Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KIMIA FARMASI

ORGANOLEPTIS DAN UJI KELARUTAN

DAN

UJI PENGARANGAN DAN PEMIJARAN

Dosen Pembimbing:

Masruhen S,F,Apt

Disusun Oleh:

Rina Purnama Sari

184034

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

KESDAM V/BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI FARMASI

2019
PRAKTIKUM II DAN III

ORGANOLEPTIS DAN UJI KELARUTAN

DAN

UJI PENGARANGAN DAN PEMIJARAN

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui uji organoleptis setiap bahan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui larut atau tidak larutnya bahan Laktosa,
Papaverin HCl, Coffein, Methampyron, Asetosal.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengarangan dan pemijaran bahan Laktosa,
Papaverin, Calamin, Glukosa, Theophylin, Coffein, Methampyron, Phenitoin,
SL, Gelatin, Mentholum, dan Magnesium Oxyda.

II. DASAR TEORI

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses


penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan adalah mata, telinga,
indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indera
memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan.
Luas daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang menerima
rangsangan. Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat
indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan mendeteksi (detection), mengenali (recognition), membedakan (discrimination),
membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonik)
(Saleh, 2004).

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat
pelarut. Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum yang terlarut yang akan larut
dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif, ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut
atau tidak larut. Zat yang dikatakan tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila
ditambahkan air, jika tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat
larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak
sama( Chang, 2004 : 345).

Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut tertentu merupakan sifat kimia fisika yang
dapat digunakan untuk identifikasi zat. Pelarut yang digunakan dapat berupa pelarut organic
seperti alcohol, aseton, kloroform, eter. Pelarut anorganik contohnya air, HCl, H2SO4.
Basa umumnya larut dalam asam, dan asam umumnya larut dalam basa. Senyawa
anorganik atau senyawa organik yang sudah dalam bentuk garamnya larut dalam pelarut
anorganik, sedangkan senyawa organik larut dalam pelarut organik.

Pemeriksaan kelarutan bertujuan untuk memeriksa apakah zat tersebut larut dalam air
atau tidak dimana jika diketahui  kelarutannya maka bisa dihilangkan kemungkinan-
kemungkinan lain. Misalnya, jika suatu zat sukar larut maka sudah pasti (Mahmudah, 2017:
2) :

1. Zat tersebut bukan garam-garam dari unsure NA, K, atau  NH4


2. Zat tersebut bukan garam-garam dari persenyawaan nitrat, kecuali Sb, Bi, Stano, dan
merkuri dimana unsure tersebut sebagian terhidrolisis oleh air.
3. Zat tersebut merupakan logam atau oksida. Kecuali oksida dari Na, K, Ba, Sr, dan Sa.

Istilah Kelarutan Jumlah Bagian Pelarut yang Diperlukan


untuk Melarutkan 1 Bagian Zat
Sangat Mudah Larut Kurang Dari 1
Mudah Larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak Sukar Larut 30 sampai 100
Sukar Larut 100 sampai 1000
Sangat Sukar Larut 1000 sampai 10.000
Praktis Tidak Larut Lebih dari 10.000

Untuk menentukan apakah sampel berupa zat organik atau anorganik dan untuk menguji
keberadaan kation dalam sampel. Zat uji dipanaskan dan dipijarkan di dalam cawan porselin
hingga diperoleh sisa. Hal-hal yang perlu diamati:

1. Warna mula-mula
2. Warna saat meleleh (terjadi asap)
3. Warna sisa pijar
4. Bau yang muncul, contoh:
 Menggelembung bau caramel : laktosa, amilum
 Menggelembung seperti sarang tawon : Ca-glukonat
 Wangi : Kafein
 Bau salak : Bromural, Kinin
 Bau udang : Heksamin
 Bau kacang : Vitamin B1

Melalui pemijaran dapat diperoleh informasi, seperti:

1) Mengetahui zat organik dan anorganik


Zat organik memiliki atom C (karbon), sehingga pada permukaan pengarangan
menjadi hitam. Hitam pada pemijaran dapat ditimbulkan dari Cu, Mn. Jika hitam dari
logam (oksida logam) maka apabila ditambah HCl/H2SO4 atau asam nitrat (NaNO2
dalam HCl) maka warna hitam akan hilang (oksida logam + asam → garam). Apabila
warna hitam setelah ditambah asam tidak hilang (tetap), berarti karbon masih belum
habis, maka penambahan asam dan pemanasan dilanjutkan.
2) Mengetahui mengandung kation atau tidak
Zat yang mengandung logam jika dipijarkan akan meninggalkan sisa dengan
memberikan warna yang bermacam-macam untuk tiap kation, contoh:
 Sisa putih : Na, K, Ca, Ba, Mg, Al, Zn (saat panas berwarna kuning)
 Sisa coklat : Fe
 Sisa kuning : Bi, Pb
 Sisa hitam : Cu, Mn

