Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laut Tengah dalam sejarah kuno merupakan laut yang mempertemukan tiga benua yaitu Asia,
Eropa, dan Afrika. Iklim di wilayah ini cukup nyaman sepanjang tahun dan curah hujan pun cukup pula
apalagi di zaman dulu, misalnya di pulau Sisilia, Italia dan Balkan. Akan tetapi majunya peternakan
domba membuat hutan-hutan banyak yang ditebang untuk tempat pengembalaan ternak. Kontak antar
bangsa berlangsung melalui perdagangan sejak zaman kuno hingga sekarang sehingga mengakibatkan
terjadinya pertukaran budaya antar bangsa. Seperti pertemuan peradaban Mesir di Afrika dengan
peradaban Arabia yang dipertemukan oleh bangsa pelaut Funisia dari Sidon dan Tyrus yang sekarang
di kenal dengan Lebanon.
Bersamaan dengan pertemuan peradaban-peradaban itu telah mengalir bangsa- bangsa baru ke
pinggiran Laut Tengah seperti bangsa Semit dari Asia, bangsa Berber dari Afrika, dan bangsa
Indogermani dari Eropa. Pada bangsa-bangsa tersebut memiliki watak yang hampir sama yaitu
kebebasan dalam berfikir ataupun dalam kehidupan. Peradaban Yunani dan Romawi adalah suatu
produk dari keistimewaan geografis dari wilayah di sekitar Laut Tengah. Wilayah tersebut merupakan
dunia tersendiri. Baik iklim maupun tetumbuhannya, berbeda dengan yang ada di daerah lain. Keadaan
alam yang dimiliki oleh Yunani dan Romawi sangat membantu penduduknya untuk bisa
mempertahankan kehidupannya yang tidak bisa dipenuhi di wilayahnya dan mencari ke wilayah lainnya
di sekitar Laut Tengah. Oleh karena itu, Bangsa Yunani dan Romawi mampu menguasai hampir seluruh
pantai yang ada di laut tengah sesuai zamannya.
Orang Yunani tinggal jazirah Balkan yang paling ujung yang menjorok ke laut. Secara
geografis yunani mewujudkan suatu keutuhan dengan ciri-ciri alam yang lain dibandingkan dengan
daerah balkan lainnya. Daerah yunani dari utara sampai ke selatan dipenuhi dengan perbukitan batu
kapur. Banyak pantai-pantai yang berkelok-kelok mengakibatkan banyaknya teluk dengan pelabuhan-
pelabuahan alam yang baik untuk pelayaran dan perniagaan. Kebanyakan penduduk yunani hidup
di daerah pinggiran pantai karena miskinnya daerah pedalaman yang penuh bebatuan sehingga
tanaman jarang yang tumbuh. Meskipun orang yunani harus hidup dalam berbagai kesulitan alam, tetapi
mereka tidak tercepit dan hidup celaka. Dengan keadaan seperti itulah penduduk
Yunani bisa mengarungi lautan tengah. Dengan alam seperti itu penduduk Yunani telah
menguasai wilayah yang ada di sekitar Laut Tengah dan melakukan kolonialisasi, menjual hasil
tambang dan hasil lautnya dan “mengimpor” segala kebutuhannya seperti makanan pokok atau segala
yang berhubungan dengan pertanian yang tidak bisa tumbuh di negerinya.
Kawasan Romawi adalah daerah yang terletak di laut Mediterania, di bagian sebelah barat
merupakan daerah pantai yang berkontur landai dengan sungai Tiber sebagai muara. Sehingga
daerah ini kemudian berkembang menjadi sebuah daerah pelabuhan dan pelayaran. Bagian Timur
memiliki jenis tanah pegunungan dengan kontur pantai yang curam. Sedangkan kawasan utara
merupakan daerah pegunungan Alpen. Kondisi alam yang membuat kecenderungan untuk bertahan
hidup lebih diutamakan., dibidang seni tidak terlalu menjadi perhatian utama masyarakat Romawi
Kuno. Leluhur bangsa Romawi adalah bangsa Latinum, disamping terdapat percampuran dengan
bangsa Etruskia dan bangsa Yunani. Hal ini mempengaruhi dan member sumbangan besar kepada
kebudayaan Romawi. Walaupun begitu ciri khas kepribadian orang Romawi yang bersifat strategis,
menonjolkan kekuatan, fungsionsl, dan realistis tidak hilang. bahkan telah membuat campuran
kebudayaan serapan mereka menjadi suatu kebudayaan baru dan menjadi asal usul peradaban Eropa di
masa depan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Geografi Sejarah Yunani Kuno dan Romawi?
2. Bagaimana Sejarah Awal Yunani Kuno dan Romawi?
3. Bagaimana Kebudayaan Yunani kuno dan Romawi?
4. Bagaimana perkembangan Yunani Kuno dan Romawi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Geografi Sejarah Yunani Kuno dan Romawi.
2. Untuk mengetahui Sejarah Awal Yunani Kuno dan Romawi
3. Untuk mengetahui Kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi.
4. Untuk mengetahui Perkembangan Yunani Kuno dan Romawi Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Geografi Sejarah Yunani Kuno dan Romawi
1. Geografi Sejarah Yunani Kuno
Orang Yunani tinggal jazirah Balkan yang paling ujung yang menjorok ke laut. Secara
geografis yunani mewujudkan suatu keutuhan dengan ciri-ciri alam yang lain dibandingkan dengan
daerah balkan lainnya. Daerah yunani dari utara sampai ke selatan dipenuhi dengan perbukitan batu
kapur. Banyak pantai-pantai yang berkelok- kelok mengakibatkan banyaknya teluk dengan pelabuhan-
pelabuahan alam yang baik untuk pelayaran dan perniagaan. Kebanyakan penduduk yunani hidup
di daerah penggiran pantai karena miskinnya daerah pedalaman yang penuh bebatuan sehingga
tanaman jarang yang tumbuh.
Wilayah Yunani memiliki keadaan alam yang cukup unik, beragam dan kontras, antara
daratan dengan lautan yang mengelilinginya, pegunungan yang ganas dan dingin di satu sisi dengan
lembah-lembah sungai yang subur dan senantiasa disinari matahari di sisi lainnya. Kondisi alamnya
dikenal tidak mempunyai kekayaan yang melimpah. Keadaan alam inilah yang kemudian diperkirakan
membentuk masyarakat dengan perbedaan watak yang beragam dan kontras pula.
Ada beberapa keuntungan negeri Yunani mengarah ke Mediterian, diantaranya perkembangan
peradaban terlebih dahulu muncul di daerah Asia, di sana telah ada pelabuhan-pelabuhan dagang yang
ramai, sehingga penduduk yunani bisa berinteraksi dengan penduduk yang ada di sekitar Mediterian.
Di tambah alam geografisnya, telah memunculkan berbagai Kesatuan Politik yang disebut Polis atau
Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya
“Polis” yang lokasinya terpisah satu sama lainnya. Isolasi seperti itu lebih memudahkan perkembangan
peradaban kota-kota yang tidak banyak terganggu oleh serbuan musuh dari luar maupu dari dalam.
Sejarah Yunani banyak dipengaruhi sifat-sifat gunung yang ada di wilayah semenanjung
Balkan. Yunani dibatasi oleh deretan pegunungan dari jazirah Balkan, fungsinya mengamankannya dari
serbuan musuh dari luar. Puncak yang tertinggi bernama “Olimpus” yang oleh orang Yunani kuno
dipandang sebagai tempat para dewa mereka. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak
terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan
daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan
menjadi pemisah kesatuan unit politik.
Struktur Geografis Yunani adalah kompleks, sangat beragam. Di wilayah yang kecil dan
ditambah berpulau-pulau ini daerah satu dengan yang lain dipisahkan oleh gunung kapur, lembah curam
atau selat. Keadaan geografis seperti ini berbeda dengan Mesir atau Mesopotamia yang relatif terbuka
dan datar bergurun pasir yang secara militer menguntungkan untuk kontrol dari Pusat. Dengan keadaan
yang terpisah-pisah itu maka setiap tempat (topos) menjadi istimewa, punya karakter, punya “Genius”
atau “Spirit”, dan spirit itu dianggap menghasilkan tatanannya sendiri, yang pada gilirannya nanti
dipersonifikasikan sebagai dewa-dewa yang menguasai tempat itu.
Kepercayaan Yunani mengenal banyak dewa yang terhimpun menjadi sebuah keluarga,
kumpulan itu disebut sebagai “Pantheon” ( Pan = perhimpunan, Theon = dewa). Gagasan pantheon ini
sebenarnya adalah gagasan politis untuk menyatukan daerah- daerah yang amat beragam tadi menjadi
sebuah kerajaan besar di bawah Alexander.
Penduduk Yunani sangat giat berkerja, hal ini dipengaruhi oleh suasana alam yang indah pada
musim panas yang disebabkan oleh angin yang bertiup dari negeri Rusia, sebaliknya udara pada musim
panas sangat kering di negerinya. Ditambah lagi adanya tambang emas dan besi yang menawarkan
cukup pekerjaan sebagai pengganti dari ketandusan tanah yang sulit untuk pertanian dan perkebunan.
Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan
pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah. Ketandusan tanah
yang dimiliki bangsa Yunani telah mengilhami mereka untuk berlayar dan kolonis di berbagai dunia
kuno di Laut Tengah. Dengan demikian, penduduk yunani banyak memperoleh pengetahuan dari
daerah-daerah yang ia kunjungi disekitar Mediterian, sehingga dapat dikatakan “alamnya telah memberi
rangsangan untuk menjadikan mereka menjadi ahli-ahli pikir yang paling subur di dunia Barat Kuno.
Keadaan alam memiliki andil yang tidak kecil dalam pembentukan peradaban Yunani. Keadaan
geografis ini juga mempermudah adanya “desentralisasi politik”. Gunung-gunung dan teluk-teluk di
Yunani yang tak terhitung banyaknya menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan
dataran-dataran rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat
alami.
Meskipun orang yunani harus hidup dalam berbagai kesulitan alam, tetapi mereka tidak
tercepit dan hidup celaka. Dengan keadaan seperti itulah penduduk Yunani bisa mengarungi lautan
tengah. Dengan alam seperti itu penduduk Yunani telah menguasai wilayah yang ada di sekitar Laut
Tengah dan melakukan kolonialisasi, menjual hasil tambang dan hasil lautnya dan “mengimpor”
segala kebutuhannya seperti makanan pokok atau segala yang berhubungan dengan pertanian yang
tidak bisa tumbuh di negerinya.
Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan
masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani
(disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah
koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang).
Dari kegiatan tersebut muncullah istilah kolonialisme. Antara kaum kolonis dengan negeri induknya
tetap terjalin hubungan.

