Anda di halaman 1dari 5

Title : Pengaruh Persepsi Peran Etika Dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat pemasukan pajak negara, sedangkan di sisi

a, sedangkan di sisi lain konsultan pajak juga harus


Machiavellian, Dan Preferensi Risiko Terhadap Pengambilan Keputusan Etis memenuhi keinginan klien untuk membayar pajak seminim mungkin pada
(Studi Pada Konsultan Pajak Di Kota Malang) saat yang bersamaan. Hal tersebut menimbulkan dilema etika bagi profesi
Author : Tirta Hadi Kusuma, Hamidah Nayati Utami, Ika Ruhana konsultan pajak. Perilaku (praktik) konsultan pajak banyak dipengaruhi
Journal : Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016 faktor-faktor dalam menjalankan profesinya sehingga perlu untuk diuji
A. Area Of Interest kebenarannya.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh Persepsi Faktornya bisa berasal dari dalam diri (individual) maupun faktor dari
Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat Machiavellian, dan Preferensi luar (situasional). Faktor-faktor perilaku konsultan pajak dalam pengambilan
Risiko secara bersama-sama maupun parsial terhadap Pengambilan keputusan etis seperti Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat
Keputusan Etis. Machiavellian, dan Preferensi Risiko termasuk dalam faktor-faktor perilaku
B. Phenomena konsultan pajak yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan etis
Pajak merupakan sektor yang mempunyai peran vital dalam digunakan untuk menentukan sebuah keputusan sesuai etika. Hasil dari
penerimaan negara. Prosentase penerimaan pajak dalam Anggaran proses tersebut adalah sebuah keputusan yang dapat berupa saran perpajakan
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya selalu meningkat. dan produk akhir perpajakan seperti Surat Pemberitahuan (SPT) serta
Beberapa pihak berperan dalam penerimaan pajak, antara lain: Wajib Pajak laporan keuangan yang berkaitan dengan perencanaan pajak (tax planning)
(WP), petugas pajak (fiskus), dan konsultan pajak. WP membutuhkan jasa C. Research Gap
konsultan pajak karena beberapa pertimbangan diantaranya untuk Kasus tindak pidana pernah melibatkan konsultan pajak pada
mengefisiensikan jumlah pembayaran pajak, mengurus administrasi beberapa tahun terakhir, seperti kasus penyuapan dan penggelapan uang
pembayaran pajak, hingga menyelesaikan sengketa perpajakan antara WP pajak oleh oknum konsultan pajak (Mono, 2012:110-120). Kejadian tersebut
dan fiskus sebagai kuasa WP. Tidak jarang kepentingan konsultan pajak menunjukkan bahwa konsultan pajak masih ada yang berlaku tidak sesuai
yang dipengaruhi klien (WP) berlawanan dengan kepentingan otoritas pajak etika dalam menjalankan profesinya. Image profesi konsultan pajak bahkan
(fiskus). Posisi konsultan pajak berada dalam dua kepentingan yang berbeda, diperburuk dengan orang-orang yang bukan berasal dari konsultan pajak
yaitu kepentingan negara dalam meningkatkan jumlah penerimaan negara resmi (terdaftar), tetapi berprofesi sebagai konsultan pajak atau biasa disebut
serta kepentingan klien dalam meminimalkan beban pajak. Kedua sebagai konsultan pajak liar. Jumlah konsultan pajak liar sampai saat ini
pernyataan tersebut memiliki arah yang berlawanan, di satu sisi seorang tidak dapat dipastikan, tetapi dari beberapa sumber menyebutkan bahwa
konsultan pajak harus patuh terhadap peraturan untuk meningkatkan
jumlah konsultan pajak liar lebih besar daripada jumlah konsultan pajak tingkat hasil rata-rata akan mengambil risiko yang lebih rendah
resmi. (konservatif).
2. Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Faktor-
D. Theoretical Foundation Faktor Perilaku Konsultan Pajak, yaitu ;
1. Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Faktor- a. Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan, yaitu ; Menurut Boucher yang dikutip oleh Arinawati (2012:11) pengertian
a. Nilai-Nilai etika bagi konsultan pajak adalah suatu aspek intrinsik yang
Nilai-nilai berpengaruh terhadap pembentukan etika dan moral melengkapi saran-saran perpajakan. Konsultan pajak berperan
individu. Dalam melakukan suatu tindakan yang melibatkan banyak dalam hal pembentukan moralitas perpajakan, karena terlibat dalam
kepentingan, seorang individu perlu mempertimbangkan aspek nilai proses pengambilan keputusan perusahaan dimana mereka menjadi
dan dampak sosial yang akan timbul. Hal tersebut memberikan konsultan.
