Laporan Kerja Praktek Lengkap PDF
Laporan Kerja Praktek Lengkap PDF
Disusun Oleh :
Aji Dananjaya (09/284364/TK/35269)
Disusun oleh :
Pembimbing
Manager Pemeliharaan I
ii
KATA PENGANTAR
iii
Penulis menyadari bahwa kerja praktek ini masih terdapat kelemahan dan
membutuhkan penyempurnaan. Oleh sebab itu masukan dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi sempurnanya kerja praktek ini. Akhirnya penulis menaruh
harapan, semoga kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Wassalamu’alaikum warahmatullah.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
v
2.4.2. Arti Logo ................................................................................. 10
vi
BAB III KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN B3 .............. 25
vii
4.5. Penyusunan Program Kerja ................................................................ 39
5.1. Kompresor......................................................................................... 41
viii
6.3. Sistem kerja kompressor C 2231 D .................................................... 57
LAMPIRAN ......................................................................................................... 72
ix
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. PETROKIMIA GRESIK
DEPARTEMEN PEMELIHARAAN
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Petrokimia Gresik sebagai salah satu perusahaan pupuk yang cukup
berkompeten di Indonesia merupakan sarana yang baik dalam menunjang
proses pemahaman mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan ilmu
yang telah didapatkan di bangku kuliah.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Tahun 1960
Berdasarkan Ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960 dan Keputusan
Presiden No. 260 Tahun 1960 direncanakan pendirian “Projek
Petrokimia Soerabaja”. Proyek ini merupakan proyek prioritas dan
Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I (1961-
1969).
Tahun 1962
Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang bernaung di
bawah Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan melakukan
survei lokasi untuk proyek di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban,
Pasuruan dan Gresik. Daerah Gresik akhirnya ditetapkan sebagai
lokasi yang paling sesuai.
Tahun 1964
Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden
RI No. 1/ Instr/ 1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden RI No. 225
tanggal 4 November 1964. Pelaksanaan pembangunan fisik tahap
Tahun 1968
Proyek ini sempat terhenti dikarenakan krisis ekonomi yang
berkepanjangan, sehingga jalannya produksi harus terhenti. Dampak
dari krisis tersebut menyebabkan perusahaan mengalami krisis pula.
Biaya operasi yang tinggi (impor) dan tidak sesuai dengan penjualan
menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu,
perusahaan membutuhkan suntikan dana dari pemerintah pusat.
Tahun 1971
Status badan usaha dari Projek Petrokimia Soerabaja diubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55
Tahun 1971.
Tahun 1972
Projek Petrokimia Soerabaja diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 10 Juli 1972. Selanjutnya setiap tanggal tersebut diperingati
sebagai Hari Ulang Tahun PT. Petrokimia Gresik.
Tahun 1975
Status badan usaha PT. Petrokimia Gresik diubah menjadi Perusahaan
Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1975.
f. Unit Utilitas
Perluasan keempat (2 Mei 1986)
Pembangunan Pabrik Pupuk ZA III dikerjakan sendiri oleh tenaga-
tenaga PT. Petrokimia Gresik, mulai dari studi kelayakan sampai
dengan pengoperasiannya.
PT. Petrokimia Gresik saat ini terletak pada kawasan industri yang
menempati area lahan kompleks seluas 450 Ha. Areal tanah yang ditempati
berada di tiga kecamatan yang meliputi :
2.3.1. Visi
2.3.2. Misi
2.4.1. Logo
B. Produk Samping
2.6.Unit Prasarana
PT. Petrokimia Gresik juga mempunyai beberapa unit prasarana pendukung,
antara lain :
2. Anggota Komisaris :
- Drs. Julian Aldrin Pasha, M.A., Ph.D.
- Drs. Imam Apriyanto Putro, M.M.
- Ir. Musthofa
- Romulo Robert Simbolon, S.Sos., M.M.
- Drs. Muhammad Zamkhani, Ak., MBA
b. Direksi
1. Direktur Utama : Ir. Hidayat Nyakman, MSIE, MA
2. Direktur Komersil : Drs. T. Nugroho Purwanto, Ak
3. Direktur Produksi : Ir. S. Nugroho Christijanto, M.M.
4. Direktur Teknik : Ir. Firdaus Syahril
dan Pengembangan
5. Direktur SDM : Irwansyah, S.E.
dan Umum
Ir. Sidharta.
