi.Maksudnya pelayanan dilakukan oleh tim yang saling terkait
kemudian therapy diberikan secara bertahap mengikuti respon pasien setiap saat.
Perawatan intensive merupakan pelayanan keperawatan yang sangat perlu untuk
dikembangkan di Indonesia. Berbagai pemberian pelayanan intensive bertujuan untuk
memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial irreversible, memberikan
asuhan bagi pasien yang memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak
dapat diberikan di ruang perawatan umum, memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan
potensial atau adanya kerusakan organ umumnya paru, mengurangi kesakitan dan kematian yang
tidak dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis (Adam & Osbome 1997 )
Berdasarkan status RS, Intensif Care Unit rumah sakit Bajawa digolongkan
dalampelayanan therapy intensif primer yang hanya mampu memberikan resusitasi dan bantuan
ventilasi serta pemantaun jantung dengan peralatan yang minimal. Dalam memberikan pelayanan
yang utuh dan berkesinambungan Intensif Care Unit di RSUD Bajawa tergolong ICU umum
dimana memberikan pelayanan pada kasus interna, bedah, anak dan kebidanan.
Uraian diatas menunjukan bahwa pelayanan keperawatan intensive berbeda dengan
pelayanan keperawatan di ruang rawat biasa karena tingkat ketergantungan pasien terhadap
perawat sangat tinggi. Untuk itu perawat intensive dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan,
daya analisa dan tanggung jawab yang tinggi, mampu bekerja mandiri, membuat keputusan yang
cepat dan tepat, serta mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain.
1
2. Tujuan
2.1Tujuan Umum
2
BAB II
KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan di Ruangan Gladiol/ ICU dibuat dalam 5 komponen yang terdiri
dari :
1. MAN /M 1 - SDM
a. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI RUANG ICU
2.
DPJP: Kepala Ruang ICU
3.
Dr.Spesialis Anastesi
dr.Kristina Setiandari, SpAn Teresia Redes,Amd.Kep
Administrasi
PJ.Administrasi
Ketua Tim/
Perawat Primer
Maria Ringa,Skep.Ns
Perawat Associate
KET:
Garis Komando
Garis Koordinasi
3
Ruang ICU dipimpin oleh satu orang kepala ruangan yang bertanggung jawab langsung kepada
bidang medik dan keperawatan . Untuk setiap shift ada ketua tim ( penanggung jawab Shiff) dan
perawat pelaksana. Adapun kriteria PJ Shiff minimal D3 keperawatan dengan pengalaman kerja
di ICU minimal 3 tahun, dan perawat pelaksana minimal D3 dengan pengalaman klinik 2 tahun
di lingkup keperawatan. Dan dalam memberikan asuhan keperawatan setiap perawat
bertanggung jawab terhadap 1 pasien pada shiff pagi, dan bertanggung jawab untuk 2 pasien
pada shiff sore dan malam karena pada sore dan malam hari petugas yang berdinas sebanyak 2
orang sajasedangkan pada pagi hari petugas yang berdinas paling sedikit 3orang termasuk kepala
ruangan. Dalam memberikan asuhan setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien pada saat ia berdinas, pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat kembali oleh perawat yang sama
pada hari berikutnya. Selain bertanggung jawab terhadap pasien, setiap perawat mendapat tugas
tambahan yakni sebagai penanggung jawab terhadap peralatan medik maupun non medik dan
administrasi atau SIMRS. Sistem pengelolaan menggunakan sistem semi close dimana semua
pasien ditangani oleh dokter Penanggung jawab ICU (spesialis Anastesi) dan dokter Specialis
sesuai dengan kasus pasien.
4
b. UraianTugas:
Kepala Ruang Intensive Care Unit
1. Pengertian jabatan
Seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan disatu ruang rawat.