pilihan yang lebih baik dari tindakan yang tidak didasari aspek nilai b. Sifat Machiavellian
etika dan moralitas. Menurut Christie dan Geis (1970) yang dikutip oleh Bass (1991:12)
b. Kepribadian “Machiavellianism refers to behavior which can be characterized as
Menurut Indriani yang dikutip oleh Ardana, Mujiati, dan Sriathi manipulative, persuasive, unethical and deceitfull". Bahwa individu
(2013:12) “kepribadian adalah keseluruhan elemen total dari yang cenderung bersifat machiavellian memiliki karakteristik yang
individu yang tampak dalam perbuatan, tingkah laku, manipulatif, persuasif, tidak etis, dan penuh dengan kebohongan.
kecenderungan-kecenderungan sikap, dan ciri-ciri kebiasaan dalam c. Preferensi Risiko
hubungannya dengan lingkungan sekitar”. Faktor kepribadian tidak Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1985) yang dikutip
bisa lepas dari tujuan pengambilan keputusan karena pengambil Adriana (2013:6) menyatakan bahwa kecenderungan mengambil
keputusan adalah manusia yang memiliki karakter, sifat, dan risiko adalah satu aspek yang sangat mempengaruhi pengambilan
perilaku dalam dirinya. keputusan. Setiap keputusan terdapat beberapa kemungkinan atau
c. Kecendrungan dalam mengambil risiko alternatif untuk dipilih.
Individu yang memiliki keinginan memperoleh hasil tinggi akan 3. Pengambilan Keputusan Etis
berani mengambil risiko tinggi (agresif), sedangkan individu dengan Menurut Salusu (2003:76) hal yang membedakan pengambilan
keputusan etis dengan jenis pengambilan keputusan yang lain yaitu
terletak pada apa yang disebut sebagai prinsip-prinsip etis. Pertama, konsultan pajak yang terdaftar di IKPI cabang Malang dengan menggunakan
pada alasan yang digunakan dalam menghasilkan suatu keputusan. teknik sampel jenuh. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Kedua, pada fakta bahwa pengambil keputusan menerima prinsip yang Sampel yang digunakan sejumlah 34 responden atau dengan tingkat
dipersoalkan itu sebagai bagian dari pandangan moralnya yaitu tentang pengembalian sebesar 87,2%. Adapun analisis yang digunakan dalam
baik dan buruknya. Pengambilan keputusan etis yaitu proses pemilihan penelitian ini adalah analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Linier
suatu cara dari beberapa alternatif dan keputusan yang dihasilkan tidak Berganda. Analisis deskriptif yang peneliti sajikan memaparkan jumlah rata-
melanggar norma hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara rata (mean) indikator dan variabel penelitian dengan menggunakan tabel
moral. distribusi frekuensi. Dan Analisis Linier Berganda disajikan untuk
E. Hyphotesis mengukur intensitas hubungan antara variabel atau lebih dan membuat
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: prediksi perkiraan nilai Y atas X. Selain itu dilakukan pengujian hipotesis
H1 : Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat dengan menggunakan Uji F dan Uji T untuk menguji pengaruh simultan dan
Machiavellian, dan parsial antara Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat
Preferensi Risiko secara simultan berpengaruh signifikan Machiavellian, dan Preferensi Risiko terhadap Pengambilan Keputusan Etis.
terhadap G. Findings
Pengambilan Keputusan Etis. Hasil dari penelitian ini adalah:
H2 : Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat 1. Berdasarkan hasil analisis linier berganda menunjukan Tanggung
Machiavellian, dan Jawab Sosial (X1) memiliki koefisien regresi bernilai positif (0,424),
Preferensi Risiko secara parsial berpengaruh signifikan artinya semakin tinggi Persepsi Konsultan Pajak tentang Peran Etika
terhadap Pengambilan dan Tanggung Jawab Sosial, maka Keputusan yang diambil semakin
Keputusan Etis. Etis dengan asumsi variabel Sifat Machiavellian dan Preferensi Risiko
F. Research Method bernilai tetap. Selain itu Variabel Sifat Machiavellian (X2) dan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori Variabel Preferensi Risiko (X3) memiliki koefisien regresi bernilai
(explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. “Penelitian negatif yang berarti artinya semakin besar nilai Sifat Machiavellian
eksplanatori adalah penelitian yang menyoroti hubungan kausal antara pada Konsultan Pajak, maka Keputusan yang diambil semakin tidak
variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan Etis dengan asumsi variabel Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab
sebelumnya” (Singarimbun dan Effendi, 2006:5). Penelitian dilakukan pada Sosial dan Preferensi Risiko bernilai tetap dan semakin tinggi tingkat
Preferensi Risiko yang dipilih Konsultan Pajak, maka Keputusan yang Preferensi Risiko, dan Pengambilan Keputusan Etis dengan menggunakan
diambil semakin tidak Etis dengan asumsi variabel Persepsi Peran Etika studi pada konsultan pajak yang terdaftar di IKPI cabang Malang adalah
dan Tanggung Jawab Sosial dan Sifat Machiavellian bernilai tetap. sebagai berikut:
2. Berdasarkan Hasil Pengujian koefisien determinasi menunjukkan 1) Mayoritas responden menyatakan setuju dengan Persepsi Peran Etika dan
bahwa Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat Tanggung Jawab Sosial, mayoritas responden menyatakan tidak setuju
Machiavellian, dan Preferensi Risiko secara bersama-sama memberikan dengan Sifat Machiavellian, mayoritas responden menyatakan tidak
pengaruh sebanyak 56,5% terhadap Pengambilan Keputusan Etis dan setuju dengan Preferensi Risiko, dan mayoritas responden menyatakan
sejumlah 43,5% merupakan variabel independen lain yang tidak setuju dengan Pengambilan Keputusan Etis.
