KELOMPOK IV
1. Marliana 012191002
2. Latifa Karlinda 012191008
3. Ranie Robiatul A 012191009
4. Choirunnisa Dyah Umno 012191015
5. Antoninho Coni Santana 012191023
2019
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL………………………………………………. 1
DAFTAR ISI………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR……………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 4
A. Latar Belakang………………………………………………….. 4
B. Tujuan…………………………………………………………... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………... 5
A. Kanker Kandung Kemih …………………………………….... 5
1. Anatomi Fisiologi Kandung Kemih…………………………… 5
2. Kanker Kandung Kemih……………………………………… 6
3. WOC…………………………………………………………... 9
B. Asuhan Keperawatan Kandung Kemih …………………………. 11
1. Pengkajian …………………………………………………….. 11
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………… 14
3. Intervensi Keperawatan………………………………………... 15
BAB IV PENUTUP………………………………………………… 21
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 21
B. Saran……………………………………………………………... 21
DAFTAR PUSTAKA 22
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
kuasaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif yang diampu Ibu
3
Yunita Galih Yudanari, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada
waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh orang yang berkaitan dalam
pembuatan makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya,
sehingga kami memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritikan
membangun. Kekurangan dan kesalahan hanyalah milik kami dan kebenaran hadirnya dari
Allah SWT.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
Kanker kandung kemih adalah suatu penyakit non agresif yang terjadi didalam
lapisan sel transisi kandung kemih. Kanker kandung kemih sering kambuh secara
alami. Terkadang kanker kandung kemih ditemukan menyerang lapisan lebih dalam
pada jaringan kandung kemih (Jackson, & Keogh, 2014).
Kanker pada kandung kemih merupakan penyakit onkolgi yang sering
menyerang manusia pada usia 60 sampai 70 tahun dengan resiko paling tinggi pada
pria dibanding wanita. Kejadian kanker pada vesika urinaria selain dipengaruhi oleh
faktor hormonal juga dipengaruhi dengan kebiasaan merokok. Menurut salah satu
pengamatan histologis, diketahui bahwa 90% dari kejadian kanker kandung kemih
merupakan jenis karsinoma sel transisional dan 10% karsinoma sel skuamosa (Broker,
2009; Otto, 2005).
Peran perawat pada pasien dengan penyakit kanker kandung kemih adalah
untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif, memberikan edukasi
kepada individu dan keluarga tentang penyakit kanker kandung kemih untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
Oleh karena permasalahan tersebut, makalah ini disusun agar perawat mampu
memahami dengan baik mengenai kanker kandung kemih serta mampu menerapkan
asuhan keperawatan yang tepat bagi penderita kanker kandung kemih.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini disusun bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan
paliatif pada pasien dengan kanker kandung kemih.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang konsep dasar penyakit kanker kandung kemih
b. Menjelaskan pengkajian keperawatan pada pasien dengan kanker kandung
kemih
c. Menjelaskan prioritas masalah dan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
kanker kandung kemih
d. Menjelaskan intervensi keperawatan pada pasien dengan kanker kandung
kemih
e. Menjelaskan implementasi keperawatan pada pasien dengan kanker kandung
kemih
f. Menjelaskan evaluasi hasil dari tindakan yang dilakukan pada pasien dengan
kanker kandung kemih
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tekanan intra abdominalis dan tekanan pelvicus sehingga timbul tekanan dari
luar pada dinding vesica urinaria (Snell 2011).
Pada anak kecil miksi merupakan refleks sederhana dan terjadi bila
vesica urinaria mengalami peregangan. Pada orang dewasa, refleks regangan
sederhana ini dihambat oleh aktivitas cortex cerebri sampai pada waktu dan
tempat untuk berkemih tersedia. Serabut-serabut inhibitor berjalan ke bawah
bersama tractus corticospinalis menuju segmen sacralis kedua, ketiga, dan
keempat medula spinalis. Kontraksi musculus sphincter urethrae yang
menutup urethra dapat dikendalikan secara volunter; dan aktivitas ini dibantu
oleh musculus sphincter vesicae yang menekan leher vesica urinaria.