2. Uraian tugas
a. Perencanaan
1) Menunjuk ketua tim yang bertugas di
masing-masing shift jaga
2) Mengikuti serah terima pasien dari shift berikutnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien
5) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf
6) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan ,
merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan
7) Melaksanakan pelaporan dan pendokumentasian
5
c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan
2) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan dan fungsi manajemen
3) Menginformasikan hal yag dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan
4) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi, langsung
dengan ketua tim mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
langsung kepada pasien
2) Melalui evaluasi : mengevaluasi uupaya atau kerja tim dan
membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan rencana keperawatan yang telah
disusun.
3) Memberikan umpan balik kepada ketua tim
4) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
5) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan
6) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada hal-hal
sebagai berikut :
a) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga
b) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan
c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e) Kebenaran dan ketepatan SOP pelayanan keperawatan
f) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan keperawatan
6
g) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
4. Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya kepala ruangan mempunyai wewenang sebagai
berikut :
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewnang
kepala ruangan
5) Menghadiri rapat berkala dengan kepala bidang/ kasie/direktur untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.
7
1) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim
2) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota
tim/ pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan
3) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien
4) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain
5) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana
6) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada
anggota tim/ pelaksana
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/
pelaksana
2) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan
3) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan
4) Memberikan pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan
prinsip rasional dan kebutuhan pasien
5) Memberi teguran kepada anggota tim/ pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan
6) Memberi motifasi kepada anggota tim/ pelaksana
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi, mengawasi, dan berkomunikasi langsung
anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien
2) Melalui supervisi : melihat atau mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota
8
tim/ pelaksana serta meerima/ mendengar laporan secara lisan dari
anggota tim/ pelaksana tentang tugas yang dilakukan
3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan, atau kendala yang terjadi
pada saat itu juga
4) Melalui evaluasi :
Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim / pelaksana
dan membandingkan dengan peran masing-masing serta
dengan rencana keperawatan yang telah disusun
Penampilan kerja anggota tim / pelaksana dalam
melaksanakan tugas
Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan, sikap
5) Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana
6) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
7) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
8) Melaksanakan pelaporan dan pendokumentasian
9
i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan
j. Melaksanakan sistim pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan
k. Melaksanakan serah terima tugas kepada tugas pengganti secara lisan
maupun tertulis pada saat pergantian dinas
l. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
Program diet
Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas atau
fasilitas kesehatan lain
Cara hidup sehat seperti pengaturan istirahat, makanan yang
bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial
ekonomi
m. menyiapkan pasien yang akan pulang( khusus pasien yang pulang atas
permintaan sendiri)
kelengkapan administrasi
surat keterangan istirahat sakit
obat minum untuk dirumah
petunjuk diet
surat rujukan/pemeriksaan ulang/ resume pulang
Jumlah tenaga di Ruang Gladiol/ ICU terdiri dari tenaga keperawatan 13 orang termasuk
kepala kepala ruangan.
