BAB II
LANDASAN TEORI
hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat. Budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jadi, dari dua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
manusia, dan dalam setiap sisi manusia mengandung unsur kebudayaan yang
Indonesia adalah negara yang memiliki beribu-ribu pulau yang terhampar luas,
sehingga ada berbagai suku bangsa dan wilayah dalam setiap pulaunya.
kebudayaan.
terhadap dunia luar. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai dasar setiap
langkah yang harus dilakukan. Sehubungan dengan pola hidup dan cara
Mulok Budaya Banyumasan terhadap sikap cinta budaya lokal bagi siswa,
khususnya sikap atau tata kesopanan yang masuk ke dalam materi tata krama.
Melalui penelitian ini, nantinya juga akan terlihat stategi seperti yang
Banyumas adalah salah satu kota yang berada di Propinsi Jawa Tengah, yang
memiliki berbagai adat istiadat yang mampu membedakan adat istiadat dengan
dari rasa, cipta, rasa dan karsa yang di hasilkan oleh masyarakat yang berada di
wilayah Banyumas, baik adat istiadat, makanan, tarian, upacara adat, maupun
a. Secara geografis
Pulau Jawa terletak diantara 5º Lintang Selatan, 10º Lintang selatan dan 105º
wilayah kekuasaan kolonial Belanda tahun 1830, sejak saat itulah bekas
Terjemahan dari kutipan di atas adalah: Dalam tahun 1831 itu juga
Ajibarang mengalami bencana alam diserang angin topan selama 40 hari, ibu
tanggal 6 April 1582 M jatuh pada hari Jumat Kliwon. Adapun lambang daerah
resmi terbentuk pada 6 April 1582 M, dan ditetapkan sebagai salah satu
b. Etnografi Banyumas
1) Wong Banyumas
Orang yang masih merasa memiliki leluhur, dan mereka mengakui sebagai
keturunan wong Banyumas. Orang yang sampai saat ini masih merasa bangga
menjadi keturunan wong Banyumas dan masih senang memakai bahasa dialek
Banyumas (Herusatoto, 2008: 16). Menurut Herusatoto (2008: 20) ciri bahasa
ibu wong Banyumas adalah jika mereka berbicara terlihat cowag (keras nada
sedap didengar oleh sesama asal daerahnya). Melalui kriteria tersebut, maka
orang-orang yang termasuk wong Banyumas, bukan hanya orang yang tinggal
dan menetap di wilayah Banyumas, tetapi juga orang yang tetap mengakui
2) Dialek Banyumas
Dialek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 351) adalah ujaran
yang khas dimiliki oleh suatu daerah atau kelompok, bahasa yang dipakai di
suatu tempat atau daerah yang agak berbeda dengan bahasa itu yang pada
masyarakat yang tinggal disuatu daerah tertentu. Jadi, Dialek Banyumas adalah
ujaran khas atau logat yang dipakai di daerah Banyumas, yang berbeda dengan
daerah lain.
agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya. Hal ini di jadikan dasar oleh
pada materi Mulok Budaya Banyumasan ada materi tentang kesustraan yaitu
Indonesia tetap menginginkan agar Bahasa dan sastra daerah tetap dilestarikan
Jawa sangat penting diajarkan pada anak-anak, salah satu yang termasuk
lebih suka menggunakan Bahasa ngoko atau ngoko andhap (bahasa yang
digunakan orang yang kira-kira sama derajatnya seperti anak dengan anak,
orang tua dengan anak, majikan dengan pembantu, dan orang sebaya yang
Banyumas, dan daerah yang dahulunya pernah masuk wilayah kekuasaan para
tersendiri dibandingkan dengan dialek di daerah lain. Ciri khas inilah yang
Menurut Wijana (2010: 89) ada berbagai sebab atau alasan mengapa
suatu bahasa punah atau tidak digunakan lagi oleh penutur-penuturnya, satu
diantaranya adalah adanya dominasi bahasa atau dialek yang lebih besar secara
demografis, ekonomis, sosial, atau politis, seperti yang dialami oleh dialek
Banyumas. Pemeliharaan sebuah bahasa salah satunya adalah dengan
menumbuhkan rasa banga untuk menggunakan dialek Banyumasan.
