Referat Depresi Pasca Skizofrenia (Riri)
Referat Depresi Pasca Skizofrenia (Riri)
PENDAHULUAN
sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Atas dasar definisi kesehatan tersebut, dapat
dikatakan bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kesehatan dan unsur utama dalam terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.1
yang sangat serius. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kesehatan jiwa
yang menjadi perhatian dan dikategorikan dalam gangguan psikis yang paling
yang paling sering, hampir 1% penduduk dunia menderita psikotik selama hidup
mereka di Amerika. Skizofrenia lebih sering terjadi pada Negara industri terdapat
lebih banyak populasi urban dan pada kelompok sosial ekonomi rendah.1,2
yang bertahap. Kedatangan diruang gawat darurat atau tempat praktek disebabkan
1
oleh halusinasi yang menimbulkan ketegangan yang mungkin dapat mengancam
jiwa baik dirinya maupun orang lain, perilaku kacau, inkoherensi, agitasi dan
penelantaran.3
Gejala positif antara lain thougt echo, delusi, halusinasi. Gejala negatifnya seperti:
sikap apatis, bicara jarang, efek tumpul, menarik diri. Gejala lain dapat bersifat non
berlangsung lama dan timbul setelah suatu serangan penyakit skizofrenia. Gejala
mengganggu kesehatan mental, kesehatan fisik, rasa dan perilaku pada aktifitas
penanganan yang sesuai untuk menghadapi masalah ini yang sebetulnya adalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
perasaan (suasana hati) khas skizofrenia masih terjadi di bawah kadar normal.
gejala depresi dan juga gejala-gejala skizofrenia dalam kadar yang lebih rendah.
B. EPIDEMIOLOGI
skizofrenia berkisar dari 7% menjadi 78% dengan rata-rata sekitar 25% . Studi
telah bervariasi dalam hal definisi yang digunakan untuk skizofrenia dan
skizofrenia memiliki dampak negatif pada jalannya penyakit. Hal ini terkait
dengan risiko yang lebih besar bunuh diri dan kambuh. Depresi dapat terjadi
3
secara independen dari gejala skizofrenia dan beberapa bulan setelah sembuh
dari episode akut, yaitu pasca depresi pasca psikotik, pada 30% kasus diketahui
C. ETIOLOGI
tahapan ini. Akan tetapi, ada beberapa teori tentang sebab-sebab yang mungkin.
isolasi sosial karena penyakit mereka, yang justru menambah kadar depresi
mereka. Terdapat bukti kuat bahwa isolasi karena stigma terjadi pada mereka
yang mengalami penyakit kejiwaan dalam berbagai jenis masyarakat. Isolasi ini
isolasi sosial dan depresi ini, terdapat kemungkinan bahwa pasien-pasien yang
pasien.13 Selain itu, karena minimnya informasi yang diketahui tentang depresi
4
dengan skizofrenia tersebut tidak diberikan antipsikotik. Setelah obat-obatan
depresi pasca-skizofrenia.14
pengobatan neuroleptik. Para terapis juga diyakini untuk [turut] terlibat dalam
skizofrenianya. Skizofrenia itu sendiri dapat pula dilihat sebagai salah satu
(nature) dari skizofrenia itu sendirilah yang menjadi sebab utama depresi ini.14
5
D. DIAGNOSIS
2. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi
sedikit kriteria untuk episode depresif (F32,-), dan telah ada dalam kurun
menjadi Episode Depresif (F32,-). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan
menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai
(F20.0-F20.3).15
pada proses pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau emosi,
perilaku bizar. Skizofrenia berasal dari dua kata “skizo” yang berarti retak atau
pecah (split), dan ”frenia” yang berarti jiwa. Dengan demikian seseorang yang
6
Pedoman Diagnosis Skizofrenia (F20.-) menurut PPDGJ-III :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
atau mukjizat;
7
c Halusinasi auditorik :
.
. - Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
.
perilaku pasien, atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
8
mutisme, dan stupor;
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude),
- Afek depresif
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan aktivitas
menurun.
9
- Konsentrasi dan perhatian berkurang.
- Tidur terganggu.
tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya
E. PENATALAKSANAAN
Kira-kira setengah dari beberapa penelitian telah melaporkan efek yang positif,
dan setengah penelitian lain tidak melaporkan adanya efek hilangnya gejala
berespons dan pasien mana yang tidak berespons terhadap antidepresan. 6,8
10
pendekatan multidisiplin yang menyeluruh. Adapun penatalaksanaan depresi
meliputi:12,16
1. Terapi Fisik
yang tidak bisa makan minum, mau bunuh diri atau retardasi
efektif dan aman. ECT diberikan 1-2 kali seminggu pada pasien
11
pada evaluasi klinis (perkembangan efek samping, munculnya
a. Psikoterapi
b. Terapi kognitif
selalu negatif (persepsi diri yang buruk, masa depan yang suram,
dunia yang tak ramah, diri yang tak berguna lagi, tak mampu dan
c. Terapi keluarga
Imipramine (Tofranil)
Clomipramine (Anafranil)
Tianeptine (Stabion)
Opipramol (Insidon)
Mianserin (Tolvon)
Amoxapine (Asendin)
inhibitor(MAOI)-
Reversible
Fluvoxamine (Luvox)
Citalopram (Cipram)
Mirtazapine (Remeron)
13
a. Mekanisme kerja obat Anti-Depresi adalah :
1. Gastric lavage.
14
Kematian dapat terjadi oleh karena “cardiac arrest”. Obat anti
sulpiride telah terbukti merupakan obat terbaik berdasarkan uji klinis dalam
F. EDUKASI KELUARGA
pada depresi maupun skizofrenia, penarikan diri dari pergaulan sosial adalah gejala
sistem dukungan yang kuat untuk tetap sehat, sebagaimana anggota masyarakat
lainnya. Kesempatan untuk menjadi anggota masyarakat yang setara adalah cara
lain untuk mengenyahkan depresi pada pasien dengan skizofrenia, maka bantulah
mereka untuk menciptakan ikatan sosial dan membuat perasaan telah berhasil
mencapai sesuatu.18
15
G. PROGNOSIS
punya resiko untuk bunuh diri.18 Ada tren yang mengaitkan bunuh diri dengan
Selain itu, depresi dan skizofrenia telah diteliti secara mandiri oleh berbagai
pihak agar ditemukan kaitan antara keduanya, dan berbagai penelitian telah
punya resiko yang tinggi untuk bunuh diri pada bulan-bulan pertama setelah
diagnosa dan setelah pulang dari rawat-inap di rumah sakit. Faktor resiko yang
dan Perilaku) yang diterbitkan oleh WHO secara resmi mengenali bunuh diri
peningkatan yang tajam dalam hal bunuh diri ini, merupakan hal yang sulit
16
BAB III
KESIMPULAN
tubuh, dengan mengganggu kesehatan mental, kesehatan fisik, rasa dan perilaku
semakin cepat strategi penanganan yang sesuai untuk menghadapi masalah ini
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Substance abuse in first-episode schizophrenic patients : a retrospective
study. Clinic Practice and Epidemiology in Mental Health. 2006. p1-8.
14. Wikipedia. Depresi pasca-skizofrenia. dikutip dari :
https://id.wikipedia.org/wiki/Depresi_pasca-skizofrenia
15. Maslim R. Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa (Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III dan DSM 5. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta.
2013.p50
16. Glanville, D.N, Dixon, L. Family treatment appraisal and service use in
families of patient schizophrenia. The Israel Journal of Psychiatry and
Related Sciences.2008;42,15-23.
17. Siris SG.Treating 'deperession' in patients with schizophrenia.Current
Psychiatry Vol 11 No. 8. 2012. p35-9
19