Anda di halaman 1dari 9

01/09/2021

Asal Kata Batak

 Asal kata batak menurut warni kata batak berasal dari kata membatak yg artinya
melucut/ memukul kuda supaya berlari lebih cepat.
 Menurut vandertook orang batak merupakan orang kafir(penyembah berhala) di sebut
juga orang batak itu penganut animisme(tidak namun beragama). Namun, di zaman
sekarang ini banyak orang batak menyangkal pemahaman ini karena saat ini banyak
orang batak sudah menganut agama.

Topik asal mula nenek moyang orang batak


Ada dua jenis peninjauan yaitu mitos dan ilmiah.

 Menurut kajian ilmiah(sejarah) nenek moyang orang batak berasal dari daerah India –
merantau ke Birma- menjelajahi Vietnam – Kamboja- Sian-Thailand-Malaka-
Perbatasan semenanjung Malaka-lalu sampai di Indonesia yang disebut tanah Batak
 Menurut Mitos nenek moyang orang batak berasal dari debata mula jadi
nabolon(artinya di turunkan oleh debata mula jadi na bolon) Digunung pusuk buhit
Kemudia turun ke perkampungan di sianjur mula-mula/dibawah kaki pusuk buhit
kemudia menyebar di seluruh tanah batak.

Periodeisasi sejarah batak


1. Sejarah batak pada jaman purba
2. Sejarah batak sebelum tahun 1600
3. Sejarah batak antara tahun 1600-1907
4. Sejarah batak setelah tahun 1907

SEJARAH KESUSASTRAAN BATAK

PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN BATAK ZAMAN PURBA


08/09/2021

Pada zaman ini masyarkat batak menganut keper cayaan Animisme.

Animisme ialah aliran kepercayaan orang batak pada aman dahulu yang mana mereka
bertuhan dengan zara menyembah berhala / menyembah roh halus sebagai tuhan mereka
dimana mereka berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh/ kinesik, kata-kata ghaib, mantra
dan menggunakan suara-suara yang di sepakati/konvensi (hal ini bagian dari sastra lisan).

Kinesik ialah bahasa isyarat yang artinya pada masa animism mereka juga memanfaatkan
bunyi-bunyian, gerakan tubuh sebagai media berkomunikasi.
Pada zaman purba mereka menganut kepercayaan animisme kesusastraan pada masa itu yaitu
dengan komunikasi cara kinesik/ bahasa isyarat, konvensi/kesepakatan.

SEJARAH PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN BATAK PADA ZAMAN KAPUR


BARUS( SEBELUM TAHUN 1600)

Sebelum tahun 1600 pedagang india yang membawa agama Hindu membawa kesusastraan
Hindu dari agama Hindu yang mereka anut dan mempengaruhi kesusastraan batak. Karena
mereka melakukan kontak langsung dengan masyrakat batak

Pada masa perkembangan kesusastraan batak bermula ketika adanya para pedagang india
untuk membeli kapur barus dan penyebaran agama hindu sudah ada juga di masa ini, karena
pada masa ini juga para saudagar india ini adalah penganut agama Hindu. Dalam
melaksanakan ibadahnya mereka menggunakan media patung dan candi Yang artinya batak
zaman saat itu juga sudah mulai mempercayai tuhan dengan cara menyembah patung-patung
sebagaimana agama Hindu beribadah dan mereka juga membangun candi-candi seperti di
candi portibi.

Pengaruh dari agama Hindu ini terhadapab kesusastraan Hindu terhadapt kesusastraan Batak
dapat kita lihat dari cara orang batak menentukan hari/ maniti hari.

