0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan3 halaman
1. Farmakoterapi untuk infark miokard meliputi trombolisis dan obat antiplatelet untuk mencegah trombosis.
2. Trombolisis menggunakan aktivator plasminogen seperti streptokinase, tPA, dan uPA untuk mencairkan trombus.
3. Aspirin dan obat antiplatelet lain menghambat agregasi platelet dengan menginhibisi sintesis tromboksan A2.
1. Farmakoterapi untuk infark miokard meliputi trombolisis dan obat antiplatelet untuk mencegah trombosis.
2. Trombolisis menggunakan aktivator plasminogen seperti streptokinase, tPA, dan uPA untuk mencairkan trombus.
3. Aspirin dan obat antiplatelet lain menghambat agregasi platelet dengan menginhibisi sintesis tromboksan A2.
1. Farmakoterapi untuk infark miokard meliputi trombolisis dan obat antiplatelet untuk mencegah trombosis.
2. Trombolisis menggunakan aktivator plasminogen seperti streptokinase, tPA, dan uPA untuk mencairkan trombus.
3. Aspirin dan obat antiplatelet lain menghambat agregasi platelet dengan menginhibisi sintesis tromboksan A2.
Farmakoterapi untuk infark miokard diarahkan untuk repursi jaringan iskemik
mengurangi ukuran infark dan tingkat komplikasinya. Meskipun ukuran akhir infark berkurang dengan repursi dini, repursi saja dapat menimbulkan cedera lebih dari yang disebabkan iskemia saja. Fenomena ini disebut juga sebagai reperfusion injury. Iskemia miokardium juga dapat merusak endotelium dan menyebabkan gangguan aliran darah makrovaskular (obstruksi mikrovaskular – OM). Dilingkungan klinis, OM adalah suatu prediktor outcome klinis yang buruk. Akibatnya, diperlukan terapi kardioprotektif tambahan untuk menyelamatkan miokardium lebih dari manfaat yan dihasilkan terapi perfusi saja. Fisologi pembentukan fibrin-gumpalan darah sudah dipahami dengan relatif baik. Darah beku atau trombus terdiri atas sel-sel darah yang beroklusi di dalam sebuah matrik fibrin protein. Mencairnya gumpalan fibrin yang dimediasi enzim dikenal dengan trombolisis atau fibrinolisis. Dalam sirkulasi mamalia, enzim yang bertanggung jawab untuk fibrinolisis adalah plasmin (suatu protease serina yang terlihat seperti tripsin). Plasmin dengan fibrinolisis aktif diproduksi dari plasminogen protein nonaktif yag ada di dalam sirkulasi. Konversi plasminogen nonaktif menjadi plasmin fibrinolisis melibatkan pembelahan proteolitik terbatas yang dimediasi oleh sejumlah aktivator plasminogen. Dua aktivator plasminogen yang muncul secara alamiah di dalam darah adalah tissue type (tPA) dan urokinase type (uPA). Aktivitas fibrinolisis di dalam sirkulasi diatur oleh inhibitor aktivator plasminogen (yaitu inhibitor aktivator plasminogen-1(PAI-1), inhibitor tPA dan uPA kerja cepat) dan plasmin (yaitu al-antiplasmin,a2 makroglobulin). Bentuk rekombinan aktivator plasminogen normal pada manusia yaitu tPA dan uPA digunakan dalam intervensi klinis. Salah satu aktivator plasminogen lain yang sering digunakan adalah streptokinase (sPA). Streptokinase adalah suatau protein bakteri yang tidak muncul secara ilmiah di dalam sirkulasi manusia. Streptokinase, tPA, dan uPA tidak memiliki aktivitas fibrinolisis langsung dan aksi terapisnya terjadi melalui aktivasi plasminogen darah menjadi plasmin pelebur gumpalan darah. Berbeda dari tPA dan uPA yang merupakan protease, streptokinase tidak memiliki aktivitas enzim sendiri. Streptokinase memperoleh khasiat pengaktif plasminogen dengan membentuk kompleks bersama