DISUSUN OLEH:
IRFAN SANJAYA
MICHAEL VALENTINO
JURUSAN STIKOM
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Sanghyang Adi Buddha yang telah memberikan
penulis kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Humanisasi
dalam Kajian Agama Buddha. Makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas Pendidikan
Agama Buddha.
Makalah yang ditulis oleh penulis ini adalah sebuah makalah yang membahas tentang
Humanisasi dalam Kajian Agama Buddha.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon
maaf atas kesalahannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................................1
3.1.................................................................................................................... Simpulan
..................................................................................................................................4
3.2.......................................................................................................................... Saran
..................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
2.3. Nilai-Nilai Humanisasi
Semua manusia sama, bagian dari dunia ini. Tidak ada alasan untuk membuat
diskriminasi atau memperlakukan secara tidak adil segolongan manusia tertentu,
kaya atau miskin, atasan atau bawahan, laki-laki atau perempuan, sama saja adalah
manusia yang harus dihargai. Agama Buddha sebagai agama humanis yang secara
tekstual maupun empiris sebagai realitas sosiocultural tidak bersifat eksklusif karena
sangat mengutamakan aspek kemanusiaan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan.
Buddha pun tidak pernah menolak umat awam dari berbagai kasta dan latar belakang
menjadi umat yang berlindung pada Tiratana.
Sebelum kelahiran beliau sebagai Bodhisattva Siddharta, beliau
menyempurnakan kebijaksanaan (Parami) yang merupakan nilai kemanusiaan ketika
menjadi Bodhisattva. Parami dalam tradisi Theravada berjumlah 10 (Dasa parami)
terdiri dari dana, bermoral, melepaskan keduniawian, kebijaksanaa, semangat atau
usaha, kesabaran, kejujuran, tekad, cinta kasih, dan batin seimbang. Dalam tradisi
Mahayana, terdapat 6 Parami yaitu: beramal, bermoral, kesabaran, semangat,
meditasi, dan kebijaksanaan.
Nilai-nilai humanisasi yang diajarkan oleh Buddha diantaranya terdapat dalam
Digha NIkaya 13: Tevijja Sutta tentang 3 pengetahuan yang didalamnya membahas
cara menyatu dengan Brahma adalah dengan mengembangkan Brahma Vihara yaitu:
cinta kasih, belas kasih, simpati, batin seimbang. Ajaran-ajaran Buddha lainnya
tentang nilai-nilai sosial dan kemanusiaan adalah khotbah tentang kurban untuk
kesejahteraan masyarakat yang terdapat dalam Digha Nikaya 5: Kutadanta Sutta; I
134-136; khotbah tentang kewajiban timbal balik terhadap 6 arah dalam Digha
Nikaya 31: Sigalovada Sutta; dan 5 disiplin moral (Pancasila) dalam Anguttara
Nikaya 8: 39 IV 245-247.
2.4. Upaya Pengembangan Humanisasi
Pembentukan dan pengembangan nilai-nilai humanis dapat dilakukan secara
sadar diri dengan dipengaruhi oleh proses pembelajaran atau pengalaman-pengalaman
individu yang bersumber dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial.
Karena itu pembentukan tata nilai dalam masyarakat, dilakukan melalui: keluarga,
budaya, pendidikan, lingkungan, dan ideologi yang menghasilkan reaksi dan refleksi.
3
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Humanisasi sangat diperlukan untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan
bermoral. Dengan demikian, dimungkinkan terbentuknya kehidupan sosial yang
ideal, yang diwarnai semangat mengembangkan potensi diri dan memanfaatkannya
dengan tepat untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin serta keselamatan dunia
akhirat.
3.2. Saran
Penulis berharap kembangkanlah dan terapkanlah humanisasi pendidikan yang
penerapannya mengarah pada pembentukan moralitas siswa yang luhur, cerdas
kognitif dan juga cerdas afektif dan sosial.
4
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Buddhisme_Humanistik
https://lektur.id/arti-humanisasi/
http://www.tzuchi.or.id/read-berita/jing-si-talk-budaya-humanis-buddhis/2177