Disusun Oleh :
Dosen Pengampu
Kelompok 14
Kelas 2B Farmasi
SEMESTER III
2019
i
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu
Kelompok 14
Kelas 2B Farmasi
SEMESTER III
2019
i
ii
KATA PENGANTAR
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Oktariani Pramiastuti, M.Sc., Apt
selaku dosen pengampu mata kuliah kimia medisinal yang telah
memberikan materinya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, Bahasa maupun penulisanya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih
baik lagi dimasa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
ii
iii
Daftar Isi
A. Kesimpulan ............................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk
mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan atau
menimbulkan suatu kondisi tertentu misalnya membuat seorang
infertile, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan.
Salah satu bagian dalam ilmu farmakologi yaitu obat otonom yakni
obat adrenergic atau simpatomimetika yaitu zat – zat yang dapat
menimbulkan ( sebagian ) efek yang sama dengan stimulasi susunan
simpaticus ( SS ) dan melepaskan noradrenalin ( NA ) di ujung – ujung
sarafnya. SS berfungsi meningkatkan penggunaan zat oleh tubuh dan
menyiapkannya untuk proses disimilasi. Organisme disiapkan agar
dengan cepat dapat menghasilkan banyak energy, yaitu siap untuk
suatu reaksi “ fight, fright, or flight “ ( berkelahi, merasa takut, atau
melarikan diri ). Oleh karena itu, adrenergika memiliki daya yang
bertujuan mencapai keadaan waspada tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan senyawa pemblok adrenergic ?
2. Apa saja macam – macam dari senyawa pemblok adenergik ?
3. Bagaimana mekanisme kerja senyawa pemblok adenergik ?
4. Bagaimana hubungan struktur dari salah satu senyawa pemblok
adenergik ?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan senyawa pemblok
adrenergic
2. Apa saja macam- macam dari senyawa pemblok adenergik
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari senyawa pemblok
adrenergic
4. Untuk mengetahui hubungan struktur dari salah satu senyawa
pemblok adrenergic
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
C. Mekanisme kerja
1. Senyawa pemblok α-Adrenergik
Digunakan untuk meringankan beberapa penyakit perifer
seperti sindrom Raynaud, akrosianosis, flebitis, frostbite, dan
flebotrombosis. Struktur kimia golongan ini tidak berhubungan
dengan norepinefrin.
Mekanisme kerja :
a. Alkaloida indoletilamin
Contoh : dihidroergotamin mesilat, erotamin tartat, ermetrin
(ergonovin) maleat, metilergometrin maleat, metisergit maleat,
metergolin, nisergolin dan yohimbin.
Alkoaloidergot didapat pada tanaman claviceps purpurea, dan
mempunyai efek farmakologis yang bervariasi.
b. Turunan Imidazolin
Turunan ini mempunyai aktivitas α1 dan α2- antagonis, digunakan
sebagai antihipertensi dan pembantu diagnosis pada
feokromositoma. Contoh : fentolamin mesilatdan tolazolin HCl.
5
c. Turunan β-haloalkilamin
Turunan β-haloalkilamin bekerja sebagai senyawa peralkilasi.
Struktur umum :
R(R’)N-CH2-CH2-X
Keterangan :
R,R’ :gugus arilalkil
X : halogen, mesil atau tosil
Adanya gugus X yang mudah lepas menyebabkan terjadinya
siklisasi, membentuk ion imonium reaktif, (ion aziridinium). Ion
reaktif tersebut dapat mengalkilasi gugus nukleofil reseptor,
seperti anion phospat atau karboksilat makromolekul, diantaranya
adalah reseptor α-Adrenergik, membentuk ikatan kovalen yang
stabil. Ikatan ini bersifat terpulihkan meskipun penguraianya
sangat lama.
d. Turunan hidrazinoftalazin
Mekanisme kerja turunan hidrazinoftalazin adalah menimbulkan
relaksas isecara langsung otot polos arteriola, sehingga terjadi
vasodilatasi buluh arteri perifer. Turunan ini digunakan terutama
sebagai antihipertensi.
Contoh : hidralazin HCl, dihidralazin sulfat dan minoksidil.
6
e. Turunan Kuinazolin
Mekanisme kerja turunan kuinazolin disebabkan oleh sifat
antagonis kompetitif terhadap katekolamin atau norepinefrin, suatu
α1-adrenoseptor yang khas,dan sifat memblok rangsangan α1-
reseptor. Norepinefrin yang dilepaskan kemudian berinteraksi
dengan α2- reseptor. Turunanini digunakan sebagai antihipertensi.
