Anda di halaman 1dari 29

BAGIAN ILMU ORTHOPEDI LAPORAN KASUS

KOMITE KOORDINASI PENDIDIKAN Januari 2020

RS IBNU SINA

CLOSED FRACTURE LEFT FEMURAL NECK

DISUSUN OLEH:

Muhammad Ilham Kaharu

111 2018 2087

PEMBIMBING:

dr. A. Dhedie Prasatia Sam, Sp.OT, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU ORTHOPEDI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

BAB II LAPORAN KASUS..................................................................... 2

BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 7

I. Pendahuluan................................................................................... 7

II Anatomi......................................................................................... 8

III Mekanisme Terjadinya Fraktur...................................................... 11

IV Klasifikasi...................................................................................... 11

V Gambaran Klinis............................................................................ 13

VI Pemeriksaan Fisis.......................................................................... 14

VII Pemeriksaan Radiologi.................................................................. 16

VIII Penatalaksanaan............................................................................. 17

IX Komplikasi..................................................................................... 20

BAB IV KESIMPULAN ........................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Muhammad Ilham Kaharu, S.Ked

Stambuk : 111 2018 2087

Judul Referat : Closed Fracture Left Femural Neck

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka Kepaniteraan Klinik pada Bagian Ilmu Orthopedi

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Januari 2019

Mengetahui,

Pembimbing

dr. A. Dhedie Prasatia Sam, Sp.OT, M.Kes

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga laporan kasus dengan judul “Closed Fracture Left Femural Neck”

dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas segala bantuan dan bimbingan dari dokter pembimbing bagian ilmu orthopedi

sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan.

Terima kasih yang sebesar – besarnya kami ucapkan kepada berbagai pihak

yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat

selesai tepat pada waktunya. Permohonan maaf juga kami sampaikan apabila dalam

laporan kasus ini terdapat kesalahan. Semoga laporan ini dapat menjadi acuan untuk

menjadi bahan belajar berikutnya.

Tidak lupa ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya untuk kedua orang tua

tercinta, yang selalu memberikan motivasi, dukungan do’a, dan selalu sabar dalam

memberikan nasehat serta arahan kepada penyusun. Semoga apa yang telah kita lakukan

bernilai ibadah disisi Allah SWT dan kita senantiasa mendapatkan Ridho-Nya.

Makassar , Januari 2019

PENULIS

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur adalah patahan tulang merupakan suatu kondisi terputusnya

kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan umumnya disebabkan oleh tulang patah

dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Penyebab fraktur adalah

trauma yang dibagi menjadi 3 antara lain: trauma langsung, trauma tidak langsung

dan trauma ringan.

Angka kejadian fraktur femur keseluruhan adalah 11,3 dalam 1000 per tahun.

fraktur pada laki-laki adalah 11,67 dalam 1000 per tahun, sedangkan pada perempuan

10,65 dalam 1000 per tahun. Dibeberapa belahan dunia akan berbeda status sosiol

ekonomi dan metodelogi yang digunakan di area penelitian.

Fraktur neck femur adalah salah satu jenis fraktur yang sangat mempengaruhi

kualitas hidup manusia. Pada kasus ini sering kali diderita pada usia lanjut,

sedangkan pada usia muda sering kali terjadi karena trauma yang cukup besar, dan

saat ini angkanya meningkat dengan pesat karena tingginya angka trauma yang

disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Fraktur neck femur juga dilaporkan sebagai salah satu jenis fraktur dengan

prognosis yang tidak terlalu baik, disebabkan oleh anatomi neck femur itu sendiri,

vaskularisasinya yang cenderung ikut mengalami cedera pada cedera neck femur,

serta letaknya yang intrakapsuler menyebabkan gangguan pada proses penyembuhan

tulang.

1
BAB II

LAPORAN KASUS

I. Identitas

Nama : Tn. P

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status pernikahan : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Enrekang

Pekerjaan :-

Tanggal masuk : 20 Januari 2020

II. Anamnesa

Keluhan utama : Nyeri pada pinggul kiri

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang ke UGD RS Ibnu Sina sejak 1 bulan terakhir.

