Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN NOTULA

Pada saat rapat, tentunya harus ada orang yang bertugas untuk mencatat jalannya rapat.
Untuk mencatat jalannya rapat diperlukan suatu ketrampilan. Nah, ketrampilan apakah
yang harus dimiliki oleh petugas tersebut? Apakah istilah untuk orang yang bertugas
mencatat jalannya rapat? Ayo kita pelajari lebih mendalam!

PENGERTIAN NOTULA
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dijelaskan bahwa
notula adalah catatan singkat mengenai jalannya persidagan (rapat) serta hal yang dibicarakan
dan diputuskan. Orang yang melakukan pekerjaan notula disebut juga sebagai notulis. Apakah
notulis dengan sekretaris sama? Dalam situasi tertentu sekretaris dapat pula menjadi seorang
notulis, namun seorang notulis tidaklah otomatis menjadi seorang sekretaris.
Notulen merupakan sumber informasi atau sebagai dokumen otentik, karena notulen harus ditulis
dengan teliti, tepat dan jelas. Penyusunan notulen memerlukan kemampuan menulis secara jalas
dan singkat. Penulisan notulen harus didahului dengan judul yang menyatakan dengan jelas
badan yang mengadakan rapat, serta dimana rapat tersebut diselenggarakan. Setelah itu
menyusun daftar nama peserta rapat beserta jabatannya dan yang terakhir adalah peserta rapat
yang berhalangan hadir juga harus ditulis. 
Kemudian notuis mencatat apa yang terjadi dalam rapat. Yang pertama dicatat ialah
pengesahan notulen rapat sebelumnya bila rapat yang diadakan waktu itu adalah lanjutan dari
rapat terdahulu. Selanjutnya yang perlu dicatat adalah pembahasan-pembahasan serta keputusa-
keputusan yang dambil mengenai hal-hal yang tercantum didalam agenda rapat. Dan yang
terakhir adalah mencatat pukul berapa rapat tersebut ditutup.

MACAM-MACAM NOTULA
  
Telah dikemkakan bahwa notula adalah catatan singkat mengenai jalannya persidanga
(rapat) serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. Notula ini dapat disusun sebelum rapat, pada
saat rapat berlangsung atau sesudah rapat. Notula terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1.      Notula Harfiah
Yang dimaksud dengan notula harfiah adalah laporan atau pencatatan secara kata demi
kata seluruh pembicaraan dalam rapat, tanpa menghilangkan atau menambahka kata lain (kata
dari notulis). Notula harfiah biasanya berbentuk dikte atau catatan stenografi, menulis kembali
hasil rekaman, dan gabungan dari keduanya.

2.      Notula Rangkuman
Notula rangkuman adalah laporan ringkas tentang pembicaraan dalam rapat. Oleh karena
itu, notulis harus terampil menilai isi pembicaraan setiap peserta rapat. Notulis harus dapat
memilah dan memilih setiap pembicaraan. Hal-hal yang ditulis oleh seorang notulis adalah yang
sesuai dengan tema rapat da tujuan rapat. Apabila pembicaraannya tidak seseuai dengantema dan
tujuan rapat, maka notulis tidak perlu menulis di dalam notula rapat.
Notulis juga harus dapat meringkas setiap pembicaraan dan menuliskannya dalam kalimat
yang komunikatif dan efektif. Dalam kata lain notula harus ditulis dengan kalimat yang jelas,
singkat, dan tepat serta dapat dipahami oleh orang lain. Untuk itu, seorang notulis harus terampil
mendengarkan setiap pembicaraan, meringkas, mencatat sambil mendengarkan pembicaraan
berikutnya.

FUNGSI NOTULA
  
1.      Sebagai Alat Bukti
Apabila ada kasus, maka notula dapat digunakan sebagai bahan pembuktian di
pengadilan. Sebagai contoh: pendaftaran suatu organisasi, bila ada perubahan bentuk atau
penutupan suatu organisasi, membuktikan adanya pelaksanaan tugas tau tidak dilaksanakan tugas
tersebut.

2.      Sebagai Sumber Informasi Untuk peserta Rapat Yang Tidak Hadir


Meskipun peserta berhalangan hadir, sebaiknya peserta tersebut tetap mengetahui materi
rapat yang dibahas dan mengetahui hasil rapat.

3.      Sebagai Pedoman Untuk Rapat Berikutnya


Rapat terdahulu yang memerlukan tindak lanjut, direlisasikan dalam rapat berikutnya
sehingga notula dapat dijadikan pedoman.

4.      Sebagai Alat Pengingat Untuk Peserta Rapat


Biasanya setelah pembukaan rapat, dibacakan notula hasil rapat sebelumnya sehingga
dapat mengingatkan para peserta rapat.

5.      Sebagai Dokumen
Notula sebagai dokumen sehingga harus disusun dengan rapi menurut kronologis dan
dijilid secara rapi lalu dismpan engan baik sesuai dengan sistem pengarsipan.