1977 - 1983 menjabat sebagai Presiden Direktur.
Ir. Endarto.
1990 - 1995 menjabat sebagai Direktur Utama.
4. PT. PETROWIDADA
Perusahaan ini merupakan hasil patungan dari PT. Petrokimia Gresik
(4,82%), PT. Witulan (5,1%), PT. Daewoo Corp. (13,6%), PT.
Eterindo Wahana Tama (66%) dan PT. Justus, SC. (5,1%). Beroperasi
sejak tahun 1988, dengan hasil produksi :
Phthalic Anhydride
Maleic Anhydride
5. PT. PETROCENTRAL (Tahun 1990)
Merupakan perusahaan patungan dari PT. Petrokimia Gresik
dengan kepemilikan saham sebesar 9,8%, PT. Kodel Jakarta
(10,83%), PT. Supra Veritas (6,37%), PT. Salim Chemical (6,37%),
PT. Fosfindo Surabaya (12,74%), dan PT. Unggul I.C (53,89%).
Mulai beroperasi tahun 1990 dengan hasil produksi berupa STPP
Sebagai salah satu anggota dari Petrokimia Gresik Group yang banyak
bergerak di bidang perkoperasian.
Sebagai sarana Petrokimia Gresik Group dalam membina ketenangan
kerja
Membuka lapangan kerja bagi masyarakat
Bidang usahanya meliputi :
Unit toko swalayan, toko bahan bangunan dan alat listrik, toko
elektronik, dan apotek.
Unit simpan pinjam, jasa service AC, jasa bengkel motor, wartel dan
warnet, dan kantin.
Unit stasiun pompa bensin umum (SPBU)
Unit pabrik Air Minum kemasan (Air “K”)
Jasa cleaning service/house keeping
Service AC, foto copy, jasa pelayanan umum dan jasa persewaan mobil.
BAB III
Setiap industri kimia selalu memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi.
Mesin - mesin, bahan kimia, ataupun kecerobohan individu dapat menyebabkan
kecelakaan. Oleh sebab itu memerlukan jaminan keselamatan kerja di lingkungan
pabrik.
5. Dalam hal terjadi keadaan darurat dan /atau bencana pabrik, seluruh
karyawan wajib ikut serta melakukan tindakan penanggulangan.
1. Organisasi Struktural.
a. Safety Representative
4. Menciptakan tempat kerja yang nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tugas Pokok P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan di bidang K-3
kepada pengusaha/pengurus tempat kerja ( diminta maupun tidak ). Fungsi P2K3
adalah :
a. Faktor bahaya
a. Safety meeting
j. Laporan pertanggungjawaban
k. Penelitian
Ketua : Direksi
3. Pemeriksaan P2K3
5. Melakukan kontrol proaktif dan reaktif terhadap kondisi dan sikap yang
membahayakan serta kebersihan lingkungan kerja
Rumus :
Rumus :
BAB IV
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
2. Mempertahankan keandalan
Corective Maintenance
Preventive Maintenence
peralatan baru, merubah / menambah instalasi baru dengan tujuan antara lain
sebagai berikut :
o Meningkatkan kapasitas
pemeliharaan
telah dibakukan.
o Dep. Har dengan Dep / Biro lain yang terkait berkoordinasi untuk
perencanaan progam TA.