Nyeri bila di gerakkan dan nyeri terasa hilang pada posisi tertentu.

Nyeri terasa tertusuk-tusuk. Riwayat jatuh terpeleset 1 bulan yang

lalu. Riwayat pingsan (-), demam (-), riwayat demam (+), mual dan

muntah (-), BAB kesan normal, sulit BAK 1 minggu terakhir.

Mekanisme Trauma:

2
Pasien terjatuh di dalam rumah akibat kehilangan

keseimbangan dan tidak berpegangan sehingga terjatuh dan kaki

sebelah kiri terbentur ke lantai.

Secondary Survey

Pemeriksaan fisik :

A. Status Generalis

Compos Mentis GCS E4M6V5

Gizi cukup.

B. Status Lokalis : Regio femur sinistra

• Look : Edema (-/-), kemerahan (-/-), deformitas (-/-), luka (-/-)

• Feel : Nyeri tekan (-/+)

• Move : Nyeri (-/+), Gerakan terbatas karena nyeri.

• NVD : Sensibilitas baik, Pulsasi A.Femoralis teraba, CRT < 2 detik

III. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium 20 Januari 2020

Hemoglobin : 14,2 gr%

Eritrosit : 5,10 jt/mm3

Leukosit : 18,8 rb/mm3

Hematokrit : 46,7 %

Trombosit : 246 rb/mm3

CT : 13’

3
BT : 2’

Foto Ro” Pelvis

Foto pelvis posisi AP

Kesan : Fraktur collum femur sinistra

Resume

Pasien datang ke UGD RS Ibnu Sina sejak 1 bulan terakhir.

Nyeri bila di gerakkan dan nyeri terasa hilang pada posisi tertentu.

Nyeri terasa tertusuk-tusuk. Riwayat jatuh terpeleset 1 bulan yang

4
lalu. Riwayat pingsan (-), demam (-), riwayat demam (+), mual dan

muntah (-), BAB kesan normal, sulit BAK 1 minggu terakhir.

Status lokalis regio femur sinistra : Edema (-), hematom (-), deformitas (-),

nyeri tekan (+), krepitasi (-), Gerakan terbatas karena nyeri. Pemeriksaan penunjang

foto hip joint posisi AP : tampak fraktur collum femur sinistra.

Diagnosis Kerja : Closed fracture left femoral neck

Planning Diagnosa

PLANNING DIAGNOSA

Pre Operasi

 IVFD RL 20tpm

 Inj. Ketorolac 30mg/8jam/IV

 Inj. Paracetamol 1gr/8jam/IV

 Inform concent rencana operasi Selasa, 21 Januari 2020

 Konsul anestesi

 Lapor OK

 Puasa 8jam pre op

 Antibiotik profilaksis Anbacim 1gr/IV

Intra Operasi

 Dilakukan operasi bipolar hemiarthroplasty

Post Operasi

 IVFD RL 28tpm

5
 Inj. Anbacim 1gr/12jam/IV

 Inj. Ketorolac 30mg/8jam/IV

 Inj. Ranitidin/8jam/IV

 Paracetamol 500mg/8jam/oral

 GV + Aff drain Kamis 23 Januari 2020

 Foto control pelvis AP

Lampiran Dokumentasi Operasi

Foto kontrol post operasi Pelvis posisi AP

6
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang. Fraktur dibagi atas dua,

yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup (simple) yaitu bila kulit

yang tersisa diatasnya masih intak (tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang

dengan dunia luar), sedangkan fraktur terbuka (compound) yaitu bila kulit yang

melapisinya tidak intak dimana sebagian besar fraktur jenis ini sangat rentan terhadap

kontaminasi dan infeksi.1,2

7
Fraktur collum atau neck (leher) femur adalah tempat yang paling sering

terkena fraktur pada usia lanjut. Ada beberapa variasi insiden terhadap ras. Fraktur

collum femur lebih banyak pada populasi kulit putih di Eropa dan Amerika Utara.