sebuah gaya bahasa yang dimiliki oleh orang Banyumas yang memiliki ciri
Menurut Koderi (1991: 167), secara garis besar ada perbedaan antara
hal, yaitu:
a. Kata yang ucapannya sama namun maksud berbeda dan sebaliknya. Misal
kata Berag dalam dialek Banyumas artinya birahi, dalam dialek Yogya-Solo
artinya gembira.
dalam dialek Yogya Solo tidak dijumpai, yang ada tansah laranen, kedua
c. Kata yang hanya berbeda ucapannya, arti dan tulisan sama, seperti: Bapak,
anak, awak. Pengucapan vokal dialek Banyumas hanya ada enam, yaitu a, i,
u, e, o, e.
a. Jemblung
dhalang Jemblung merupakan bentuk sosio drama yang mudah dicerna oleh
kulit adalah, jika wayang kulit menggunakan kelir maka pada Dhalang
menggunakan pakaian Jawa seperti blangkon, baju surjan, dan kain. Perangkat
suara mulut.
b. Dagelan Banyumas
kesenian yang berdiri sendiri, tetapi bisa muncul pada berbagai kesenian
(Koderi, 1991: 52) ada perbedaan antara lawak dengan dagelan, diantaranya
yaitu:
2). Dagelan pemainnya lebih dari 3 orang, lawak bisa hanya 2 atau bahkan 1
orangpun jadi.
4). Dagelan biasanya memakai beberapa adegan, lawak cukup satu adegan.
5). Dagelan selalu memakai make up dan pakaian khusus, lawak tidak tentu.
gamelan musik.
cerita, bentuk cerita dicari yang aneh-aneh. Gerakan mimik dan tingkah polah
c. Begalan
bungsu dan anak sulung, terutama kalau yang bungsu dan anak sulung,
Begalan berasal dari kata begal dan akhiran –an artinya perampasan
atau perampokkan ditengah jalan. Jadi kesenian begalan adalah suatu adegan
dan nasihat-nasihat.
d. Lengger Calung
dasar tari bedhaya serimpi yang diramu dengan tari golek dan iringan
e. Gending Banyumasan
mengenal laras pelog dan Slendro. Lagu lagu Banyumasan mempunyai ciri-ciri
g. Ebeg
Ebeg adalah salah satu bentuk tarian rakyat yang berkembang di daerah
pedesaan dan memiliki unsur magis, dan penari ebeg dibuat mabuk, dan pada
bunga, mengupas kelapa dengan gigi, memakan bara api. Ebeg dapat
yang luas. Pemain, berjimlah 8 orang atau lebih, dan satu grup ebeg bisa terdiri
dari 16 orang atau lebih. Ciri-ciri ebeg antara lain memakai makutha,
h. Buncis
penabuh kendhang dan gong tiup. Laras angklung bernada slendro yaitu 1, 2, 3,
jika orang ingin sukses maka harus bekerja keras untuk mendapatkan
keberhasilan.
keberadaannya perlu dilestarikan, dan jangan sampai punah. Selain itu, dengan
banyaknya kesenian yang ada, maka Kabupaten Banyumas bisa menjadi kota
Budaya yang menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan dengan wilayah lain.
4. Adat Istiadat
kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan sejak lama. Adat istiadat dapat dibagi
menjadi dua kategori. Kategori pertama yaitu adat istiadat yang erat kaitannya
dengan upacara-upacara atau aturan agama dan kepercayaan dengan roh halus,
sedangkan ketegori yang kedua adalah adat istiadat yang berupa kebiasaan atau
kegemaran saja serta kebutuhan hidup seperti sandang, papan, dan pangan
halus. Konon makhluk halus tersebut ada yang membantu manusia dan ada
juga yang mengganggu manusia atau yang sering disebut medi yang kerjanya
perhitungan hari baik maka semua yang diharapkan akan berjalan dengan
lancar.