2. Geografi Sejarah Romawi


Induk kerajaan Romawi ialah Italia sekarang yang menempati Jazirah Apenina, bersama pulau
Sisilia Jazirah tersebut terbentuk seperti kaki yang meyipak bola. Secara geografis keduanya
mewujudkan jembatan terputus yang membujur utara- selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian
barat dan bagian timur. Kondisi alam Romawi (Italia) secara geologis mirip dengan kondisi alam
Yunani. Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang ada pada masing-masing daerah
memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi
terdapat lembah dan sungai yang menghubungkan daerahnya dengan Eropa Tengah.
Tanah di sepanjang Jazirah Apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri Yunani. Tepi
pantainya berhutan lebat dan ada hamparan rumput untuk ternak sejak zaman kuno. Sungai Tiber yang
berada di tengah-tengah Italia membentuk lembah di mana kota Roma dapat berkembang dengan baik
dan disanalah kemudian berkembang peradaban Bangsa Latin. Di bandingkan dengan negeri Yunani,
pantai-pantai di Italia tidak mempunyai pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak
teluk yang baik untuk berlabuhnya kapal-kapal layar di zaman kuno. Lembah “Po” yang ada di timur
laut negeri ini pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan pantai-pantai Barat
Yunani. Dari uraian sifat-sifat geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah bangsa
Romawi dari zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsa- bangsa yang berasal dari Eropa
Tengah sedangkan di pantai timur berlabuhlah para imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia
awal terdiri dari banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri.
Pemukim yang paling awal adalah “Suku Liguria” kemudian berdatangan “Suku Umbria, Latin
dan Samnite” yang kemungkinan berasal dari Eropa Tengah. Setelah itu datanglah Suku “Etruska” dari
Asia Kecil lalu orang-orang “Kartago” dan “Yunani” yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim
yang baik untuk tetumbuhan yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai
pengembala dan petani yang makmur.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu
yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama
karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba
besar, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang
menggumkan, seperti bangunan saluran air, jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar,
bangunan untuk olahraga dan pentas seni (Thermen, Theater, Amphitheater). Selain bangunan diatas,
juga terdapat banguan kuil untuk persemayaman dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan
orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan
menjadi luas.
Lokasi Jazirah Apenina yang melintang di bagian tengah Laut Tengah sebenarnya bukan
jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk berdagang dan strategi perluasan
wilayah. Sebelum pembauran antara orang romawi dengan orang Yunani tidak ada keinginan bagi orang
Romawi terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke Eropa Tengah sangat terbuka lebar ditambah
lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada saat itu. Kesadaran itu baru tumbuh
setelah banyaknya kekalahan yang terjadi dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut
oleh orang-orang Kartago dan Yunani yang menyerang dari laut. Kesadaran itu membuat orang Romawi
terdorong untuk melakukan ekspansi ke daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu
sebelum menguasai lautan tengah ialah Yunani di Italia bagian selatan dan selatan Jazirah Balkan. Di
dalam wilayah Yunani, perperangan antar Polis marak-maraknya terjadi sehingga penguasa yunani
meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia ( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang Romawi
ialah mendamaikan pereperangan antar Polis, sehingga Yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM.
Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan Romawi juga belajar dari hal-hal yang dirasa baik dari
daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti penerapan sistem Polis di Roma. Meskipun alam di Romawi
tidak seperti di yunani yang berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlangsung selama dua abad
setelah penaklukan Yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di wilayah jajahannya
yang ada di Eropa.

B. Sejarah Awal Yunani Kuno dan Romawi


1. Sejarah Awal Yunani Kuno
a. Peradaban Yunani Kuno
1). Peradaban Pulau Kreta
Kebudayaan yang ditemukan di Pulau Kreta adalah Kebudayaan Minos (Minoa). Nama Minos
diambil dari nama raja yang pernah berkuasa, yakni Raja Minos. Kebudayaan ini terlahir dari penduduk
asli orang Yunani. Kebudayaan Pulau Kreta menyisakan bangunan-bangunan tua tersusun dengan tata
kota yang rapih. Peninggalan kebudayaan Pulau Kreta ditemukan pada tahun 1900 oleh Sir Arthur
Evans daat dilakukan pengalian istana Knossos. Istana Knossos dibuat dengan indah yang di
dalamnya terdapat ruang pertemuan antarmenteri. Selain itu, keberadaan peradaban ini didapat
pada cerita Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di dalam ceritanya digambarkan bahwa Kreta
sebagai Kerajaan sembilan puluh kota yang makmur. Sebagai negara maritim, masyarakat Pulau
Kreta sudah melakukan perdagangan dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria
dan Asia Kecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus.
Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal tulisan, ini dibuktikan dengan penemuan tiga manuskrip.
Huruf yang terdapat pada manuskrip-manuskrip tersebut adalah pictograf, namun huruf tersebut masih
sukar dibaca tetapi 88 simbol di antaranya sudah dapat diterjemahkan oleh Michael Ventris pada
1953. Keper- cayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta adalah Poly- theisme, sebagai dewa
utama adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Ibu Agung memiliki bawahan yang bernama Velhanos,
ia digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang memiliki kekuatan luar biasa dan disamakan dengan
kekuatan banteng.

Sejarah peradaban Minos dibagi dalam tiga tahap, yaitu Minos Kuno (3500-2300 SM), Minos
Tengah (2300-1600 SM) dan Minos Akhir (1600-1100 SM). Puncak kejayaannya terjadi pada 1700-
1400 SM, secara perlahan mengalami kemunduran akibat serbuan bangsa Achea ke Yunani dan sering
terjadinya bencana alam. Kebudayaan Minos melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang sangat
berpengaruh terhadap Yunani, tidak hanya itu ke- budayaannya pun berkembang hingga ke Eropa dan
menjadi cikal-bakal peradaban selanjutnya.
2). Peradaban Pulau Mycenae
Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para ahli menemukan pula kebudayaan Pulau
Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Mycenae mengalami
kemajuan bersamaan dengan kebudayaan Minos yang sedang mengalami kemunduran. Awalnya
Mycenae merupakan bagian dari kerajaan yang berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai
memainkan peranan dalam perdagangan dan kemudian bangkit menjadi besar. Walaupun hidup dalam
zaman yang sama dengan Pulau Kreta, Mycenae memiliki kebudayaan yang berbeda, ini dapat dilihat
pada bentuk bangunannya yang lebih kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian bekas kebudayaan
Mycenae dan ditemukan sisa-sisa kota berlapis sembilan. Lapisan yang dimaksud adalah tingkatan-
tingkatan tanah yang ditandai dengan bentuk sisa- sisa kota berbeda di setiap tingkatnya. Pada salah
satu lapisan tersebut diperkirakan sebagai kota Troya seperti yang diceritakan Homerus dalam buku
Illyas.
3). Sparta
Secara geografis Yunani memiliki jajaran pegunungan yang mem- bentang ke segala penjuru.
Dalam kondisi geografi seperti ini, orang-orang Yunani hidup secara berkelompok, karena
sukarnya transportasi dan komunikasi maka setiap kelompok memperkuat daerahnya dan hidup secara
mandiri membangun sebuah negara kota yang mereka namakan polis. Polis Sparta terlahir sejak
kedatangan bangsa Doria yang jago berperang datang ke Yunani di Lacottia, Peloponessos bagian
Timur. Tahun 736-716 SM terjadi perang Messenia I, pada saat itu Sparta menyerang orang
Messania yang tinggal di sebelah Barat Peloponessos dan berhasil dikuasai. Orang Messania dijadikan
helot (petani yang mengerjakan tanah negera). Tahun 650-630 terjadi Perang Messenia II, kala itu ter-
jadi pemberontakan orang Messenia yang ingin melepaskan dari kekuasaan Sparta namun perang ini
dapat ditumpas. Kekuatan Sparta menyebabkan kekuasaannya semakin meluas di wilayah Peloponessos
kecuali Argois dan Achaea. Dalam keadaan seperti ini Sparta harus memperkuat dirinya dengan sistem
pemerinta- han dan pertahanan yang kokoh dari serbuan para pemberontak. Dengan alasan tersebut
maka seorang negarawan Sparta yang ber- nama Lycurgus menggariskan pembaharuan terhadap
peraturan dan undang-undang yang mesti ditaati oleh setiap penduduk di wilayah Peloponessos. Di
antaranya adalah peraturan wajib militer bagi setiap anak lakilaki yang sudah menginjak umur 7 hingga
60 tahun tahun, sedangkan anak perempuan tidak diberlakukan demikian.
Sistem pemerintahan di Sparta memiliki corak seperti berikut:
(a). Kepala pemerintahan sekaligus panglima militer adalah dua orang raja dengan kekuasaan tak
terbatas dan dilanjutkan secara turun menurun kepada anaknya.
(b). Ephor adalah dewan yang terdiri dari 5 orang, bertugas membantu kepala pemerintahan. Pada
kenyataanya Ephor yang menjadi kepala pemerintahan yang sebenarnya.
(c). Apella adalah dewan yang berganggotakan semua warga negara Sparta.
(d). Dewan Penatua adalah 28 anggota dewan yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Dalam sidang
dewan, Dewan Penatua mengajukan usulan undang-undang kepada Apella, lalu Apella
mempertimbangkan usulan, masukan dan memutuskan, namun Dewan Penatua dapat memveto
keputusan Apella seandainya terjadi kejanggalan. Apabila tidak ditemukan titik temu maka Ephor yang
memutuskan.
3). Athena
Orang Athena adalah orang pendatang dari bangsa Ionia, mereka tinggal di Attica.
Dibandingkan dengan Sparta, orang-orang Athena hidup lebih bebas dan dapat mengembangkan
kemampuan dalam bidangnya, seperti filsafat, seni pahat dan theater.

Sistem pemerintahan di Athena diatur oleh seorang negarawan yang bernama Solon (594 SM).
Aturan yang dibuat oleh Solon merupakan pengganti undang-undang buatan Draconia yang ditentang
oleh orang-orang golongan bawah dengan alasan merasa dirugikan. Untuk menghindari
pertumpahan darah, Solon mengatur perubahan undang-undang yang telah ada dengan cara menghapus
sistem perbudakan, memberi lahan garapan baru kepada budak yang telah merdeka, petani gandum
yang berutang banyak diberi lahan baru untuk membudidayakan anggur dan membentuk lembaga
pengadilan yang telah dipilih oleh rakyat.
Untuk menjamin berjalannya pemerintahan dengan benar, Athena memperkenalkan sistem
pemerintahan demokrasi dengan ke- kuasaan tertinggi berada di tangan para dewan eksekutif (archon)
sebanyak 9 orang yang dianggap mewakili rakyat. Dalam jalannya pemerintahan, archon mendapat
pengawasan ketat dari dewan pengawas (aeropagos) yang merangkap sebagai ketua pengadilan.
Cleisthenes memperkenalkan sistem ostracisme, yaitu hak warga Yunani untuk mengganti dan
mengasingkan penguasa yang diang- gap berkuasa secara berlebihan. Dengan demikian, pemerintahan
pun mendapatkan pengawasan langsung dari rakyatnya. Keadaan negara yang aman seperti ini, dimana
hak setiap setiap warga ne- gara sama dan bebas mengeluarkan pendapat, Athena melahirkan para
pemikir yang ahli dalam bidang filsafat, hukum, tata negara bahkan matematika yang dipakai hingga
sekarang, seperti Plato, Socrates, Aristoteles, Phytagoras, Hippocrates, dan lain-lain.
b. Perang Yunani dan Persia
Persia berhasil masuk dan menguasai bagian Yunani tahun 556 SM, pada kala itu Persia
dipimpin oleh Raja Cyrus. Keberadaan orang Persia, tidak disenangi oleh orang-orang di wilayah
Yunani. Pada tahun 499 SM Aristogoras dan Milletus mencoba mela- kukan pemberontakan dan
dibantu oleh orang-orang Athena dan Eretria dengan mengirim 25 buah kapal perang. Tetapi ban- tuan
tidak mampu menandingi kekuatan laut pasukan Persia, pemberontak-an tersebut dikalahkan. Kala
itu Persia di bawah pimpinan Raja Darius.

Keterlibatan Athena dan Eretna diketahui oleh Darius maka tahun 492 SM dikirim pasukan laut
Persia untuk melakukan penyerangan ke Yunani. Penyerangan kali ini, Persia mengalami kegagalan
karena terjadi badai di Gunung Athos dan menghancurkan kapal perangnya. Usaha Darius terus
dilanjutkan dengan ekspedisi kedua pada tahun 490 SM. Saat itu, Persia menyerang Yunani dari Laut
Aegea dengan mendarat di Marathon dan menghancurkan Eretria dan Athena. Di bawah pimpinan
Miltiades, Athena berhasil memukul mundur pasukan Persia dari Yunani. Pada masa inilah muncul
cerita Marathon, yaitu kisah seorang lelaki yang berlari sejauh 40 km untuk mengabarkan berita
kedatangan pasukan Persia di Marathon.
Pada tahun 490 SM terjadi ekspedisi ketiga usaha ekspansi Persia ke Yunani melalui darat
dengan jumlah pasukan yang sangat besar, bahkan lebih banyak dari gabungan seluruh pasukan Yunani.
Akibatnya, keperkasaan dan perjuangan pasukan Yunani yang dipimpin oleh Leonidas gagal menahan
serangan Persia dari darat, bahkan pasukan Persia berhasil menguasai dan membakar kota Athena. Pada
tahun 480 SM, kekuatan armada laut Athena di bawah pimpinan Themistocles berhasil menghancurkan
ke- kuatan Persia di Salamis. Kemenangan ini merupakan awal dari kemenangan Yunani atas Persia,
dilanjutkan setahun kemudian giliran pasukan Sparta mengalahkannya di Myclae.
c. Kejayaan dan Kemunduran Athena di Yunani
Kemenangan angkatan laut Athena saat menghadapi pasukan Per- sia, menarik minat polis-
polis di Yunani tertarik untuk berkoalisi dengan Athena dan membentuk Liga Delia pada tahun 478
SM, Athena sebagai ditunjuk pemimpin liga. Liga Delia mengubah kebijakan politik luar negeri Athena
terutama saat di bawah pimpinan Pericles, dengan menjadikan liga sebagai kaki tangan Athena. Pericles
membuat peraturan perpajakan yang dipungut dari polis-polis Liga Delia sehingga Athena mengalami
kemajuan yang pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kota Athena dipercantik dengan
berdirinya bangunan yang tinggi dan mem- buat benteng yang panjang dari Athena ke Piraueus. Pericles
juga mengembangkan ilmu pemerintahan demokrasi menjadi lebih baik dengan memberikan kebebasan
setiap individu untuk bekerja, mengeluarkan pendapat, dan menentukan pilihan hidiupnya sendiri.
Awal kemunduran Athena ditandai dengan terjadinya perselisihan antara polis Corinthus dan
Corcyca. Athena bersama Liga Delia membantu Corcyca, sedangkan Corinthus membantu Liga
Peloponnessos. Kedua kekuatan polis di Yunani saling bersaing dan terjadilah perang Peloponnessos
(431-404 SM). Perjanjian damai yang dilakukan antara Athena dan Sparta tahun 421 tidak berarti bagi
keduanya dan hanya bisa bertahan selama 1 tahun. Perseku- tuan Sparta dengan Persia berhasil
menurunkan mental pasukan Athena, dan berhasil mengubah kejayaan Athena menjadi kehan- curan
terutama setelah kekalahan perang di Aegosopotami tahun 405 SM. Setahun kemudian dilakukan
perjanjian damai, Athena sebagai pihak yang kalah diharuskan merobohkan benteng panjang dan
menjadi bagian dari koloni Sparta.
d. Kerajaan Macedonia
Perang Athena dan Sparta tidak berhenti seketika, namun berjalan sangat panjang dan lama
hingga kedua polis tersebut sudah tidak memiliki kekuatan pertahanan lagi. Keadaan buruk ini tidak
hanya terjadi pada Athena dan Sparta, namun merebak sampai ke seluruh Yunani. Sehingga dengan
sendirinya, Yunani pun menjadi lemah tidak sekuat saat menghadapi pasukan Raja Darius dari Persia.
Tidak adanya persatuan dan melemahnya kekuatan di Yunani, dimanfaatkan oleh Raja Philipus, raja
Macedonia. Tahun 338 SM, Raja Philipus menyerang Yunani di wilayah kota Chaerona,
keberhasilannya meluas hingga ke seluruh kota di Yunani. Raja Philip memiliki hasrat ingin menguasai
Persia, namun usaha tersebut tak dapat direalisasikannya karena terbunuh oleh pengawal pribadinya.
Iskandar Zulkarnaen (Alexander Agung) putra Philip melanjutkan cita-cita ayahnya untuk menguasai
Persia. Perjalanannya ke Persia dimulai dengan ditaklukannya negara Asia Kecil pada tahun 333 SM
dan dilanjutkan dengan menyerang Persia yang dipimpin Raja Darius III di daerah Isos. Kemenangan
Macedonia atas Persia tidak membuat Iskandar Zulkarnaen berhenti, namun ekspansinya dilanjutkan
hingga kenegara- negara di mesopotamia seperti Syria dan Palestina, lalu Mesir. Di Mesir, Iskandar
Zulkarnaen mendirikan sebuah kota yang dinamainya Iskandariyah (Alexandria).

Tahun 330 SM, Iskandar Zulkarnaen terus maju hingga ke India, namun karena ada penolakan
dari pasukannya dengan alasan kelelahan maka ekspansi dihentikan dan diputuskan kembali ke Susa,
Persia. Dalam perjalanan pulang Iskandar Zulkarnaen wafat di Babylonia, peristiwa ini terjadi pada
tahun 323 SM. Penaklukan Kerajaan Macedonia ke Persia menimbulkan terciptanya kebudayaan baru
sebagai perpaduan kebudayaan Yunani (Hellas) dengan Persia dan Mesir. Kebudayaan ini dinamakan
dengan Hellenisme, pusat kebudayaannya berada di kota Iskandariyah. Sepeninggalnya Iskandar
Zulkarnaen, Kerajaan Macedonia terbagi menjadi tiga negara kecil (diadochos) yang masing-masing
dipimpin oleh seorang jenderal.
Ketiga kerajaan tersebut antara lain:
1). Kerajaan Mesir dipimpin oleh Ptolomeus, meliputi Mesir, Palestina dan
Cyprus.
2). Kerajaan Macedonia dipimpin oleh Antigonus, meliputi Yunani, Balkan dan
Asia Kecil.
3). Kerajaan Syria dipimpin Seuleucos, meliputi Syria, sebagian Asia Kecil, sebagian India.

e. Kepercayaan
Sejak peradaban awal sampai kerajaan, masyarakat Yunani mem- percayai banyakdewa. Dewa ini
digambarkan seperti manusia, tetapi memiliki kekuatan dan keindahan yang lebih dibandingkan
manusia dan hidup abadi. Dewa-dewa ini tinggal di Gunung Olympus, dengan Dewa Zeus sebagai
dewa tertinggi. Sebagai penghormatan, dibuatlah Kuil Dewa Zeus yang ditempatkan di perbukitan
Gunung Olympus. Sosok dewa digambarkan sama dengan kehidupan manusia, bisa saling berpasangan
baik sifat (baik dan buruk) maupun jenis kelaminnya (dewa dan dewi) bahkan saling berperang satu
dengan lainnya.
Dewa-dewa yang dipuja disesuaikan dengan pilihan masing-masing atau berdasarkan jenis
usaha yang dijalani, misalnya Apollo sebagai dewa kesenian dan matahari, Artemis sebagai dewi bulan
dan pemburu, Area sebagai dewa perang, Athena sebagai dewi kearifan dan ilmu pengetahuan,
Poseidon sebagai dewa laut, Demeter sebagai dewi tanaman, Hefaistus sebagai dewa api, dan
sebagainya. Sebagai penghormatan orang Yu nani tidak banyak membangun kuil-kuil peribadatan,
namun membuat altar pe- ribadatan dengan pendeta yang kebanyakan terdiri dari kaum perempuan.
Olympiade yang dikenal sekarang ini adalah sisa peninggalan kebudayaan Yunani kuno, pada saat itu
orang Yunani setiap 4 tahun sekali melakukan festival pertandingan olahraga antar polis-polis.