Insiden meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sebagian besar pasien adalah

wanita berusia tujuh puluh dan delapan puluhan.1,2

Namun fraktur collum femur bukan semata-mata akibat penuaan. Fraktur

collum femur cenderung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata-rata, banyak

diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan jaringan tulang dan

kelemahan tulang, misalnya pada penderita osteomalasia, diabetes, stroke, dan

alkoholisme. Beberapa keadaan tadi juga menyebabkan meningkatnya kecenderungan

terjatuh. Selain itu, orang lanjut usia juga memiliki otot yang lemah serta

keseimbangan yang buruk sehingga meningkatkan resiko jatuh.1,2

II. ANATOMI

Femur merupakan tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh, meneruskan

berat tubuh dari os coxae ke tibia sewaktu kita berdiri. Caput femoris ke arah

craniomedial dan agak ke ventral sewaktu bersendi dengan acetabulum. Ujung

proksimal femur terdiri dari sebuah caput femoris dan dua trochanter (trochanter

mayor dan trochanter minor).2

8
Gambar 1. Anatomi femur.3

Area intertrochanter dari femur adalah bagian distal dari collum femur dan

proksimal dari batang femur. Area ini terletak di antara trochanter mayor dan

trochanter minor. Caput femoris dan collum femoris membentuk sudut (1150-1400)

terhadap poros panjang corpus femoris, sudut ini bervariasi dengan umur dan jenis

kelamin. Corpus femoris berbentuk lengkung, yakni cembung ke arah anterior. Ujung

distal femur, berakhir menjadi dua condylus, epicondylus medialis dan epicondylus

lateralis yang melengkung bagaikan ulir.2

Caput femoris mendapatkan aliran darah dari tiga sumber, yaitu pembuluh

darah intramedular di leher femur, cabang pembuluh darah servikal asendens dari

anastomosis arteri sirkumfleks media dan lateral yang melewati retinakulum sebelum

memasuki caput femoris, serta pembuluh darah dari ligamentum teres.2

9
Gambar 2. Vaskularisasi femur.3

Pada saat terjadi fraktur, pembuluh darah intramedular dan pembuluh darah

retinakulum mengalami robekan bila terjadi pergeseran fragmen. Fraktur transervikal

adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang mempunyai kapasitas yang sangat

rendah dalam penyembuhan karena adanya kerusakan pembuluh darah, periosteum

yang rapuh, serta hambatan dari cairan sinovial.2,3

Sendi panggul dan leher femur ini dibungkus oleh capsula yang di medial

melekat pada labrum acetabuli, di lateral, ke depan melekat pada linea trochanterika

femoris dan ke belakang pada setengah permukaan posterior collum femur. Capsula

ini terdiri dari ligamentum iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Ligamentum

iliofemoral adalah sebuah ligamentum yang kuat dan berbentuk seperti huruf Y

terbalik. Dasarnya disebelah atas melekat ada spina iliaca anterior inferior, dibawah

kedua lengan Y melekat pada bagian atas dan bawah linea intertrochanterica.

Ligament ini berfungsi untuk mencegah ekstensi berlebihan selama berdiri.

10
Ligamentum pubofemoral berbentuk segitiga. Dasar ligamentum melekat pada ramus

superior ossis pubis, dan apex melekat di bawah pada bagian bawah linea

intertrochanterica. Ligament ini berfungsi untuk membatasi gerak ekstensi dan

abduksi. Ligamentum ischifemoral berbentuk spiral dan melekat pada corpus ossis

ischia dekat margo acetabuli dan di bagian bawah melekat pada trochanter mayor.

Ligament ini membatasi gerak ekstensi.

Gambar 3. Anatomi ligament pada femur.3

III. MEKANISME TERJADINYA FRAKTUR

1. Low-energy trauma: paling umum pada pasien yang lebih tua.

a. Direct: Jatuh ke trokanter mayor (valgus impaksi) atau rotasi eksternal yang

dipaksa pada ekstremitas bawah menjepit leher osteroporotik ke bibir

posterior acetabulum (yang mengakibatkan posterior kominusi)

b. Indirect : Otot mengatasi kekuatan leher femur

11
2. High-energy trauma: Terjadi patah tulang leher femur pada pasien yang lebih

muda dan lebih tua, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari

ketinggian yang signifikan.

3. Cyclic loading-stress fractures: Terjadi pada atlet, militer, penari balet, pasien

dengan osteroporosis dan osteopenia berada pada risiko tertentu.2

Fraktur biasanya disebabkan oleh jatuh biasa, walaupun demikian pada orang-

orang yang mengalami osteoporosis, energi lemah dapat menyebabkan fraktur. Pada

orang-orang yang lebih muda, penyebab fraktur umumnya karena jatuh dari

ketinggian atau kecelakaan lalu lintas. Terkadang fraktur collum femur pada dewasa

muda juga diakibatkan oleh aktivitas berat seperti pada atlit dan anggota militer.1

IV. KLASIFIKASI

Lokasi anatomi:

 Subcapital (paling sering)

 Transcervical

 Basicervical

Gambar 4. Klasifikasi fraktur leher femur mengikut lokasi anatomi.5

12
Klasifikasi yang paling bermanfaat adalah Garden dimana klasifikasi ini

dibuat berdasarkan pergeseran yang nampak pada hasil sinar-x sebelum reduksi.1

1. Garden Type I : fraktur inkomplit, termasuk fraktur abduksi dimana caput

femoris miring ke arah valgus yang berhubungan dengan collum femoris

2. Garden Type II : fraktur komplit, namun tidak terdapat pergeseran

3. Garden Type III : fraktur komplit disertai pergeseran parsial

4. Garden Type IV : fraktur komplit dengan pergeseran keseluruhan

Gambar 5. Klasifikasi Garden.1

Fraktur Garden I dan II dimana hanya terjadi sedikit pergeseran, memiliki

prognosis yang lebih baik untuk penyatuan dibandingkan dengan fraktur Garden III

dan IV. Hal ini tentunya memiliki pengaruh yang penting terhadap pilihan terapi.1

Klasifikasi Pauwel berdasarkan sudut fraktur dari garis horizontal2:

1. Tipe I : >30 derajat

2. Tipe II: 50 derajat

3. Tipe III: > 70 derajat

13
Gambar 6. Klasifikasi Pauwel. 2

Besarnya kekuatan dengan sudut yang besar akan mengarah kepada fraktur

yang tidak stabil.2

V. GAMBARAN KLINIS

Biasanya terdapat riwayat jatuh, yang diikuti nyeri pinggul. Pada fraktur

dengan pergeseran, tungkai pasien terletak pada rotasi eksternal dan terlihat

pemendekan bila dibandingkan dengan tungkai yang lain. Namun tidak semua fraktur

nampak demikian jelas. Pada fraktur yang terimpaksi pasien mungkin masih dapat

berjalan dan pasien yang sangat lemah atau cacat mental mungkin tidak mengeluh,

sekalipun mengalami fraktur bilateral. Untuk high-energy trauma harus diperiksa

sesuai standar ATLS.1,2

Fraktur collum femur pada dewasa muda biasanya disebabkan oleh

kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian serta sering dikaitkan dengan cedera

multipel. Mendapatkan keterangan yang akurat mengenai ada atau tidaknya sinkop,

riwayat penyakit, mekanisme trauma dan aktivitas keseharian sangat penting untuk

menentukan pilihan terapi.1,2

VI. PEMERIKSAAN FISIS

14
Diagnosis fraktur femur dapat ditegakkan dengan anamnesis yang lengkap

mengenai kejadian trauma meliputi waktu, tempat, dan mekanisme trauma;

pemeriksaan fisik yang lengkap dan menyeluruh, serta pencitraan menggunakan foto

polos sinar-x.

Look (Inspeksi):

1. Deformitas: Deformitas dapat timbul dari tulang itu sendiri atau penarikan dan

kekakuan jaringan lunak.