Menurut Koderi (1991: 114-134) ada beberapa adat istiadat yang sering
1. Upacara Kelahiran
a. Sebelum Kelahiran
tujuan agar nantinnya ketika bayi lahir maka akan selamat tanpa adanya
halangan. Adapun upacara sebelum lahir dilakukan ketika sang ibu hamil 3
bulan diadakan selamatan jenang bening, bubur sumsum, dan nasi punar.
bulan ada upacara yang disebut mitoni yang konon upacara mitoni terdapat
pada Serat Pustaka Raja Madya. Pada usia kehamilan 9 bulan, ada
selamatan lagi yang disebut mrocoti. Makanan yang diperlukan antara lain
adalah jenangprocot, ketupat, nasi golong, bulus angrem, dhawet, dan lain-
lain.
b. Upacara Kelahiran
Apabila sisa usus bayi yang melekat pada pusarnya itu mengering
dan lepas, sering disebut puput puser. Menurut adat, bayi laku-laki apabila
sudah puput lubang pusarnya disumbat dengan dua buah mrica agar kelak
makanan nasi dengan lauk sayur-sayuran, jenang merah putih, baro- baro,
dan jajanan pasar. Prosesi setelah diadakan selamatan, maka bayi diberi
nama, dan sebagai orang tua maka melakukan lek-lekan, yaitu tidak tidur
keluarga dan tetangga. Dahulu menyunat dilakukan oleh dukun sunat atau
dukun sepit, sebelum sunat maka anak berendam selama 1 jam agar
dilakukan dengan memilih hari baik, bukan hari pantangan. Bulan untuk
melaksanakan sunatan pun dilakukan pada bulan baik, biasanya bulan puasa
tidak digunakan untuk melakukan hajatan dan bulan yang dianggap baik
3. Upacara Perkawinan
jodoh orang Banyumas maka sangat memperhatikan bibit, bebet, bobot yang
sebelum akad nikah berlangsung. Hal-hal yang penting dalam kata urut
1) Utusan
Pada zaman dahulu umumnya para gadis dipingit, yaitu tidak boleh
keluar dari rumah apalagi pergi. Pihak orang tua yang ingin mencarikan
gadis tersebut belum ada yang melamar dan sekiranya ada tanda-tanda
setuju maka pihak laki-laki dating untuk melihat lebih dekat keadaan si
gadis.
2) Melamar
dengan acra tukar cincin dari calon suami kepada calon isteri.
4) Siraman
terbuat dari ramuan beras ketan yang ditumbuk kasar, kunyit, pandan
wangi, kulit jeruk, pucuk daun kemuning, bunga kenanga dan mawar.
5) Rias Pengantin
dilakukan oleh ahli perias yang sering disebut dukun penganten. Tata
rias pengantin wanita meliputi tata rias wajah, sanggul, hiasan bunga, dan
busana. Tata rias wajah yang terutama adalah membuat paes pada dahi,
maka dicukur terlebih dahulu. Rambut tersebut disebut sinom atau wulu
kalong.
menggunakan kain batik, stagen, rimong cinde, baju kebaya dan selop.
panjang, kain jarit, stagen, sabuk bora, epek timang, rompi dan dasi
tumanggal, dipakai pada leher hingga dada berbentuk bulan sabit, bros,
pengantin pria antara lain berupa bros, bunga sumping, jenthitan untuk
blangkon dan kalung karset atau bunga papaya yang memiliki makna
b. Ijab Qobul
calon isteri, wali, dua orang saksi) maka dapat diteruskan kepada
rukun berikutnya yaitu ijab qabul. Ijab diucapkan oleh wali atau orang
untuk pengantin.