f. Peninggalan Kebudayaan Yunani Kuno


Seni pahat dan bangunan menjadi salah satu kebanggaan Yunani masa lalu dan sekarang.
Peninggalan-peninggalanya dibangun dengan gaya arsitektur yang tinggi juga kokoh, misalnya
Acropolis yang dibangun pada masa peradaban Mycenae, Epidaurus (gedung kesenian) Kuil Pathenon
(Kuil Dewi Athena), Kuil Erectheum. Karya sastra yang ditulis lebih banyak menceritakan tentang
perjuangan (heroik), seperti Homerus yang mengarang Illyas (penyerbuan ke Troya, sekitar
tahun 11194 SM) dan Odyssea, (pengembaraan Odyssea setelah perang Troya), cerita perang Yunani
dan Persia karya Herodotus dan cerita tentang perang Sparta dan Athena karya Thuchydiades. Tidak
jarang pula ditemukan sastra yang berisi cerita lucu karya Aristofane, dan cerita tragedi karya Aiskhilos
dan Sofokles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang Yunani yang menjadikan konsep alam dan hidup
keseharian ma- nusia ke dalam bentuk filsafat. Filsafat ini berisi penalaran dalam bentuk metode yang
masuk akal (logis) dan penyelidikan suatu objek pengamatan hingga ke bagian terkecil.
Tokoh-tokoh filsuf (ahli filsafat) asal Yunani yang dikenal hingga sekarang di antaranya:
1). Thales, adalah Bapak Pengetahuan Yunani yang mengambil pelajaran astronomi dari Mesir
dan Persia.
2). Socrates, ahli etika dan kesusilaan.
3). Plato, ahli bidang tata negara dan hukum.
4). Pithagoras, ahli matematika dan ilmu ukur.
5). Hippocrates, ahli kedokteran.
6). Heraclitus, ahli ilmu pengetahuan alam.
Pada masa kekuasaan Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia, kebudayaan campuran antara Asia
dan Eropa atau kebudayaan Hellenisme berkembang dengan cepat dan sangat maju bila dibandingkan
dengan kebudayaan asalnya. Kota Iskandariyah merupakan pusat kebudayaan yang dibuat oleh Iskandar
Zulkarnaen mengasilkan ahli filsafat yang termasyhur yaitu Erastothenes dan Aristarchus, keduanya
merupakan ahli dalam bidang astronomi dan geografi.
2. Sejarah Awal Romawi
Tidak banyak yang diketahui tentang sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis
yang berasal dari zaman tersebut dan kebanyakan sumber ditulis berasal dari legenda. Hal ini
dikarenakan pada tahun 390 SM, bangsa Galia menyerang Roma dan menghancurkan semua catatan
sejarah, sehingga tidak ada catatan sejarah dari masa kerajaan. Berdasarkan benda pecah belah yang
ditemukan pada situs Romawi di sungai Tiber di daratan Latium, diperkirakan benda tersebut sudah
ada di sana sekitar 1400 SM. Sedangkan sarjana kuno mengandalkan mitos yang ada untuk menentukan
berdirinya Romawi, yaitu pada tahun 753 SM. Meski terdapat tumpang tindih mengenai fakta dan
legenda dalam berdirinya Kota Romawi, namun ada beberapa tempat dan tokoh yang disebutkan dalam
sejarah yang memiliki kesamaan dengan dalam legenda.
Menurut legenda, Kota Roma didirikan pada tahun 753 SM oleh suku bangsa lokal yang telah
membangun perkemahan di tujuh bukit di sekeliling Roma. Tempat tersebut di sekitar Bukit Palatine
di sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya menyediakan
perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut berperan dalam kejayaan Roma
kelak. Berdasarkan legenda tersebut, Roma didirikan oleh kakak beradik cucu Raja Numitor, Romulus
dan Remus. Namun mereka bertikai hingga Remus terbunuh sehingga Romulus menjadi raja Roma
yang pertama. Faktanya, memang terdapat tujuh bukit yang mengelilingi Roma yang nantinya dijadikan
pusat perdagangan yang didirikan pada tahun 625 SM yang disebut Forum.
Warga Roma terdiri atas orang Sabin dan Latin yang bersatu membangun sebuah kota. Akan
tetapi, mereka merasa bahwa mereka adalah bangsa Romawi. Sebagai masyarakat baru, mereka
berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari yang lainnya. Mereka memperoleh berbagai pemikiran
baru mengenai kebudayaan dan masyarakat dari bangsa Etruska, serta para pedagang dari Yunani dan
Kartago. Bangsa Etruska sendiri memiliki kebudayaan yang mengadopsi dari bangsa Yunani, di
antaranya adalah huruf atau abjad, baju serta dewa yang mereka sembah adalah Dewa Yunani. Hal ini
membuat budaya Yunani menjadi sama dengan budaya Romawi, bahkan bangsa Romawi
mengambil alih budaya-budaya tersebut menjadi budaya utama bangsa Romawi.
Legenda mengisahkan ada tujuh raja yang memerintah Romawi selama 240 tahun. Raja-raja tersebut
adalah:
1. Romulus adalah satu-satunya raja Romawi yang tidak dipilih rakyat karena ia merupakan raja
pertama sekaligus pendiri Romawi
2. Numa Pompilius adalah orang Sabin yang dipilih karena reputasinya sebagai orang yang
adil dan beriman. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami
3. Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah
keagamaan. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun
setelah kematiannya.
4. Ancus Marcius Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu
Numa Pompilius, Ancus Marcius sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian
dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga
Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti
penjara pertama Roma, pelabuhan, pabrik garam, membangun jembatan pertama yang melalui sungai
Tiber. Dia memimpin selama 25 tahun dan meninggal secara alami seperti kakeknya.
5. Tarquinius Priscus Priscus merupakan keturunan Etruska dan diadopsi oleh Ancus Marcius.
Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan, menambahkan 100 anggota dari
suku Etruska ke dalam senat, membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda),
mendirikan Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi. Dia menjadi raja selama 25
tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
6. Servius Tullius Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius.
Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Dia mendirikan Dewan Centuria
dan Dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia
memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius
Superbus).
7. Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius.
Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan
kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus
berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan
Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae,
di mana ia meninggal dunia pada 496 SM. Masa pemerintahan di bawah pimpinan raja pada saat itu
tidak sama dengan kebanyakan. Hal ini dikarenakan raja tidak memiliki kekuasaan mutlak, mereka
harus menghadapi satu majelis bangsawan. Majelis tersebut memiliki suara untuk memilih raja maupun
menentukan apa yang dapat dilakukan oleh raja, terutama dalam peperangan.
Cara pemilihan raja pada saat itu adalah ketika seorang raja mati, maka memasuki masa
interregnum. Kekuasaan tertinggi negara berpindah ke Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari
raja baru. Senat akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri (interrex) untuk bertugas
selama lima hari dengan tujuan mengusulkan raja berikutnya. Dan berlanjut ke senator lainnya dan
akan terus berlanjut sampai raja yang baru terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang
cocok, ia akan mengusulkannya pada Senat untuk dipertimbangkan. Jika Senat menyetujuinya, interrex
akan mengusulkan kepada Majelis Curiate dan melakukan pemilihan oleh rakyat Romawi, menerima
atau menolaknya. Raja terpilih harus menjalani upacara keagamaan yang dipimpin oleh seorang Augur
sekaligus pemberian kewenangan dari Majelis Curiate. Adanya pemerintahan yang kejam oleh raja
ketujuh Romawi, akhirnya pada tahun 509 SM, para kaum elit bangsawan dapat menggulingkan
monarki dan mendirikan sebuah pemerintahan baru yang dikenal sebagai republik yang diperintah oleh
kaum patricia (kaum penguasa). Roma menjadi republik pertama dalam sejarah dunia.

