Anda di halaman 1dari 41

PEMERINTAH KABUPATEN NGADA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


JALAN DIPONEGORO NO 5. TELP(0384)21030
BAJAWA

LAPORAN KEPALA RUANGAN GLADIOL / ICU

BULAN NOVEMBER 2019

OLEH

TERESIA REDES, Amd.Kep


NIP:197603162009 04 2 002

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAJAWA

TAHUN 2019

i
PENGESAHAN

LAPORAN KEPALA RUANGAN ICU

BULAN NOVEMBER2019

PENYUSUN LAPORAN :TERESIA REDES,Amd.Kep

Menyetujui Mengetahui
Kepala seksi keperawatan Kabid Med.dan Keperawatan

Kristina Blandina Wea,S.Kep. NsDominikus Rato,S.Kep.Ns


NIP.19780113 200501 2026 NIP.19701227 199103 1008

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha esa karena atas berkatNya segala kegiatan pelayanan
yang sudah berjalan di rungan Gladiol/ ICU dapat berjalan dengan lancar.
Laporan kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada semua pihak terkait
agar mengetahui semua proses yang terjadi di ruangan Gladiol/ICU. Kami mengucapkan
terimahkasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pelayanan yang disampaikan
kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa yang selalu memberi Rahmat sehingga sampai saat ini
masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk melayani sesama.
2. Direktur selaku pimpinan RSUD Bajawa.
3. Kepala Bidang Medik dan Pelayanan RSUD Bajawa.
4. Kepala Seksi Keperawatan.
5. Semua pihak di lingkup RSUD Bajawa yang telah bekerjasama dalam kegiatan
pelayanan.
Kami menyadari pembuatan laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna sehingga kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar lebih baik di masa yang akan
datang.

Bajawa,O3 November 2019

Kepala Ruangan Gladiol/ ICU

iii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL.............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


2. Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II KEGIATAN ....................................................................................................... 3

BAB III PENUTUP

LAMPIRAN

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Intensif care unit adalah tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit,yang memiliki
staf dan peralatan khusus,yang ditujukan untuk menanggulangi kegawatan, pasien kritis, oleh
karena penyakit atau trauma atau komplikasi penyakit yang mengancam kegagalan organ vital
dan masih mempunyai harapan hidup.Konsep dasar therapy intensiv adalah multidisiplin tetapi
monoterapi dengan prosedur titrasi.Maksudnya pelayanan dilakukan oleh tim yang saling terkait
kemudian therapy diberikan secara bertahap mengikuti respon pasien setiap saat.
Perawatan intensive merupakan pelayanan keperawatan yang sangat perlu untuk
dikembangkan di Indonesia. Berbagai pemberian pelayanan intensive bertujuan untuk
memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial irreversible, memberikan
asuhan bagi pasien yang memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak
dapat diberikan di ruang perawatan umum, memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan
potensial atau adanya kerusakan organ umumnya paru, mengurangi kesakitan dan kematian yang
tidak dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis (Adam & Osbome 1997 )
Berdasarkan status RS, Intensif Care Unit rumah sakit Bajawa digolongkan
dalampelayanan therapy intensif primer yang hanya mampu memberikan resusitasi dan bantuan
ventilasi serta pemantaun jantung dengan peralatan yang minimal. Dalam memberikan pelayanan
yang utuh dan berkesinambungan Intensif Care Unit di RSUD Bajawa tergolong ICU umum
dimana memberikan pelayanan pada kasus interna, bedah, anak dan kebidanan.
Uraian diatas menunjukan bahwa pelayanan keperawatan intensive berbeda dengan
pelayanan keperawatan di ruang rawat biasa karena tingkat ketergantungan pasien terhadap
perawat sangat tinggi. Untuk itu perawat intensive dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan,
daya analisa dan tanggung jawab yang tinggi, mampu bekerja mandiri, membuat keputusan yang
cepat dan tepat, serta mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain.

1
2. Tujuan

2.1Tujuan Umum

Mengetahui secara umum perkembangan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di


Ruang ICU

2.2 Tujuan Khusus

1. Sebagai pertanggungjawaban tugas kepada atasan agar dapat mengetahui


perkembangan dan kendala yang menghambat kegiatan di ruang ICU.
2. Sebagaibahan masukan untuk perencanaan di tahun yang akan datang.
3. Sebagai bahan evaluasi kinerja.

2
BAB II
KEGIATAN

Kegiatan yang dilakukan di Ruangan Gladiol/ ICU dibuat dalam 5 komponen yang terdiri
dari :
1. MAN /M 1 - SDM
a. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI RUANG ICU
2.
DPJP: Kepala Ruang ICU
3.
Dr.Spesialis Anastesi
dr.Kristina Setiandari, SpAn Teresia Redes,Amd.Kep
Administrasi

PJ.Administrasi
Ketua Tim/
Perawat Primer
Maria Ringa,Skep.Ns

Perawat Associate

Maria Raineldis Woli,Amd.Kep


Marselina Oje Lengu,SST
Kandida V.S.Owa,Amd.Kep
Antonia Donata Ito,Amd.Kep
Maria Petrosia Sebobolo,SST
Magdalena Restiana Sima,Amd.Kep
Afliana Yasintha Meo Bei,Amd.Kep
Anjelina Sarina Wua,Amd.Kep
Margaretha M.P.Ngebu,Amd.Kep
Anastasia W.N.Marung,Skep.Ns
Ludgardis Beatrix Paso,Skep.Ns