Jika acara ijab qabul telah selesai maka kedua mempelai sudah
- Menginjak telor
- Tuntunan
- Menanam
- Tarik-tarikan panggang
- Suap-suapan
- Sungkeman
harus tetap berbakti kepada kedua orang tua, menjaga nama baik
7) Upacara Kematian
saat memadikan maka alat yang perlu disediakan adalah: belahan batang
pisang, tiga buah tempat air yang berisi air bersih, tiga buah gayung,
untuk memayunginya. Pada saat jenazah dipikul maka ada orang yang
pemakaman maka jenazah di kuburkan, dan ikatan tali dilepas dan wajah
malam ke-3, ke-7, ke-40, hari ke-10, dan hari ke-1000. Kepercayaan ini
pada hari-hari tersebut arwah orang yang sudah meninggal masih berada
di sekitar rumah.
kebudayaan yang ada di Banyumas akan lebih dikenal orang, dan tetap
terjaga keberadaannya.
tersebut adalah:
Banyumas, yang harus dikuasai oleh anak sekolah dasar yaitu dimulai pada
kelas III dengan materi Tata Krama I, Tata Krama II, dan III, Babad
Tata Krama I dan II, makanan khas Banyumas I dan II. Pada kelas V materi
makanan khas yang berasal dari ketela, mendoan, dan kripik, dan materi kelas
VI mencakup tata karma I dan II, Pewayangan dan cerita rakyat, serta makanan
sekolah, sehingga dari surat keputusan yang baru diharapkan guru dapat benar-
Banyumas akan diketahui, dipelajari mulai dari kelas siswa kelas III Sekolah
Dasar sampai kelas VI, ketika siswa mengetahui kebudayaan sejak dini maka
akan berdampak pada rasa cinta pada budaya disekitar mereka tinggal.
pada materi tata krama dan Babad Banyumasan di kelas III. Hal yang akan
pengembangan silabus, dan strategi apa yang digunakan oleh guru dalam
Banyumasan tentang sikap cinta budaya lokal bagi siswa). Melalui penelitian
UPK Kalibagor.
Mulok secara bahasa berasal dari kata muatan dan lokal, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008: 1044) muatan berasal dari kata dasar muat yang
memiliki arti isi, yang mendapat akhiran –an yang mengandung isi di
dalamnya. Lokal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 940) berarti
berarti sesuatu yang yang mengandung isi didalamnya yang sesuai dengan
kebutuhan daerah yang perlu dipelajari oleh murid yang terdapat dalam
merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dimasukkan materi budaya
luhur sangat tepat untuk membentengi diri dari budaya asing yang tidak sesuai
khas daerah tertentu bukan saja atas berbagai keterampilan dan kerajinan
1. Tujuan Umum
dan perilaku siswa. Agar siswa nantinya akan memiliki wawasan yang luas,
mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, termasuk potensi yang
kepentingan pendidikan.
d. Agar dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam
2. Tujuan Khusus
dengan muatan lokal ini, peserta didik akan mempunyai wawasan yang
pengembangan sumber daya alam dan dan sumber daya manusia yang terdapat
daerah.
Banyumasan pertama kali dicanangkan yaitu pada tahun 1994 oleh Dinas
wayang. Wayang merupakan salah satu jenis kesenian yang cukup dikenal oleh
Banyumasan adalah merupakan salah satu materi Wajib di Sekolah Dasar yang
tentang Budaya yang ada di Banyumas agar nantinya apa disampaikan benar-
Menurut Luth, (1983: 160) ditegaskan bahwa jika manusia ingin tetap
mempertahankan nilai-nilai tradisional berkembang terus dari satu generasi ke
generasi berikutnya, jalur yang harus ditempuh adalah melalui pendidikan, baik
pendidikan formal maupun non formal seperti keluarga sebab betapa
pentingnya dasar-dasar yang diletakkan pada masa kanak-kanak karena
berjalan terus sampai dewasa. Proses sosialisasi dimulai dalam keluarga. Oleh
sebab itupula, sangat besar peran orang tua terutama ibu.