plasminogen sirkulasi atau plasmin. Kompleks stoikiometrik 1: 1 dengan afinitas tinggi yang dihasilkan (yaitu aktivator kompleks streptokinase-plasminogen) merupakan suatu protease dengan spesifikasi yang tinggi dan mengaktifkan molekul plasminogen lain menjadi plasmin. Jadi, aksi pengaktifan plasminogen oleh streptokinase pada dasarnya berbeda dari aktivasi protealitik yang disebabkan oleh tPA dan uPA. Obat-obatan trombolisis digunakan untuk lisis gumapalan drah yang telah terbentuk dilingkungan klinis, dimana iskemia bisa menjadi kondisi yang fatal (infrak miokard, embolisme paru, stroke iskemia, dan trombosis arteri). Indikasi yang tepat dapat mengatur penggunaan obat-obatan ini, karena tentu saja obat-obatan ini tidak bebas dari efek samping yang serius (pendarahan). Streptokinase Streptokinase enzim eksternal (EC 3.4.99.22) diproduksi oleh sejumlah galur streptokokus hemolitik ß. Enzim ini adalah polipeptida rantai tunggal yang memberikan aksi fibrolitik secara tidak langsung dengan mengaktifkan plasminogen sirkulasi. Streptokinase memiliki suatu massa molar sebesar kDa dan terbuat dari 414 residu asam amino. Protein ini menunjukkan aktivitas maksimum pada pH sekitar 7,5 dan pH isoelektrik sebesar 4,7. Protein ini tidak mengandung sistina, sisteina, fosforous, karbohidrat terkonjugasi, dan lipid. Streptokinase yang diproduksi oleh streptokokus dari kelompok yang berbeda menunjukkan struktur yang berbeda-beda pula. Streptokinase terdiri atas domain struktur yang beraneka ragam (domain a,h, dan g) dengan khasiat fungsional yang berbeda-beda. Analisis kalorimetrik menunjukkan bahwa protein ini terdiri atas dua dominan yang berbeda. Domain terminal N yaitu residu1-59 ditemukan melengkapi kemampuan aktivasi plasminogen yag rendah pada 60-414 domain residu asam amino protein. Streptokinase mengaktifkan plasminogen melalui mekanisme yang bergantung pada fibrin. Streptokinase berinteraksi dengan plasminogen melalui banyak domain. Setidaknya dua binding site plasminogen independen yang telah ditemukan hingga tahun 1995. Domain streptokinase terminal C terlibat dalam pengenalan dan aktivitasi substrat plasminogen. Urokinase Aktivator plasminogen tipe urokinase terdiri atas suatu famili molekul endogen yang disintesiskan oleh sel-sel endotelium dan mononuklir. Molekul induknya adalah rantai tunggal urokinase-tipe aktivator plasminogen (scu-PA), yang juga dikenal dengan prourokinase (puk). Protein ini memiliki bobot molekul 54.000 dalton dan memiliki aktivitas enzim intrinsik, namun jumlahnya jauh lebih kecil daripada derivat proteoletiknya, yaitu urokinase rantai ganda dengan berat molekul besar (HMW-tc-UK). Akibat dari pembelahan ikatan Lys 158-lle 159 pada scu-PA, maka HMW-tc-UK kemudian membelah sendiiri menjadi produk konvensional 33.000 dalton, yaitu urokinase dengan berat rendah (LHW-tc-UK). Aktivator plasminogen tipe urokinase juga mengandung suatu dominan karboksiterminal protease serina serta suatu dominan aminoterminal kringle. HMW-tc-UK dan LMW-tc-UK memiliki waktu paruh 10 menit didalam plasma, sementara, scu-PA memiliki waktu paruh 5 menit didalam plasma. Konsentrasi scu-PA yang bersirkulasi di dalam plasma adalah sekitar 5-10 ng/ml. APSAC HMW-tc-UK maupun LMW-tc-UK tidak bersikulasi dalm konsentrasi yang terukur di dalam plasma pada situasi normal. Aktivator plasminogen tipe jaringan (t-PA) juga disintesiskan oleh sel-sel endotelium sebagai sebuah