KET:
Garis Komando
Garis Koordinasi

3
Ruang ICU dipimpin oleh satu orang kepala ruangan yang bertanggung jawab langsung kepada
bidang medik dan keperawatan . Untuk setiap shift ada ketua tim ( penanggung jawab Shiff) dan
perawat pelaksana. Adapun kriteria PJ Shiff minimal D3 keperawatan dengan pengalaman kerja
di ICU minimal 3 tahun, dan perawat pelaksana minimal D3 dengan pengalaman klinik 2 tahun
di lingkup keperawatan. Dan dalam memberikan asuhan keperawatan setiap perawat
bertanggung jawab terhadap 1 pasien pada shiff pagi, dan bertanggung jawab untuk 2 pasien
pada shiff sore dan malam karena pada sore dan malam hari petugas yang berdinas sebanyak 2
orang sajasedangkan pada pagi hari petugas yang berdinas paling sedikit 3orang termasuk kepala
ruangan. Dalam memberikan asuhan setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien pada saat ia berdinas, pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat kembali oleh perawat yang sama
pada hari berikutnya. Selain bertanggung jawab terhadap pasien, setiap perawat mendapat tugas
tambahan yakni sebagai penanggung jawab terhadap peralatan medik maupun non medik dan
administrasi atau SIMRS. Sistem pengelolaan menggunakan sistem semi close dimana semua
pasien ditangani oleh dokter Penanggung jawab ICU (spesialis Anastesi) dan dokter Specialis
sesuai dengan kasus pasien.

4
b. UraianTugas:
Kepala Ruang Intensive Care Unit
1. Pengertian jabatan
Seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan disatu ruang rawat.
2. Uraian tugas
a. Perencanaan
1) Menunjuk ketua tim yang bertugas di
masing-masing shift jaga
2) Mengikuti serah terima pasien dari shift berikutnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien
5) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf
6) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan ,
merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan
7) Melaksanakan pelaporan dan pendokumentasian

b. Pengorganisasian dan ketenagakerjaan


1) Merumuskan metode penugasan keperawatan
2) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan
3) Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4) Membuat jadwal dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari
sesuai dengan jumlah dan kondisi pasien
5) Membuat rentang kendali diruang rawat
6) Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keperawatan
dalam bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi
7) Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan
8) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
9) melakukan pelaporan dan pendokumentasian

5
c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan
2) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan dan fungsi manajemen
3) Menginformasikan hal yag dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan
4) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi, langsung
dengan ketua tim mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
langsung kepada pasien
2) Melalui evaluasi : mengevaluasi uupaya atau kerja tim dan
membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan rencana keperawatan yang telah
disusun.
3) Memberikan umpan balik kepada ketua tim
4) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
5) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan
6) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

3. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada hal-hal
sebagai berikut :
a) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga
b) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan
c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e) Kebenaran dan ketepatan SOP pelayanan keperawatan
f) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan keperawatan

6
g) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat

4. Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya kepala ruangan mempunyai wewenang sebagai
berikut :
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewnang
kepala ruangan
5) Menghadiri rapat berkala dengan kepala bidang/ kasie/direktur untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Ketua Tim/Perawat PrimerIntensive Care Unit


1. Pengertian jabatan
Ketua tim keperawatan yang membawahi beberapa perawat dalam mengelola
beberapa pasiendalam satu shift
2. Uraian tugas
a. Perencanaan
1) Megikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala
ruangan
2) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk
anggota tim/ pelaksana
3) Menyusun rencana asuhan keperawatan
4) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
5) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah
kedaruratan
6) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
7) Mengorientasikan pasien baru
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Pengorganisasian dan ketenagakerjaan

7
1) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim
2) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota
tim/ pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan
3) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien
4) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain
5) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana
6) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada
anggota tim/ pelaksana
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/
pelaksana
2) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan
3) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan
4) Memberikan pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan
prinsip rasional dan kebutuhan pasien
5) Memberi teguran kepada anggota tim/ pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan
6) Memberi motifasi kepada anggota tim/ pelaksana
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi, mengawasi, dan berkomunikasi langsung
anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien
2) Melalui supervisi : melihat atau mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota

8
tim/ pelaksana serta meerima/ mendengar laporan secara lisan dari
anggota tim/ pelaksana tentang tugas yang dilakukan
3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan, atau kendala yang terjadi
pada saat itu juga
4) Melalui evaluasi :
 Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim / pelaksana
dan membandingkan dengan peran masing-masing serta
dengan rencana keperawatan yang telah disusun
 Penampilan kerja anggota tim / pelaksana dalam
melaksanakan tugas
 Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan, sikap
5) Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana
6) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
7) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
8) Melaksanakan pelaporan dan pendokumentasian

Perawat PelaksanaIntensive Care Unit


1. Pengertian jabatan
Seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan
2. Uraian tugas
a. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkugannya
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
c. Melakukan tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya
d. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya
e. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya
f. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan
g. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan hari libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas
h. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan

9
i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan
j. Melaksanakan sistim pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan
k. Melaksanakan serah terima tugas kepada tugas pengganti secara lisan
maupun tertulis pada saat pergantian dinas
l. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
 Program diet
 Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
 Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas atau
fasilitas kesehatan lain
 Cara hidup sehat seperti pengaturan istirahat, makanan yang
bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial
ekonomi
m. menyiapkan pasien yang akan pulang( khusus pasien yang pulang atas
permintaan sendiri)
 kelengkapan administrasi
 surat keterangan istirahat sakit
 obat minum untuk dirumah
 petunjuk diet
 surat rujukan/pemeriksaan ulang/ resume pulang
Jumlah tenaga di Ruang Gladiol/ ICU terdiri dari tenaga keperawatan 13 orang termasuk
kepala kepala ruangan.
Adapun kualifikasi pendidikan dari semua petugas di ICU sebagai berikut :
N NAMA STATUS PENDIDIKAN MASA PELATIHAN YANG JABATAN
O KEPEGAW KERJA PERNAH DIIKUTI SAAT INI
AIAN
1 Teresia PNS DIII 9 thn  PMKP thn2016 Kepala
Redes,Amd.Kep  BHD thn 2017 Ruangan
 MEWS dan
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 TB DOTS thn 2018
 PIC data thn 2018

10
 Learn Hospital thn
2018
 Keperawatan
Intensif thn 2018
2 Maria Raineldis PNS DIII 12 thn  BHD thun 2017 Perawat
Woli,Amd.Kep  MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 PPI dasar thn 2018
3 Marselina Odje PNS DIV 16 thn  BHD thun 2017 Perawat.Asso
Lengu  MEWS dan ciate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 Manajemen
Keperawatan dasar
thn 2018
 PPI dasar thn 2018
4 Kandida PNS DIII 17 thn  BHD thun 2017 Perawat
V.S.Owa,Amd.Kep  MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
5 Antonia Donata PNS DIII 12 thn  BHD thun 2017 Perawat
Ito,Amd.Kep  MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 PPI dasar thn 2018
6 Maria PNS DIV 16 thn  BHD thun 2017 Perawat
P.Sebobolo,SST  MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 PPI dasar thn 2018
7 Magdalena Restiana PNS DIII 11 thn  BHD thun 2017 Perawat
Sima,Amd.Kep  MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn

11
2018
 PPI dasar thn 2018
8 Afliana PNS DIII 9 thn  TOT BTCLS Perawat
Y.M.Bei,Amd.Kep thn 2016 Associate
 MEWS &
Manajemen Nyeri
thn 2018
 CODE BLUE
thn 2018
 PPI Dasar
thn 2018

9 Maria PNS SI Ns 11 thn  PPI Dasar 2018 P.Primer


Ringa,S.Kep.,Ns  Manajemen
keperawatan tingkat
ruang rawat/bangsal
thn 2018
 MEWS dan
menajemen nyeri
tahun 2018
10 Margaretha Kontrak DIII 10 thn  BHD thun 2017 Perawat
M.P.Ngebu,Amd,Kep  MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 PPI dasar thn 2018
 TB DOTS thn 2018
11 Anjelina Sarina PNS DIII 12 thn  BHD thun 2017 Perawat
Wua,Amd.Kep  MEWS dan Associate
manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 PPI dasar thn 2018
12 Anastasia Kontrak SI Ns 6 thn  BHD thun 2017 Perawat
W.N.Marung,S.Kep.,  MEWS dan Associate
NS manajemen nyeri thn
2018
 CODE BLUE thn
2018
 PPI dasar thn 2018
13 Ludgardis Beatriks PNS SI Ns - Perawat
Paso,S.Kep.,Ns Associate

12
Pembagian Jadwal Dinas dan jumlah petugas dibagi dalam 3 (tiga) shift :

 Shift Pagi Jam 07.15 s/d jam 14.00: 3-5 petugas termasuk kepala ruangan
 Shift Sore Jam 14.00 s/d jam 21.00 : 2 petugas
 Shift Malam Jam 20.00 s/d jam 07.00: 2 petugas
 Untuk Petugas Pagi di hari Minggu/Hari Libur : 2 petugas

Berdasarkan rumus Douglas untuk kapasitas 4 tempat tidur, jumlah tenaga perawat di ruang ICU
seharusnya berjumlah 19 orang dengan pembagian petugas di setiap shift adalah 4 orang, namun
karena alasan jumlah pasien ICU yang fluktuatif dan terkadang tidak ada pasien maka tenaga
keperawatan di ICU yang berjumlah 13 orang saat ini dinilai masih cukup.

Selama bulan November 2019,petugas yang cuti melahirkan berjumlah 2 orang yaitu Maria
P.Sebobolo cuti 30 hari,Ludgardis Beatrix Paso cuti 20 hari.Sedangkan petugas yang ijin dan
sakit tidak ada.