Hasil pengarangan dan Pemijaran:

a) Warna hitam pada permulaan pengarangan


Zat organik mempunyai unsur C dan berwarna hitam pada permulaan pengarangan.
Jika warna hitam menjadi hilang ika ditambahkan HCl/H2SO4/HNO3 (-) unsur
karbon dan (+) oksida-logam. Jika tetap berwarna hitam jika ditambah
HCl,/H2SO4/HNO3 (+) unsur karbon.
b) Hasil pemijaran berupa bermacam-macam warna yaitu:
 Sisa putih : Na, K, Ca, Ba, Mg, Al, Zn
 Sisa coklat : Fe
 Sisa kuning : Bi, Pb
 Sisa hitam : Cu, Mn
 Na, K sebagai garam karbonat

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Beaker Glass
2. Batang Pengaduk
3. Cawan Porselen
4. Gelas Ukur
5. Kompor
 Bahan
1. Air
2. Etanol
3. Aseton
4. HCl 0,1 M
5. NaOH 0,1 M
6. Laktosa
7. Papaverin HCl
8. Coffein
9. Methampyron
10. Asetosal
11. Calamin
12. Glukosa
13. Theophylin
14. Phenitoin
15. SL
16. Gelatin
17. Mentholum
18. Magnesium Oxyda.

IV. PROSEDUR KERJA


Untuk uji kelarutan:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Cuci alat yang akan digunakan menggunakan aquades lalu basuh dengan etanol.
3. Timbang bahan sebanyak 50 mg
4. Masukkan setiap larutan 10 ml kedalam gelas ukur
5. Ambil berapa mL teteskan cairan kedalam zat bahan dalam cawan porselin.
5. Berapa mL yang diambil atau tetes, catat.

Untuk uji pengarangan dan pemijaran:


1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil batang pengaduk dan bahan yang akan diuji
3. Ambil sedikit bahan menggunakan ujung batang pengaduk (bukan yang bagian
sendoknya).
4. Kemudian lakukan pemijaran bahan di api kompr.
5. Catat, setiap sebelum pemijaran, saat pemijaran dan sesudah pemijaran.
V. HASIL PRAKTIKUM DAN ANALISA DATA
1. Uji Organoleptis

No Nama Bahan Organoleptis Menurut FI edisi III Organoleptis Menurut


Pengamatan
1. Sacharum Lactis Warna : Putih Warna : Putih
Bau : Tidak Berbau Bau : Tidak Berbau
Rasa : Rasa Agak Manis Rasa : Manis
Bentuk : Serbuk Hblur Bentuk : Serbuk

2. Papaverina Warna : Putih Warna : Putih


Hidroklorida Bau : Tidak Berbau Bau : Tidak Berbau
Rasa : Rasa Pahit, Pedas Rasa : Pahit
Bentuk : Serbuk Hablur Bentuk : Serbuk

3. Phenytoinum Warna : Putih Warna : Putih


Bau : Tidak Berbau Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Berasa Rasa : Tidak Ada Rasa
Bentuk : Serbuk Hablur Bentuk : Serbuk

4. Sulfadiazina Warna : Putih, Putih Kekuningan Warna : Putih Kekuningan


Atau Putih Agak Merah Bau : Tidak Bau
Jambu Rasa : Tidak Berasa
Bau : Hampit Tidak Berbau Bentuk : Serbuk
Rasa : Tidak Berasa
Bentuk : Serbuk

5. Asam Salisilat Warna : Tidak Berwarna Atau Putih Warna : Putih


Bau : Hampir Tidak Berbau Bau : Tidak Bau
Rasa : Rasa Agak Manis Rasa : Manis Agak Asem
Bentuk : Serbuk Hablur Bentuk : Serbuk

6. Mentol Warna : Tidak Berwarna Warna : Tidak Berwarna


Bau : Bau Tajam Seperti Minyak Bau : Aromatik
Permen Rasa : Dingin Atau Mint
Rasa : Rasa Panas Dan Aromatik Bentuk : Kristal
Rasa Dingin
Bentuk : Hablur Berbentuk Jarum
Atau Prisma

7. Theophyllinum Warna : - Warna : Putih


Bau : Tidak Berbau Bau : Tidak Berbau
Rasa : Pahit Rasa : Manis
Bentuk : Serbuk Hablur Bentuk : Serbuk

8. Calcii Lactus Warna : Putih Warna : Putih


Bau : Bau Lemah Bau : Tidak Berbau
Rasa : Rasa Lemah, Tidak Enak Rasa : Tidak Enak
Bentuk : Serbuk Bentuk : Serbuk

