Oleh
Sherly Fadhilah
1511122055
Sherly Fadhilah
No. BP 1511122055
Menyetujui,
Dosen Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Penulis sendiri menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sehingga laporan ini dapat menjadi bermanfaat dan membantu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu pertanian, Aamiin Yaa Rabb.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1.2 Tema..........................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan...................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
DAFTAR TABEL
Lampiran 1. Dokementasi.................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tema
Tema yang dipilih dalam pembuatan laporan PKL ini yaitu Pengawasan Mutu
Proses Pengolahan dan Produk Akhir Teh Hijau.
1.3 Tujuan
Tujuan yang harus tercapai setelah pelaksanaan kegiatan PKL adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui dan mempelajari proses pengolahan teh hijau di PT Mitra Kerinci
– Kebun Liki
2. Mengetahui dan mempelajari bagaimana pengawasan mutu terhadap proses
pengolahan dan produk akhir teh hijau di PT Mitra Kerinci – Kebun Liki
2.5.4 Nilai
Profesional, Integrity, Teamwork, Excellence, Respect = P I N
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Struktur Organisasi pada PT.
Mitra Kerinci adalah struktur organisasi fungsional.
Gambar 11. Mesin Pengering II (Ball Tea ukuran standar dengan elemen)
Gambar 12. Output Ball Tea
3.1.7 Sortasi
Menurut Tuty Anggraini (2017), pada prinsipnya proses sortasi yang
dilaksanakan pada teh hijau sama dengan teh hitam, yaitu pemisahan berdasarkan
ukuran, bentuk dan berat. Tetapi karena sebagian besar partikel teh hijau yang
dihasilkan mempunyai bentuk yang berbeda dengan teh hitam, maka aliran sortasi
dan sebagian mesin sortasinya berbeda. Mesin sortasi pada setiap pabrik biasanya
berbeda-beda, biasanya disesuaikan dengan permintaan dan arah pasar yang
dituju. Mesin sortasi yang biasanya dipakai di teh hijau adalah ayakan mesh
(Chota), Vibro, Mydleton, Stalk Separator, Crusher dan Winnower.
1. Chota
Mesin Chota berfungsi memisahkan partikel teh berdasarkan ukuran
partikel memakai kawat mesh dengan berbagai ukuran. Mesin ini terdiri dari 6
corong dan masing-masing corong mempunyai ukuran kawat mesh yang berbeda,
disesuaikan dengan standar ukuran grade yang dihasilkan. Corong 6 (ujung)
menghasilkan ukuran partikel yang paling besar karena tertahan (tidak lolos) pada
kawat mesh yang digunakan pada corong 1 sampai dengan 5.
Gambar 13. Mesin Chota
2. Mydleton
Mesin ini sama dengan mesin yang dipakai pada sortasi teh hitam,
perbedaannya terdapat pada ukuran lobang buble tray yang dipakai. Pemakaian
mesin ini bertujuan untuk memisahkan partikel teh berdasarkan ukuran dan
bentuk.
3. Stalk Separator
Mesin ini berfungsi memisahkan partikel teh yang menggulung (bulat)
dengan partikel tulang (stalk) yang berbentuk panjang. Prinsip kerja mesin ini
adalah getaran dan memanfaatkan gaya gravitasi.
Gambar 15. Mesin Stalk Separator
4. Winnower
Pemakaian winnower di sortasi teh hijau prinsipnya sama dengan sortasi
teh hitam.
Dalam rancangan RSNI 2015 dicantumkan beberapa nama jenis teh hijau
dan defenisi masing-masing grade, yaitu :
1) Pekoe Super, teh hijau yang partikelnya tergulung padat terpilin, berwarna
hijau sampai hijau kehitaman, sangat sedikit tercampur tulang daun
dengan ukuran panjang partikel antara 2 sampai 5 mm
2) Pekoe, teh hijau yang pertikelnya tergulung padat dan terpilin berwarna
hijau kehitaman, berukuran lebih panjang daripada pekoe super dengan
ukuran panjang partikelnya lebih dari 5 mm, sedikit tercampur serat dan
tulang daun.
3) Jikeng, teh hijau yang partikelnya tergulung longgar dan kurang terpilin,
berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan, tercampur banyak
tulang daun dengan ukuran panjang partikelnya 1 sampai 20 mm
4) Bubuk 1, teh hijau yang partikelnya tidak tergulung tetapi berupa
potongan pipih, berwarna kehitaman sampai kuning kecoklatan, minimal
75% lolos ayakan mesh no. 4 dan tertahan ayakan mesh 10, sedikit
tercampur serat dan tulang daun.