budaya tidak ingin luntur dan terkikis oleh zaman, maka wajib diajarkan pada
anak mulai sejak dini, dan peran orang tua sangat membantu untuk tetap
mengajarkan tentang budaya yang ada disekitarnya. Hal ini juga yang menjadi
pengelompokkan materi ajar yang akan diajarkan pada siswa di Sekolah Dasar.
dasar kelas III, pokok bahasannya meliputi : materi Tata Krama I, Tata Krama
II, dan III, Babad Purwokerto, Babad Baturaden, Babad Ajibarang. Materi di
kelas III, akan dilanjutkan di kelas IV dengan pokok bahasan: Tata Krama I
dan II, makanan khas Banyumas I dan II. Pada materi kelas IV, akan
dilanjutkan pada pembelajaran kelas V, yaitu: Tata Krama sekolah, tata krama
dan kripik. Dari materi kelas III-kelas V akan di lanjutkan pada kelas VI
dengan materi mencakup tata krama I dan II, Pewayangan dan cerita rakyat,
serta makanan khas yaitu nopia atau mino dan soto Sokaraja.
Tata krama menjadi salah satu materi yang wajib diajarkan pada Mulok
Budaya Banyumasan mulai dari kelas III-VI SD, dengan tujuan siswa dapat
pembelajaran tata krama di kelas III, siswa dapat memahami tata krama ketika
makan, tata krama ketika akan tidur dan sesudah tidur, tata krama ketika akan,
sedang, dan sesudah mandi, tata krama cara memberi salam kepada orang lain,
tata krama ketika duduk, berjalan, dan berpakaian, serta tata krama saat
sehari-hari.
Selain tata krama, materi yang diajarkan di kelas III adalah Babad
Baturaden, dan Babad Ajibarang. Melalui Babad atau serita rakyat tersebut,
objek wisata yang ada di Baturaden, serta menjelaskan sapta pesona yang ada
dengan tujuan siswa nantinya dapat mengetahui asal usul Ajibarang, dan
pada Mulok Budaya Banyumasan mulai dari kelas IV- VI. Adapun materi
Banyumas adalah Makanan yang berasal dari wilayah Banyumas, yang tidak
umum dimiliki oleh wilayah lain karena memiliki ciri dan keistimewaan
Materi pada Kelas IV yaitu makanan khas dari Banyumas yang terbuat
dari singkong seperti combro, getuk goreng asli Sokaraja, makanan khas
Banyumas yang terbuat dari kedelai seperti tempe mendoan, dan kripik. Materi
khas dari Banyumas yang terbuat dari singkong seperti combro, getuk goreng
asli Sokaraja, makanan khas Banyumas yang terbuat dari kedelai seperti tempe
mendoan, dan kripik, dan materi pada kelas VI yang menyangkut tentang
sistem perekonomian rakyat yaitu makanan khas nopia atau mino dan soto
Sokaraja.
ketika dewasa nanti diharapkan siswa dapat memproduksi, selain itu melalui
Banyumas sebagai tempat yang memiliki makanan khas tersebut, dan tidak
3. Babad Banyumasan
riwayat, sejarah, tambo. Jadi, Babad Banyumas adalah riwayat atau sejarah
Jadi, dari kutipan di atas sudah jelas bahwa Babad Banyumas sudah
Banyumas harus Bangga dan meyakini bahwa Banyumas adalah daerah yang
kental akan kebudayaan dan sejarah. Selain Babad Banyumas dijadikan dalam
sebuah buku, Priyadi, (2008: 21) juga membuat Teks Diplomatik Babad Pasir
Luhur Raden Banyak Catra Tinatun Krama dalam bentuk lagu Macapat Jawa
38 bait.