9. Camphora Warna : Tidak Berwarna Atau Putih Warna : Tidak Berwarna


Bau : Khas, Tajam Bau : Aromatik
Rasa : Rasa Pedas Dan Aromatik Rasa : Pedas
Bentuk : Hablur Butir Bentuk : Butiran Kristal

10. Nipagin (Methylis Warna : Putih Warna : Putih


Paraben) Bau : Hampir Tidak Berbau Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Mempunyai Rasa Rasa : Pahit
Bentuk : Serbuk Hablur Halus Bentuk : Serbuk

11. Methampyronum Warna : Putih Atau Putih Kekuningan Warna : Putih


Bau :- Bau : Tidak Enak
Rasa : - Rasa : Agak Manis
Bentuk : Serbuk Hablur Bentuk : Serbuk Hablur

12. Chloramphenicolum Warna : Putih Sampai Putih Kelabu Warna : Putih Agak
Atau Putih Kekuningan Kekuningan
Bau : Tidak Berbau Bau : Tidak Bau
Rasa : Sangat Pahit Rasa : Pahit
Bentuk : Hablur Halus Berbentuk Bentuk : Serbuk
Jarum Atau Lempeng
Memanjang

5.1 Tabel Pengamatan Uji Organoleptis

2. Uji Kelarutan

Bahan Air Etanol Aseton HCl 0,1 M NaOH 0,1


(50 mg) (10 mL) (10 mL) (10 mL) (20 mL) M
Laktosa Larut dalam Tidak Larut Larut dalam Larut dalam -
1,5 Ml dalam 5 mL 1,5 mL 1 mL
Papaverin HCl Larut dalam 2 Larut dalam 2 Larut dalam Larut dalam -
mL mL 0,5 mL 1,5 mL
Coffein Larut dalam 1 Tdak Larut Larut dalam Larut dalam -
mL dalam 3 mL 1 mL 1,5 mL
Methampyron Larut dalam 5 Tidak Larut Tidak Larut Larut dalam -
mL dalam 3 mL dalam 3 mL 1,5 mL
Asetosal Tidak Larut Larutan Tidak Larut Larut dalam
dalam 5 mL menggumpal dalam 2 mL 1 mL
dalam 2 ml
5.2 Tabel Pengamatan Uji Kelarutan
3. Uji Pengarangan dan Pemijaran

No Nama Zat Saat Pemijaran atau Sisa Pemijaran Bau


Leleh
1. Laktosa Kuning Kecoklatan Kuning Karamel
2. Papaverin Coklat Karamel Kuning Tidak Berbau
3. Calamin Kuning Putih Sedikit Gosong
4. Glukosa Coklat Transparan Coklat Tua Tidak Berbau
5. Theophylin Coklat Muda Coklat Tua Bau Lilin
6. Coffein Coklat Agak Merah Coklat Muda Bau Mocca
7. Methampyron Coklat Muda Coklat Hitam Bau Karamel
8. Phenitoin Coklat Tua Coklat Muda Aroma Manis
9. SL Coklat Tua Coklat Kekuningan Bau Karamel
10. Gelatin Kuning Coklat Gosong
11. Mentholum Bening Bening Bau Permen
12. Magnesium Putih Agak Coklat Putih Agak Coklat Tidak Berbau
Oxyda
5.3 Tabel Pengamatan Uji Pengarangan dan Pemijaran

Analisa Data Uji Kelarutan


Setiap bahan ditimbang 50 mg = 0,05 g
Setiap 1 bagian itu 1 gram (0,005 g x 20 = 1 gram)
Maka:
1. Laktosa dalam air 1,5 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1,5 ml x 20 = 30 ml (maka kriteria Larut)
Laktosa dalam etanol 5 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 5 ml x 20 = 100 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Laktosa dalam aseton 1,5 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1,5 ml x 20 = 30 ml (maka kriteria Larut)
Laktosa dalam HCl 0,1 M 1 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1 ml x 20 = 20 ml (maka kriteria Larut)

2. Papaverin HCl dalam air 2 mL


 0,05 x 20 = 1 gram 2 ml x 20 = 40 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Papaverin HCl dalam etanol 2 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 2 ml x 20 = 40 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Papaverin HCl dalam aseton 0,5 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 0,5 ml x 20 = 10 ml (maka kriteria Larut)
Papaverin HCl dalam HCl 0,1 M 1,5 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1,5 ml x 20 = 30 ml (maka kriteria Larut)