Contoh : doksazosin mesilat, prazosin HCl, bunazosin HCl dan
terazosin.
2. Senyawa Pemblok β-Adrenergik
Senyawa pemblok β-adrenergik sering disebut β-bloker aalah
senyawa yang dapat memblok reseptor β-adrenergik.
Mekanisme kerja :
β-bloker bekerja sebgai antagonis kompetitif terhadap
norepinefrin pada β-reseptor. Menurut Bellau, efek pemblokkan β-
reseptor terjadi karna adanya substituent yang besar pada atom
mikrogen. Dengan mengikat cincin adenine dari ATP, substituent
tersebut dapat mencegah proses alih proton, dengan menggantikan
cincin adenine dari tempat pengikatan pada permukaan reseptor.
Senyawa β-bloker strukturnya analog dengan isoproterenol sehingga
dapat menduduki tempat β-reseptor yang sama.
Golongan ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
A. Turunan ariletanolamin
Hubungan struktur dan aktivitas turunan ariletanolamin.
Turunan ariletanolamin mempunyai struktur dasar sebagai
berikut:
7
B. Turunan Ariloksipropanolamin
Hubungan struktur dan aktivitas turunan
ariloksipropanolamin
Naftiloksipropanolamin mempunyai aktivitas β-bloker 10-20
kali lebih besar disbanding pronetalol dan tidak menimbulkan efek
karsinogenik. Selain itu juga didapatkan bahwa substituent pada
cincin naftil lebih banyak terletak pada posisi α diabnding posisi β.
Prototip turunan ini adalah propranolol, yang dikenal seagai
generasi kedua β-bloker.
Contoh : praktolol.
Contoh :
A. Kesimpulan
1. Adrenergic adalah zat-zat yang dapat menimbulkan (sebagian)
efek yang sama dengan stimulant susunan simpaticus (SS) dan
melepaskan noradrenalin (NA) di ujung ujung syarafnya.
2. Adrenergic dapat dibagi dalam dua kelompokmenurut titik
kerjanya di sel-sel efektor dari organ ujung yakni reseptor α dan
reseptor β.
3. Penghambat adrenergic ialah golongan obat yang menghambat
perangsangan adrenergic.
4. Berdasarkan cara kerjanya obat dibagi menjadi Senyawa pemblok
α-Adrenergik, Senyawa Pemblok β-Adrenergik, Beta Bloker Yang
Memblok α-Reseptor, Transmiter Katekolamin Palsu, dan
Senyawa Pemblok Saraf Adenergik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Cocoba SC, Kin PT and Ooh-KohJ, Eds. IIMS, Vol. 24, No. 2, : MIMS
Indonesia, 1995.
Cocoba SC, Kin PT and Ooh-KohJ, Eds. IIMS annual 94/95, 5th ed.: A
MISS Publication, 1994.
Delgado JN, and Remers AW, Eds. Wilson and Gisvold’s Textbook of
Organic Medicinal and Pharmaceutical Chemistry. 9th ed.,
Philadelphia, Toronto : JB Lippincont Company, 1991.
Doerge RF, Ed. Wilson and Gisvold’s Textbook of Organic Medicinal and
Pharmaceutical Chemistry, 8th ed. Philadelphia, Toronto : JB
Lippincont Company,1982.
Foye WO, Ed. Principles of Medicinal Chemistry, 3rd ed. Philadelphia : Lea
& Febiger, 1989.
Gilman AG, Rall TW, Nies AS. And Taylor P. Eds. Goodman and Gilman
The Pharmacological Basic of Therapeutics, 8th ed., New
York-Toronto : Pergamon press, 1991.
Moffat AC, Jackson JV, Moss MS, and Widdop B, Eds. Clarke’s Isolation
and Identification of Drugs in Pharmaceuticals, body fluids,
and post-mortem material, 2nd ed., London : The
PharmaceuticalPress, 1986.
15
Mutschler E, DerendorfH, Schafer-Korting M,Elrod S, and Estes KS. Drug
Actions, Basic Principles and Therapeutic Aspects, Stuttgart :
Medpharm Scientific Publisher, 1995.
Dipiro JT, Talbert Rl, Hayes PE, and Posey ML, Eds. Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach, New York, Amsterdam, London :
Elseiver, 1989.
Wolf ME, Ed. Burger’s Medicinal Chemisrty and Drug Discovery, 5th ed.,
Vol. 11, Therapeutic Agents, New York, Shichester, Bisbane,
Toronto, Singapore : John Wiley & Sons, 1996.
16