Pelayanan keperawatan ICU bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien dengan
penyakit berat yang membutuhkan terapi intensif dan potensial untuk disembuhkan. Memberikan
asuhan bagi pasien yang berpenyakit berat memerlukan observasi/ pengawasan ketat secara
terus-menerus, untuk mengetahui setiap perubahan pada kondisi pasien yang membutuhkan
intervensi segera. Kondisi ini membutuhkan perawat profesional yang memiliki kompetensi di
bidang perawatan intensif yang bersertifikasi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk
memberikan pelayanan keperawatan secara optimal dalam mengatasi kegawatan pasien di ruang
intensif. Sebelum pasien akan dirawat di ruang ICU DPJP atau dokter jaga IGD harus
melaporkan kepada Dokter Anastesi bahwa pasien akan dirawat diruang ICU dan akan
disertakan dengan format kriteria masuk ICU yang harus ditanda tangani oleh Dokter Anastesi.
Permasalahan yang ada saat ini adalah ketersediaan tenaga keperawatan yang memiliki
kompetensi di bidang keperawatan ICU belum memadai. Ini terlihat dari jumlah tenaga perawat
ICU sebanyak 13 orangdan baru satu orang yang memiliki sertifikat ICU dasar.Keadaan ini
masih jauh dari target Standar Pelayanan Minimal dimana semua Pemberi asuhan keperawatan
di ruang Intensif harus 100 % bersertifikasi. Dokter penanggungjawab ICU RSUD Bajawa
adalah dokter spesialis Anastesi,sejak Desember 2018 dokter spesialis anastesi adalah dokter

13
WKDS (Wajib Kerja Dokter Spesialis) yang merupakan program KEMENKES dan akan
bertugas di RSUD BAJAWA selama satu tahun.

2.MATERIAL/M2- SARANA

Kelengkapan fasilitas dan peralatan di unit perawatan intensif merupakan faktor pendukung yang
sangat penting karena memudahkan untuk mengantisipasi yang mengancam kehidupan.
Kebutuhan fasilitas dan peralatan disesuaikan dengan klasifikasipelayanan intensif yang
diberikan.

Gambaran umum fasilitas dan ruangan ICU RSUD Bajawa

A. Denah ruangan
1. Sebelah utara berbatasan dengan gedung : Ruang anak
2. Sebelah selatan berbatasan dengan gedung : Ruang manajemen
3. Sebelah barat berbatasan dengan gedung : Ruang Pertemuan
4. Sebelah timur berbatasan dengan : Ruang anggrek

U
RUANG ANAKI
B T

s
WA
SH
TAF
EL
SPOEL
B1I B2 BB3
HOCK
R LEMA
RI
U LINE
N

A
N
G
M
E
A
T NURSE STATION
I
N
G

LEMARI OBAT PASIEN

14
B. Situasi dan kondisi di dalam ruang ICU

Ruangan ICU terdiri dari ruangan pasien untuk kapasitas 4 tempat tidur yang disatukan
dengan nurse station dibagian tengah ruangan dan disatukan dengan tempat kepala
ruangan, 1 ruang isolasi,1 buah kamar mandi dan WC pasien,1 buah kamar mandi dan
WC petugas , 1 buah dapur petugas, ruang ganti petugas, spoelhock, jalur evakuasi yang
disatukan dengan ruang admnistrasi dan ruang Doa.

Fasilitas untuk Pasien

NO Nama Barang Jumlah Kondisi


1. Tempat tidur dengan remote 4 Baik
sistem
2. Lemari Cabinet 4 Baik
3. Jam dinding 1 Baik
4. Kamar mandi dan WC 1 Baik
5. Meja Pasien 4 Baik
6. Spoelhock 1 Baik
7. Air Conditioner 1 Rusak

Fasilitas untuk Petugas Kesehatan

Ruang ganti petugas


Nurse station dibagian tengah ruangan dan disatukan dengan tempat kepala
ruangan
Kamar mandi dan WC
Air Conditioner(tidak berfungsi karena rusak)
Loker petugas

15
Fasilitas peralatan dan bahan Kesehatan

NO Nama Barang Jumlah Kondisi


1. Termometer elektrik 1 Baik
2. Tensimeter air raksa 1 Baik
3. Tensimeter dinding 4 Baik
4. ECG M-Trace 1 Baik
5. Troly emergensi 1 Baik
6. Dc-shock 1 Baik
7. Set resusitasi dewasa 3 Baik
8. Laringoscope anak dan 1/1 Laringoskop
dewasa anak(lampu
suram)
9. Bed side Monitor 5 Baik
10. Ventilator 4 Baik(1 bh
masih di
pinjam
Perinatal)
11. Regulator 4 Baik
12. Nebulizer 2 Baik
13. Syringe pump 6 Baik
14. Infus pump 1 Baik
15. Pulse oksimetri 1 Baik
16. Troli baskom mandi 1 Baik
17. Film Fiever 1 Baik
18. Alat Suction 1 Tidak
berfungsi
dengan baik
19. Set rawat luka 2 Baik
20. Minor surgery set 1 Baik
21. Stetoskope dewasa 2 Baik