3. Coffein dalam air 1 mL


 0,05 x 20 = 1 gram 1 ml x 20 = 20 ml (maka kriteria Larut)
Coffein dalam etanol 3 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 3 ml x 20 = 60 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Coffein dalam aseton 1 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1 ml x 20 = 20 ml (maka kriteria Larut)
Coffein dalam HCl 0,1 M 1,5 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1,5 ml x 20 = 30 ml (maka kriteria Larut)

4. Methampyron Larut dalam air 5 mL


 0,05 x 20 = 1 gram 5 ml x 20 = 100 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Methampyron tidak larut dalam etanol 3 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 3 ml x 20 = 60 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Methampyron tidak larut dalam aseton 3 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 3 ml x 20 = 60 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Methampyron larut dalam HCl 0,1 M 1,5 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1,5 ml x 20 = 30 ml (maka kriteria Larut)

5. Asetosal tidak larut dalam air 5 mL


 0,05 x 20 = 1 gram 5 ml x 20 = 100 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Asetosal larutan menggumpal dalam etanol 2 ml
 0,05 x 20 = 1 gram 2 ml x 20 = 40 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Asetosal tidak larut dalam aseton 2 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 3 ml x 20 = 40 ml (maka kriteria Agak Sukar Larut)
Asetosal larut dalam HCl 0,1 M 1 mL
 0,05 x 20 = 1 gram 1 ml x 20 = 20 ml (maka kriteria Larut)

*Perhitungan HCl 0,1 M

n
 M= v
n = 0,1 x 0,1 = 0,01 mol
g
 N = Mr
g
0,01 mol = Mr
36,5 ¿
g¿ ¿
0,01 mol = ¿ g = 0,01 x 36,5 = 0,365 gram
 Stok HCl di lab 37 % b/b (37 gram dalam 100 gram air).
M
BJ = V
100 g
1,2 = V = 83,3 mL
 Perbandingan Konsentrasi

37 g 0,365 g
83,3mL = x

37 x = 0,365 g x 83,3 mL

X = 30,4045/37 = 0,82 mL

0,8 mL dilarutkan dalam ad 100 mL air, ambil 20 mL.

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum uji organoleptis kita dapat mengetahui warna, bau, rasa dan bentuk
bahan yang kita amati. Dan dapat dilihat bagaimana menurut Farmakope Indonesia edisi III
dengan pengamatan kita sendiri. Hasilnya ada yang sesuai dengan FI dan adapula yang
berbeda.

Pada praktikum uji larutan yang bertujuan untuk mengetahui kelarutan zat organik
dalam beberapa pelarut dan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya. Ada
beberapa zat organik yang akan kita uji diantaranya Laktosa, Papaverin HCl, Coffein,
Methampyron, Asetosal. Semua zat organik tersebut di uji dengan air, aseton, etanol, dan Hcl
0,1 M. Ada zat yang larut dan agak sukar larut bahkan ada yang menggumpal.

Pada praktikum uji pengarangan dan pemijaran kita hanya melakukan yang pemijaran
saja. Dilihat dari tabel hasil pengamatan maka zat Laktosa dan Papaverin memiliki sisa
pemijaran berwarna kuning maka dia termasuk kation Bi atau Pb. Untuk zat Calamin
memiliki sisa pemijaran berwarna putih maka dia termasuk kation Na, K, Ca, Ba, Mg, Al atau
Zn. Sedangkan untuk zat Glukosa, Theophyilin, Coffein, Methampyron, Phenitoin, Sl,
Gelatin Dan Magnesium Oxyda memiliki sisa pemijaran berwarna coklat maka dia termasuk
kation Fe. Untuk yang zat Mentholum sisa pemijarannya berwarna bening dan didasar teori
tidak terdapat warna bening.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaant
erhadap produk. Metode yang dipakai untuk uji organoleptik dalam penelitian ini
adalah uji hedonik. Panelis diminta untuk memberikan kesan suka atau tidak suka
terhadap suatu karakteristik mutu yang disajikan.
2. Larutan adalah campuran yang homogen dari dua zat atau lebih zat, diman jumlah
pelarut lebih banyak daripada zat terlarut.
3. Air merupakan pelarut yang sagat efektif untuk menentukan kepolaran suatu
senyawa.
4. Pada uji pemijaran dapat ditemukan hasil pemijaran berupa bermacam-macam warna
dalam sisa pemijaran.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Rifnotes. 2013. https://rifnotes.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-organik-
uji-kelarutan.html Diakses tgl 6 Oktober 2019 Pukul 18.00
Resti. https://ujiorganoleptikresti.blogspot.com/ Diakses tgl 6 Oktober Pukul 18.30
Sehat, Naq. 2010. https://naqsehat.blogspot.com/2010/02/kimia-farmasi.html
Diakses tgl 6 Oktober 2019 Pukul 19.30
IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai