Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum

Analisi Pangan Lanjut

Analisis Fingerprint Kafein dengan Instrumen FTIR (Fourier


Transform Infra Red Spectrometer)

PENDAHULUAN
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh,
dan biji coklat (Maramis et al., 2013) dan banyak ditambahkan dalam formulasi obat, makanan,
dan minuman, seperti pada minuman berenergi. Kafein memiliki bentuk serbuk putih dengan
rumus kimia C6H10O2 yang memiliki nama IUPAC 1,3,7-trimetilxantin (Atomssa dan Gholap,
2011). Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis dan umumnya
digunakan dalam sediaan farmasi untuk menstimulasi susunan syaraf pusat dan otot jantung,
serta relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus yang akan mengurangi rasa kantuk dan
lelah (Maramis et al., 2013). Batas kafein maksimum dalam makanan dan minuman menurut
SNI 01-7152-2006 adalah 150 mg/hari dan batas aman konsumsi kafein terhadap pengaruhnya
pada kesehatan sekitar 250-600 mg/hari. Efek berlebihan/ over dosis dalam mengkonsumsi
kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual, dan kejang
(Maramis et al., 2013). Salah satu metode analisis untuk mengetahui apakah benar dalam
minuman atau makanan mengandung kafein yaitu dengan menggunakan FTIR.
Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) adalah teknik yang mempelajari
interaksi antara radiasi elektromagnetik sinar IR dengan substrat. Metode FTIR digunakan
untuk untuk analisis kualitatif jenis ikatan dan gugus fungsi senyawa organik. Radiasi IR
terletak pada daerah panjang gelombang (): 0,78 – 1000 μm atau bilangan gelombang (ѵ̅ ):
12800 – 10 cm-1. Radiasi IR dibedakan menjadi: IR dekat (: 0.78-2,5 µm, ѵ̅:12800-4000 cm-1),
IR pertengahan (: 2,5-50 µm, ѵ̅: 4000-200 cm-1) dan IR jauh (: 50-1000 µm, ѵ̅: 200-10 cm-1).
Sedangkan untuk analisis instrumen radiasi IR memiliki : 2,5-15µm, ѵ̅: 4000-670 cm-1)
(Moraes et al., 2008).
Suatu molekul dapat mengabsorbsi sinar infrared jika ada perubahan pada momen
dipolnya akibat pergerakan vibrasi dan rotasi dan frekuensi yang berhubungan dengan foton
sama dengan frekuensi pergerakan vibrasi. Vibrasi molekul ada dua jenis, yaitu vibrasi ulur
(stretching vibration) dan vibrasi tekuk (beending vibration). Pada vibrasi ulur terdapat
perubahan jarak yang terus-menerus antara dua atom bervibrasi. Vibrasi ulur ada 2 tipe, yaitu
vibrasi ulur simetris dan vibrasi ulur asimetris. Pada vibrasi tekuk terjadi perubahan sudut antara
dua ikatan kimia. Vibrasi tekuk ada 4 tipe, yaitu scissoring (atom-atom bervibrasi mendekati satu
sama lain), rocking (atom-atom bervibrasi kearah yang sama), wagging (atom-atom bervibrasi
kearah luar bidang molekul), dan twisting (atom-atom bervibrasi kearah luar bidang molekul
dengan arah yang berlawanan) (Putri, 2015).

METODE PERCOBAAN
Tempat dan Waktu
Praktikum dilakukan di Laboratorium LDITP, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB pada tanggal 28 Januari 2020.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan instrument FTIR merck SHIMADZU IRPrestige-21, spatula, agate
mortar, kaca arlogi, neraca analitik, kuas, dan wadah sampel berbentuk mur dengan lubang
silinder pada bagian tengah (holder sample).

Metode
Penyiapan Larutan Kafein Standar untuk Analisis FTIR
Kafein standar di timbang sebanyak 10 mg dan KBr sebanyak 90 mg, kemudian kedua
bahan tersebut dicampur dan dihaluskan hingga homogen dengan menggunakan agate mortar.
Setelah itu, sampel ditempatkan dalam holder sample (tabung silinder kecil di bagian tengah)
dan dipadatkan. Sampel dimasukkan ke dalam alat FTIR kemudian dilakukan scanner pada
bilangan gelombang 500-4500 cm-1. Data yang diperoleh merupakan spectra FTIR dengan
hubungan antara bilangan gelombang (cm-1) pada sumbu x dan intensitas (%T) pada sumbu Y.
Interpretasikan spectra yang diperoleh dengan bantuan table karakteristik serapan inframerah
beberapa gugus fungsi untuk identifikasi jenis ikatan dan gugus fungsionalnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis FTIR digunakan untuk menganalisis gugus fungsi yang terdapat dalam kafein
standar. Hasil analisis FTIR kafein ditunjukkan pada Gambar 1 dan interpretasi pola serapan
ditampilkan pada Tabel 1. Setiap gugus fungsi memiliki daerah serapan yang berbeda-beda.
Struktur molekul kafein ditunjukkan pada Gambar 2. Setiap jenis ikatan dan gugus fungsi yang
ada di struktur molekul kafein memiliki serapan pada bilangan gelombang infrared yang
berbeda-beda sesuai perubahan momen dipole nya yang menyebabkan molekul tersebut
bervibrasi.