16
22. Bengkok besar 2 Baik
23. Bengkok Kecil 2 Baik
24. Baskom Mandi 4 Baik
25. Gelas ukur Urine 2 Baik
26. Urinal 2 Baik
27. Pispot 1 Baik
28. Mok Sputum 1 Baik
29. Gunting plester 2 Baik
30. Gunting Medis 2 Baik
31. Tromol Besar 1 Baik
32. Standar infus 9 Baik
33. Tangga tempat tidur 2 Baik
34. Lampu solux 1 Baik
35. Reflex hamer 1 Baik
36. Pita senti 1 Baik
37. Tromol sedang stainless 2 Baik
38. Tromol kecil stainless 2 Baik
39. Brankard 1 Baik
40. Timbangan berat badan 1 Baik
dewasa
41. Timbang berat badan bayi 1 Baik
42. Kursi roda 1 Baik
43. Regulator khususventilator 3 Baik
44. Vaskulominator 1 Baik
45. Infarm Warmer 1 Baik
46. Penghangat tubuh 1 Baik
47. Alat WSD 1 Baik

Untuk sarana di Ruang ICU masih ada beberapa kekurangan antara lain belum adanya ruang
dokter,ruang kepala ruangan,yang masihdisatukan dengan nurse station. Tidak tersedianya
gudang alat medik sehingga penempatan alat-alat medik masih disekitar area pasien yang kadang
mengganggu pelaksanaan asuhan kepada pasien. Sedangkan gudang alat kotor, gudang alat

17
bersih masih disatukan di spoel hock namun dibedakan dengan area bersih dan area kotor.
Sedangkan dari segi peralatan masih ada beberapa peralatan(seperti syringe pump,infus pump)
yang penggunaannya masih saling pinjam meminjam dengan unit lain.

3.METHODE/M3- MAKP

Metode Asuhan Keperawatan

Penerapan model MAKP di ruang ICU secara teori adalah dengan metode Kasus yaitu
dengan ratio 1 pasien 1 perawat. Hal ini belum diterapkan model asuhan keperawatan metode
primer dan masih kombinasi dengan model Tim disebabkan oleh karena di ICU penempatan
kasus masih berdasarkan kesempatan dimana tempat tidur kosong dan kasus yang dirawat
adalah kasus interna, bedah, obgin dan anak. Peran dan tanggung jawab petugas belum optimal
dalam memberikan asuhan secara menyeluruh karena masih perlu peningkatan SDM dimana dari
13 tenaga keperawatan yang ada di ICU belum semuanya lulusan profesi atau Ners.
Karena mengingat pasien yang dirawat diruang ICU kondisinya kritis dan bisa mengancam
nyawa untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan seluruh petugas harus mampu
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dimana setiap ada perubahan kondisi pasien petugas
akan segera melaporkan kepada DPJP atau dokter jaga UGD. Selain melakukan monitor secara
ketat perawat ICU juga harus mampu mencegah kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi
sebagai contoh pada pasien dengan kasus kompleks yang terpasang ventilator semua petugas
wajib menerapkan prinsip steril saat sebelum dan setelah menyentuh pasien,untuk menghindari
terjadinya VAP .
Untuk dokumentasi sudah diterapkan selama pelayanan dimana setiap hari petugas wajib
mengisi lembar observasi dan mendokumentasikan semua tindakan keperawatan kedalam catatan
perawat.Setelah akreditasi paripurna,dokumentasi semua tindakan pelayanan tetap dilaksanakan
sesuai standar akreditasi.
Penerapan MAKP di ruang ICU
1. Penerimaan pasien baru
 Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat primer/ perawat
yang diberi delegasi
 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya

18
 Perawat menunjuk kamar/ tempat tidur pasien dan mengantar ketempat tidur yang
telah disiapkan
 Perawat memeindahkan pasien ketempat tidur (apabila pasien datang dengan
brancard/ kursi roda) dan pasien diberikan posisi yang nyaman
 Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada pasien dan keluarga tentang orientasi ruangan perawatan,
perawat yang bertanggung jawab, tindakan-tindakan perawatan,dasar-dasar PPI
dokter yang bertanggung jawab dan jam visiste dokter, tata tertib ruangan
termasuk hak dan kewajiban serta kelengkapan administrasi pasien
 Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
 Apabila pasien atau keluarga sudah jelas maka diminta untuk menandatangani
format edukasi terintegrasi
 Perawat menyerahkan kartu tunggu pasien dan buku tata tertib Rumah Sakit
 Perawat mendokumentasikan penerimaan pasien baru pada lembar observasi yang
sudah disiapkan
 Perawat mulai melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
2. Timbang terima
 Dilaksanakan setiap pergantian shift / overan
 Kepala ruangan membuka acara timbang terima pada pergantian shift malam ke
pagi, dan pagi ke sore, sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dibuka oleh
pj shift yang berdinas saat itu
 Sebelum timbang terima di awali dengan doa dan membacakan SOP
 Timbang terima dimulai dengan aspek M1-M5 dan dilanjutkan dengan metode
SBAR yang meliputi :
a. Identitas pasien dan diagnosis medis
b. Hari rawat pasien
c. Tanggal dan jam masuk ICU
d. DPJP yang merawat
e. Masalah keperawatan dengan melihat skala prioritas actual maupun
potensial
f. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

