Disusun Oleh:
Winda Lestari Marhaningsih 175080500111023 (7)
Nurul Salsabila 175080500111024 (8)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Tetraodontiformes
Family : Tetraodontidae
Genus : Dichotomyctere
Karakter morfologi yang dimiliki oleh ikan buntal air tawar adalah
berwarna hijau dari ujung kepala sampai ke pangkal ekor, bentuk tubuh
membulat (rounded) dan terdapat bintik-bintik bulat berwarna hitam pada bagian
punggung (dorsal). Sedangkan pada bagian ventral berwarna putih dan terdapat
duri yang terlihat pada saat ikan buntal hijau menggembung. Ikan buntal hijau
memiliki mata yang bulat menonjol dan besar, mulut kecil yang terletak di bagian
terminal, memiliki dua buah gigi seri (incisor) yang menyatu di rahang atas dan di
rahang bawah, dua buah lubang hidung, tidak memiliki sisik dan linea lateralis.
Berdasarkan Kottelat et al. (1993) ikan buntal air tawar memiliki empat buah sirip
yaitu sirip dorsal, sirip pektoral, sirip anal dan sirip caudal. Selain itu bentuk sirip
pada ikan ini adalah membulat (rounded) dan terdapat bintik kehitaman pada
bagian sirip ekor. Ikan buntal hijau tidak memiliki jari-jari keras dan hanya
memiliki jari-jari lunak yang mengeras. Berdasarkan hasil pengamatan, ikan
buntal hijau yang tertangkap pada tiap-tiap stasiun tidak memiliki perbedaan ciri
morfologi.
Tetraodon nigroviridis merupakan salah satu jenis ikan buntal, yang
umum dikenal sebagai ikan buntal air tawar. Pada ikan dewasa, bagian atas
tubuh berwarna hijau dengan banyak spot hitam, sementara di bagian bawah
tubuh berwarna putih kecoklatan (Dekkers 1975). Ikan tersebut sangat sensitif,
dalam keadaan stress warna tubuh mereka akan berubah menjadi hijau gelap,
tidak memiliki keinginan untuk makan, dan hanya berenang di bawah
permukaan. Hal tersebut dapat mengganggu pertumbuhan dan reproduksi,
bahkan menyebabkan kematian. T. nigroviridis merupakan ikan omnivora, yaitu
selain memakan alga di atas batu atau karang, ikan tersebut juga menelan
avertebrata kecil seperti halnya udang dan moluska. T. nigroviridis memerlukan
makanan berupa moluska (siput/kerang) untuk mencegah gigi mereka tumbuh
terlalu besar.
Habitat
Habitat ikan tersebut tersebar luas di selatan dan tenggara Asia yaitu dari
Sri Langka ke Indonesia, Cina, dan Filipina (Watson et al.2009). T. nigroviridis
sesungguhnya adalah ikan air payau yang memiliki kemampuan eurihalin
sehingga dapat bertahan hidup di perairan tawar dan berkembang biak di
perairan laut (Watson et al.2009). Kemampuan migrasi dari perairan tawar ke
laut, begitu pula sebaliknya, menunjukkan bahwa ikan buntal memiliki
kemampuan osmoregulasi yang baik (Guo et.al. 2016). Para penggemar ikan
hias umumnya belum memahami hal tersebut, sehingga ikan buntal T.
nigroviridis sering dipelihara di lingkungan air tawar dan akhirnya banyak
menimbulkan kematian. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian mengenai
pengaruh perubahan salinitas terhadap fisiologi ikan buntal T. nigroviridis, yang
bertujuan untuk mengetahui respon ikan buntal terhadap perubahan lingkungan
berupa peningkatan salinitas.