Anda di halaman 1dari 7

A.

BATASAN KALIMAT

Kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan
sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.Tutur seseorang,
atau lebih sempit lagi, kalimat yang diungkapkan oleh seseorang dengan sendirinya
mencakup beberapa segi:
 Bentuk ekspresi
 Intonasi
 Makna atau arti
 Situasi
Bentuk ekspresi diwujudkan oleh kata atau rangkaian kata-kata yang diikat oleh
tatasusun yang dimiliki oleh tiap-tiap bahasa.Kata-kata sudah mencakup bidang morfologi
dan fonetik bahasa, sedangkan tatasusun mencakup bidang sintaksisnya.Intonasi meliputi
bidang suprasegmentalnya atau disebut juga ciri-ciri prosodi.Bila kita sudah berbicara tentang
kalimat mau tidak mau kita harus berbicara tentang intonasi. Sedangkan situasi adalah
suasana di mana tutur itu dapat timbul, atau stimulus yang menyebabkan terjadinya proses
ujaran tadi.
Jalinan dari semua bidang itu, yaitu tatasusun kata-kata, intonasi dan situasi akan
menentukan makna dari tutur itu. Situasi sebaliknya akan menyebabkan kita memilih kata-
kata tertentu, memilih susunan kata tertentu, serta mempergunakan intonasi tertentu
pula.Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, serta
memiliki fungsi-fungsi gramatikal.Kalimat yang dikatakan sempurna adalah kalimat yang
seimbang antara ide dan bentuknya atau kalimat yang berpola “subjek,-predikat-objek”.
Beberapa pendapat ahli mengenai definisi kalimat, antara lain :
 Sutan Takdir Alisyahbana dalam kamus tata bahasa tradisional mendefinisikan
kalimat sebagai satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang
lengkap.
 Menurut Parera, kalimat adalah sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang
tidak merupakan bagian dari yang lain yang lebih besar dan mempunyai ciri
kesenyapan final yan menunjukkan bentuk itu berakhir.
 Menurut Kridalaksana, kalimat adalah satuan bahasa secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara sktual dan potensial terdiri dari klausa.
 Menurut Ramlan, kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda
panjang yang disertai nada akhir turun naik.
 Menurut Cook dalam Tariga, kalimat adalah satuan bahasa yang relatif dapt berdiri
sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa.
Sedangkan menurut Keraf, kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan
diikuti oleh kesenyapan di mana intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu sudah
lengkap.
Dengan mengaitkan peran kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi
yang akan disampaikan, kalimat didefinisikan sebagai “susunan kata-kata yang teratur yang
berisi pikiran yang lengkap”. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis
yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun
dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila
diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah
konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungsi hanya ada kalau diperlukan. Intonasi
final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga, yaitu intonasi deklaratif, yang dalam
bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik; intonasi interogatif, yang dalam bahasa tulis
dilambangkan dengan tanda tanya; dan intonasi seru, yang dalam bahasa tulis dilambangkan
dengan tanda seru.
Pola Kalimat Dasar
1) S-P : Orang itu sedang tidur.
2) S–P–O : Rani mendapat hadiah.
3) S – P – Pel : Pancasila merupakan dasar negara kita.
4) S–P–K : Kami tinggal di Jakarta.
5) S – P – O – Pel : Dian mengambilkan adiknya air minum.
6) S–P–O–K : Dian mengambil air minum di dapur.
7) S – P – O – Pel – K : Dian mengambilkan adiknya air minum di dapur.

B. STRUKTUR KALIMAT
Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur
antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna
jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.

1. Ciri-Ciri Subjek

· Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.


Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja

· Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara
subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
SP
2. Ciri-Ciri Predikat

· Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.


Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.

· Kata Adalah atau Ialah


Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu
terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.

· Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas


Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,
sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat
yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang
menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

3. Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak
memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-
ciri objek ini sebagai berikut.

· Langsung di Belakang Predikat


Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.

· Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif


Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba
predikatnya.

· Didahului kata Bahwa


Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.

4. Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.

· Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
· Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)

5. Ciri-Ciri Keterangan
Beriku ciri-ciri keterangan.

· Dapat dipindah –pindah posisinya.Perhatikan contoh berikut:


Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
SPOK
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan
keterangan.

C. KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun
tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain,
kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau
pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :


1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di
artikan. (ARIF HP: 2013)

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele

CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF :

1. Kesatuan Gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam
keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

2. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :


1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun,
dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan
anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

DAFTAR PUSTAKA
http://atmawiharja.wordpress.com/kebahasaan/sintaksis-i/

http://sitompulke17.wordpress.com/2009/11/03/struktur-kalimat-bahasa-indonesia/

https://taufikhidayatzein.wordpress.com/2013/11/05/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh-
kalimat-efektif/
RESUME
BAHASA INDONESIA

NAMA : Siti Nurul Fadilah


NIM : 17129266
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Darnis Arief M.Pd
17 BKT 09
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017

Anda mungkin juga menyukai