Pada tahun 270 SM, mereka berhasil menguasai sebagian besar daerah Italia. Pada mulanya,
Romawi tidak bermaksud menjadi kekuatan imperialis raksasa, mereka hanya melindungi diri dan
memerangi tetangga yang ingin ikut campur dalam permasalahan mereka. Dengan alasan tersebut,
bangsa Romawi terlibat dalam beberapa peperangan, di antaranya Perang Punik, yaitu bentrok dengan
Kartago akibat sengketa dagang di laut Mediterania. Namun karena Romawi memiliki Jenderal
Perang yang pemberani yang bernama Scipio, sehingga Romawi dapat memenangkan petempuran di
Kartago dan mendirikan kota-kota baru. Mereka juga memberikan ketentraman, kemakmuran dan
kewarganegaraan Romawi kepada penduduk taklukan yang mau bekerja sama. Hal ini menjadikan
Romawi mampu menjadi pusat dunia Barat, mengambil alih peran Yunani dalam kurun waktu 500
tahun dan menjadi kekuatan yang dominan di Eropa dalam waktu kurang dari 200 tahun.
Setelah sistem monarki berakhir, Romawi memiliki beberapa jabatan atau lembaga baru yang masing-
masing menangani persoalan yang dulunya di bawah wewenang seorang Raja.
Jabatan atau lembaga tersebut adalah sebagai berikut:
1. Konsul terdiri dari dua orang yang menggantikan kepemimpinan raja. Konsul dipilih untuk
masa jabatan satu tahun dan konsul dapat membatalkan konsul yang lain. Pada awalnya, konsul
memiliki kekuasaan seperti raja, namun kemudian dikurangi dengan adaya hakim-hakim yang
memegang wewenang tertentu, misal Praetor (Otoritas Yudisial) dan Censor (hak melakukan sensus).
2. Diktator memiliki jabatan yang mirip dengan raja, namun masa jabatannya terbatas, yaitu
enam bulan. Diktator memiliki wewenang penuh atas masalah- masalah sipil dan militer. Kekuasaannya
mutlak sehingga hanya berlaku pada masa-masa darurat. Diktator Romawi dipilih secara bebas,
biasanya berasal dari jajaran konsul.
3. Rex Sacrorum dan Pontifex Mazimus adalah pejabat agama tertinggi di republik secara de jure
yang mengadakan pengorbanan tahunan untuk Jupiter. Sedangkan Pontifex Maximmus adalah pejabat
agama tertinggi secara de facto yang memegang sebagian besar wewenang keagamaan. Selain itu,
seorang Pontifex juga memiliki kekuasaan untuk menunjuk dan mengangkat pejabat-pejabat
keagamaan, bahkan mengangkat seorang Rex Sacrorum dan memperoleh hampir seluruh kewenangan
keagamaan Romawi.
Romawi hampir memiliki raja kembali setelah terpilihnya Gaius Julius Caesar sebagai Pontifex
Maximus dan Diktator seumur hidup yang memberinya kekuasaan lebih banyak daripada raja-raja
terdahulu. Julius Caesar adalah seorang jenderal yang sangat kuat dan ambisius dan juga salah satu
Jenderal Triumvirat, ia menaklukkan bangsa Celtik dan Gaul. Jauh sebelum Caesar lahir, Republik
Romawi dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi dan ketidakpuasan
terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan.
Di bawah pimpinan Julius Caesar, Romawi mulai mewujudkan mimpinya dan berhasil
menguasai hampir setengah Eropa. Namun, Caesar membuat suatu yang merusak tatanan politik
Romawi iu sendiri dengan membuat hukum sendiri berdasarkan pemikirannya, menganggap
dirinya sebagai Konsul dan Diktator. Hal ini membuat para tetua berpikir tentang adanya ancaman dari
Caesar. Mengetahui hal tersebut, Caesar melakukan kudeta dan menyerang pemerintahan Romawi.
Kemenangan penyerangan yang dilakukannya menyebabkan Caesar menjadi penguasa
Romawi dan menciptakan jabatan Kaisar (baru terealisasi oleh Octavianus). Pengangkatannya
sebagai diktator Romawi seumur hidup, memicu kemarahan kaum Republik sehingga mereka
membunuh Caesar pada tahun 44 SM. Gaius Julius Caesar Octavianus adalah penggantinya. Octavianus
merupakan anak angkat sekaligus keponakan Julius Caesar. Bukan hanya jabatan yang besar yang ia
warisi, ia juga harus menyelesaikan masalah-masalah yang ditimbulkan pamannya, mendapatkan
perlawanan dari para pesaingnya dan mengungkap pembunuhan pamannya. Setelah mengungkap
pembunuhan Caesar, ia membagi wilayah pemerintahan kepada Triumvirat yang ia bentuk (Triumvirat
kedua). Akan tetapi, salah satu Triumvirat (Antonius) dikabarkan akan memberikan kota Roma
kepada Ratu Mesir (Cleopatra) sehingga menimbulkan peperangan (Pertempuran Actium pada 31 SM).
Kemenangan berada di tangan Octavianus. Kemudian Octavianus kembali ke Romawi dan
mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar Romawi (29 M) dengan berbagai gelar baru, termasuk
Imperator dan Kaisar Augustus (Augustus Caesar) pada 27 M. Dengan pendeklarasian ini, maka
Kekaisaran Romawi yang dibangun selama 7 abad, resmi berdiri tepat pada tahun 27 SM.
Selama periode antara 28 SM dan 12 SM, Augustus memperoleh konsuler kekaisaran dan
kekuasaan Tribun Rakyat, dikombinasikan dengan posisi Pontifex Maximus dan Princeps Senatus
sehingga membuat Augustus menjadi sangat berkuasa. Augustus kemudian mendirikan Kekaisaran
Romawi, ini adalah awal dari masa Principatus. Meskipun menjadi kekaisaran, lembaga-lembaga
republik masih tetap ada sampai masa Dominatus, bahkan Kaisar tetap berbagi gelar konsul sampai era
Bizantium. Pada masa pemerintahan Augustus, Kekaisaran Romawi mengalami masa keemasan. Hal
ini dapat dilihat dengan adanya perluasan daerah, kedamaian dan kemakmuran ekonomi terasa di
seluruh penjuru kekaisaran.
Namun pada abad ketiga Masehi, kekaisaran dihadapkan pada krisis dimana serangan bangsa
bar-bar, perang saudara, dan hiperinflasi terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus dan
hampir menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi. Selain itu, sejak meninggalnya Augustus tanpa
menunjuk penerus kekaisaran menyebabkan banyak kekacauan saat pergantian kekuasaan terjadi.
Hal ini dikarenakan Augustus sendiri tidak memiliki anak untuk diwarisi tahta. Hingga terdapat
dua puluh lima kaisar yang menggantikan. Perseteruan ini berakhir pada masa pemerintahan Diocletian
berkuasa.
Pada tahun 14 M, agama Kristen mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Agama Kristen
mempertobatkan mereka yang belum percaya, hal ini berbeda dengan agama sebelumnya yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Pada mulanya, kedatangan agama ini bisa ditoleransi oleh orang-
orang Romawi, tetapi lambat laun mereka mereka mulai khawatir agama tersebut akan memecah belah
persatuan bangsa Romawi. Orang-orang Romawi mulai menganiaya dan menindas orang-orang yang
beragama Kristen. Keadaan ini kemudian berubah ketika Constantinus yang memeluk Kristen
berkuasa. Constantinus mengambil langkah untuk menyelamatkan orang- orang Kristen dari
kehancuran. Pada masa pemerintahan Diocletian, ia memahami bahwa kekuasan Romawi terlalu besar
dan luas. Hal ini mengakibatkan terhambatnya informasi dari pusat ke daerah terpencil serta kurangnya
pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain.
Berawal dari hal tersebut, maka Diocletian memutuskan untuk membagi kekaisaran menjadi dua, yaitu:
1. Kekaisaran Romawi Barat dengan ibukota Milan di bawah pimpinan Diocletian.
2. Kekaisaran Romawi Timur dengan ibukota Nicomedia di bawah pimpinan s ahabat
Diocletian, Maximian.
Setelah kekaisaran dibagi menjadi dua, masing-masing wilayah memiliki Augustus sebagai
pemimpin utama. Setiap Augustus memilih Caesar (kaisar muda sebagai pembantu urusan administratif
dan sebagai penerus kekaisaran jika Augustus meninggal dunia). Diocletian memilih Galerius sebagai
Caesar Romawi Barat dan Maximian memilih Constantius Chlorus sebagai Caesar Romawi Timur.
Pemerintahan seperti ini berhasil mencegah kehancuran Romawi dan setiap penurunan kekuasaan pun
berlangsung damai. Setiap Caesar di barat dan timur menggantikan Augustus dan mengangkat Caesar
baru. Galerius mengangkat keponakannya Maximinus, dan Constantius mengangkat Flavius Valerius
Severus sebagai Caesar nya. Namun keadaan berubah ketika Constantius Chlorus meninggal pada
tanggal 25 Juli 306. Pasukan Constantius di daerah Eboracum segera mengangkat Constantine, anak
Constantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus pada tahun yang sama, Galerius juga
memutuskan untuk mengangkat Severus menjadi Augustus. Selain itu, terdapat pula beberapa orang
yang menginginkan anak dari Maximian, Maxentius
menjadi Augustus (28 Oktober 306) yang didukung oleh kaum Praetorian. Hal ini
menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Constantine, Severus dan
Maxentius dan seorang Caesar (Maximinus).
Pada tahun 307, Maximian juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan
dengan anaknya Maxentius. Namun tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan
perang saudara di daerah Italia. Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307
M. Maximinus dan Maxentius pun berusaha memikat Constantine untuk bekerjasama dengan cara
menjodohkan Constantine dengan Fausta, anak Maximian sekaligus kakak kandung Maxentius.
Keadaan semakin rumit ketika Domitius Alexander, Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika
memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308 M.
Dengan keadaan yang demikian kacau tersebut, maka diadakanlah Kongres Carnuntum
yang dihadiri oleh Diocletian, Maximian, dan Galerius yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. Galerius menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
2. Maximinus menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
3. Maximian dipecat
4. Maxentius tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal
5. Constantine mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi Caesar di
KekaisaranRomawi Bagian Barat
6. Licinius menggantikan Maximian sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Barat
Namun Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai Augustus dikembalikan dan
memproklamirkan dirinya kembali sebagai Augustus pada tanggal 1 Mei 310 M yang diikuti oleh
Maximian yang memproklamairkan dirinya kembali untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus.
Namun Maximian tewas dibunuh oleh Constantine pada bulan Juli 310 M. Hingga akhir tahun 310 M,
Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4 Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Constantine, dan
Licinius) dan seorang Augustus ilegal (Maxentius).
Galerius tewas pada bulan Mei 311 M meninggalkan Maximinus sebagai penguasa tunggal
Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat bersamaan, Maxentius mendeklarasikan perang terhadap
Constantine, sebagai balas dendam karena membunuh ayahnya. Namun ia tewas dalam suatu
pertempuran melawan Constantine pada tanggal 28 Oktober 312 M. Hal ini menyebabkan menyisakan
3 Augusti (kata jamak dari Augustus): Maximinus, Constantine, dan Licinius.
Licinius kemudian menikahi Constantia, adik Constantine, untuk mengikat persahabatan
dengan Constantine. Pada bulan Agustus 313 M, Maximinus tewas menyisakan Licinius dan
Constantine. Mereka akhirnya sepakat membagi 2 wilayah Kekaisaran Romawi, Constantine di
Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucinius di Kekaisaran Romawi Bagian Timur. Pembagian
kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Pada tahun 324 M, terjadi peperangan antara dua
Augusti yang tersisa terjadi dan berakhir dengan kekalahan Lucinius, menjadikan Constantine sebagai
penguasa tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi. Ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke
kota kuno Byzantium dan mengubah namanya menjadi Nova Roma (namun dikemudian hari, kota ini
dikenal dengan Constantinople, kota Constantine). Constantinople atau Konstantinopel terus menjadi
pusat pemerintahan Constantine yang agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei 337 M.
Kekuasaan Romawi kembali terbagi menjadi dua ketika Theodosius I meninggal pada
tahun 395 M. Ia membagi dua kekaisaran untuk kedua putranya. Romawi Barat dengan ibukota Milan
di bawah pimpinan Arcadius dan Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel di bawah pimpinan
Honorius. Kekaisaran Timur terhindar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh Barat pada abad
ketiga dan keempat. Romawi Barat kemudian runtuh pada tahun 476 M akibat serangan dari bangsa
Barbar dari Eropa utara. Lain halnya Romawi Timur, karena memiliki budaya urban yang lebih mapan
dan sumber daya finansial yang lebih kuat, sehingga mampu menghentikan penyerang dengan upeti dan
menyewa tentara-tentara bayaran.
Theodosius II memperkuat tembok Konstantinopel, sehingga kota tersebut aman dari
serangan-serangan; tembok tersebut tidak dapat ditembus hingga tahun 1453 oleh pasukan Islam di
bawah pimpinan Sultan Mahmud II atau lebih dikenal sebagai Muhammad Al Fatih, Sultan Turki
Utsmani. Kekaisaran Romawi Timur ini selanjutnya disebut sebagai Kekaisaran Byzantium35 yang
merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi dalam Zaman Pertengahan. Begitu banyak
anasir-anasir kekaisaran Romawi lama, sehingga tidak dapat dipastikan kapan kekaisaran Romawi
berakhir dan kapan Byzantium lahir. Henry S. Lucas dalam bukunya Sejarah Peradaban Barat:
Abad Pertengahan menyebutkan bahwa dari segi pemerintahan, masa transisi tersebut adalah masa
pemeruintahan Justianus, yakni 527 hingga 565 M.
Bangsa Romawi berasal dari masyarakat Agrikultur-militeryaitu bangsa/kaum petani yang suka
berperang dan berekspansi ke sekitar Laut Tengah, Eropa Utara dan Barat serta sebagian Asia dan
Afrika. Bangsa ini berasal dan berbagai macam suku bangsa yang mendiami suatu wilayah.
Kebudayaan Romawi berawal dan seni Eropa Barat yang diambil secara komprehensif. Mula-mula
dianggap tahap dekadensi periode setelah Yunani pada bidang seni, namun secara total menyerap nilai
seni yang sudah ada dari kebudayaan tersebut dan nilai-nilai yang terkandung ternyata sudah tidak asli
dan bermutu rendah, sehingga Bangsa Romawi bisa dianggap sebagai penyebar dan pelestari
peninggalan kebudayaan klasik, jadi dapat dikatakan sebagai Asimilator (menyatukan hasil karya orang
lain) dan bukan Kreator.
Kekaisaran Romawi mempunyai wilayah kekuasaan yang menyebar dan berkembang
(ekspasif) di sekitar daratan Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. Dengan demikian masing-
masing daerah tersebut diperlukan suatu koordinator wilayah kekuasaannya (Teritorial). Akibat
luasnya daerah kekuasaan, bangsa Romawi mencetuskan kebudayaannya menjadi Internasionalisme
Budaya (Cultur lnternationalism). Perbedaan-perbedaan gaya kekuasaan teritorialnya disatukan dalam
satu gaya kepemimpinan yang dinamakan Gaya Imperial. Kerajaan Romawi merupakan suatu
negara yang digolongkan sebagai “statesmanship” yaitu bangsa yang memiliki kemampuan sebagai
negarawan (dengan kekuasaan yang bertumpu pada kekaisaran), atau Imperium Romanium.
Sedangkan Yunani dapat digolongkan sebagai negara “negara kota atau negara federasi. Romawi
dikenal sebagai bangsa yang ”love of power” sedang Yunani dikenal sebagai bangsa ”love of beauty”.
Kota Roma mengalami kemunduran yang mengakibatkan Romawi Barat terpecah menjadi
beberapa kerajaan yang diperintah oleh raja-raja Germnia Goth Timur dan Goth Barat. Dan Romawi
Timur muncul menjadi tempat yang memiliki nilai strategis dan sangat tinggi, secara politik dan
ekonomi. Wilayah Romawi Timur meliputi semenanjung Balkan, Asia kecil (Sampai Armenia), Syiria,
dan Mesir. Setelah tahun 476 M hubungan Romawi Barat dan Romawi Timur terputus. Romawi Timur
dapat bertahan sampai tahun 1453 H, namun wilayah ini kemudian dikuasi oleh Turki.
C. Kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi
1. Kebudayaan Yunani Kuno
Masyarakat Yunani cinta pada keindahan (seni) yang tidak mengarah pada hal- hal yang
berlebihan (penuh penahanan diri dan prestasi). Karya seni yang penuh penahanan diri tersebut
menghasilkan-keseimbangan yang sempurna serta-keutuhan yang seterusnya disebut sebagai klasik.
Karya seni diperuntukkan bagi persembahan pada dewa-dewanya.
Paham tentang seni dan arsitektur adalah :
1. Kepolosan.
2. Keanggunan
3. Kegunaan.
a. Arsitektur Yunani Kun
1). Arsitektur Aegea (3000-1100 BC)
Arsitektur di pulau Kreta dan Mikena serta pulau lain disekitarnya berbeda dengan karakter
arsitektur di daratan Yunani. Penduduk kepulauan tersebut berasal dari Asia Kecil yang berimigrasi ke
pulau Kreta dan sekitarnya serta membawa budaya asalnya.
Bangunan rumah tinggal menggunakan atap datar yang merupakan typical daerah timur,
sedangkan cahaya dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang menggunakan Cella, yaitu ruang
yang keempat sisinya tertutup (massif dengan satu sisi sebagai bukaan (pintu).
Megaron adalah unit rumah tinggal dengan fasilitas sebagai berikut :
a). Berbentuk cella yang dilengkapi dengan lobby/vestibule.
b). Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam.
c). Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan dibagian paling belakang.
Bahan bangunan :
a). Memakai batu pecah ataupun batu gamping/gibs yang dikeraskan untuk lapisan lantai.
b). Bata yang dikeringkan untuk dinding c). Atap memakai kayu.
2). Arsitektur Yunani Daratan (650-30 BC)
Ada dua fase peradaban Yunani Daratan, yaitu :
1. Fase Hellenic.
2. Fase Hellenistic.
Fase Hellenic (650-323 BC)
a). Karakter masyarakatnya sangat menjunjung tinggi kepercayaan dan seni, sehingga kuil menjadi
bagian yang terpenting. Pada mulanya kuil mengambil bentuk dasar dari Megaron selanjutnya
dikembangkan.
b). Konstruksi utama memakai system kolom (tiang) dan balok (gelagar).
c). Bentuk-bentuk dari konstruksi kayu ditiru pada bahan yang lain yaitu marmer Carpentry in
marble mulai tahun 600 BC.
d). Dinding memakai bata yang dikeringkan atau dengan terakota.
e). Penyelesaian eksterior lebih dipentingkan karena masyarakat Yunani berkosentrasi pada
elemen yang cocok dengan iklim serta masyarakat pemakainya (masyarakat Yunani senang dengan
udara terbuka) terutama Kuil dan Agora.
f). Hubungan dengan dewanya terjadi di udara terbuka dengan angin yang
berhembus sepoi melalui Collonade‖ yaitu barisan tiang yang menopang atap pada serambi memanjang
serta Portico‖ yaitu barisan tiang penopang atap pada serambi depan (memendek), sebagai ucapan
selamat datang dengan permainan bayangan gelap terang oleh tiang (kolom) gaya Doric yang tertimpa
sinar matahari.
Fase Hellenistic (323-30 BC)
a). Pada tahun 480 BC Persia menghancurkan Yunani, Akropolis kota diatas bukit sebagai kompleks
bangunan suci juga ikut hancur. Oleh Perikles pemimpin Yunani, Athena dibangun kembali.
b). Pada phase ini banyak dibangun public building (bangunan umum) yang berkembang sangat pesat,
bervariasi dan berkesan megah.
c). Banyak dibangun Stoa yaitu teras memanjang bertiang banyak yang menghubungkan antara
bangunan yang satu dengan yang lainnya serta berfungsi sebagai tempat untuk diskusi yang beratap
agar terhindar dari hujan dan terik matahari. Stoa merupakan pasangan dari Agora‖ yaitu tempat untuk
pertemuan umum di luar juga sekaligus sebagai pasar bagi masyarakat Yunani (terutama di
Athena).
b. Bangunan pada masa Yunani
1). Propilae di Akropolis Athena
Merupakan gerbang ke tempat-tempat suci di Akropolis dan sekaligus juga sebagai tempat pagelaran
seni dan tempat pertemuan umum. Gayanya mengandung campuran antara tiang corak Doric dan Ionic
yang terbuat dari batu pualam setempat yang diambil dari gunung Pentelikus di dekat Athena. Pualam
ini berubah warna menurut perubahan cahaya matahari dari warna emas dan coklat ke merah jambu
kelabu.
2). Agora
Agora merupakan tempat umum yang dipakai untuk tempat berkumpulnya masyarakat kota, semacam
alun-alun yang berfungsi sebagai pasar
3). Stoa
Suatu bangunan memanjang (teras) dengan banyak tiang yang fungsinya untuk tempat masyarakat
umum berteduh dari hujan ataupun panas, merupakan pasangan agora yang terbuka juga untuk
menghubungkan antar bangunan.
4). Akropolis
Komplek bangunan suci yang terletak di puncak/ tempat tertinggi di Athena, paling atas dipakai sebagai
kuil/ tempat tinggal dewa-dewi yunani. Theater Merupakan bangunan terbuka setengah lingkaran yang
menempel pada lereng-lereng gunung (karena belum ada teknologi untuk penyelesaian konstruksi yang
berdiri sendiri dengan skala besar), dengan batu cadas yang dibuat berundak-undak sebagai tempat
duduk, dan berakhir pada stage yang digunakan sebagai area persembahan yang berbentuk lingkaran.
Fungsi bangunan tersebut adalah untuk persembahan drama tari dan nyanyi bagi dewa Dionisious
(Dewa Seni).
Agar suaranya dapat didengar oleh seluruh warga yang menjalani upacara persembahan tersebut, maka
dengan membentuk area seperti gentong (sistem akustiknya), persoalan suara dapat diatasi.
5). Langgam
Ada beberapa langgam yang dapat dikenali pada arsitektur Yunani (dari masa kebudayaan Aegea
sampai dengan Hellenistik), yaitu:
1. Langgam Doric
Merupakan langgam yang berasal dari daerah Doria, merupakan kepala tiang tanpa hiasan (polos),
lengkung sederhana dan tanpa alas pada dasar tiangnya, sehingga langsung menempel pada lantai.
2. Langgam Ionic

Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu ionia, kepala tiangnya mengambil bentuk noctilus
(kerang besar). Bentuknya melingkar pada kedua sisinya, sedangkan pada dasar tiang memakai alas.
3. Langgam Corinthian
Merupakan langgam dari daerah pegunungan mengambil alih bentuk- bentuk alam (flora) daun
Achantus. Pada dasar tiang menggunakan alas, bertumpu pada lantai berundak.
2. Kebudayaan Romawi
Kebudayaan Romawi terbentuk berdasarkan elernen-elernen yang diambil dari kebudayaan Yunani,
kebudayaan Etruscan (engineering ability dan utiliter architecture) dan kebudayaan Syria. Penduduk
asli Romawi adalah bangsa prajurit sejati yang suka berperang sehingga memiliki karakter yang kuat
dan lebih mencurahkan perhatiannya pada pekerjaan, negara, dewa dan juga keluarga. Bangsa Romawi
mempunyai disiplin dan ambisi yang tinggi terhadap kekayaan dan penguasaan terhadap bangsa lain.
Beberapa hal yang dapat dibedakan atau lebih diunggulkan dengan bangsa lain yailu:
1. Organisasi dalam masyarakat dan negara telah terbentuk mulai dari rakyat biasa atau prajurit
hingga pimpinan yang tertinggi (kaisar).
2. Asimilasi budaya berasal dari gabungan kebudayaan Yunani, Etruscan dan Syria. Namun
dengan perpaduan kebudayaan tersebut muncul satu karakter atau sifat kebudayaan baru, yaitu
kebudayaan Romawi.

3. Hubungan dengan masyarakat pendatang sangat toleran dan bersifat terbuka, terutama
pedagang yang berasal dari sekitar kekuasaan Romawi. Selama penduduk pendatang mau mengikuti
peraturan yang berlaku dan menguntungkan bagi kepentingan kerajaan Romawi hubungan pendatang
dan pribumi sangat baik.
4. Bangsa Romawi memiliki satu prinsip yang sangat ambisius dalam hidup.
Pandangan mereka adalah hanya melalui prinsip kerja yang keras maka akan menghasilkan apapun
yang diinginkan. Ambisi menguasai alam dan lingkungan akhirnya melahirkan satu keterampilan
yang dominan dalam konsep teknik dan ruang.
Karakteristik Arsitektur Romawi dan Yunani
1). Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa Yunani, seperti dalam
pembuatan saluran air dan pembuatan konstruksi busur/lengkung.
2). Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem struktur sosial sangat
kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan termasuk
dalam tata bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur social kemasyarakatan seringkali
diperingati dengan upacara-upacara atau pesta-pesta besar.
3). Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif.
Perancangan bangunan selalu berorientasi kedalan skala yang lebih luas atau dalam skala kota demikian
juga sebaliknya.
4). Konsep perancangan menekankan pada pengertian bahwa ruang merupakan media ekspresi
arsitektural. pada skala kota dan interior.
5). Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung.
Ekspresi a rsitekturnya terungkapkan melalui peralihan artikulasi detail.
6). Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik, tersusun
secara sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.
Langgam Arsitektur Romawi dan Yunani
1). Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar yang mengungkap
karakter ideal secara utuh.
2). Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling tumpang tindih untuk
satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk mencapai suatu totalitas sistem yang dinamis
dan bentuk simbolik yang baru.
3). Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian bidang, tekstur, elemen vertikal dan
horizontal.
4). Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang kompleks. Konsep Ruang
Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan keabadian atau keteraturan statis.
1). Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka, karena itu harus dibentuk,
diartikulasikan dan diaktifkan.
2). Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan situasi geografis tertentu.
3). Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi, keteraturan, dinamis, sekuens dan aksialitas.

