NIM : 1807272
Jumlah guru bimbingan dan konseling di Indonesia saat ini hanya sekitar
33.000 orang. Padahal, untuk melayani sekitar 18,8 juta siswa SMP/MTS dan
SMA/SMK/MA dibutuhkan setidaknya 125.572 guru bimbingan dan konseling.
Namun, banyak kasus di sekolah bahwa satu guru BK mendampingi jauh lebih
dari 150 peserta didik, padahal guru BK merupakan salah satu komponen yang penting
di sebuah sekolah karena tidak semua guru berkeinginan dan bisa mendampingi peserta
didik seperti guru BK yang memang ahli di bidangnya. Dan juga guru BK merupakan
salah satu ruang lingkup dari manajemen yaitu dalam lingkup kepegawaian.
Jika salah satu ruang lingkup manajemen tidak terpenuhi maka proses
organisasi tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan, sebagaimana ruang lingkup
manajemen ada 7, diantaranya tatausaha, perbekala, keuangan, kesiswaan, kurikulum,
kepegawaian, dan hubungan dengan masyarakat, yang dimana ruang lingkup
manajemen ini sangat berkaitan guna untuk mencapai tujuan bersama.
Sumber : www.kompasiana.com
Peran guru BK dalam sebuah sekolah sangatlah penting dan adanya guru BK
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional berbagai komponen disekolah haruslah ikut ambil bagian dan juga haruslah
terdapat manajamen pendidikan dalam sekolah tersebut dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan bahwa banyak sekolah yang hanya
memiliki satu guru BK untuk mendampingi jauh lebih dari yang seharusnya (150-160
peserta didik) hal ini akan berdampak pada keefektifan, keefisienan, dan kualitas pada
pencapaian tujuan. Dapat dibayangkan satu guru BK harus mendampingi dan
melaksanakan perannya sebagai guru BK kepada 150 peserta didik, apa jadinya bila
guru BK mendampingi lebih dari 150 peserta didik seperti 750 peserta didik bahkan
lebih secara sekaligus yang jumlahnya jauh dari yang seharusnya. Komponen sekolah
lainnya seperti guru mata pelajaran, wali kelas, staff administrasi, dll seharusnya juga
dapat membantu guru BK sesuai porsinya, namun tidak sedikit komponen sekolah
selain guru BK yang tidak memahami bagaimana cara mendampingi peserta didik
seperti apa yang dilakukan guru BK, dan juga tidak jarang komponen sekolah lainnya
enggan membantu guru BK karena merasa bukan keahliannya dan kewajiban yang
harus dilakukan.
Sehingga, banyak hal-hal yang seharusnya diperoleh peserta didik dari peran
guru BK yang juga telah tercantum dalam tujuan pendidikan Nasional tetapi peserta
didik tidak peroleh karena tidak sesuainya jumlah guru BK dengan jumlah peserta didik
dan kurangnya pengorganisasian komponen sekolah. Sehingga dapat dikatakan guru
BK yang merupakan salah satu komponen disebuah sekolah dalam manajemen
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan mengalami sebuah kendala atau
perubahan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan teori
manajemen pendekatan sistem, perubahan atau kendala yang dialami guru BK yang
merupakan salah satu komponen dalam sekolah akan mempengaruhi komponen
lainnya dan akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan dari sekolah itu sendiri atau
tujuan pendidikan nasional. Dan dilihat bahwa guru BK merupakan bagian dari lingkup
kepegawaian yang merupakan salah satu ruang lingkup manajemen, dengan
bermasalahnya guru BK dalam melakukan perannya, hal ini akan memberikan dampak
pada proses pengorganisasian dan pencapaian tujuan bersama.