5) Bubuk 2, teh hijau yang partikelnya tidak tergulung tetapi berupa
potongan pipih, berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan
minimal 75% lolos ayakan mesh no. 10 dan tertahan ayakan mesh no. 45,
banyak tercampur serat dan tulang
6) Bubuk 3, teh hijau yang partikelnya tidak tergulung tetatpi berupa
potongan pipih, berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan
minimal 75% lolos ayakan mesh no. 45, banyak tercapur serat tulang daun.
7) Broken Tea (BT), teh hijau yang partikelnya agak pipih dan tidak terpilin
baik, berwarna hijau kehitaman sampai hijau kecoklatan
8) Fanning (F), teh hijau yang partikelnya berukuran kecil dan pipih,
berwarna hijau kehitaman sampai hijau kekuningan, lolos ayakan mesh no.
18 dantertahan ayalakan mesh no. 20 atau 22
9) Dust, teh hijau yang partikelnya berukuran kecil, bebentuk butiran dan
berwarna hijau kehitaman sampai hijau kekuningan, lolos ayakan mesh no.
22 dan tertahan ayakan mesh no. 30
10) Tulang Daun, teh hijau yang 100% partikelnya gagang berwarna kuning
kecoklatan dengan ukuran panjang partikelnya antara 3 sampai 30 mm
11) Gun Powder 1 (GP1), teh hijau yang partikelnya bebentuk butiran
tergulung sangat padat berwarna hijau sampai kehitaman, minimal 75%
lolos ayakan no 10 dan tertahan ayakan mesh no. 14, murni tidak
tercampur serat dan tulang daun
12) Gun Powder 2 (GP2), teh hijau yang partikelnya berbentuk butiran
tergulung padat, berwarna hijau sampai hijau kehitaman, minimal 75%
lolos ayakan mash no 6 dan tertahan ayakan mesh no. 10, murni tidak
tercampur serat maupun tulang daun
13) Gun Powder 3 (GP3), teh hijau yang partikelnya berbentuk butiran
tergulung kurang padat, berwarna hijau sampai hijau kehitaman, minimal
75% lolos ayakan mesh no. 4 dan tertahan ayakan mesh no.6 , murni tidak
tercampur tulang dan serat daun
14) Chun Mee 1 (CM 1), teh hijau yang partikelnya tergulung padat
memanjang, berwarna hitam kehijauan sampai hitam, minimal 75% lolos
ayakan mesh no. 10 dan tertahan ayakan mesh no. 18, murni tidan
tercampur tulang dan serat daun
15) Chun Mee 2 (CM 2), teh hijau yang partikelnya tergulung padat
memanjang, berwarna hitam kehijauan sampai hitam, minimal 75% lolos
ayakan mesh no. 8 dan tertahan ayakan mesh no. 14, sedikit tercampur
tulang dan serat daun.
16) Chun Mee 3 (CM 3), teh hijau yang partikelnya tergulung padat
memanjang, berwarna hitam kehijauan sampai hitam, minimal 75% lolos
ayakan mesh no. 6 dan tertahan ayakan mesh no. 14, sedikit tercampur
tulang dan serat daun.
17) Chun Mee 4 (CM 4), teh hijau yang partikelnya tergulung padat
memanjang, berwarna kehijauan sampai hitam, minimal 75% lolos ayakan
mesh no. 6 dan tertahan ayakan mesh no. 10, tercampur agak banyak
tulang dan serat daun.
18) Sow Mee 1 (SM 1), teh hijau yang partikelnya berupa potongan pipih,
warna hitam kehijauan, minimal 75% lolos ayakan mesh no. 10 dan
tertahan ayakan mesh no. 18 dan mengandung tip
19) Sow Mee 2 (SM 2), teh hijau yang partikelnya berupa potongan pipih,
warna hitam kehijauan kecoklatan, minimal 75% lolos ayakan mesh no. 14
dan tertahan ayakan mesh no. 25 serta mengandung sedikit tip
20) Broken Mixed (BM), teh hijau yang pertikelnya merupakan campuran
antara dua atau lebih jenis mutu teh hijau.