BAB V
5.1. Kompresor
5.1.1. Pengertian Umum
Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan
tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan
tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu system
proses yang lebih besar (dapat system fisika maupun kimia contohnya pada
pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi).
a. Kompresor Sentrifugal
Kompresor sentrifugal terdiri dari rotor atau centrifugal impeller atau
impeller dan satu atau beberapa stator atau diffuser. Di rotor udara
ambient masuk secara aksial kemudian mengalir melawati impeller
secara radial. Kecepatan aliran bertambah karena adanya gaya
centrifugal, sedangkan tekanan bertambah akibat bentuk buluh arus
diantara blade tekanan yang divergent. Di stator, kecepatan dirubah
menjadi tekanan karena penampang vanes yang divergent. Pada
kompresor sentrifugal harga perbandingan tekanan/compression ratio
relatif kecil, maka kompresor sentrifugal pada umumnya digunakan pada
engine dengan daya yang relatif kecil.
b. Kompresor Aksial
Kompresor aksial terdiri dari: beberapa tingkat/stage, setiap stage
terdiri dari satu baris rotor kemudian satu baris stator. Kecepatan aliran
udara bertambah di baris rotor dan kecepatan tersebut dirubah menjadi
tekanan di baris stator. Memiliki efisiensi tinggi dengan kecepatan tinggi
pula. Kompresor ini memiliki kapasitas yang lebih besar dari kompresor
sentrifugal. Disini nosel masuk berfungsi mengarahkan dan mempercepat
aliran gas atau udara ke dalam sudu pengarah. Dari sudu pengarah, gas
akan masuk ke sudu putar yang akan menambahkan energi ke dalam gas.
Sudu tetap berfungsi sebagai difuser dan pembelok arah aliran ke deretan
sudu gerak pada tingkat berikutnya. Sehingga energi tekanan akan terus
bertambah dari stage ke stage berikutnya. Harga rasio tekanan dapat
dihasilkan dengan menggunakan beberapa stage. Kompresor aksial
sangat cocok digunakan untuk turbo-engine yang menghasilkan daya
yang besar. Namun demikian kompresor aksial memiliki kompleksitas
yang tinggi dalam hal rancang bangunnya dan memiliki kecenderungan
surging yang lebih tinggi.
a. Kompresor Piston
Kompresor yang mempergunakan torak sebagai alat untuk
mengkompresikan udara di dalam silinder. Aliran keluar tetap hampir
konstan pada kisaran tekanan pengeluaran tertentu. Juga kapasitas
kompresor proporsional langsung terhadap kecepatan.
b. Kompresor Putar
Mempunyai rotor dalam satu tempat dengan piston dan memberikan
pengeluaran kontinyu bebas denyutan. Beroperasi pada kecepatan tinggi
dan umumnya menghasilkan keluaran yang lebih tinggi daripada
kompresor reciprocating.
P1 V1 = P2 V2
2. Kompresi Politropik
Temperatur gas setelah dikompresi lebih tinggi daripada temperatur gas
pada awal langkah kompresi. Kerja yang diperlukan lebih besar dari
kompresi isothermal tapi lebih rendah dari kompresi adiabatik, begitupun
tekanan yang diperoleh.
𝑷𝟏 𝑽 𝟏 𝒏 = 𝑷𝟐 𝑽 𝟐 𝒏
dimana : n = eksponen : 1<n<(Cp/Cv)
Cp = kalor spesifik tekanan konstan
Cv = kalor spesifik volume konstan.
3. Kompresi Adiabatik
Proses kompresi tanpa perpindahan kalor dari gas dan sekitarnya.
Temperatur gas akan naik dan lebih tinggi daripada kenaikan yang terjadi
dengan kompresi pilotropik. Kerja yang dibutuhkan akan lebih tinggi,
tetapi akan diperolah kenaikan tekanan yang lebih tinggi.
𝑷𝟏 𝑽 𝟏 𝒌 = 𝑷𝟐 𝑽 𝟐 𝒌
dimana k = (Cp/Cv) = konstanta adiabatik.
4. Kompresi Isentropis
Proses kompresi tanpa perubahan entropi dari fluida yang bekerja. Proses
ini terjadi pada ideal gas dan dengan asumsi pada spesifik heat konstan
𝒌
𝑷𝟐 𝑻𝟏
( )=( )𝒌−𝟏
𝑷𝟏 𝑻𝟐
2. Efisiensi Volumetrik
Kapasitas kompresor tergantung dari volume langkah torak atau kecepatan
putar. Jumlah gas yang terisap selama langkah adalah sama dengan
volume langkah torak.