2. Sikap anggota gerak: Kebanyakan fraktur terlihat jelas, namun fraktur satu tulang

di lengan atau tungkai atau fraktur tanpa pergeseran mungkin tidak nampak. Pada

gambar bawah ini merupakan contoh pengamatan sikap anggota gerak bawah

yang terlihat memendek disertai rotasi eksterna.

Feel (Palpasi):

1. Nyeri tekan: Tanyakan pada pasien daerah mana yang terasa paling sakit.

Perhatikan ekspresi pasien sambal melakukan palpasi.

2. Spasme otot: Hal ini bisa terlihat dan teraba dari daerah fraktur dan pada gerakan

sederhana

3. Krepitasi: Krepitasi tulang dari gerakan pada daerah fraktur dapat diraba

4. Pemeriksaan kulit dan jaringan lunak di atasnya: Pada fraktur akut, terapi

tergantung pada keadaan jaringan lunak yang menutupinya. Adanya blister atau

pembengkakan merupakan kontraindikasi untuk operasi implan. Abrasi pada

daerah terbuka yang lebih dari 8 jam sejak cedera harus dianggap terinfeksi dan

operasi harus ditunda sampai luka sembuh sepenuhnya. Bebat dan elevasi

15
menurunkan pembengkakan dan ahli bedah harus menunggu untuk keadaan kulit

yang optimal.

5. Neurovaskular distal: Kondisi neurovaskular distal harus diperiksa karena fraktur

apapun dapat menyebabkan gangguan neurovaskular.

Move (Gerakan):

Sebagai skrining cepat, gerakan aktif dari seluruh anggota gerak diuji pada

penilaian awal. Pasien dengan fraktur mungkin merasa sulit untuk bergerak dan

fraktur harus dicurigai jika ada yang nyeri yang menimbulkan keterbatasan. Manuver

yang memprovokasi nyeri sebaiknya tidak dilakukan. Gerakan sendi yang berdekatan

harus diperiksa pada malunion untuk kasus kekakuan pascatrauma.

Pengukuran

Pada fraktur dengan pergeseran atau dislokasi, hal ini nampak jelas.Pada

kasus malunion atau nonunion, penilaian pemendekan atau pemanjangan sangat

penting.

Apparent leg length discrepancy dapat diukur dari xiphisternum ke maleolus

medial dengan menjaga tubuh dan kaki sejajar dengan alas dan tidak membuat setiap

upaya untuk menyamakan sisi panggul. Hal ini akan memberikan perbedaan

fungsional pada panjang kaki.

Raba spina iliaka anterior superior (SIAS) dan atur panggul agar sejajar (garis

yang menghubungkan kedua SIAS tegak lurus dengan alas).Lalu ukur panjang kaki

dari SIAS ke maleolus medial, maka akan didapatkan true length measurement.

Pastikan kaki berada dalam sikap dan posisi yang sama.

16
Gambar 7. True leg length discrepancy. 4

VII. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Pemeriksaan sinar-x pelvis posisi anteroposterior (AP) dan sinar-x proksimal

femur posisi AP dan lateral diindikasikan untuk kasus curiga fraktur collum femur.

Dua hal yang harus diketahui adalah apakah ada fraktur dan apakah terjadi

pergeseran. Pergeseran dinilai dari bentuk yang abnormal dari outline tulang dan

derajat ketidaksesuaian antara garis trabekula di kaput femur, collum femur, dan

supra-asetabulum dari pelvis. Penilaian ini penting karena fraktur terimpaksi atau

fraktur yang tidak bergeser akan mengalami perbaikan setelah fiksasi internal,

sementara fraktur dengan pergeseran memiliki angka nekrosis avaskular dan

malunion yang tinggi.1,2

Magnetic resonance imaging (MRI) saat ini merupakan pilihan pencitraan

untuk fraktur tanpa pergeseran atau fraktur yang tidak nampak di radiografi biasa.