Transportasi Pucuk
Penampungan Sementara
(Whitering Through)
Pelayuan
(Rotary Panner)
Pendinginan
(Rotary Cooler)
Penggulungan
(Open Top Roller)
Pengeringan 1
(Endless Chain Pressure)
Pengeringan II
(Ball Tea)
Sortasi
Penyimpanan
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kadar air ouput pucuk
teh hijau pada setiap Rotary Panner tidak seragam, karena mengalami kenaikan
dan penurunan. Pada hari Sabtu, 26 Januari 2019 diperoleh kadar air output yang
paling rendah pada Rotary Panner nomor 2 yaitu sebesar 58 %. Sedangkan pada
hari Senin, 28 Januari 2019 kadar air paling rendah terdapat pada Rotary Panner
nomor 1 yaitu 59 % dan terdapat kadar air yang melebihi standar kadar air ouput
pucuk yaitu 66 %. Setiap mesin Rotary Panner memiliki suhu yang berbeda, ini
karena dipengaruhi oleh banyaknya bahan bakar yang dimasukkan kedalam
tungku setiap mesin dan perbedaan ketebalan pucuk pada conveyor Rotary
Panner.
Kadar air standar pada output Rotary Panner adalah ± 60 – 65 %, dengan
lama waktu pelayuan ± 5 menit. Setelah pucuk teh dilayukan maka akan dialirkan
kedalam Rotary Cooler agar daun yang telah dilayukan tersebut dingin, yang
selanjutnya akan dialirkan menuju proses penggulungan dengan mesin Open Top
Roller.
Berdasarkan pengamatan pada hari Sabtu, 26 Januari 2019 diperoleh rata –
rata ouput kadar air pucuk yaitu 61 %, sedangkan pada hari Senin, 28 Januari
2019 diperoleh rata – rata ouput kadar air pucuk sebesar 62.25 %. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh kondisi cuaca pada hari tersebut. Pada hari Sabtu cuaca cerah
dan pucuk teh hijau tidak mengandung kadar air pemukaan yang terlalu banyak.
Sedangkan pada hari Senin pagi cuaca mendung dan terjadi hujan, ini
mempengaruhi kondisi pucuk teh hijau di lapangan karena akan mengandung
kadar air permukaan yang lebih banyak.
Hal ini juga dipengaruhi oleh kadar air input pucuk segar pada kedua hari
tersebut. Pada hari Sabtu, 26 Januari 2019 kadar air input pucuk segar sebesar 75
%, sedangkan pada hari Senin, 28 Januari kadar air input pucuk segar yang
diperoleh sama yaitu sebesar 75 %. Walaupun memperoleh kadar air input pucuk
segar yang sama, sehingga untuk menjaga kandungan air permukaan pucuk tidak
terlalu banyak, maka dilakukan pengaturan pada mesin saat proses
pengolahannya.
Tabel 2. Kadar Air Output dan Suhu Mesin Endless Chain Pressure
Sabtu, 26 Januari 2019 Senin, 28 Januari 2019
ECP KA Output Suhu Mesin KA Output Suhu Mesin
(%) (C) (%) (C)
1 18 115.2 43 98.3
2
3 28 85.6 34 75.2
4 34 70.4 40 78.5
5 30 98.7 47 70.9
6 23 103.5 42 90.2
7 20 110.7 35 106.3
8 17 95.4 32 115.8
9 15 118.6 28 120.6
Rata - Rata 23.12 37.62
Keterangan : mesin dalam perbaikan
Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata – rata output kadar air pucuk sebesar
23.12 % pada hari Sabtu, 26 Januari 2019. Sedangkan pada hari Senin, 28 Januari
2019 diperoleh rata – rata ouput kadar air pucuk yaitu 37.62 %. Pada hari
tersebut, banyak menghasilkan output kadar air yang rendah seperti pada ECP
nomor 1, nomor 3, nomor 4, nomor 5, nomor 6, nomor 7, nomor 8, dan nomor 9
yaitu 18, 28, 34, 30, 23, 20, 17, dan 15 %. Ini disebabkan karena pada
pengoperasian ECP ketebalan pucuk teh yang dimasukkan kedalam mesin sangat
tipis sehingga pucuk teh menjadi kering dengan sangat cepat dan mengandung
ouput kadar air yang rendah (tidak memenuhi standar).
Kadar air standar pada ECP adalah 38 – 42 % dengan lama pengeringan ±
30 menit. Suhu ruang mesin ECP berkisar antara 100 – 150 C. 1 gerobak untuk
pengangkutan pucuk teh dari OTR ke ECP dapat memuat 1 ton pucuk teh. Untuk
dapat mengoperasikan mesin ECP untuk 1 gerobak dapat dilakukan pengisisan
sebanyak 3 kali pengisisan.
Persentase kadar air pada daun teh akan mempengaruhi rasa dan aroma teh.