Adapun kualifikasi pendidikan dari semua petugas di ICU sebagai berikut :
N NAMA STATUS PENDIDIKAN MASA PELATIHAN YANG JABATAN
O KEPEGAW KERJA PERNAH DIIKUTI SAAT INI
AIAN
1 Teresia PNS DIII 9 thn PMKP thn2016 Kepala
Redes,Amd.Kep BHD thn 2017 Ruangan
MEWS dan
manajemen nyeri thn
2018
CODE BLUE thn
2018
TB DOTS thn 2018
PIC data thn 2018
10
Learn Hospital thn
2018
Keperawatan
Intensif thn 2018
2 Maria Raineldis PNS DIII 12 thn BHD thun 2017 Perawat
Woli,Amd.Kep MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
CODE BLUE thn
2018
PPI dasar thn 2018
3 Marselina Odje PNS DIV 16 thn BHD thun 2017 Perawat.Asso
Lengu MEWS dan ciate
manajemen nyeri thn
2018
CODE BLUE thn
2018
Manajemen
Keperawatan dasar
thn 2018
PPI dasar thn 2018
4 Kandida PNS DIII 17 thn BHD thun 2017 Perawat
V.S.Owa,Amd.Kep MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
CODE BLUE thn
2018
5 Antonia Donata PNS DIII 12 thn BHD thun 2017 Perawat
Ito,Amd.Kep MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
CODE BLUE thn
2018
PPI dasar thn 2018
6 Maria PNS DIV 16 thn BHD thun 2017 Perawat
P.Sebobolo,SST MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
CODE BLUE thn
2018
PPI dasar thn 2018
7 Magdalena Restiana PNS DIII 11 thn BHD thun 2017 Perawat
Sima,Amd.Kep MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
CODE BLUE thn
11
2018
PPI dasar thn 2018
8 Afliana PNS DIII 9 thn TOT BTCLS Perawat
Y.M.Bei,Amd.Kep thn 2016 Associate
MEWS &
Manajemen Nyeri
thn 2018
CODE BLUE
thn 2018
PPI Dasar
thn 2018
12
Pembagian Jadwal Dinas dan jumlah petugas dibagi dalam 3 (tiga) shift :
Shift Pagi Jam 07.15 s/d jam 14.00: 3-5 petugas termasuk kepala ruangan
Shift Sore Jam 14.00 s/d jam 21.00 : 2 petugas
Shift Malam Jam 20.00 s/d jam 07.00: 2 petugas
Untuk Petugas Pagi di hari Minggu/Hari Libur : 2 petugas
Berdasarkan rumus Douglas untuk kapasitas 4 tempat tidur, jumlah tenaga perawat di ruang ICU
seharusnya berjumlah 19 orang dengan pembagian petugas di setiap shift adalah 4 orang, namun
karena alasan jumlah pasien ICU yang fluktuatif dan terkadang tidak ada pasien maka tenaga
keperawatan di ICU yang berjumlah 13 orang saat ini dinilai masih cukup.
Selama bulan November 2019,petugas yang cuti melahirkan berjumlah 2 orang yaitu Maria
P.Sebobolo cuti 30 hari,Ludgardis Beatrix Paso cuti 20 hari.Sedangkan petugas yang ijin dan
sakit tidak ada.
Pelayanan keperawatan ICU bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien dengan
penyakit berat yang membutuhkan terapi intensif dan potensial untuk disembuhkan. Memberikan
asuhan bagi pasien yang berpenyakit berat memerlukan observasi/ pengawasan ketat secara
terus-menerus, untuk mengetahui setiap perubahan pada kondisi pasien yang membutuhkan
intervensi segera. Kondisi ini membutuhkan perawat profesional yang memiliki kompetensi di
bidang perawatan intensif yang bersertifikasi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk
memberikan pelayanan keperawatan secara optimal dalam mengatasi kegawatan pasien di ruang
intensif. Sebelum pasien akan dirawat di ruang ICU DPJP atau dokter jaga IGD harus
melaporkan kepada Dokter Anastesi bahwa pasien akan dirawat diruang ICU dan akan
disertakan dengan format kriteria masuk ICU yang harus ditanda tangani oleh Dokter Anastesi.
Permasalahan yang ada saat ini adalah ketersediaan tenaga keperawatan yang memiliki
kompetensi di bidang keperawatan ICU belum memadai. Ini terlihat dari jumlah tenaga perawat
ICU sebanyak 13 orangdan baru satu orang yang memiliki sertifikat ICU dasar.Keadaan ini
masih jauh dari target Standar Pelayanan Minimal dimana semua Pemberi asuhan keperawatan
di ruang Intensif harus 100 % bersertifikasi. Dokter penanggungjawab ICU RSUD Bajawa
adalah dokter spesialis Anastesi,sejak Desember 2018 dokter spesialis anastesi adalah dokter
13
WKDS (Wajib Kerja Dokter Spesialis) yang merupakan program KEMENKES dan akan
bertugas di RSUD BAJAWA selama satu tahun.
2.MATERIAL/M2- SARANA
Kelengkapan fasilitas dan peralatan di unit perawatan intensif merupakan faktor pendukung yang
sangat penting karena memudahkan untuk mengantisipasi yang mengancam kehidupan.
Kebutuhan fasilitas dan peralatan disesuaikan dengan klasifikasipelayanan intensif yang
diberikan.
A. Denah ruangan
1. Sebelah utara berbatasan dengan gedung : Ruang anak
2. Sebelah selatan berbatasan dengan gedung : Ruang manajemen
3. Sebelah barat berbatasan dengan gedung : Ruang Pertemuan
4. Sebelah timur berbatasan dengan : Ruang anggrek
U
RUANG ANAKI
B T
s
WA
SH
TAF
EL
SPOEL
B1I B2 BB3
HOCK
R LEMA
RI
U LINE
N
A
N
G
M
E
A
T NURSE STATION
I
N
G
14
B. Situasi dan kondisi di dalam ruang ICU
Ruangan ICU terdiri dari ruangan pasien untuk kapasitas 4 tempat tidur yang disatukan
dengan nurse station dibagian tengah ruangan dan disatukan dengan tempat kepala
ruangan, 1 ruang isolasi,1 buah kamar mandi dan WC pasien,1 buah kamar mandi dan
WC petugas , 1 buah dapur petugas, ruang ganti petugas, spoelhock, jalur evakuasi yang
disatukan dengan ruang admnistrasi dan ruang Doa.
15
Fasilitas peralatan dan bahan Kesehatan
16
22. Bengkok besar 2 Baik
23. Bengkok Kecil 2 Baik
24. Baskom Mandi 4 Baik
25. Gelas ukur Urine 2 Baik
26. Urinal 2 Baik
27. Pispot 1 Baik
28. Mok Sputum 1 Baik
29. Gunting plester 2 Baik
30. Gunting Medis 2 Baik
31. Tromol Besar 1 Baik
32. Standar infus 9 Baik
33. Tangga tempat tidur 2 Baik
34. Lampu solux 1 Baik
35. Reflex hamer 1 Baik
36. Pita senti 1 Baik
37. Tromol sedang stainless 2 Baik
38. Tromol kecil stainless 2 Baik
39. Brankard 1 Baik
40. Timbangan berat badan 1 Baik
dewasa
41. Timbang berat badan bayi 1 Baik
42. Kursi roda 1 Baik
43. Regulator khususventilator 3 Baik
44. Vaskulominator 1 Baik
45. Infarm Warmer 1 Baik
46. Penghangat tubuh 1 Baik
47. Alat WSD 1 Baik
Untuk sarana di Ruang ICU masih ada beberapa kekurangan antara lain belum adanya ruang
dokter,ruang kepala ruangan,yang masihdisatukan dengan nurse station. Tidak tersedianya
gudang alat medik sehingga penempatan alat-alat medik masih disekitar area pasien yang kadang
mengganggu pelaksanaan asuhan kepada pasien. Sedangkan gudang alat kotor, gudang alat
17
bersih masih disatukan di spoel hock namun dibedakan dengan area bersih dan area kotor.
Sedangkan dari segi peralatan masih ada beberapa peralatan(seperti syringe pump,infus pump)
yang penggunaannya masih saling pinjam meminjam dengan unit lain.
3.METHODE/M3- MAKP
Penerapan model MAKP di ruang ICU secara teori adalah dengan metode Kasus yaitu
dengan ratio 1 pasien 1 perawat. Hal ini belum diterapkan model asuhan keperawatan metode
primer dan masih kombinasi dengan model Tim disebabkan oleh karena di ICU penempatan
kasus masih berdasarkan kesempatan dimana tempat tidur kosong dan kasus yang dirawat
adalah kasus interna, bedah, obgin dan anak. Peran dan tanggung jawab petugas belum optimal
dalam memberikan asuhan secara menyeluruh karena masih perlu peningkatan SDM dimana dari
13 tenaga keperawatan yang ada di ICU belum semuanya lulusan profesi atau Ners.