SEJARAH PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN BATAK PADA ZAMAN


SISINGAMANGARAJA XII dari tahun 1600-1907

Pada masa raja sisingamangaraja XII yang mana raja Sisingamangaraja merupakan seorang
raja yang di hormati, di hargai dan Raja Sisingamangaraja merupakan seorang penganut
kepercayaan parmalim dan juga mempengaruhi kesusastraan batak. disini juga sudah mulai
menyembah tuhannya (Mula jadi nabolon) dan lebih teratur juga terarah dalam melakukan
penyembahan. Untuk menyampaikan harapannya, ibadah mereka menyampaikan dengan
kata-kata yang indah, pada masa ini yang paling menonjol ialah sastra lisan : nyanyian sakral/
puji-pujian dengan kata-kata spiritual sesuai aliran keperacayaan parmalim, tonggo-tonggo.

Pada saat mereka beribadah Sisingamangaraja haruslah di sembah karena mereka


beranggapan bilamana raja Sisingamangarja ini adalah perwakilan dari mula jadi nabolon
karena kekuatannya yang melebihi manusia biasa.
ZAMAN SETELAH 1907 MASUKNYA MISIONARIS KRISTEN TENTARA
JEPANG DAN TENTARA SEKUTU DI TANAH BATAK

Misionaris bertugas sebagai penyebar agama Kristen, mengobati orang sakit. Mereka
adalah orang-orang yang mengalami panggilan Tuhan untuk melakukan kebenaran
dengan cara menyebarkan agama Kristen kepada orang-orang yang masih menganut
aliran kepercayaan.

Setelah kematian raja Sisingamangaraja XII (17 Juni 1907 wafat), maasuknya Belanda untuk
menguasai tanah batak, penyebaran agama kristen semakin di tingkatkan oleh misionaris Dr.
Il nomensen dan Pdt. H. Gruik. Para misionaris ini menyebarkan agama Kristen dan
mendidik masyarakat batak. Mereka mendirikan gereja, sekolah jendig, rumah sakit, panti
social sehingga terjadi kontak budaya dan juga kontak kesusastraan.

Pada tahun 1942 Jepang menjajah Indonesia dan sampai ke tanah batak dan mereka
membawa kebudayaan jepang dan terjadilah kontak kesusastraan batak

Selanjutnya pasukan sekutu mendarat atau menjajah Indonesia dan membawa budayanya
yang akibatnya juga mempengaruhi kesusastraan Batak dan tentara Jepang kalah, kekalahan
ini bermula dari Amerika menghancurkan Nagasakidan juga Hiroshima sehingga membuah
jepang mundur. Pada masa ini jugalah Indonesia memanfaatkan kesempatan dengan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

15/09/2021

SASTRA BATAK

1. Pengertian Sastra
Manusia disebut juga homopabula/makhluk yang senang mendongeng dan
didongengi(makhluk bercerita) ini tak dapat dipungkiri karena manusia tidak dapat
dipisahkan oleh karya sastra. Sejak manusia lahir sudah dibuai dengan sastra. Sastra
telah lama ada, sebelum manusia ada. Mengenai kata sastra itu sndiri karena sastra
sudah ada dalam kehidupan manusia. Sebelum manusia mengenal tulisan sastra sudah
ada dalam kehidupan manusia. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan
kehidupan merupakan suatu kenyataan sosial. Dari defenisi ini sastra merupakan
bagian dari kebudayaan yang hidup diantara kelompok manusia. Mengadakan sistem
nilai yang berupa kontensi dalam menentukan nilai seni ekstetik sastra.
PENGERTIAN SASTRA LISAN

Sastra lisan adalah sastra yang hidup di tengah-tengah kehidupan rakyat/komunitas dan di
tuturkan oleh ibu kepada anaknya pada waktu mau tidur(dongeng) atau para pendongeng
kepada masyarakat yang tidak bisa membaca. cerita yang samacam ini di turunkan secara
lisan dari satu generasi ke genarasi yang berikutnya. Sastra lisan adalah bagian dari folklore
kata folklore terdiri dari dua kata folk yang artinya komunitas/ sekelompok orang yang
mempunyai ciri-ciri pengenalan fisik,sosial dan kebudayaan sehingga bisa dibedakan dari
kelompok lainnya. Ciri-ciri pengenal tersebut dapat berupa warna kulit, rambut, mata
pencarian, bahasa. Dalam hal ini Folk adalah masyarakat suku batak Dan lore yang artinya
tradisi yang di wariskan secara turun temurun/ sebagian kebudayaan, dalam hal ini sastra
batak.