Y
Intensitas (%T)

Bilangan Gelombang (Cm-1) X

Gambar 1 Spektrum FTIR kafein standar


Gambar 2 Struktur molekul kafein

Karakteristik dengan FTIR dilakukan pada rentang bilangan gelombang 500-4500 cm-1.
Pita serapan di bilangan gelombang 748,38 cm-1 menunjukkan ikatan C-H out of plane dari
struktur aromatik dan 864,11 cm-1 menunjukkan vibrasi tekuk N-H tipe wagging pada gugus
fungsi amina. Vibrasi tekuk =C-H dari alkena berada pada bilangan gelombang 972,12 cm-1,
1026,13 cm-1, dan 1072,42 cm-1. Bilangan gelombang 1134,14 cm-1, 1188,15 cm-1, dan 1234,44
cm-1 merupakan indikasi keberadaan gugus C-N dari ikatan amina alifatik. Gelombang bilangan
1357,89 cm-1 menunjukkan vibrasi tekuk C-H tipe rocking dan 1458,18 cm-1 menunjukkan
vibrasi tekuk C-H dari gugus fungsi alkana. Pita serapan pada bilangan gelombang 1481,33 cm-1
merupakan karakteristik dari vibrasi ulur C=C dari cincin aromatik, sedangkan1550,77 cm-1
menunjukkan vibrasi ulur C-C dalam cincin aromatik. Vibrasi ulur C=O pada amida berada pada
bilangan gelombang 1666,5 cm-1, sedangkan vibrasi ulur C=N pada imina di 1697,36 cm-1.
Vibrasi ulur H-C=O, C-H pada gugus fungsi berada pada bilangan gelombang 2669,48 cm-1 dan
2723,49 cm-1. Vibrasi ulur C-H alkana berada pada bilangan gelombang 2893,22 cm-1, 2954,95
cm-1, dan 3109,25 cm-1. Vibrasi ulur N-H pada gugus fungsi amina berda pada bilangan
gelombang 3248,13 cm-1, sedangkan Vibrasi ulur N-H pada gugus fungsi amida di 3332,99 cm-1.
Pita serapan di bilangan gelombang 3294,42 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur O-H pada alkohol,
fenol dan gugus H2O yang diserap.
Tabel 1 Karakteristik spektrum FTIR kafein standar
Peak amatan Peak literature
No. -1 Jenis Ikatan Gugus Fungsi
(cm ) (cm-1)
1 748,38 900-675 C-H out of plane Aromatik
2 864,11 910-665 Vibrasi tekuk N-H (Wagging) Amina
3 972,12 1000-650 Vibrasi ulur C-N Amina Alifatik
4 1026,13 1350-1000 Vibrasi ulur C-N Amina Alifatik
5 1072,42 1350-1000 Vibrasi ulur C-N Amina Alifatik
6 1134,14 1350-1000 Vibrasi ulur C-N Amina Alifatik
7 1188,15 1350-1000 Vibrasi ulur C-N Amina Alifatik
8 1234,44 1350-1000 Vibrasi ulur C-N Amina Alifatik
9 1357,89 1370-1350 Vibrasi tekuk C-H (Rocking) Alkana
10 1458,18 1470-1450 Vibrasi tekuk C-H Alkana
11 1481,33 1600 dan 1475 Vibrasi ulur C=C pada cincin aromatik Aromatik
12 1550,77 1600-1585 Vibrasi ulur C-C dalam cincin aromatik Aromatik
13 1666,5 1680-1630 Vibrasi ulur C=O pada amida Amida
14 1697,36 1690-1640 vibrasi ulur C=N pada Imina Imina
15 2669,48 2830-2695 Vibrasi ulur H-C=O,C-H Aldehida
16 2723,49 2830-2695 Vibrasi ulur H-C=O,C-H Aldehida
17 2893,22 3000-2850 Vibrasi ulur C-H Alkana
18 2954,95 3000-2850 Vibrasi ulur C-H Alkana
19 3109,25 3100-3000 Vibrasi ulur C-H Alkena
20 3248,13 3500-3100 Vibrasi ulur N-H Amina
21 3294,42 3200-3500 Vibrasi ulur O-H Alkohol, Fenol
22 3332,99 3400-3250 Vibrasi ulur N-H Amida

KESIMPULAN
Instrumen FTIR dapat digunakan untuk analisis gugus fungsi dan jenis ikatan yang
terdapat dalam larutan kafein standar Larutan kafein standar dapat mengabsorbsi sinar infrared
jika ada perubahan pada momen dipolnya akibat pergerakan vibrasi dan rotasi dan frekuensi
yang berhubungan dengan foton sama dengan frekuensi pergerakan vibrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Atomssa, T., Gholap, A.V. 211. Characterization of caffeine and determination of caffeine in tea
leaves using uv-visible spectrometer. African Journal of Pure and Applied Chemistry
5(1): 1-8.
Maramis, R.K., Citraningtyas, G., Wehantouw, F. 2013. Analisis kafein dalam kopi bubuk di
kota Manado menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT
2(4): 122-128.
Moraes, L.G.P. 2008. Infrared spectroscopy: a tool for determination of the degree of conversion
in dental composites. Journal of Applied Science 16(2): 145-149.
Putri, F.A. 2015. Analisis vibrasi molekul pada gas rumah kaca. Berita Dirgantara 16(1): 9-16.
SNI 01-7152-2006. Perisai. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
Sulistyani, M., Huda, N. 2017. Optimasi pengukuran spectrum vibrasi sampel protein
menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FT-IR). Indonesian Journal
of Chemical Science 6(2): 173-180.

Anda mungkin juga menyukai