6.      Sebagai Alat Untuk Rapat Semu


Yang dimaksud dengan rapat semu adalah rapat yang tidak pernah dilaksanakan atau rapat fiktif.
Pada saat menyususn notula biasanya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli hukum. 

Untuk menjadi notulis yang handal, diperlukan beberapa keahlian yang harus dimiliki
seorang notulis. Seorang notulis harus terampil atau mampu:
1.             Mendengarkan da menulis
2.             Memilah dan memilih hal yang penting dan yang tidak penting
3.             Konsentrasi yang tinggi
4.             Menulis cepat
5.             Bersikap obyektif dan jujur
6.             Menguasai bahsa teknis baku dan menguasai materi pembahasan
7.             Mengetahui dan memenuhi kebutuhan pembaca notula
8.             Menguasai metode pencatatan secara sistematis
9.             Menguasai metode pengolahan data
10.         Menguasai berbagi hal yang berhubungan dengan rapat.
11.         Menyimpulkan hasil rapat
Seorang notulis memiliki beberapa fasilitas penunjang untuk membantu dalam
menyelesaikan tugasnya. Beberapa fasilitas dan keistimewaan yang harus diperoleh seorang
notulis adalah sebagai berikut:
1.             Notulis diberi informasi mengenai perihal latar belakang rapat, tujuan rapat, pokok masalah
rapat, dan jenis rapat sebelum rapat dilaksanakan. Notulis harus mengetahui susunan acara
beserta pokok masalah atau materi yang akan dirapatkan agar dapat dipelajari sehingga
memudahkan dalam menyusun notula.
2.             Notulis diberi dokumen atau makalah yang dibagikan kepada para peserta rapat yang lain pada
saat pelaksanaan rapat.
3.             Notulis diperbolehkan untuk meminta agar peserta rapat menjelaskan atau menyempurnakan
kesimpulan yang dikemukakan notulis.
4.             Notulis mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan pada saat rapat berlangsung.
5.             Setiap sesi berakhir, notulis mempunyai hak untuk memperoleh rangkuman dan kesimpulan
rapat.
           
Agar dapat menyempurnakan notulanya, notulis berhak berbicara pada setiap sesi. 
7.             Notulis duduk disebelah pemimpin rapat, agar mudah berkomunikasi dan memperoleh informasi
secara maksimal.
8.             Apabila rapat berlangsung terlalu lama, maka perlu disiapkan beberapa orang untuk menulis
notulis.
9.             Ketika menyusun notula, seorang notulis tidak boleh mengerjakan hal lain karena menyusun
notula memerlukan konsentrasi yang penuh.
10.         Jika rapat membutuhkan waktu pengkajian yang lebih lama dan berlagsung alot dan rumit, maka
notulis berhak memperoleh keleluasaan waktu untuk meyusun notula akhir.

GARIS BESAR NOTULA


  
1.        ISI NOTULA
Notula yang baik bukan notula yang panjang lebar, tetapi isinya kurang lengkap dan
pembicaraan yang bertele-tele. Notula yang baik adalah yang ringkas tetapi lengkap serta jelas.
Notula yang lengkap berisi hal-hal seperti dibawah ini, walaupun ada organisasi yang
menyimpang dari urutan-urutan berikut :
a.         Nama badan atau lembaga yang menyelenggarakan rapat.
b.        Sifat rapat (rutin, biasa, luar biasa, tahunan, rahasia dan lain-lain).
c.         Hari dan tanggal diselenggarakannya rapat.
d.        Tempat rapat.
e.         Waktu mulai dan berakhirnya (kalau tidak pasti, ditulis sampai dengan selesai).
f.         Nama dan jabatan pimpinan rapat.
g.        Daftar hadir peserta.
h.        Koreksi dan perbaikan rapat yang terdahulu.
i.          Catatan semua persoalan yang belum ada keputusannya.
j.          Usul-usul atau perbaikan-perbaikan.
k.        Tanggal atau bulan kapan akan diadakan rapat berikutnya.
l.          Penundaan rapat dan tanggal penundaan (bila ada).
m.      Tanda tangan notulis dan ketua rapat.
  
Notula harus obyektif tanpa ada hal-hal yang dikarang sendiri oleh notulis, sehingga
menyimpang dari isi pembicaraan yang asli. Notula yang baik juga harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a.         Lengkap berisi tentang semua informasi walaupun dalam penulisannya ringkas (tidak bertele-
tele).
b.        Bahasa notula mudah dipahami pembaca.
c.         Setiap pembicaraan ditulis secar terperinci dan satu sama lain saling terkait.
d.        Dapat membantup impinan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan.
e.         Dapat dijadikan sebagai alat bukti apabila terjadi suatu permasalahan.
f.         Dapat membantu untuk mengingatkan kembali setiap orang yang terkait bila memerlukan lagi
notula tersebut.