Folklore adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif atau komunitas yang tersebar dan di
wariskan turun temurun di antara konektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi
berbeda, baik itu dalam bentuk lisan maupun contoh yang di sertai dengan gerak isyarat
(kinesik) atau alat pembantu pengingat.

CONTOH-CONTOH SASTRA LISAN BATAK

UMPAMA
Umpama ialah pribahasa yang mengandung rumusan-rumusan dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Biasanya umpama terdiri dari dua baris bait, kedua baris
tersebut berhubungan sebab-akibat dengan menghasilkan satu pengertian. Contohnya
pantun/pribahasa hangoluan teus hamagoan(sopan santun jalan kehidupan dan
kecongkakan membawa jalan kehancuran/celaka).
Contoh umpama dalam bahasa simalungun
 Songon galuh (pisang)
Roh dokahni rh manisni
UMPASA
Umpasa ialah bagian dari sastra batak yang pada umumnya terdiri dar 4 bait, dua baris
pretama ialah sampiran, 2 baris kedua adalah isi. Umpasa mempunyai polsa sajak,
irama, dan pilihan kata/gaya bahasa/diksi. Contoh umpasa dalam bahasa simalungun
 Sada sikortas kajang(kajang)
Padua kortas hulipat
Sadokah ham marlajang(merantau)
Sada ham do hansa na hudingat
 Sinjata ni Indonesia
Mariam dohot mortir
Andohar Indonesia jaya
Rakyat ni pe homa makmur
22/09/2021

ENDE-ENDE(PUISI CINTA)

Ende-ende = umpasa

Meskipun ada kesamaan dalam bentuk antara umpasa dengan ende-ende (sampiran dan isi)
namun ada ciri pembedanya antara umpasa dengan ende-ende

 Ende-ende digunakan dengan cara menyanyikan


 Biasanya berisi tentang cinta

Dahulu pada masyarakat batak, seorang wanita yang telah dewasa di gabungkan dalam satu
rumah dan di asuh oleh seorang nenek tua. Nenek tua memberi ilmu yang berguna untuk
memikat pasangannya dan membbina para gadis agar dapat mencari jodoh yang baik dan
menjadi ibu rumah tangga yang baik. Ketika gadis- gadis itu bergabung pada kesempatan
itulah mereka menyampaikan isi hatinya dengan cara menyanyikan ende-ende baik
merupakan kerinduan terhadap kekasihnya dan merindukan supaya mendapat jodoh yang
baik dan layak buat mereka.

Contoh :

pukulan na di ginjang

parasaranni

oh bulan na di ginjang

mardomuan ni simalolong

ANDUNG-ANDUNG (puisi ratapan)

Andung-andung dapat di golongkan kedalam bentuk puisi, karena sifat-sifat puisi di temukan
di dalamnya seperti pilihan kata dan irama. Kata-kata yang terdapat dalam andung-andung
tidak sama dengan kata-kata yang dijumpai dalam bahasa sehari-hari. Kata-kata tersebut
mengandung makna yang lebih halus dan arkais (Kata-Kata yang berkaitan dengan zaman
dahulu, atau sudah tak lazim, dan bisa juga dibilang Kuno dan biasanya dalam
penggunaan kata ini saat acara tertentu saja. contohnya : bad = angib, bugol =
menggendong, anggara = buas, ahkam = hukum).