Pengendalian miksi secara volunter normalnya berkembang pada tahun kedua
dan ketiga kehidupan (Snell 2011).
2) Bentuk Tumor
Tumor yang sering ditemui berbentuk:
a) Papiler
b) Tumor non invasif (in situ)
c) Noduler (infiltrat)
d) Campuran antara papiler dan infiltrat
3) Tipe Histologi
Sebagian besar (±90%) tumor kandung kemih adalah karsinoma sel
transisional. Tumor ini bersifat multifokal, yaitu dapat terjadi di saluran
kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional, seperti di pielum,
ureter, uretra posterior. Sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma
sel skuamosa (±10%) dan adenokarsinoma (±2%) (Nursalam 2009).
1. Adenokarsinoma
7
4) Patofisiologi
Kanker kandung kemih terjadi karena beberapa faktor yaitu,
usia Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50
tahun dan angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Usia dapat menyebabkan imunitas seseorang turun sehingga rentan
terpapar oleh radikal bebas, selain itu lifestyle seperti kebiasaan
merokok dan bahan-bahan karsinogenik seperti pabrik jaket kulit
bagian pewarnaan. Kedua faktor ini akan masuk ke dalam sirkulasi
darah daan masuk ke dalam ginjal yang selanjutnya terfiltrasi di
glomerulus. Radikal bebas bergabung dengan urin secara terus
menerus dan masuk ke kandung kemih. Selanjutnya terjadi stagnasi
radikal bebas, radikal bebas mengikat elektron DNA dan RNA sel
transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Apabila terjadi
kerusakan DNA maka tubuh akan malukan perbaikan DNA jika
berhasil maka sela akan kembali normal, jika tidak maka akan terjadi
mutasi pada genom sel somatik. Mutasi dari genom sel somatik ada 3
hal yang terjadi pertama adalah pengaktifan onkogen pendorong
pertumbuhan, kedua perubahan gen yang mengandalikan pertumbuhan
dan yang terakhir adalah pengnonaktifan gen supresor kanker. Ketiga
hal tersebut mengakibatkan produksi gen regulatorik hilang.
Selanjutnya terjadi replikasi DNA yang berlebih. Akhirnya terjadi
kanker pada kandung kemih.
5) Manifestasi Klinik
a) Hematuria
8
6) Pemeriksaan Diagnostik
a) Palpasi Bimanual
b) Pemeriksaan Laboratorium (darah rutin, faal ginjal,
urinalisis,sitologi urin, cell survey untuk mencari sel antigen, flow
cytometri mendeteksi kelainan kromosom sel)
c) Radiologi (BNO, IVP, USG, CT Scan, MRI, Sistokopi)
7) Penatalaksanaan
a) Hematuri dilakukan pemasangan three way kateter
b) TURB-T (Trans-Urethral Resection of Bladder-Tumor)
c) Cystektomi radikal atau parsial
d) Diversi Urine
e) Kemoterapi
f) Radioterapi
9
Faktor-faktor resiko
oedema MK:
Hidroureter Penurunan
cardiac
MK: output
Hidronefrosis MK: Peningkatan
Nyeri volume
cairan
Mual muntah
Penurunan Aktivitas
MK: Mual
Penatalaksanaan
MK : Gangguan MK : Resiko
Citra Tubuh infeksi
Pembedahan/ efek
kemoterapi
Ansietas
7) Kebutuhan Higiene
Perawat mengkaji kebutuhan higiene klien dan tingkat pemenuhannya.
8) Reproduksi
Didapatkan data mengenai reproduksi klien, pola menstruasi, pernah hamil
atau sedang hamil, punya anak berapa dengan umur masing-masing, sudah
atau belum menopause.