Bone scan atau CT scan dilakukan pada pasien yang memiliki kontraindikasi MRI.1,2

VIII. PENATALAKSANAAN

17
Prinsip-prinsip umum:

Optimasi pra operasi medis yang cepat : Mortalitas dikurangkan dengan

operasi dalam waktu 48 jam fiksasi yang stabil dan mobilisasi dini.7

Pengobatan fraktur leher femur dapat berupa:9

a. Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas

Non-operatif:

Indikasi:

Fraktur nondisplaced pada pasien mampu memenuhi pembatasan weight bearing.5

b. Terapi operatif:

Indikasi: displaced fraktur dan nondisplaced

Fiksasi internal diindikasikan untuk Garden Tipe I, II, III pada pasien

muda,patah tulang yang tidak jelas, dan fraktur displaced pada pasien muda.6

Bentuk pengobatan bedah yang dipilih ditentukan terutama oleh lokasi fraktur

(femoralis leher vs intertrochanteric), displacement, dan tingkat aktivitas pasien.

Kemungkinan untuk tidak reduksi adalah pada pasien dengan stress fracture dengan

kompresi pada leher femur dan fraktur leher femur pada pasien yang tidak bisa

berjalan atau komplikasi yang tinggi. Terapi operatif hampir sering dilakukan pada

orang tua karena:6

1. Perlu reduksi yang akurat dan stabil

2. Diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah komplikasi

Jenis-jenis operasi:

1) Pemasangan pin

18
Pemasangan pin haruslah dengan akurasi yang baik karena pemasangan pin

yang tidak akurat ( percobaan pemasangan pin secara multiple atau di bawah

trokanter) telah diasosiasi dengan fraktur femoral sukbtrokanter.

2) Pemasangan plate dan screw

Fraktur leher femur sering dipasang dengan konfigurasi apex distal screw atau

apex proximal screw.Pemasangan screw secara distal sering gagal berbanding dengan

distal.fiksasi dengan cannulated screw hanya bisa dilakukan jika reduksi yang baik

telah dilakukan. Setelah fraktur direduksi, fraktur ditahan dengan menggunakan

screw atau sliding screw dan side plate yang menempel pada shaft femoralis.Sliding

hip screw (fixed-angle device) ditambah derotation screw diindikasikan untuk fraktur

cervical basal dan patah tulang berorientasi vertikal.1,6

3) Artroplasti; dilakukan pada penderita umur di atas 55 tahun, berupa:

 Eksisi artroplasti

 Hemiartroplasti

Diindikasikan untuk pasien usia lanjut dengan fraktur displaced risiko yang

lebih rendah untuk dislokasi berbanding artroplasti pinggul total, terutama pada

pasien tidak dapat memenuhi tindakan pencegahan dislokasi (demensia, penyakit

Parkinson). Prostesis disemen memiliki mobilitas yang lebih baik dan kurang nyeri

paha; prostesis tidak disemen harus disediakan untuk pasien yang sangat lemah di

mana status pra cedera menunjukkan bahwa mobilitas tidak mungkin dicapai setelah

operasi.1,5

19
 Artroplasti total

Indikasi:1,5

1. Untuk pasien usia lanjut yang aktif dengan fraktur displaced.

2. Pilihan untuk pasien dengan pra hip arthropathy (OA dan RA).

3. Jika pengobatan telah terlambat untuk beberapa minggu dan curiga kerusakan

acetabulum.

4. Pasien dengan metastatic bone disease seperti Paget’s Disease

5. Hasil fungsional lebih baik daripada hemiarthroplasty

6. Tingkat dislokasi lebih tinggi dari hemiarthroplasty.

20
Gambar 8. Algoritma untuk pengobatan fraktur intracapsular leher femur.

IX. KOMPLIKASI 1,6,7

Komplikasi umum

Pasien yang berusia tua sangat rentan untuk menderita komplikasi umum seperti

thrombosis vena dalam, emboli paru, pneumonia dan ulkus dekubitus.