Karena mengingat pasien yang dirawat diruang ICU kondisinya kritis dan bisa mengancam
nyawa untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan seluruh petugas harus mampu
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dimana setiap ada perubahan kondisi pasien petugas
akan segera melaporkan kepada DPJP atau dokter jaga UGD. Selain melakukan monitor secara
ketat perawat ICU juga harus mampu mencegah kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi
sebagai contoh pada pasien dengan kasus kompleks yang terpasang ventilator semua petugas
wajib menerapkan prinsip steril saat sebelum dan setelah menyentuh pasien,untuk menghindari
terjadinya VAP .
Untuk dokumentasi sudah diterapkan selama pelayanan dimana setiap hari petugas wajib
mengisi lembar observasi dan mendokumentasikan semua tindakan keperawatan kedalam catatan
perawat.Setelah akreditasi paripurna,dokumentasi semua tindakan pelayanan tetap dilaksanakan
sesuai standar akreditasi.
Penerapan MAKP di ruang ICU
1. Penerimaan pasien baru
Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat primer/ perawat
yang diberi delegasi
Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya
18
Perawat menunjuk kamar/ tempat tidur pasien dan mengantar ketempat tidur yang
telah disiapkan
Perawat memeindahkan pasien ketempat tidur (apabila pasien datang dengan
brancard/ kursi roda) dan pasien diberikan posisi yang nyaman
Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada pasien dan keluarga tentang orientasi ruangan perawatan,
perawat yang bertanggung jawab, tindakan-tindakan perawatan,dasar-dasar PPI
dokter yang bertanggung jawab dan jam visiste dokter, tata tertib ruangan
termasuk hak dan kewajiban serta kelengkapan administrasi pasien
Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
Apabila pasien atau keluarga sudah jelas maka diminta untuk menandatangani
format edukasi terintegrasi
Perawat menyerahkan kartu tunggu pasien dan buku tata tertib Rumah Sakit
Perawat mendokumentasikan penerimaan pasien baru pada lembar observasi yang
sudah disiapkan
Perawat mulai melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
2. Timbang terima
Dilaksanakan setiap pergantian shift / overan
Kepala ruangan membuka acara timbang terima pada pergantian shift malam ke
pagi, dan pagi ke sore, sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dibuka oleh
pj shift yang berdinas saat itu
Sebelum timbang terima di awali dengan doa dan membacakan SOP
Timbang terima dimulai dengan aspek M1-M5 dan dilanjutkan dengan metode
SBAR yang meliputi :
a. Identitas pasien dan diagnosis medis
b. Hari rawat pasien
c. Tanggal dan jam masuk ICU
d. DPJP yang merawat
e. Masalah keperawatan dengan melihat skala prioritas actual maupun
potensial
f. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
19
g. Tindakan mandiri dan kolaboratif termasuk rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan seperti persiapan operasi, pemeriksaan penunjang
dan program lainnya
Melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah dioverkan dari shift sebelumnya
dengan metode Tanya jawab
Kepala ruangan, bersama PJ shift, dan perawat pelaksana melakukan validasi ke
bed pasien sambil memperkenalkan diri dengan budaya salam sapa Rumah sakit
Melakukan post conference mengenai hal-hal yang ditemukan pada pasien
Timbang terima ditutup oleh kepala ruangan
3. Discharge planning
Discharge planning dilakukan sejak pasien masuk, selama dirawat dan saat pasien
akan keluar atau pindah ke ruangan lain
Selama pasien dirawat perawat menjelaskan beberapa komponen perencanaan
pulang seperti
a. Perawatan dirumah mengenai diet, mobilisasi dan mengkaji pemahaman
keluarga saat merawat pasien setelah pulang
b. Bantuan yang diperlukan pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(makan, minum, eliminasi,istirahat tidur, kebersihan diri )
c. Fasilitas yang ada dirumah
d. Fasilitas kesehatan terdekat dengan tempat tinggal pasien
e. Pasien diajarkan pengelolaan emosi dan manajemen stress
Perawat mengisi format discharge planning yang sudah disediakan sesuai
petunjuk pengisian
Discharge planning di ICU dilakukan saat pasien masuk dan selama dirawat di
ICU saja karena apabila pasien sudah stabil maka pasien tersebut akan
dipindahkan keruang perawatan dan selanjutya pasien akan dipulangkan dari
ruang rawat.
perubahan Discharge planning di ICU terjadi apabila pasien sudah memasuki
tahap terminal dan perawat akan menuliskan seluruh proses perjalanan sampai
dengan kematian pasien pada format yang sudah disediakan
4. Sentralisasi obat (Alur terlampir)
20
Obat yang telah diresepkan oleh DPJP akan diisi didalam KIPO (kartu inventaris
pemakaian obat termasuk BHP) sesuai jumlah pemakaian untuk 1 hari
Perawat menyerahkan kipo kepada keluarga pasien untuk diantar ke apotik.
Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam lemari obat
pasien
Bila ada obat atau BHP yang tidak tersedia di apotek RS makan apoteker akan
membuatkan copy atau salinan resep untuk dibeli oleh keluarga di apotek swasta
(peran perawat sangat dibutuhkan saat memberikan edukasi kepada keluarga agar
tidak ada complain,karena RS tidak menyediakan obat secara lengkap)
Perawat menulis dan membuatkan jadwal pemberian obat kedalam format yang
sudah disediakan
Sebelum obat diberikan kepada pasien perawat wajib melakukan crosscheck agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
Pada saat pemberian obat perawat melakukan identifikasi ,menjelaskan macam
obat, cara pemberian dan mengobservasi adanya efek samping setelah pemberian
obat.
Untuk obat-obat khusus (obat-obat yang memiliki efek samping cukup besar)
pemberian dilakukan oleh perawat primer dan diobservasi secara baik.
5. Ronde keperawatan :
Kegiatan ronde keperawatan di ruang ICU sudah berjalan.Apabila ada kasus yang
istimewa pada pasien selama perawatan,maka kepala ruangan akan berdiskusi dengan
manajer pelayanan pasien/MPP dan anggota timuntuk mengadakan DRK.
6. Supervisi keperawatan
Supervise keperawatan yang dilakukan di Ruang ICU adalah supervise kepala
ruangan kepada PP (perawat primer) dan PP kepada PA(perawat Associate
).Supervisi oleh manager pelayanan pasien kepada kepala ruangan dan staf.
Teknik supervise yang digunakan di Ruang ICU adalah supervise secara langsung
terhadap asuhan keperawatan oleh supervisor yang meliputi pengkajian, diagnose
keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi dengan melihat hasil
dokumentasi pada rekam medik pasien.
21
Supervisor memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau
sesuai standar.
Manajer pelayanan pasien menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat
yang disupervisi untuk selalu berperan aktif dan bekerja sama dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas.
7. Dokumentasi
Dokumentasi di ruang ICU meliputi dokumentasi asuhan keperawatan yang
terdiri dari : dokumentasi pengkajian, dokumentasi diagnose keperawatan,
dokumentasi rencana tindakan keperawatan, dokumentasi intervensi keperawatan,
dokumentasi evaluasi keperawatan
Kegiatan dokumentasi lainnya di ICU dibuat dalam beberapa buku yang berfungsi
untuk memudahkan proses pelayanan seperti buku pemakaian oksigen, buku
anfrak opotek, buku anfrak logistik, buku peminjamam alkes antar ruangan,
checklist log book, SPO, PAK,Standar diagnose keperawatan PPNI.
4.MONEY/M4
Perhitungan biaya ruangan Gladiol/ ICU adalah termasuk kategori VIP-B.Untuk bulan
November 2019pasien yang menggunakan KIS ( 11pasien), JKMN ( 6pasien),pasien dengan
jaminan SKTM( 1 pasien),BK( -).Perhitungan biayasesuai dengan Perbup yang
berlaku.Sedangkan pasien yang kembali lagi ke ICU dengan kasus yang sama kurang dari 72 jam
tidak ada.Pasien dengan VAP tidak ada.