19
g. Tindakan mandiri dan kolaboratif termasuk rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan seperti persiapan operasi, pemeriksaan penunjang
dan program lainnya
 Melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah dioverkan dari shift sebelumnya
dengan metode Tanya jawab
 Kepala ruangan, bersama PJ shift, dan perawat pelaksana melakukan validasi ke
bed pasien sambil memperkenalkan diri dengan budaya salam sapa Rumah sakit
 Melakukan post conference mengenai hal-hal yang ditemukan pada pasien
 Timbang terima ditutup oleh kepala ruangan
3. Discharge planning
 Discharge planning dilakukan sejak pasien masuk, selama dirawat dan saat pasien
akan keluar atau pindah ke ruangan lain
 Selama pasien dirawat perawat menjelaskan beberapa komponen perencanaan
pulang seperti
a. Perawatan dirumah mengenai diet, mobilisasi dan mengkaji pemahaman
keluarga saat merawat pasien setelah pulang
b. Bantuan yang diperlukan pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(makan, minum, eliminasi,istirahat tidur, kebersihan diri )
c. Fasilitas yang ada dirumah
d. Fasilitas kesehatan terdekat dengan tempat tinggal pasien
e. Pasien diajarkan pengelolaan emosi dan manajemen stress
 Perawat mengisi format discharge planning yang sudah disediakan sesuai
petunjuk pengisian
 Discharge planning di ICU dilakukan saat pasien masuk dan selama dirawat di
ICU saja karena apabila pasien sudah stabil maka pasien tersebut akan
dipindahkan keruang perawatan dan selanjutya pasien akan dipulangkan dari
ruang rawat.
 perubahan Discharge planning di ICU terjadi apabila pasien sudah memasuki
tahap terminal dan perawat akan menuliskan seluruh proses perjalanan sampai
dengan kematian pasien pada format yang sudah disediakan
4. Sentralisasi obat (Alur terlampir)

20
 Obat yang telah diresepkan oleh DPJP akan diisi didalam KIPO (kartu inventaris
pemakaian obat termasuk BHP) sesuai jumlah pemakaian untuk 1 hari
 Perawat menyerahkan kipo kepada keluarga pasien untuk diantar ke apotik.
 Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam lemari obat
pasien
 Bila ada obat atau BHP yang tidak tersedia di apotek RS makan apoteker akan
membuatkan copy atau salinan resep untuk dibeli oleh keluarga di apotek swasta
(peran perawat sangat dibutuhkan saat memberikan edukasi kepada keluarga agar
tidak ada complain,karena RS tidak menyediakan obat secara lengkap)
 Perawat menulis dan membuatkan jadwal pemberian obat kedalam format yang
sudah disediakan
 Sebelum obat diberikan kepada pasien perawat wajib melakukan crosscheck agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
 Pada saat pemberian obat perawat melakukan identifikasi ,menjelaskan macam
obat, cara pemberian dan mengobservasi adanya efek samping setelah pemberian
obat.
 Untuk obat-obat khusus (obat-obat yang memiliki efek samping cukup besar)
pemberian dilakukan oleh perawat primer dan diobservasi secara baik.

5. Ronde keperawatan :
Kegiatan ronde keperawatan di ruang ICU sudah berjalan.Apabila ada kasus yang
istimewa pada pasien selama perawatan,maka kepala ruangan akan berdiskusi dengan
manajer pelayanan pasien/MPP dan anggota timuntuk mengadakan DRK.
6. Supervisi keperawatan
 Supervise keperawatan yang dilakukan di Ruang ICU adalah supervise kepala
ruangan kepada PP (perawat primer) dan PP kepada PA(perawat Associate
).Supervisi oleh manager pelayanan pasien kepada kepala ruangan dan staf.
 Teknik supervise yang digunakan di Ruang ICU adalah supervise secara langsung
terhadap asuhan keperawatan oleh supervisor yang meliputi pengkajian, diagnose
keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi dengan melihat hasil
dokumentasi pada rekam medik pasien.

21
 Supervisor memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau
sesuai standar.
 Manajer pelayanan pasien menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat
yang disupervisi untuk selalu berperan aktif dan bekerja sama dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas.
7. Dokumentasi
 Dokumentasi di ruang ICU meliputi dokumentasi asuhan keperawatan yang
terdiri dari : dokumentasi pengkajian, dokumentasi diagnose keperawatan,
dokumentasi rencana tindakan keperawatan, dokumentasi intervensi keperawatan,
dokumentasi evaluasi keperawatan
 Kegiatan dokumentasi lainnya di ICU dibuat dalam beberapa buku yang berfungsi
untuk memudahkan proses pelayanan seperti buku pemakaian oksigen, buku
anfrak opotek, buku anfrak logistik, buku peminjamam alkes antar ruangan,
checklist log book, SPO, PAK,Standar diagnose keperawatan PPNI.

4.MONEY/M4

Perhitungan biaya ruangan Gladiol/ ICU adalah termasuk kategori VIP-B.Untuk bulan
November 2019pasien yang menggunakan KIS ( 11pasien), JKMN ( 6pasien),pasien dengan
jaminan SKTM( 1 pasien),BK( -).Perhitungan biayasesuai dengan Perbup yang
berlaku.Sedangkan pasien yang kembali lagi ke ICU dengan kasus yang sama kurang dari 72 jam
tidak ada.Pasien dengan VAP tidak ada.

SKTM BK KIS JKMN

0%
1
6

11

22
Rekapitulasi Pasien Ruang ICU
NO Ruang Jumlah Pasien Keterangan
1. ICU 18 org -

10 Penyakit Terbanyak

NO Nama Penyakit Jumlah Keterangan


1. Post SC 2 org -
2. VT 1org -
3. SVT 1 org -
4. DSS 1 org -
5. CKB 1 org -
6. Pneumothorax 1 org -
7. Pneumonia 1 org -
8. STEMI 1 org -
9. Meningoencephalitis 1 org -
10. Post Laparatomi 1 org -

Jumlah Rujukan Ekternal


NO Tempat Rujukan Jumlah Keterangan
Tidak ada pasien yang dirujuk - -

Jumlah Pasien APS Ruang ICU

No Jumlah Pasien APS Alasan Keterangan


Tidak ada pasien yang APS - -

Jumlah Pasien APS Rujuk


No Jumlah Pasien APS Alasan Keterangan

23
Tidak ada pasien APS rujuk - -

Jumlah Pasien Yang Pakai Ventilator


No Jumlah Pasien Lama Pemakaian Keterangan
1. - - -

Jumlah Pasien Meninggal


No Jumlah Pasien Meninggal Keterangan
1. 1 org Meninggal kurang dari 48 jam
2. - -

5.MUTU/QUALITY

Kamus Indikator

Judul Indikator Rata-Rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang
sama <72 jam

Definisi Pasien kembali ke keperawatan intensif dari ruang rawat inap dengan
kasus yang sama dalam waktu <72 jam
Operasional

Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensive

Dimensi Mutu  Efisiensi


 Efektifitas
 Aksesibilitas
 Keselamatan
 Fokus kepada pasien
 Kesinambungan

Dasar Alasan pemilihan Indikator bisa mengacu pada standar pelayanan


minimal
pemikiran/alas
an pemilihan

24
Numerator Jumlah pasien yang kembali keperawatan intensive dengan kasus yang
sama < 72 jam dalam 1 bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat diruang intensive dalam periode yang
sama

Formula Rumus untuk menghasilkan nilai dari indicator


pengukuran Numerator/denominator x 100%

Metologi Sensus Harian


Pengumpulan
Data

Cakupan data Total/Sample


Sampel: Jumlah minimal sampelsesuai pedoman PMKP

Frekuensi
pengumpulan 1 bulan.............
data

Frekuensi 3 bulan
analisis

Nilai <3%
Ambang/Standar

Metodologi
Analisis Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar

Sumber Rekam medis dan register ruangan


data/area
monitoring

PJ Data Pejabat yang bertanggung terhadap capaian indikator mutu

Publikasi data Internal : Rapat koordinasi

25
Eksternal: Mading RS

Judul Indikator Angka kejadian VAP di unit pelayanan intensive

Definisi VAP (ventilator associated pneumonia)adalah pneumonia yang terjadi


Operasional lebih dari 48 jam setelah pemasangan intubasi endotrakeal.Diharapkan
pasien yang di intubasi > 48 jam tidak mengalami VAP

Tujuan Tidak ada kejadian VAP pada pasien yang terintubasi > 48 jam di unit
pelayanan intensive

Dimensi Mutu
Efisiensi
√ Efektifitas
Aksesibilitas
√ Keselamatan
√ Focus pada pasien
Kesinambungan

Dasar Masih ada pasien di intubasi yang lebih dari 48 jam, mengalami kasus
pemikiran/alas VAP di unit pelayanan intensive.

an pemilihan

Numerator Jumlah pasien di intubasi lebih dari 48 jam yang mengalami kejadian
VAP di unit pelayanan intensive dalam 1 bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang di intubasi lebih dari 48 jam di unit pelayanan
intensive dalam periode yang sama

Formula Rumus untuk menghasilkan nilai dari indicator


pengukuran Numerator/denominator x 100 %

Metologi Rekam Medik,register ICU


Pengumpulan
Data

26
Cakupan data Total/sample
Sample:Jumlah minimal sample sesuai pedoman PMKP

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data

Frekuensi 3 bulan
analisis

Nilai <4
Ambang/Standar

Metodologi Interprestasi data


Analisis

Sumber Rekam Medik,register ICU,komite PPI


data/area
monitoring

PJ Data Kepala Instalasi ICU

Publikasi data Internal:Rapat Koordinasi


Eksternal:Mading RS

Standar keselamatan pasien ( pasien safety) untuk pelayanan ICU adalah :

1. Ketepatan identitas : target 100% terpasang gelang identitas


2. Komunikasi SBAR : konsul dokter dan timbang terima antar shift menggunakan
metode SBAR
3. Medikasi : ketepatan pemberian obat tidak tepat apabila ( salah obat, salah dosis,
salah jenis, salah etiket,salah pasien)
4. Ketepatan transfusi : tidak tepat apabila (salah identitas, salah tulis jenis produk
darah, salah pasien)

27
5. Pasien jatuh : target 100% tidak ada kejadian pasien jatuh di ICU

Selama bulan November 2019 tidak ada kejadian yang berhubungan dengan keselamatan pasien
di ICU yangterdiri dari :

1. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD : adalah insiden yang


mengakibatkan cedera pada pasien.
2. Kejadian Nyaris Cedera , selanjutnya disingkat KNC : adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien.
3. Kejadian Tidak Cedera , selanjutnya disingkat KTC : adalah insiden yang sudah terpapar
ke pasien , tetapi tidak timbul cedera
4. Kondisi Potensial Cedera , selanjutnya disingkat KPC : adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
5. Kejadian sentinel, adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius

Selain tidak terjadi insiden yang berhubungan dengan keselamatan pasien selama bulan
November 2019 juga tidak terjadi infeksi nosokomial seperti dekubitus,plebitis, ILO,VAP, ISK
dan,HAP.