1. Nekrosis avaskular

Nekrosis iskemik dari caput femoris terjadi pada sekitar 30 kasus dengan

fraktur pergeseran dan 10 persen pada fraktur tanpa pergeseran. Hampir tidak

mungkin untuk mendiagnosisnya pada saat fraktur baru terjadi. Perubahan pada sinar-

x mungkin tidak nampak hingga beberapa bulan bahkan tahun. Baik terjadi penyatuan

21
tulang maupun tidak, kolaps dari caput femoris akan menyebabkan nyeri dan

kehilangan fungsi yang progresif.

2. Non-union

Lebih dari 30 persen kasus fraktur collum femur gagal menyatu, terutama

pada fraktur dengan pergeseran. Penyebabnya ada banyak: asupan darah yang buruk,

reduksi yang tidak sempurna, fiksasi tidak sempurna, dan penyembuhan yang lama.

3. Osteoartritis

Nekrosis avaskular atau kolaps kaput femur akan berujung pada osteoartritis

panggung. Jika terdapat kehilangan pergerakan sendi serta kerusakan yang meluas,

maka diperlukan total joint replacement.

22
BAB IV

KESIMPULAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang. Fraktur collum atau neck

(leher) femur adalah tempat yang paling sering terkena fraktur pada usia lanjut.

Namun fraktur collum femur bukan semata-mata akibat penuaan. Fraktur collum

femur cenderung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata-rata, banyak

diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan jaringan tulang dan

kelemahan tulang, misalnya pada penderita osteomalasia, diabetes, stroke, dan

alkoholisme.

Fraktur biasanya disebabkan oleh jatuh biasa, walaupun demikian pada orang-

orang yang mengalami osteoporosis, energi lemah dapat menyebabkan fraktur.

Gejala klinis pada fraktur collum femur biasanya terdapat riwayat jatuh, yang

diikuti nyeri pinggul. Pada fraktur dengan pergeseran, tungkai pasien terletak pada

rotasi eksternal dan terlihat pemendekan bila dibandingkan dengan tungkai yang lain.

Diagnosis fraktur femur dapat ditegakkan dengan anamnesis yang lengkap

mengenai kejadian trauma meliputi waktu, tempat, dan mekanisme trauma;

pemeriksaan fisik yang lengkap dan menyeluruh, serta pencitraan menggunakan foto

polos sinar-x.

Tatalaksana dan optimasi pra operasi medis yang cepat dapat mengurangi

mortalitas dengan operasi dalam waktu 48 jam fiksasi yang stabil dan mobilisasi dini.

Bentuk pengobatan bedah yang dipilih ditentukan terutama oleh lokasi fraktur

(femoralis leher vs intertrochanteric), displacement, dan tingkat aktivitas pasien.

23
Kemungkinan untuk tidak reduksi adalah pada pasien dengan stress fracture dengan

kompresi pada leher femur dan fraktur leher femur pada pasien yang tidak bisa

berjalan atau komplikasi yang tinggi.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Solomon, L dkk. Fractures of the Femoral Neck; Apley’s System of Orthopaedic

and Fractures, 8th Ed. Arnold, 2001. Hal: 847-52.

2. Egol, K dkk. Femoral Neck Fractures; Handbook of Fractures, 3rd Ed.

Lippincott Williams & Wilkins, 2002. Hal: 319-28.

3. Thompson, J. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy, 2nd Ed. Elsevier

Saunders, 2010. Hal: 251-7.

4. Rex, C. Examination of Patient withBone and Joint Injuries; Clinical Assessment

and Examination in Orthopedics, 2nd Ed. Jaypee Brothers Medical, 2012. Hal:

17-21.

5. Miller MD, Thompson SR, Hart JA. Review of Orthopaedics 6th Edition.

Philadelphia; Saunder Elsevier. 2012. p. 315-6.

6. Skinner, H. Femoral Neck Fractures. Current Essentials Orthopedics.McGraw-

Hill, 2008. Hal: 37.

7. Frassica, F dkk. Femoral Neck Fractures. 5-Minute Orthopaedic Consult, 2nd

Ed.Lippincott Williams & Wilkins, 2007.Hal: 127.

25

Anda mungkin juga menyukai