ɳv = G’/G
dimana G = berat gas yang terisap masuk dalam keadaan ideal (kg/jam)
G’= berat gas yang terisap masuk ke dalam keadaan sebenarnya
(kg/jam)
3. Daya Teoritik yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor
Kerja yang dilakukan oleh kompresor dapat dihitung dengan
menggunakan Diagram Mullier. Dapat diketahui entalpi gas masuk dan
keluar kompresor.
ℎ𝑜𝑢𝑡 −ℎ𝑖𝑛 𝑉
N=
860 𝑣
𝑁
N’ =
ɳc ɳm
4. Efisiensi Kompresi
ɳc = daya kompresi isentropik / daya kompresi sebenarnya
5. Efisiensi Mekanik
1. Alat penukar kalor yang langsung adalah dimana fluida panas akan
bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa ada pemisah.
2. Alat penukar kalor yang tidak langsung, dimana fluida panas tidak
langsung bersentuhan dengan fluida dingin tetapi dengan pemisah
misalnya piapa.
BAB VI
TUGAS KHUSUS
Value Units
Nominal Inlet Capacity 45.6 m3 /min
Barometric Pressure 1.007 Bar(a)
Inlet Pressure 0.993 Bar(a)
Discharge Pressure 9.035 Bar(g)
Inlet Temperature 35 °C
Relative Humidity 95 %
Rated Speed 2975 RPM
Water Temperature 30 °C
Water Temperature Rise 13.889 °C
Stage 1 Cooler Water 156.681 LPM
Flow
Aftercooler Water Flow 150.761 LPM
Oil Cooler Water Flow 85 LPM
Total Water Flow 392.5 LPM
Stage 1 C.T.D 13.00 °C
Stage 2 C.T.D 5.80 °C
B. Bearing
Beban dorong diserap oleh tiap pinion dengan bearing dorong
hidrodinamik. Bearing dorong didesain untuk memaksimalkan kapasitas
beban yang dapat dibawa dan untuk meminimalkan power yang hilang.
Bearing Bullgear untuk model kompresor C400 adalah gabungan desain
hidrodinamik.
D. Diffuser
Diffuser berlokasi diantara setiap impeller dan setiap pendingin. Diffuser
didesain untuk memaksimalkan efisiensi pada ukuran fisik yang terbatas, dan
menjaga kompressor serapat mungkin.
E. Intercooler
Pendingin cartridge berada didalam casing kompresor. Pendingin adalah
tipe donut dengan air diatas tube. Tubenya adalah tube yang bersirip didalam.
Udara menembus tube saat air membuat sejumlah aliran balik melewati
aliran udara. Susunan ini memiliki efisiensi panas yang tinggi.
G. Vibration probes
Non-contacting vibration probe terpasang pada setiap stage disamping
plain bearing. Alat pengukur getaran menghitung getaran radial pada setiap
rotor. Setiap probe disambungkan ke transmitter vibrasi. Pelindungan
tingkat vibrasi di sediakan sebagai standar pada setiap kompresor.
H. Casing
Gear case terdiri dari casing dan penutup casing. casing dan penutup
tersambung secara vertikal. Rakitan yang telah terpasang hanya dibuka untuk
service bullgear atau bearing nya. Pendingin, yang mana terpasang ke casing,
dapat dengan mudah di lepas untuk pemeriksaan, pembongkaran rotor,
diffuser, bearing, atau seal.
I. Driver kompresor
Kompresor dilengkapi dengan motor listrik terpasang flange mounted dan
terkopel langsung ke bullgear kompresor. Kesejajaran motor sudah tepat
dengan desain flange dan tidak dibutuhkan penyesuaian. Kemanan dan
keefisiensian operasi driver utama sangat penting untuk performa
keseluruhan pada kompresor.
4. Periksa dan catat tekanan suplai oli (oil supply) pada kompresor.
5. Periksa level oli penggerak utama. (Tidak berlaku untuk penggerak dengan
bearing anti-gesek) Mengacu pada instruksi pabrikan yang terdapat dalam
buku pedoman operasi.
6. Periksa tingkat getaran pada setiap tahap kompresor.
7. Periksa dan catat semua tekanan interstage (jika tersedia).
8. Periksa dan catat semua temperatur interstage.
9. Periksa dan catat temperatur udara masuk.
10. Periksa untuk kebocoran tube / sambungan.
11. Periksa dan catat temperature air pendingin udara (air cooler), baik ke
maupun dari pendingin.
12. Periksa dan blow down perangkap kondensat (condensate traps).
13. Periksa dan catat tekanan diferensial pada inlet filter udara.
14. Periksa dan pastikan pendingin udara terus menerus di-venting. Pastikan
juga Katup dari vent terletak di atas casing.
15. Buang kondensat dari inlet air line drip leg. Jangan membuka katup saat
kompresor sedang beroperasi.
16. Buang kondensat dari discharge header drip leg.
17. Buang kondensat dari bypass air line drip leg.
18. Buang drip legs pada tiap pipa udara yang bekerja secara horizontal.
19. Periksa kebocoran oli. Perbaiki seperlunya.
20. Periksa kebocoran gasket / O-ring.
21. Periksa kebocoran air. Perbaiki seperlunya.
22. Buka kontrol katup air line drip leg untuk menghilangkan kelembaban
yang mungkin telah terkumpul.
23. Periksa instrument air line filter. Buang tiap kelembaban, yang mungkin
telah terkumpul.
24. Periksa dan catat tekanan diferensial oil filter. Ganti filter jika diperlukan.
Pemeliharaan tahunan :
5. Periksa secara visual tabung oli pendingin. Bersihkan pada bagian air
pada pendingin oli jika diperlukan.
6. Periksa secara manual anode zink (pencils) pada pendingin oli. Ganti jika
diperlukan.
7. Periksa secara visual inlet throttle valve.
8. Priksa secara visual katup bypass.
9. Periksa secara visual discharge check valve.
10. Ganti oli kecuali digunakan techtrol gold.
6.5. Troubleshooting
Pendingin udara pada water side kotor atau tersumbat : Bersihkan jalur air
pada pendingin. Sediakan penyaring air (water strainer) seperlunya.
Hubungi perwakilan pelayanan Ingersoll Rand
Gagal load:
60
50
Temperatur (°C)
40
suhu stage 1
30
suhu stage 2
20
10
0
Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13
Penyebab Solusi
Aliran air ke pendingin udara rendah Membuat aliran air yang baik dan
atau tidak ada benar
Temperatur air lebih tinggi dari yang lakukan langkah langkah yang
disadari diperlukan untuk menurunkan
temperatur suplai air
benar
Pendingin udara pada water side Bersihkan jalur air pada pendingin.
kotor atau tersumbat Sediakan penyaring air (water
strainer) seperlunya
BAB VII
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan setelah kompresor C 2231 D dilakukan
overhaul maka dapat disimpulkan hal-hal yang menyebabkan tidak
optimalnya kinerja kompresor C 2231 D adalah:
a. Pemasangan strainer yang terlambat membuat air pendingin
masuk ke heat exchanger dalam keadaan tidak bersih. Hal ini
menyebabkan tube-tube pada heat exchanger menjadi kotor
b. Tube-tube heat exchanger kotor yang menyebabkan panas dari
udara tidak dapat berpindah ke air sebagai pendingin secara
optimal karena kotoran menjadi penghalang perpindahan kalor.
c. Seal yang terletak di heat exchanger 1 mengalami kerusakan
sehingga mengakibatkan air masuk sampai ke stage 2 yang
menyebabkan impeller kotor sehingga impeller tidak bekerja
optimal.
7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
a. Memasang flow meter pada cooling water in untuk mengetahui
laju aliran air masuk menuju heat exchanger. Dengan mengetahui
laju aliran air, kita dapat mengontrol debit air menuju heat
exchanger sehingga memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
b. Dilakukan pembersihan strainer secara rutin.
c. Lakukan maintenance sesuai jadwal yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ingersoll Rand Company, 2012, Compressor C400 Manual Book , Ingersoll Rand,
Wuijhing City
Anthony Cooper and J. Dennis Usher, Hand Book Plate Heat Exchanger, Mc
Graw-Hill, New York, 1964.
LAMPIRAN