rantai tunggal polipeptide dengan bobot molekul 72.000 dalton. Pembelahan proteolitik ikatan Arg 275-lle 276 oleh plasmin, kalikrein, dan faktor Xa mengubah bentuk rantai tunggal ini (sct-PA) menjadi spesies dua rantai (tct-PA). keduanya memiliki aktivitas enzim yang cukup besar. Menurut analogi dan protease serina fibrinolisis lainnya, t-PA memiliki suatu dominan karboksiterminal protease serina dan dua dominan aminoterminal kringle. Selain wilayah kringle ini, bagian aminiterminal molekul mengandung suatu domain “finger” seperti fibronektin yang menjadi sumber khasiat pengikatan fibrin pada molekul. T-PA bersirkulasi dengan konsentrasi plasma sekitar 5-10 ng/ml dengan waktu paruh sekitar 4 menit. Obat obatan antiplatelet menurunkan trombosis dengan menghambat agreasi platelet Obat antiplatelet yang paling banyak digunakan adalah aspirin. Aspirin menghambat siklooksigenase secara nonreversibel dengan cara menimbulkan asetilisasi lokasi aktif sikloolsigenase. Inaktivasi ini bersifat permanen dan berlaku seumur hidup platelet. Jadi meskipun aspirin memiliki waktu paruh hanya beberapa jam, efek antiagreasi aspirin terhadap fungsi platelet bisa dideteksi selama beberapa hari. Sensitivitas platelet dan sel endotelium terhadap inhibisi siklooksigenase berbeda-beda karena sel endotelium memiliki suatu nukleus dan dapat berlanjut untuk mensintesiskan siklooksigenase baru untuk menggantikan siklooksigenase yang telah dihambat secara nonreversibel oleh aspirin. Namun, platelet tidak memiliki suatau nukleus sehingga tidak memiliki mekanisme yang membantu produksi enzim sikloorgenase baru. Aspirin diteliti untuk mencegah infark miokard (325 mg sekali dua hari). Aspirin juga digunakan pada angina tidak stabil (325 mg setiap hari) serta mencegah infark miokard sekunder dan stroke (150-325 mg setiap hari). Dengan dosis ini, aspirin relatif nontoksik kecuali untuk resiko pendarahan dan gastritis. Namun, aspirin dapat menyebabkan pendarahan jika dikombinasikan dengan antikoagulan lain seperti heparin dan warfarin atau digunakan pada subjek yang menderita penyakit perdarahan (penyakit von Willebrand’s dan hemofila). Tromboksan A2 (yang merupakan suatu produk metabolisme asam arakidonat) menjadi penengah vasokontriksi serta agregasi dan pelepasan platelet. Asam arakidonat dilepaskan intrasel oleh berbagai stimulus dari fosfolipid membran sel endotelium dan platelet melalui aksi fosfolipase. Sintase PGG/H mengontrol siklooksigenasi enzim untuk arakidonat intrasel bebas didalam platelet dan sel sel endotelium. Sistem sintase ini memiliki dua aktivitas: suatu bis-oksigenase (siklooksigenase-COK)yang mengatalisasi pembentukan PGG2 dari sintesis PGH2. PGG2 dan PGH2 adalah endoperoksidase siklis. PGH2 dikonversi didalam platelet menjadi tromboksan A2. Aktivitas enzim COX dihambat oleh aspirin dan nonsteroidal antiinflamasi drugs (NSAIDs) lainnya. Setelah ingesti aspirin, residu serina COX diasetilisasi oelh baguan asetil pada molekul aspirin. Efektivitas aspirin sepertinya bergantung pada kemampuannya untuk menghambat pembentukan tromboksan A2 secara tak reversibel dengan menghambat aktivitas COX pada sistem sintase PGG/H. NSAIDs lainnya menghambat fungsi dan agregasi platelet. Namun, NSAIDs berbeda dari aspirin karena efeknya tidak reversibel (tidak bisa diubah) dalam beberapa jam, sehingga diperlukan dosis multipel harian untuk mempertahankan inhibisi tromboksan A2 secara fungsional.