 kata arkais adalah kata yang kuno yang mana usia nya sudah beratusan tahun
dan biasanya jarang di gunakan,misalnya Tu sumalin so boi si ulaonni. Tu
sumalin artinya tempat peristirahatan terakhir/ alam baka
 Dikatakan bahwa kata-kata dalam andung-andung itu ialah kata-kata yang
mengandung kata yang lebih halus, contoh :
1.Simanjujung : Ulu = Kepala
2. Sitarupon : Obuk = rambut
3. Sipareon Pinggol = telinga
4. Simalolong : Mata
5. Silumandit : Igung= hidung
6. Simangkudap : Pamangan = mulut
7. Gugut : Ipon = gigi
8. Simangido : Tangan.
9. Siubeon : Butuha = perut
10. Simanjojak : Pat= kaki
11. Sirimpuron : Jari-jari.
12. Sisilon: kuku
13. Simatombom : Botohon dohot hae-hae = pangkal lengan dan paha
14. Among parsinuan : Amana parsinuan = bapak kandung
15. Inong namangintubu : Inong niba = ibu kandung
16. Ama namartunas : Ama paidua = bapak tiri (kedua)
17. Inong namartunas : Inong paidua.= ibu tiri (ibu kedua)
18. Sisumbaon : Pahompu = cucu
19. Ompung sisombaon : Ompung=nenek
20. Sibijaon :Tulang/Ibebere
21. Silansapon : Lae/Eda.
22. Sinumbane : Namboru/paraman
23. Nabinalos : Simatua/Hela/Parumaen = mertua/menantu
24. Situriak : Panghataion = Pembicaraan
25. Simanangi : Parbinegean = pendengaran
26. Simalongkon : Parnidaan = penglihatan
27. Silumallan : Ilu/aek = airmata/air
28. Sitipahon : Ulos.
29. Sitabean : Tujung = ulos/kain penutup kepala
30. Sigumorsing : Mas.
31. Sihumisik : Ringgit = uang
32. Paiogom : Indahan/Parbue/Eme = nasi/beras/padi
33. Bona ni paigon : Bona ni eme = tanaman padi
34. Sidumuhut : Duhut = rumput
35. Tongani lobangon : Hauma = sawah
36. Sibonggaran : Bonggaran = …………………… ada yang tahu?
37. Silumantahon : Horbo = kerbau
38. Silomlom ni robean : Lombu = lembu/sapi
39. Sijambe ihur : Hoda = kuda
40. Bulung ni lopian : Biru-biru = kambing/biri-biri
41. Siteuon : Biang : panangga = anjing
42. Simarhurup : Manuk = ayam
43. Tongani asean : Jabu bale-bale = balai balai
44. Siatukolan : Jabu sopo = rumah adat sopo (untuk penyimpanan padi)
45. Siagalangon : Jabu ruma = rumah adat tempat tinggal
46. Bulu situlison : Jabu ruang tano ………………….
47. Siruminsir : Solu, Kapal, Motor.
48. Silogo-logo : Kapal terbang.
49. Silali piuan : Iaher.
50. Sihais mira : Kapal pemburu.
51. Sibanua rea : Mariam, tomong.
52. Sitengger dibanua : Bodil. = bedil/senapan
53. Sijambe jalang : Roket.
54. Simaninggal dipea : Bom.
55. Sigargar dolok : Bom atom.
56. Babiat dipittu : Anak ni begu. = anak hantu
57. Gompul dialaman : Raja.
58. Parjaga-jaga dibibir pustaha ditoloan : Pamollung.= ……………??
59. Holi-holi so mansandi parjari-jari so mansohot : Tungkang. = tukang
60. Gokkonon botari alapan manogot : Datu/Raja/Tungkang.
61. Toru ni situmalin : Kuburan.
62. Bona ni ubeon : Buha baju = anak sulung
63. Punsu ni ubeon : Siampudan. = bungsu
64. Goar soltpe : Panggoaran = anak/boru sulung
65. Hau sinaiton : Hau/Btng ni namate/ranting = ranting atau batak kayu yg sudah
mati
66. Silumambe hodong : Bagot = enau/aren
67. Papan narumimbas : Papan ni jabu = papan buat rumah
68. Rindang sibalunon : Amak = tikar
69. Dolok simanabun : Dolok = gunung
70. Langit ni sihadaoan : Taripar laut.
71. Urat naibongkion : Dengke = ikan
72. Juhut tinanggoan : Juhut = rumput makanan ternak
73. Sirumantos : Raut, Hujur,giringan. = senjata pisau/lembing
74. Natoga bulung : Naung tubu = sudah lahir
75. Didadang ari diullus alogo : Dihasiangon = dunia ini
76. Sirumata bulung : Napuran = daun sirih
77. Silumambe hodong : Saga-saga = ………………?
78. Sirumonggur : Ronggur = Guntur
79. Lombang simanamun : Lombang = jurang
80. Suga nasomarpatudu : Honas todos naso marsala = duri
81. Godung naso marhinambor : Nasomarala : kubangan atau lobang yang dibuat
tanpa alas an
82. Mansitairon : Manarus = menyusui
83. Songon tungko nisolu ganup ni panabian : Leleng marsahit = lama sakit
84. Mangganupi siarianan, mangganupi sihabornginan : Leleng dipauli. = lama di
perbaiki
85. Hatipulan simanjujung, haponggolan simanjojak : Ina namabalu = janda
86. Hatompasan tataring : Ama namabalu = duda
87. Mapurpur tuangin nahabang tu alogo : Naso marrindang = tidak punya keturunan
88. Naso martunas : Naso maranak = tidak punya anak laki-laki
89. Siparumpak balatuk soadong pajongjongkon : Napurpur
sisapsap bahal dang adong namangungkap
90. Marsada-sada bulung songon halak nalungun- : Sisada-sada/sada sabutuha
lungunan tandiang nahapuloan = tidak punya saudara kandung
91. Sibane-bane lili so sumungkar : Nalambok = yang lembut
92. Silumaksa ijur : Uta uta ni tohuk, sira = garam
93. Mangungkit sibonggaron : Pabalik uma = mengolah sawah
94. Mambuat sidumuhut : Marbabo = membersihkan gulma di sawah
95. Sipatuduhon luha sipapatar pangea, tanduk mambu : Nunga gok harorangon
nubu surat manjoloani, sotampil sipasingot soboi siajaron.= tidak bisa di ajar
96. Sanjongkal bulu dua dopaan tolong, poga-poga : Sian etek nahansit diulu
pinagodang ni sidangolan = dari kecil hidupnya selalu pedih dan di besarkan dalam
kemiskinan
97. Namardingdinghon dolok namarhorihorihon : Taripar dolok simanamun
ombun dilangit sihadaoan Taripar tao silumallan. = merantau menyeberangi laut dan
gunung
98. Lombu-lombu nabidang tula-tula ni hapal, : Tarhirim ibana tungkot dinalandit
huat-huat dinagolap = berharap tapi tidak kesampaian
99. Hais tujolo tandak tupudi, lombu panguge : Dipajolo anangkonna horbo panampar

Contoh andung-andung :

Amang raja nami amang siadopan

Nunga marobur(jatuh) ho among

Tu sumalin so boi si ulaon ni

Malilung ma au among raja nami

Manaon na hancit I

TONGGO-TONGGO (DOA)

Tonggo-tonggo isinya berupa doa atau permohonan kepada sesuatu yang di percayai. Bentuk
ini di juga di kenal di Mesir kuno dalam memuja dewa-dewi. Tonggo-tonggo ini hanya dapat
dilakukan oleh datu. Sang datu berdoa dan memohon dengan iringan musik dan dengan
qurban atau sesajen yang selalu ditujukan kepada mula jadi na bolon.
TORSA-TORSA/TURI-TURIAN(PROSA)

Contohnya : Si Boru Tumbaga dari Toba, puang sorma dari Simalungun(bisa di jadikan
objek bahasan skripsi), Si Mardan, S Gale-gale

Dalam bahasa Nias Torsa-torsa disebut dengan Mane-mane

Anda mungkin juga menyukai