dibahas dalam model persamaan pada penelitian ini. 2) Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat Machiavellian,
3. Berdasarkan Uji F dan Uji T menghasilkan Persepsi Peran Etika dan dan Preferensi Risiko secara bersama-sama berpengaruh signifikan
Tanggung Jawab Sosial secara parsial berpengaruh positif dan terhadap Pengambilan Keputusan Etis.
signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Etis hal ini berarti Peranan 3) Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial berpengaruh positif dan
Etika dan Tanggung Jawab Sosial dalam persepsi konsultan pajak dapat signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Etis, Sifat Machiavellian
menuntun dalam memilih tindakan yang sesuai jika dihadapkan pada berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pengambilan
dilema etika. Keputusan yang diambil oleh konsultan pajak dengan Keputusan Etis serta Preferensi Risiko berpengaruh negatif dan tidak
dasar etika dapat dipertanggung-jawabkan baik secara moral dan signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Etis.
hukum. Sedangkan Sifat Machiavellian dan Preferensi Risiko secara I. Strengths and Weakness
parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pengambilan Adapun Kelebihan penelitian ini, yaitu
Keputusan Etis. Hal ini berarti setiap kenaikan tingkat Sifat 1) Abstrak dalam penelitian ini sudah mencakup komponen latar belakang,
Machiavellian maka akan meningkatkan kecenderungan individu tujuan, jumlah populasi, metodologi penelitian, hasil penelitian,
melakukan pengambilan keputusan yang tidak etis dan Pengambilan kesimpulan dan kata kunci.
risiko yang terlalu tinggi tentu akan menimbulkan tindakan yang tidak 2) Memaparkan secara jelas, terstruktur dan lengkap latar belakang dari
etis yang dapat merusak reputasi dan karir Konsultan Pajak tersebut. permasalahan kenapa penelitian ini dilakukan.
H. Conclusions 3) Penjelasan yang disampaikan dalam landasan teori memaparkan cukup
Kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan atas variabel jelas.
Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat Machiavellian, dan Adapun Kekurangan penelitian ini, yaitu
1) Mayoritas responden yang menjadi sampel penelitian memiliki posisi pada veriabel tersebut sehingga ada kecenderungan faktor-faktor positif
jabatan sebagai pimpinan/pemilik KKP sebanyak 21 orang atau 61,7% yang akan lebih berpengaruh pada model persamaan dalam penelitian.
dari keseluruhan jumlah sampel sehingga variable yang diteliti kurang Berbeda jika variabel pengambilan keputusan tanpa ada tambahan kata
mendapatkan hasil yang maksimal. etis, variabel tersebut akan bernilai netral, tergantung pada persepsi dari
J. Recommendations responden penelitian apakah keputusan tersebut dipandang sebagai
Adapun rekomendasi yang bisa diberikan untuk penelitian selanjutnya keputusan yang positif atau negatif, sehingga diperoleh hasil penelitian
adalah: yang lebih bervariatif. Pengambilan keputusan memiliki posisi sebagai
1. Sampel penelitian bisa lebih diperluas lagi, seperti pada lingkup daerah variabel dependen sehingga dapat menentukan arah dari variabel-
atau provinsi dan lingkup nasional dengan memanfaatkan dukungan variabel independen.
teknologi seperti penggunaan kuesioner elektronik, sehingga diperoleh
hasil validitas yang lebih tinggi dan dapat digeneralisasi pada populasi
yang lebih luas.
2. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan pada konsultan pajak yang
menjadi anggota asosiasi konsultan pajak lain, karena berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak, dimungkinkan
terbentuknya lebih dari satu asosiasi konsultan pajak selain IKPI.
3. Peneliti yang tertarik untuk melakukan kajian di bidang yang sama
dapat melakukan penelitian dengan cara menambahkan variabel
independen berbeda yang tidak disinggung pada model persamaan
disini misalnya: pertimbangan etis dan locus of control. Hal ini dapat
dilakukan karena nilai koefisien determinasi dalam penelitian masih
dapat ditingkatkan dengan adanya penambahan variabel independen
(variabel bebas).
4. Penelitian selanjutnya bisa menghilangkan kata etis pada variabel
pengambilan keputusan etis, karena kata etis memberikan nilai positif

Anda mungkin juga menyukai