9) Mobilisasi
Kemampuan mobilisasi klien dalam kemandirian atau perlu bantuan. Tingkat
kemampuan aktivitas berpindah, berjalan, duduk, berdiri.
10) Faktor keamanan dan lingkungan
Kondisi lingkungan rumah tinggal, daerah industri padat penduduk rawan
terpapar karsinogen.
11) Faktor psikologis, sosial,ekonomi, kultural dan spiritual
Klien dengan penyakit paliatif kerap ditemui dengan masalah non
fisik maka harus dikaji mendalam mengenai faktor-faktor tersebut,
diantaranya sistem koping klien dan keluarga, support sistem dari lingkungan
sekitar termasuk keluarga. Penerimaan terhadap penyakit dan rangkaian
pengobatan. Kondisi psikologis klien dan keluarga, kondisi ekonomi keluarga
setelah klien terdiagnosa kanker. Bagaimana pemenuhan kebutuhan
spiritualnya, adakah budaya yang mempengaruhi pandangan klien dan
keluarga mengenai kanker tersebut.
b. Pemeriksaan fisik
Pada dasarnya pemeriksaan fisik pada tahap pengkajian dilakukan secara menyeluruh
dan merupakan data objektif karena berdasar pengamatan dan pengukuran.
13
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
- Hasil laboratorium patologi klinik
- Hasil laboratorium patologi Anatomi
2) Radiologi
- Rontgen
- USG
14
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang didapatkan kemudian dilakukan analisa data, sehingga
masalah keperawatan paliatif yang mungkin muncul pada kasus pasien dengan kanker
kandung kemih adalah:
a. Nyeri
b. Ansietas
c. Stress Berlebihan
d. Konflik Pengambilan keputusan
e. Gangguan Citra Tubuh
f. Gangguan Pola Tidur
g. Mual
h. Intoleran Aktivitas
3. Intervensi Keperawatan
indikasi
7. Sediakan informasi actual
mengenai diagnosis,
penanganan, dan prognosis
Vomitting Management
1. Pastikan obat antiemetik yang
efektif diberikan untuk
mencegah muntah, bila
memungkinkan.
2. Posisikan klien untuk
mencegah aspirasi
3. Pertahankan jalan napas
melalui mulut
4. Berikan dukungan fisik selama
muntah
5. Berikan kenyamanan selama
episode muntah
6. Tunjukkan penerimaan muntah
dan berkolaborasi dengan
orang ketika memilih strategi
pengendalian muntah
7. Bersihkan area yang tekena
muntah setelah episode muntah
sebelum menawarkan lebih
banyak cairan untuk pasien
8. Mulailah cairan yang jelas dan
bebas dari karbonasi
9. Secara bertahap tingkatkan
cairan jika tidak ada muntah
terjadi selama 30 menit
10. Ajarkan penggunaan teknik
non pharmakological untuk
mengelola muntah
11. Kaji emesis untuk warna,
konsistensi, darah, waktu, dan
sejauh mana itu kuat.
12. Ukur atau estimasi volume
emesis.
13. Sarankan membawa kantong
plastik untuk muntah
penahanan.
14. Catat riwayat pengobatan awal
lengkap.
15. Identifikasi faktor-faktor yang
dapat menyebabkan atau
memberikan kontribusi untuk
muntah
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung
kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun (Nursalam, 2009). Pada
90% kasus, gejala klinis yang awal adalah hematuria intermitten yang tidak disertai nyeri
(Shenoy, 2014). Penatalaksanaannya bisa disesuaikan dengan stadium dari kanker kandung
kemih, jika stadium Tis, Ta, T1 dapat dilakukan dengan reseksi transuretra (TUR) dan untuk
stadium T2-T4 bisa dilakukan sistektomi radikal (Shenoy, 2014).
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, dan pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada kanker kandung kemih dapat bertambah. Mohon kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
21
Brunner &Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Jiang, Q dan Lizhong C. 2008. Karsinoma Ginjal dalam Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi2.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Nursalam & Batticaca, FB. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika