Anda di halaman 1dari 5

A.

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Agar mahasiswa trampil dalam pembuatan preparat filaria


2. Agar mahasiswa dapat menjadikan acuan penerapan langkah-
langkah dalam pengambilan preparat filaria.

B. PRINSIP PRAKTIKUM
Pewarnaan filaria dilakukan dengan pewarnaan giemsa
sebanyak 3 ml dan ditambahkan aquadest sebanyak 97 ml selama
15 menit. Cuci preparat dengan air kran sisa warna hilang dan
preparat di keringkan . dan lakukan pemeriksaan dibawah
mikroskop pembesaran 100x.

C. DASAR TEORI
Filarisasi adalah penyakit menular (penyakit kaki gajah)
yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk. Bermula dari inflamasi saluran limfe
akibat dilalui cacing filaria dewasa (makrofilaria). Cacing
dewasa yang tak tahu diri ini melalui saluran limfe aferen atau
sinus-sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi limfe pada
tempat-tempat dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan banyaknya
cairan plasma yang terisi dari pembuluh darah yang
menyebabkan penebalan pembuluh darah di sekitarnya.
Akibat kerusakan pembuluh,akan terjadi infiltrasi sel-sel
plasma , esesinofil, serta makrofag didalam dan sekitar pembuluh
darah Yang terinfeksi. Nah, infiltrasi inilah yang menyebabkan
terjadi proliferasi jaringan ikat dan menyebabkan pembuluh
limfe disekelilingnya menjadi berkelok-kelok serta
menyebabkan rusaknya katup-katup disepanjang pembuluh limfe
tersebut.

1
POLTEKKES KEMENKES PALU
Ciri-ciri cacing Filaria :

1. Cacing dewasa (makrofilaria) bentuknya seperti


benang berwarna putih kekuningan. Sedangkan larva
cacing filaria (mikrofilaria) berbentuk seperti benang
berwarna putih susu.
2. Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang
lebih 65 – 100 mm, ekornya berujung tumpul, untuk
makrofilaria yag jantan memiliki panjang kurang lebih
40 mm, ekor melingkar. Sedangkan mikrofilaria
berukuran panjang kurang lebih 250 mikron, bersarung
pucat.
3. Tempat hidup makrofilaria jantan dan betina di
saluran limfe dan kelenjar limfe. sedangkan pada
malam hari mikrofilaria terdapat didalam pembuluh
darah tepi, dan pada siang hari mikrofilaria terdapat di
kapiler alat-alat dalam, misalnya : paru-paru, jantung
dan hati.
Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh
nyamuk apabila nyamuk tersebut menggigit dan
menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga
mikrofilaria yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap
kedalam tubuh nyamuk. Mikrofilaria tersebut masuk
kedalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk,
kemudian menembus dinding lambung dan bersarang
diantara otot-otot dada (toraks). Apabila nyamuk yang
mengandung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka
mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif secara
aktif ikut masuk kedalam tubuh manusia (hospes).
Bersam-sama dengan aliran darah dalam tubuh manusia,
larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke
pembuluh limfe.

2
POLTEKKES KEMENKES PALU
D. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT
 Obyek glass
 Cover glass
 Mikroskop
2. BAHAN
 Sediaan darah tebal
 Methylen Alkohol
 Larutan giemsa
 Aquadest
 Oil mersi
 Air

E. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan


2. Hemolisiskan sediaan darah dengan air sampai warna merah
hilang, kemudian keringkan
3. Fiksasi dengan methylen alkohol selama 1-2 menit
4. Lakukan pewarnaan giemsa selama 15 menit
5. Kemudian bilas preparat dengan air kran atau air yang
mengalir hingga sisa warna hilang
6. Preparat dikeringkan
7. Lakukan pemeriksaan menggunakan mikroskop perbesaran
100x

F. KESIMPULAN

3
POLTEKKES KEMENKES PALU
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing
filaria yang hidup dalam sistem limfe dan ditularkan oleh
nyamuk. Bersifat menahun dan menimbulkan cacat menetap.
Gejala klinis berupa demam berulang 3-5 hari, pembengkakan
kelenjar limfe, pembesaran tungkai, buah dada, dan skrotum.
Dapat didiagnosis dengan cara deteksi parasit dan pemeriksaan
USG pda skrotum.
Mekanisme penularan yaitu ketika nyamuk mengandung
larva infektif menggigit manusia , maka terjadi infeksi
mikrofilaria. Tahap selanjutnya didalam tubuh manusia, larva
memasuki sistem lirve dan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Kumpulan cacing filaria dewasa ini menjadi penyebab
penyumbatan pembuluh limfe. Akibatnya merjadi
pembengkakan kelenjar limfe, tungkai, dan alat kelamin.
Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk dan melakukan 3M. Pengobatan
menggunakan DEC dikombinasikan dengan albendazol dan
ivermektin selain dilakukan pemijatan dan pembedahan. Upaya
rehabilitasi dapat dilakukan dengan operasi.

4
POLTEKKES KEMENKES PALU
DAFTAR PUSTAKA

 Abercrombie, et al. 1997. Kamus Lengkap Biologi.


Jakarta : Erlangga.
 Etjang, Indah. 1982. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Bandung : Penerbit Alumni.
 Noble, Elmer R. & Glenn A. Noble. 1989.
Parasitologi Biologi Parasit Hewan Edisi Kelima.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
 Prianto, Juni L.A, dkk. 1999. Atlas Parasitologi
Kedokteran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
 Yatim, Wildan. 2003. Kamus Biologi. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.

5
POLTEKKES KEMENKES PALU

Anda mungkin juga menyukai