28
BAB III

PENUTUP

Demikian laporan bulanan ruang ICU (GLADIOL) bulan November 2019 sebagai sebuah
keharusan dan bentuk pertanggung jawaban kami untuk melaporkan seluruh kegiatan selama
bulan November 2019 diruang ICU yang mencakup 5 M
(MAN,MATERIAL,MONEY,METHODE,MUTU).Kami menyadari banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang membaca laporan ini.

Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih,semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita dalam meningkatkan pelayanan di RSUD Bajawa pada umumnya dan ruangan ICU pada
khususnya.

Bajawa,03 November 2019


Kepala Ruang ICU

TERESIA REDES,Amd.Kep
Nip 197603162009 04 2 002

29
LAPORAN SUPERVISI MENGAMBIL DARAH VENA

Masalah yang ditemukan Penyebab Rekomendasi/Saran


Dalam SPO ada langkah - Revisi SPO
kerja cek adanya denyutan
distal

Tanggal,08-09-2019

Perawat yang di supervise Tanda Tangan Supervisor

Maria Ringa,S.Kep.Ns Teresia Redes,Amd.Kep

LAPORAN SUPERVISI MEMBERI MAKAN MELALUI PIPA LAMBUNG

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Petugas tidak memasang Petugas tidak menguasai Petugas harus sering


pengalas langkah kerja melakukan tindakan
memberi makan melalui
pipa lambung agar lebih
menguasai langkah kerja

Tanggal,14-09-2019

Perawat yang di supervisi Tanda Tangan Supervisor

Antonia Donata Ito,Amd.Kep Maria Ringa,S.Kep.Ns

30
LAPORAN SUPERVISI PENGHISAPAN LENDIR

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Alat penghisap/suction Alat penghisap sudah lama Ganti alat


kadang tidak berfungsi suctin/pengadaan alat
dengan baik penghisap baru

Tanggal,17-09-2019

Perawat yang di supervisi Tanda Tangan Supervisor

Maria Raineldis Woli,Amd.Kep Maria Ringa,S.Kep.Ns

LAPORAN SUPERVISI MELAKUKAN SKIN TEST

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Tidak di temukan masalah


- -

Tanggal,23-09-2019

Perawat yang di supervisi Tanda Tangan Supervisor

Magdalena Restiana Sima,Amd.Kep Maria Ringa,S.Kep.Ns

31
LAPORAN SUPERVISI PEMBERIAN OBAT INTRA VENA

MELALUI SELANG INTRA VENA

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Respon pasien masih Petugas tidak mengecek Sebelum


ada yang mengeluh terlebih dahulu lokasi penyuntikan,periksa dulu
kesakitan pada tempat pemasangan infus,saat akan lokasi pemasangan infus
pemasangan infus,saat di menyuntik
suntik

Tanggal,06-09-2019

Perawat yang di supervisi Tanda Tangan Supervisor

Anjelina Sarina Wua,Amd.KepMaria Ringa,S.Kep.Ns

LAPORAN SUPERVISI MEMASANG KATETER

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Petugas masih bolak Pasien harus menunggu Petugas harus


balik,karena persiapan lebih lama mempersiapkan alat
alat tidak lengkap dengan lengkap

Tanggal,16-09-2019

Perawat yang di supervisi Tanda Tangan Supervisor

Margaretha M.P.Ngebu,Amd.Kep Maria Ringa,S.Kep.Ns

32
LAPORAN SUPERVISI PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

TRANSFUSI DARAH

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Di dalam SPO belum di - Revisi SPO


cantumkan,sebelum
transfusi petugas harus
mengisi form persetujuan
transfusi dari
pasien/keluarga dan
observasi KUdan TTV
pasien t/u suhu sebelum
transfusi

Tanggal,13-09-2019

Perawat yang di supervisi Tanda Tangan Supervisor

Afliana Y.M.Bei,Amd.KepMaria Ringa,S.Kep.Ns

LAPORAN SUPERVISI MEMASANG INFUS

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Tidak ditemukan masalah - -

Tanggal,11-09-2019

Perawat yang di supervisi Tanda Tangan Supervisor

Antonia Donata Ito,Amd.KepMaria Ringa,S.Kep.Ns

33
LAPORAN SUPERVISI MEMASANG NGT

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN

Tidak ditemukan masalah - -

Tanggal,10-09-2019

Perawat yang di supervisiTanda Tangan Supervisor

Kandida V.S.Owa,Amd.Kep Maria Ringa,S.Kep.Ns

34
DOKUMENTASI SUPERVISI KEPERAWATAN

35
36
KA INSTALASI RANAP

KEPALA RUANG

PP

PA

37

Anda mungkin juga menyukai