Semakin sedikit kadar air, rasa dan aromanya semakin bagus. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan pada hari Sabtu, 26 Januari 2019 pada output Ball
Tea nomor 17 A dengan lama pemasakan 8 jam 45 menit yang dimulai pada jam
13.15 sampai 22.00 WIB menghasilkan kadar air 5 % dengan aroma seduhan nya
beraroma smoky atau terdapat bau asap. Adapun kenampakan fisik dari pucuk teh
jadi yaitu berwarna kehijauan, bentuk daun cenderung berukuran panjang dan lebar,
dan warna daun yang tidak seragam. Sedangkan daun hasil seduhan nya berwarna
kehijauan, terdapat sedikit campuran daun berwarna merah, dan terkontaminasi
oleh gulma.
Sedangkan pada hari Senin, 28 Januari 2019 pada output Ball Tea nomor 17
A dengan lama pemasakan 6 jam yang dimulai dari jam 13.30 sampai 19.30 WIB
menghasilkan kadar air 5 %, namun rasa seduhannya terasa kuat aroma khas teh.
Kenampakan fisik dari pucuk teh jadi pada output Ball Tea ini yaitu berwarna
kehijauan, bentuk daun cenderung berukuran panjang dan lebar, dan terdapat wara
daun yang tidak seragam. Adapun daun hasil seduhannya berwarna kehijauan dan
ukura daun nya yang tidak seragam.
3.4 Perbandingan Parameter Uji dari Jam 16.00 WIB
Tabel 4.Kadar Air Output dan Suhu Mesin Rotary Panner
Selasa, 29 Januari 2019 Rabu, 30 Januari 2019
Rotary
KA Output Suhu Mesin KA Output Suhu Mesin
Panner
(%) (C) (%) (C)
1 66 118.3 64 133.8
2 66 153.6 65 120.7
3 60 119.6 62 122.8
4 64 150.6 63 151.3
Rata - Rata 64 63.5
Tabel 5. Kadar Air Output dan Suhu Mesin Endless Chain Pressure
Selasa, 29 Januari 2019 Rabu, 30 Januari 2019
ECP KA Output Suhu Mesin KA Output Suhu Mesin
(%) (C) (%) (C)
1 40 113.2 26 85.6
2
3 42 95.7 45 70.8
4 45 90.5 31 80.7
5 40 80.2 36 85.4
6 42 85.7 38 75.7
7 44 72.8 52 75.6
8 40 70.6 32 80.6
9 41 82.6 40 102.3
Rata - Rata 41.7 37.5
Keterangan : mesin dalam perbaikan
Berdasarkan tabel diatas, rata – rata kadar air output pucuk pada hari Selasa,
29 Januari 2019 adalah 41.7 %. Sedangkan pada hari Rabu, 30 Januari 2019
diperoleh rata – rata kadar air ouput pucuk sebesar 37.5 %. Pada ECP nomor 4
hari Selasa, 29 Januari 2019 kadar air output pucuk nya sebesar 45 %, sedangkan
ECP nomor 1,3, 5,6,7,8,9 output kadar air pucuk nya berada dalam rentang kadar
air output pucuk standar. Kadar air output pucuk standar berkisar ± 38 - 42 %.
Pada hari Rabu, 30 Januari 2019 ECP nomor 1,4,5, dan nomor 8 hasil kadar
air output pucuk nya yaitu 26, 31, 36, 32 %. Hasil ini tidak sesuai dengan kadar
air output pucuk standar pada mesin ECP. Sedangkan pada ECP nomor 3 dan
nomor 7 kadar air output pucuknya yaitu 45 dan 52 %. Hasil ini melebihi kadar air
output standar. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena pengeringan pada ECP
yang tidak merata seperti penumpukan pucuk pada saat berada di conveyor.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Angraini, Tuty. 2017. Proses dan Manfaat Teh. CV. Bukittinggi: Rumahkayu
Pustaka Ustama
Astika, G. P. W. 1991. Peningkatan daur pemuliaan dan analisis stabilitas hasil
tanaman teh. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Bandung. 267 hlm.
Gramza A., Korczak J., Amarowicz R., 2005 a. Tea polyphenols – their
antioxidant properties and biological activity – a review. Pol. J. Food Nutr.
Sci. 14/55, 3, 219-235.
Nazaruddin, 1993. Komoditi Ekspor Pertanian. Jakarta. Penebar Swadaya. 126
hlm.
Tuminah, S. 2004. Teh [Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai
Salah Satu Sumber Antioksidan. Cermin Dunia Kedokteran No. 144
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI
Foto bersama Ibuk Mimi di Kadar Air Pengarahan oleh Pak Rony