Perbedaan Arsitektur Romawi dan Yunani


1). Arsitektur Yunani bagian struktur nampak jelas pada bagian kolom, sedangkan arsitektur Romawi
terjadi pemisahan bentuk dan struktur, bentuk tidak selalu mencerminkan strukturnya, struktur hanyalah
merupakan hiasan atau omamen. Menurut Van Ramont ini merupakan penyakit arsitektur barat yaitu
pemaksaan pemisahan antara bentuk dan struktur. Kuda kuda sederhana (architrave), tiang dan balok
(post and linted) pada arsitektur Yunani, sedangkan arsitektur Romawi konstruksi kuda-kuda lebih
kompleks ditandai dengan penambahan setengah kuda-kuda pada kedua sisi bangunan. Selain itu
terdapat konstruksi busur dan rusuk (Barrel Vault).
2). Arsitektur Romawi lebih mengutamakan fungsi (utilitarian), kontruksi bangunan dan suasana
(grandeur), sedangkan arsitektur Yunani lebih mengesankan nilai-nilai estetika.
3). Massa bangunan dalam arsitektur Romawi disusun secara komposit, yaitu terdiri dari gabungan
beberapa bentuk geometris atau elemen yang terpisah (contoh bangunan pantheon yang terdiri dan dua
bentuk : partico di bagian depan dan rotunda di bagian belakang, sedangkan arsitektur Yunani tidak
ada.
D. Perkembangan Yunani Kuno dan Romawi
1. Perkembangan Yunani Kuno
Secara umum perkembangan Yunani dapat dibagi menjadi 4 periode, yaitu sebagai berikut :
1. Fase pembentukan negara-negara kota (Polis) yang berlangsung antara 1000-800
SM.
2. Fase ekspansi negara-negara kota atau fase kolonisasi polis-polis Yunani.
Ekspansi polis-polis Yunani ke arah barat sampai ke Italia Selatan, sedangkan ke arah Timur sampai ke
Asia Kecil (Troya).
3. Masa kejayaan polis-polis Yunani (600-400SM).
4. Masa Keruntuhan Yunani (400-300 SM), tetapi kebudayaan Yunani berkembang di luar daerah
Yunani itu sendiri.
Selama periode Kalsik (Abad ke-5 SM), Yunani terdiri dari daerah-daerah bagian kecil dan
besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana, federasi, federal, konfederasi) dan
bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi konstitusional, dan lain-lain) yang
paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan Thebes.
Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani dapat
mengalahkan bangsa Persia, adikuasa pada saat itu, didalam peperangan yang terkenal dalam sejarah
kemanusiaan- Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea. Pada paruh kedua abad ke 4 SM, banyak
daerah-daerah bagian di Yunani membentuk sebuah Aliansi (Cœnon of Corinth) yang dipimpin oleh
Alexander Agung sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari Macedonia
menyatakan perang dengan Persia, membebaskan saudara-saudara mereka yang terjajah, Ionian, dan
menguasai daerah-daerah yang diketahui selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang
berkebudayaan Yunani mulai dari India Utara sampai Laut Tengah barat dan dari Rusia Selatan sampai
Sudan.
Hukum dan Pemerintahan Yunani Kuno
Antara wilayah-wilayah di Yunani tersebut sulit untuk berhubungan yang disebabkan oleh alam yang
berbukit-bukit, sehingga jadilah kota-kota yang disebut Polis. Ada dua polis yang terkenal:
1. Athena
Athena merupakan Polis yang menerapkan sistem Demokrasi. Sistem itu diperkenalkan oleh
Solon (638 SM-559 SM). Dengan sistem itu, kekuasaan berada di tangan dewan rakyat. Pelaksanaan
pemerintahan dilakukan oleh sembilan orang Archon yang setiap tahun diganti. Para Archon diawasi
oleh Aeropagus (Mahkamah Agung) yang para anggotanya berasal dari mantan anggota Archon.
Athena banyak menghasilkan para filosof yang pemikirannya sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia hingga dewasa ini. Para Filosof itu antara lain sebagai berikut:
a. Thales
Dia terkenal sebagai ahli matematika dan astronomi. Thales dikenal dengan perhitungannya
tentang gerhana, menghitung ketinggian piramida dan menghitung bayangannya. Selain itu Thales
berpendapat bahwa bumi ini berasal dari air.
b. Anaximander
Dia berpendapat bahwa segala apa yang ada di dunia ini berasal dari bahan tunggal yang bukan
air. Selain itu, Anaximander berpendapat bahwa bumi itu seperti silinder yang mempunyai ukuran lebih
kecil daripada matahari.
c. Anaximenes
Dia berpendapat bahwa bahan pembentuk alam adalah udara. d. Pytagoras
Dia terkenal sebagai ahli matematika, dia percaya bahwa segala sesuatu itu pada aturannya menurut
bilangan tertentu. Sehubungan dengan hal itu, Pytagoras berpendapat bahwa melalui pengetahuan
tentang bilangan, kita akan memahami tentang kenyataan.
e. Heraclitus
Dia adalah seorang filosof mengembangkan pemikiran tentang logika. f. Parmenindes
Filosof ini mengemukakan pentingnya logika dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
g. Hippocartus
Dia adalah seorang filosof yang ahli dalam bidang kedokteran. h. Socrates
Ajarannya tentang filsafat etika atau kesusilaan dengan logikasebagai dasar untuk membahasnya.
Socrates mengajarkan agarmanusia dapat membedakan apa yang baik atau buruk, benar atausalah, adil
atau tidak adil. Ajarannya ditujukan kepada anak mudayang diajaknya berdiskusi. Ia akhirnya di hukum
mati dengan minumracun karena tuduhan telah merombak dasar-dasar etikamasyarakat Yunani kuno
serta tidak percaya kepada dewa-dewayang disembah masyarakat.
i. Plato
Ajaran filsafatnya disebut filsafat idea. Ia menulis banyak buku,salah satunya berjudul
Republica. Dalam buku tersebut diuraikantentang kebahagiaan hidup yang dapat dicapai bila manusia
bekerjadengan wataknya dan wanita diangkat derajatnya. Plato jugamendirikan pusat pendidikan
bernama Academus.
j. Aristoteles
Ia adalah murid Plato, merupakan ahli di bidang biologi danketatanegaraan. Karyanya
yang terkenal antara lain Klasifikasi Floradan Fauna di Kepulauan Aegeia. Di bidang ketatnegaraan,
iaberpendapat bahwa sistem pemerintahan yang baik adalah republik.Pemerintahan yang baik
mengutamakan kebahagiaan sebesar-besarnya untuk seluruh rakyat. Aristoteles adalah pendiri pusat
pendidikan bernama Peripatetis. Salah seorang muridnya ialah Alexandar Agung, raja Macedonia.

Lahirnya tradisi intelektual dari bangsa Yunani disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Faktor geografis dari Yunani bergunung-gunung dan tidak subur. Hal ini memacu para
penduduknya untuk berpikir dan berkreasi agar mampu bertahan hidup.
2. Orang Yunani membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain seperti Mesir, Babylonia, dan yang
lainnya, sehingga terjadi tukar-menukar pengetahuan.
3. Penduduk Yunani memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran di bidang ekonomi,
sehingga mereka lebih berkonsentrasi untuk menumbuhkembangkan pengetahuan.
4. Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional.
5. Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan politik, ekonomi, dan sosial.

Hal itu membuat mereka selalu berusaha untuk mencari pemecahan dalam setiap masalah yang muncul.
2. Sparta
Pemerintahan Sparta didasari oleh pemerintahan yang bergaya militeristik. Pola ini
diperkenalkan oleh Lycurgus tahun 625 SM. Pemerintahan dipegang oleh dua orang raja, sementara
pelaksana tertinggi dipegang oleh suatu dewan yang bernama Ephor yang terdiri dari lima orang. Setiap
Ephor memiliki dewan tua yang berusia lebih dari 60 tahun, yang bertugas untuk mempersiapkan UU
yang diajukan kepada dewan rakyat (perwakilan dari semua warga kota). Para pemuda yang terseleksi
secara fisik dan mental, dijadikan tentara. Keberadaan polis-polis di Yunani mengakibatkan mereka
saling bersaing dalam memperebutkan hegemoni kekuasaan atas wilayah Yunani. Sehingga tidaklah
mengherankan apabila di Yunani selalu terjadi peperangan di antara sesama polis-polis tersebut.
Tetapi, datang tentara Persia yang akan menginvasi daerah Yunani, maka polis-polis yang ada di
Yunani terutama Spharta dan Athena, bersatu untuk menghadapi Persia tersebut. Pertempuran antara
Yunani dan Persia terjadi beberapa kali.
Perang Persia-Yunani I (492 SM). Peperangan antara Yunani dan Persia tidak terjadi karena
armada tempur Persia dihancurkan oleh badai dan terpaksa harus pulang kembali. Perang Persia-Yunani
II (490 SM). Pertempuran terjadi di Marathon, pertempuran itu berhasil dimenangkan oleh bangsa
Yunani. Para prajurit Yunani harus lari sepanjang 42 km antara Marathon dan Athena dalam rangka
berkonsolidasi dan meminta bantuan. Perang Yunani dan Persia III. Bangsa Persia datang kembali, dan
pasukan Yunani menghadapinya di Termopile. Persia dapat dipukul mundur, namun Raja Spartha
terbunuh dalam pertempuran itu. Pada tahun 448 SM diadakan perdamaian antara Yunani dan Persia.
Dengan menangnya Yunani atas Persia, maka hal ini membuat kemajuan, seperti pada kesenian dan
ilmu pengetahuan serta adanya filosof-filosof. Hal ini membuat Sparta iri sehingga terjadi perang
Peloponessos yang membuat Athena kalah sehingga membuat yunani terpecah-pecah. Dengan
lemahnya Yunani membuat mudahnya Yunani ditaklukkan oleh kerajaan Macedonia di bawah
pimpinan Philipus pada 338 SM.
Perjuangan Philipus untuk menguasai Persia diteruskan anaknya Alexander Agung (336-323
SM) dan ia berhasil menguasai Tunisia, Palestina, Mesir, dan di Mesir mendirikan kota yang bernama
Iskandariyah. Niatnya menguasai India tak terkabul karena prajuritnya yang tidak mematuhi
perintahnya. Setelah Iskandar meninggal, maka kerajaannya terpisah-pisah menjadi Kerajaan
Macedonia, Kerajaan Syria (Jenderal Seuleueos) dan Kerajaan Mesir (Jenderal Ptelomeus).
Peninggalan-peninggalan Yunani Kuno
1. Seni Sastra
Sastrawan terkenal dari Yunani adalah Homerus yang menulis kitab Illiad dan Odysseia. Kedua
kitab tersebut berkaitan erat dengan kejadian sejarah yang disebut perang Troya. Kota Troya terletak di
Semenanjung Anatolia di Selatan Selat Dardanella. Seorang peneliti dari Jerman yang bernama
Heinrich Schlieman telah menemukan beberapa bukti peninggalan peradaban kota Troya seperti
yang dilukiskan dalam karya Komerus tersebut. Kitab Illiad menceritakan kejadian perang Troya yang
disebabkan karena puteri Helena dari Sparta dilarikan oleh Pangeran Paris dari Troya Terjadilah
peperangan antara raja Agamemmon dari Yunani dengan raja Priamus dari Troya. Pahlawan Troya
yang bernama Hector dapat dikalahkan oleh pahlawan Yunani yang bernama Achilles. Tentara Yunani
dapat memenangkan perang melalui siasat Kuda Troya atas ide raja Odysseus.
Kuda Troya merupakan sebuah kuda kayu raksasa yang di dalamnya digunakan untuk
bersembunyi tentara Yunani. Kuda tersebut diletakkan di luar benteng kota Troya. Orang Troya tertipu,
kuda kayu dikira hadiah lalu ditarik ke dalam benteng. Ketika dibuka tentara Yunani berhamburan dan
menyerang secara mendadak. Sementara itu armada yang berpura-pura meninggalkan Troya datang
kembali ikut menyerbu. Sehingga pasukan Troya mengalami kekalahan. Kitab Odysseia mengisahkan
tentang pengembaraan Odysseus sepulang dari Troya. Karena isterinya yang bernama Penelope
menikah lagi maka puteranya yang bernama Telemachos menyusulnya mengembara. Bagi bangsa
Yunani kisah Illias dan Odysseia ini menjadi salah satu kebanggaan dan alat pemersatu bangsa
Yunani.

2. Seni Bangunan dan Seni Pahat


Pada awalnya seni patung/pahat Yunani menghasilkan patung seperti patung bangsa Mesir,
kemudian dikembangkan menjadi lebih hidup dengan gaya naturalis. Patung dibuat dari marmer dan
perunggu. Pemahat yang terkenal di Yunani bernama Phidias, sedangkan arsitek bangunan yang
terkenal antara lain bernama Ikhtinus. Seni pahat menghasilkan berbagai patung para dewa maupun
tokoh yang terkenal misalnya Dewa Zeus, Perikles, Plato, Aristoteles dan lain-lain Pada masa
pemerintahan Perikles seni bangunan Yunani berkembang pesat. Peninggalan bangunan kuno Yunani
antara lain kuil pemujaan. Di bukit Acropolis berdiri megah kuil Parthenon dan kuil Erechteum yang di
dalamnya terdapat patung dewi Palas Athena. Di bukit Olympus dibangun kuil untuk dewa Zeus yang
disebut kuil Altis.Di daerah koloni Yunani juga dibangun kuil misalnya kuil Zeus di Italia Selatan, kuil
Apollo di Milate dan lain-lain. Teater adalah panggung di lapangan terbuka untuk pementasan
misalnyakomedi. Penonton duduk di bangku-bangku yang terbuat dari batu. Bagiorang Yunani, teater
merupakan bagian pendidikan dan setiap orangdianjurkan untuk menonton.