siswa dalam Mulok Budaya Banyumasan. Ada beberapa versi mengenai Babad
bernama Kuthaliman, dan mempunyai istri dan beberapa putra dan diantara
puteranya terdapat seorang gadis yang sudah waktunya menikah, namun setiap
kali diperintah untuk menikah selalu menolaknya dan dengan bijaksana Adipati
puteri telah menjalin hubungan dengan seorang Batur atau dalam bahasa jawa
adalah pembantunya, dan itu adalah salah satu aib besar sehingga jalan satu-
Puteri dan suaminya pergi kearah utara, karena terlalu lelah kadang
perjalanan puteri melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, dan tempat
dinamakan Desa Kali. Lama kelamaan sang puteri merasa sedih dan menderita
karena jauh dari keluarga, dan akhirnya sang puteri meninggalkan suaminya.
Ketika anak dari Batur dan Puterinya sudah besar, dia menanyakan kepada
ayahnya tentang jadi dirinya dan ayahnya menceritakan bahwa puteri adalah
keturunan dari batur dan ibunya adalah Raden sehingga dia dan tempat tersebut
Baturraden.
1. Strategi Pembelajaran
Strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1529) adalah ilmu
Indonesia (2008: 23), berasal dari kata ajar yang mendapat imbuan pe-an yang
memiliki arti segala sesuatu yang dipelajari atau yang diajarkan. Menurut
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
dalam mengajar kepada seseorang agar nantinya perkataan kita yang diberikan
akan diketahui dan dituruti oleh orang tersebut. Pada pembelajaran di Sekolah,
maka ada strategi yang harus dilakukan oleh seorang guru agar materi yang
Dalam pasal 1 UU RI Nomor 14, Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jaur pendidikan
memiliki rasa tanggung jawab. Jadi, guru Sekolah Dasar adalah pendidik
Sekolah Dasar.
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Keterampilan guru dalam
kelompok kecil.
berikut:
1) Silabus
sebagai berikut:
a) Apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar
beserta alokasi waktu dan alat sera sumber belajar yang diperlukan.
- Ilmiah
- Relevan
- Sistematis
- Konsisten
sistem penilaian.
- Memadai
dasar.
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
- Fleksibel
tuntutan masyarakat.
- Menyeluruh
afektif, psikomotor).
3) Fungsi RPP
4) Sumber Bahan
tersususn buku Mulok Budaya Banyumasan yang disusun oleh para tim
Kabupaten, akan lebih baik apabila guru menggunakan sumber lain seperti
5) Metode
Menurut Arikunto (2012, :334) metode adalah cara atau teknik yang
Menurut Aqib (2013: 103) metode ceramah dilakukan guru jika guru
sedikit staf pengajar sedangkan siswa yang di ajar banyak. Metode ceramah
dilakukan dengan metode yang divariasikan seperti tanya jawab, dan lain
sebagainya.
Menurut Aqib (2013: 105) metode tanya jawab dapat dilaksanakan untuk
menilai kemajuan peserta didik, dan bukan untuk membatasi jawaban dari
siswa. Metode tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang aktif jika
perbedaan-perbedaan pendapat.
interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk
ini maka guru harus melakukan persiapan secara baik dan matang.
perlu dievaluasi oleh guru adalah sarana pendidikan, yang meliputi alat
pelajaran dan media pendidikan. Pada saat guru akan menjajar, sebaiknya
yang akan diajarkan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak
Menurut Gerlach dan Ely, 1980 (Aqib, 2013: 70) menyatakan bahwa
adalah: teknik merupakan jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru
untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah yang ingin dicapai. Metode
yang bersifat prosedural. Strategi adalah cara yang akan digunakan oleh
pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses
pembelajaran.
bagi siswa, dan mengetahui strategi, pendekatan, dan proses pembelajaran yang