0%
1
6
11
22
Rekapitulasi Pasien Ruang ICU
NO Ruang Jumlah Pasien Keterangan
1. ICU 18 org -
10 Penyakit Terbanyak
23
Tidak ada pasien APS rujuk - -
5.MUTU/QUALITY
Kamus Indikator
Judul Indikator Rata-Rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang
sama <72 jam
Definisi Pasien kembali ke keperawatan intensif dari ruang rawat inap dengan
kasus yang sama dalam waktu <72 jam
Operasional
24
Numerator Jumlah pasien yang kembali keperawatan intensive dengan kasus yang
sama < 72 jam dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat diruang intensive dalam periode yang
sama
Frekuensi
pengumpulan 1 bulan.............
data
Frekuensi 3 bulan
analisis
Nilai <3%
Ambang/Standar
Metodologi
Analisis Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar
25
Eksternal: Mading RS
Tujuan Tidak ada kejadian VAP pada pasien yang terintubasi > 48 jam di unit
pelayanan intensive
Dimensi Mutu
Efisiensi
√ Efektifitas
Aksesibilitas
√ Keselamatan
√ Focus pada pasien
Kesinambungan
Dasar Masih ada pasien di intubasi yang lebih dari 48 jam, mengalami kasus
pemikiran/alas VAP di unit pelayanan intensive.
an pemilihan
Numerator Jumlah pasien di intubasi lebih dari 48 jam yang mengalami kejadian
VAP di unit pelayanan intensive dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di intubasi lebih dari 48 jam di unit pelayanan
intensive dalam periode yang sama
26
Cakupan data Total/sample
Sample:Jumlah minimal sample sesuai pedoman PMKP
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Frekuensi 3 bulan
analisis
Nilai <4
Ambang/Standar
27
5. Pasien jatuh : target 100% tidak ada kejadian pasien jatuh di ICU
Selama bulan November 2019 tidak ada kejadian yang berhubungan dengan keselamatan pasien
di ICU yangterdiri dari :
Selain tidak terjadi insiden yang berhubungan dengan keselamatan pasien selama bulan
November 2019 juga tidak terjadi infeksi nosokomial seperti dekubitus,plebitis, ILO,VAP, ISK
dan,HAP.
28
BAB III
PENUTUP
Demikian laporan bulanan ruang ICU (GLADIOL) bulan November 2019 sebagai sebuah
keharusan dan bentuk pertanggung jawaban kami untuk melaporkan seluruh kegiatan selama
bulan November 2019 diruang ICU yang mencakup 5 M
(MAN,MATERIAL,MONEY,METHODE,MUTU).Kami menyadari banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang membaca laporan ini.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih,semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita dalam meningkatkan pelayanan di RSUD Bajawa pada umumnya dan ruangan ICU pada
khususnya.
TERESIA REDES,Amd.Kep
Nip 197603162009 04 2 002
29
LAPORAN SUPERVISI MENGAMBIL DARAH VENA
Tanggal,08-09-2019
Tanggal,14-09-2019
30
LAPORAN SUPERVISI PENGHISAPAN LENDIR
Tanggal,17-09-2019
Tanggal,23-09-2019
31
LAPORAN SUPERVISI PEMBERIAN OBAT INTRA VENA
Tanggal,06-09-2019
Tanggal,16-09-2019
32
LAPORAN SUPERVISI PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
TRANSFUSI DARAH
Tanggal,13-09-2019
Tanggal,11-09-2019
33
LAPORAN SUPERVISI MEMASANG NGT
Tanggal,10-09-2019
34
DOKUMENTASI SUPERVISI KEPERAWATAN
35
36
KA INSTALASI RANAP
KEPALA RUANG
PP
PA
37