2.        SUSUNAN NOTULA
Susunan notula secara garis besarnya hampir sama, walaupun tidak persis. Karena
masih ada perbedaan sedikit-sedikit, maka dibawah ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
pada saat menyusun notula.
1.        Nomor rapat dan jenis rapat perlu disebutkan, apalagi jika pembicaraan itu dilaksanakan secara
berkala.
2.        Jam berapa dibuka, harus disebutkan secara jelas dan jam berapa rapat tersebut ditutup. Tetapi
jika rapat tersebut belum selesai maka ditulis mulai pukul ..... sampai selesai ......
3.       
Daftar hadir semua ditandatangani oleh peserta dan harus dilampirkan pada notula. 
4.        Meskipun notula ditulis secara ringkas, tetapi setiap pembicaraan harus disebutkan namanya.
Misalnya Saudara Majid mengemukakan bahwa ............, maka ketua menyetujui usulan tersebut
dan .........
5.        Tetapi nama pendukung, terutama yang tidak disetujui, jangan ditulis. Lebih baik ditulis
jumlanya, misalnya yang setuju ......... orang dan yang tidak setuju ......... orang. Orang yang
setuju dan tidak setuju cukup dengan mengancungkan tangan saja, tidak perlu berbicara.
6.        Setelah rapat selesai, notulis mengoreksi lagi notula dan menyalin kembali salinannya, diketik
dengan rapi, dan ditandatangani oleh notulis serta Ketua rapat tersebut.
7.        Bila perlu, digandakan untuk dibagikan pada peserta rapat yang tidak hadir pada saat rapat
berlangsung.
  CONTOH  NOTULA
Notulen
Rapat Pemilihan Calon Ketua Departemen
Bahasa dan Sastra Indonesia FKSS IKIP Malang 2009

I. Hari              :            Selasa


                         

Tanggal         :            28 Juli 2009


Jam               :            10.00 – 12.30
Bertempat     :            di ruang P-8

       II.               Ketua            :            Ketua Departemen


Sekretaris      :            Sekretaris Departemen
Hadir
Tidak hadir
                      (Di lihat dalam daftar hadir)

III.              
   

     Pembukaan
     Penjelasan tentang tata cara pemilihan calon Ketua Departemen
     Pemilihan calon Ketua Departemen

     Tanya, jawab , dan lain-lain

     Penutup
Acara                        : 

IV.              
   

     Jam 10.00 rapat dibuka oleh sekretaris departemen.


     Sekretaris membacakan para dosen yang hadir dan tidak hadir
     Sekretaris membaca jadwal pemilihan Pembantu Dekan, Ketua, dan Sekretaris Departemen.
Risalah Pembicaraan : 
Acara ke-1    :
     Jam 10.00 rapat dibuka oleh sekretaris departemen.
     Sekretaris membacakan para dosen yang hadir dan tidak

hadir
     Sekretaris membaca jadwal pemilihan Pembantu Dekan,

Ketua, dan Sekretaris Departemen

   acara ke -2
     Syarat-syarat calon pejabat Departemen

     Pemilihan

     Prosedur pencalonan

     Prosedur pertimbangan

     Prosedur penetapan
  

  Acara ke-3      :                Pemilihan Calon Ketua Departemen


1.      Berdasarkan SK Rektor IKIP Malang NO. Sp 222/R/1/2009, pasal 2, ada 6 orang dosen yang
dapat dicalonkan, yaitu:
a.       Prof. Drs. S. Wojowasito
b.      Drs. R. Umar Wirasno
c.       Drs. Imam Hanafi
d.      Dra. Anis Aminoedin
e.       Drs. Abd. Rachman HA
f.       Dres. I.L. Marsoedi Oetama

2.      a. Prof. Drs. S. Wojowasito dan Dra, Anis Aminoedin tidak bersedia dicalonkan.
b. Drs. R. Umar Wirassno dan Drs. Imam Hanafi bertugas sebagai penat di P3G Jakarta,
sehingga tidak mungkin dicalonkan.
c. Drs. I.L. Marsoedi Oetama sudah dicalonkan sebagai Pembantu Dekan I.
d. Calon satu-satunya adalah Drs. Abd. Rachman HA

        
  
            Acara ke-4      :                Tanya jawab dan lain-lain
1.      Drs. Imam Syafi’i menanyakan prosedur pertimbangan dan penetapan Ketua Departemen
2.      Pejabat lama tetap menjalankan tugasnya sampai dikeluarkannya SK pengangkatan pejabat yang
baru.

            Acara ke-5      :                Penutup


Tepat pada pukul 12.30 rapat ditutup oleh Ketua dengan ucapan terimakasih.
            Mengetahui dan Menegaskan                                                 Malang, 28 Juli 2009
                               Ketua                                                                               Sekretaris

            Drs. Sujanto                                                                            Drs. Soedjito


            NIP. 130112406                                                                      NIP. 130078312 

Anda mungkin juga menyukai