3. Filsafat
Filsafat: Seperti ilmu fikir (logika), ilmu alam (physica), ilmu kesusilaan (Ethica), dan ilmu
negara (politica). Seperti sudah disinggung pada uraian pemerintahan Yunani,ternyata polis Athena
melahirkan banyak ahli pikir yang mewariskan pengetahuannya bagi umat manusia. Beberapa filusuf
yang banyak mencetuskan ilmu pengetahuannya antara lain yaitu Socrates (469-399 SM), Plato (427-
347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM).
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bangsa yunani telah memiliki berbagai macam pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
Beberapa ilmuwan yang terkenal antara lain Pythagoras, Thucydides, Archimedes, Thales,
Analisagoras, Democritus, Euclid, Herodotus, dan Hipocrates. Pada waktu itu mereka sudah mampu
membuat teknologi-teknologi yang canggih seperti:
1. Menciptakan perahu layar yang ramping sebagai sarana untuk mengarungi laut tengah dan
menghubungkan daratan yunani dengan daerah-daerah pantai timur pulau sicilia.
2. Membuat barang-barang dari tanah liat.
3. Menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti kuil zeus, kuil partenon dan gedung teater raksasa.
4. Mengembangkan industri untuk menunjang perdagangannya, yakni keramik yang bentuknya
beraneka ragam dan dihiasi dengan indah.
5. Menghasilkan karya-karya benda logam berkembang pesat terutama untuk menyediakan alat-
alat perang.
2. Perkembangan Romawi
Periode Hellenistik merupakan zaman klasik bagi arsitektur dan merupakan peralihan
perencanaan bangunan dari Yunani ke Romawi. Kota Romawi pada waktu itu telah dirancang dengan
gaya klasik oleh Vitruvius (arsitek). Teori dan filosofi rancangannya dipandang menyamai masa
modern pada abad ke dua puluh yang akan datang. Sebagaimana telah dikemukakan Socrates,
peradaban bisa berkembang dan juga merosot. Begitulah yang terjadi di Roma pada waktu itu, akibat
penyalahgunaan wewenang para politikus yang korup, penyimpangan sistem demokrasi. Kota
dimanipulasi sebagai tempat tinggal pribadi atau investasi. Akibatnya muncul pemukiman masyarakat
dengan kondisi yang semakin memburuk dan mempersulit orang untuk mendapatkan tempat tinggal.
Bangsa Romawi tidak sepenuhnya melaksanakan demokrasi. Hal ini terjadi pada masa raja-raja
Etruskan pada tahun 500 SM hingga kekaisaran Julius Caesar pada tahun 100 SM. Bangsa Romawi
selalu mengagungkan pimpinannya bagaikan Dewa dengan kekuasaan mutlak.
Secara turun-temurun kekaisaran Romawi menginginkan perluasan daerah kekuasannya
sehingg`a salah satu kota bekas pemerintahan Yunani, Athena menjadi pusat dunia pada waklu itu.
Konsekuensinya kota tersebut harus menerima orang asing dalam hubungan dagang dan berusaha
menetapkan hukum-hukum yang diberlakukan bagi kota tersebut. Perkembangan ini mencapai
puncaknya akibat kegiatan perdagangan yang berlangsung di daerah tersebut. Pada abad ke-3 SM,
secara cepat dapat dibangun lebih dari 45.000 blok apartemen dan sekitar 2.000 rumah pribadi.
Bangunan bertingkat paling tinggi yang pernah dicapai setinggi 21 meter pada masa kekaisaran
Agustinus dan merupakan contoh tata wilayah pertama di abad pertama SM. Kekaisaran Roma yang
berkembang dengan sistem pemerintahan dengan kekuatan dan kekuasaannya berhasil mencapai
jumlah rakyatnya berkisar 250.000 hingga 2.000.000 penghuni tetap. Karena itu, masalah kekurangan
rumah, air bersih dan transportasi muncul. Namun demikian tidak mempengaruhi setiap kekaisaran baru
atau penggantinya untuk mendirikan monumen-monumen besar sebagai bentuk peringatan kebesaran
kekaisaran mereka sendiri. Setiap kaisar baru mendirikan forum yang lebih besar daripada sebelumnya.
Forum-forum ini berfungsi sebagai pusat bagi kehidupan politik dan perniagaan kota.
Bangsa Romawi memahami pentingnya transportasi dan masalah distribusi air bersih. Mereka mulai
merencakan jaringan jalan di seluruh kekuasaan kekaisaran yang membentang dari Spanyol, Armenia,
Inggris sampai Mesir. Jalan- jalan diperhitungkan untuk melancarkan komunikasi dan memudahkan
transportasi perdagangan serta dapat meninjau dan memelihara ketertiban dalam upayanya menumpas
para pemberontak. Kolonialisasi daerah teritorial lain dilakukan atas kebijaksanaan kaisar untuk
mengakomodasi imigran ke Roma dan menetapkan status hukum serta tata tertib bagi rakyat Romawi.
Untuk menunjang peraturan tersebut Romawi membangun kawasan atau kota-kota militer di seluruh
perbatasan kekaisaran. Pelaksanaan pembangunannya pada umumnya telah mengikuti rencana induk
yang disepakati dengan cepat meskipun ada sedikit perbedaan dalam aplikasinya. Pembangunan kota
dengan pola empat persegi diperuntukkan pada kawasan bangunan pemerintahan yang diletakkan di
persimpangan jalan utama. Karena upaya ini berhasil maka perencanaan dengan pola grid digunakan
pula untuk kawasan pemukiman, terutama apartemen besar yang bergaya atrium untuk kalangan kaya.
Kedigjayaan Romawi dengan konsep bentuk kota yang sampai sekarang terkenal dan dipakai di kota-
kota besar Amerika Serikat akhimya harus runtuh secara bertahap akibat pertentangan yang terjadi di
kalangan atas. Keputusan cenderung apatis dan kehidupan masyarakat menjadi hedonistik dan lamban.
Kondisi demikian, justru merupakan kelemahan suatu bangsa yang akan menarik bangsa lain
diantaranya golongan Barbar untuk menguasai kekaisaran Romawi. Golongan ini mulai menyerang
untuk pertama kalinya selama Iima abad, Roma mempunvai musuh yang siap menyerang di tepi
perbentengannya. Dalam perkembangannya agama Nasrani turut mempengaruhi sebagian
masyarakat yang tidak menyukai kepemimpinan kaisar Romawi. Maka terjadilah peperangan antar
mazhab dan partai oposisi. Benteng-benteng bawah tanah yang dibangun para kaisar digali dan diburu
untuk bahan bangunan. Tempat-tempat publik seperti forum dibongkar oleh massa yang bertarung.
Romawi runtuh di akhir abad ke tiga.

Karakteristik Romawi
1. Jenjang jalan terdiri dari : Jalan Arteri (Cardo) untuk kawasan pemerintahan yang
menghubungkan jalur Utara-Selatan kota Roma, Jalan Kolektor (Decusmanus) untuk daerah
Pemerintahan (Domain), Apartemen (Insule) dan Ruang Terbuka (Tempulum) yang menghubungkan
jalur Timur-Barat, Jalan lingkungan (Prinsipia) dan Lorong (Path) untuk hunian. Pada pertemuan jenis
jalan tersebut dinamakan simpul (Nodes), biasanya diletakkan pintu-pintu gerbang (Triumphal-Arches).
Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat diakhiri dengan empat benteng Kota. Citra kota menekankan pada
aspek keteraturan kosmik (Cosmik Order) dengan mengacu pada lata letak berskala besar dengan pola
“grideon”. Citra spatial kota ini mempunyai sifat tidak berubah-ubah (non arbitrary), ortogonal, dan
memasukkan unsur-unsur ruang memusat, vertikal dan berorientasi arah mata angin (Cardinal).
2. Pemisahan yang jelas antara daerah sekitar pemukiman (Periphery Bloks) dengan kawasan
penghijauan taman kota/lanskap. Ruang-ruang kota mempunyai interaksi sistematik dengan bangunan
di sekitarnya.
3. Fasade bangunan kota merupakan rangkaian (sequence) dan tipikal kolonade yang
menampilkan efek perspektif meluas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peradaban Yunani dan Romawi merupakan fondasi kebudayaan Eropa (Barat). Jika peradaban
Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil, demikian pula Mesopotamia dari Sungai Efrat dan Tigris, maka
peradaban Yunani dan Romawi adalah pemberian dari lingkungan geografi di sekitar Laut Tengah.
Wilayah ini merupakan dunia tersendiri, baik iklimnya yang khas (disebut iklim Laut Tengah) maupun
tumbuh-tumbuhannya, berbeda dengan yang ada di daerah lain. Pantai-pantainya berbatuan keras.
Dalam musim dingin, Laut Tengah terkenal praharanya yang dahsyat. Meski demikian, lautan itu
pernah berfungsi sebagai jalan raya dunia. Kondisi itulah yang melahirkan mental bangsa Yunani yang
memposisikan dirinya tersendiri, tidak bergantung pada alam lingkungannya, sehingga berupaya keras
berpikir dan berperilaku dalam upaya eksistensinya.Situasi polis yang selalu saling menyerang (perang)
menyebabkan pelatihan fisik (militer) menjadi fokus pembinaan, utamanya di Sparta dengan
kebijakan wajib militernya. Sementara Athena lebih berfokus (bukan mengabaikan militer) pada dunia
non-militer, utamanya soal kebudayaan. Walhasil, di polis yang terakhir ini terlahir sejumlah filsuf dan
pemikir besar Yunani yang “abadi”. Di antara para pemikir itu ialah Socrates, Plato, dan Aristoteles
yang banyak diperbincangkan ide-idenya sampai sekarang. Wilayah Yunani dan wilayah Romawi
merupakan wilayah yang memiliki kondisi alam yang berbeda meskipun memiliki kemiripan dalam
berapa hal. Wilayah Yunani yang gersang dan tandus yang sulit duntuk bercocok tanam lebih
mengutamakan hasil laut dan perdagangan sambil melakukan koloni di berbagai wilayah yang ada
di sekitar laut tangah.
Wilayah Romawi yang terkenal dengan lembah sungai “po” dan lembah “campania” yang
memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat masyarakatnya lebih banyak tinggal di
pedalaman. Hal ini juga di dukung kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia pelayaran sebelum
kedatangan bangsa Yunani dan Kartago. Suburnya daerah yang ada di pedalaman membuat mereka
lebih suka melakukan aktivitasnya di daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah
lebih dari cukup untuk penghidupan pada masa itu.
DAFTAR PUSATAKA

Daldjoeni, N. 1982. Geografi Kesejarahan I: Peradaban Dunia. Bandung: Alumni. Henderson, J. 2004.
Roman Book of Gardening. London: Routledge.
Soetjipto. 1997. Geografi Kesejarahan. Malang: IKIP Malang. White, K. D. 1970. Roman Farming.
Cornell University Press.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Sejarah Arsitektur Perumahan – TA hal. 34-38.


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya
di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas kelompok dengan judul “Peradaban Yunani Kuno dan Romawi”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.
Banda aceh, 25 februari 2020

Penulis
MAKALAH
PERADABAN YUNANI KUNO DAN ROMAWI

OLEH:
KELOMPOK 3
1. DIRA ALHUMAIRA(1804104010007)
2. ZULFADLY ANSHARI (1804104010087)
3. ALVIRA FOURYZA LASTANA (1804104010036)
4. WILDAN DHIA YAFIE (1804104010071)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


2020

Anda mungkin juga menyukai