Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan kita terutama jalur pendidikan formal yakni sekolah sampai sampai saat ini
belum berhasil membuktikan kualitas (mutu) yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional di berbagai jenjang termasuk di dalamnya jenjang pendidikan dasar.
Menurut teori bahwa keberhasilan harus didukung dan ditunjang oleh tiga komponen yakni
sekolah termasuk didalamnya pemerintah, orang tua dan lingkungan masyarakat. Dari teori
tersebut timbul pertanyaan apakah ketiga unsur tersebut berjalan normal? Sejauh mana
perhatian ketiga komponen tersebui terhadap dunia pendidikan? kiranya tidak bijak apabila
rendahnya dunia pendidikan ini mengkambinghitamkan salah satu komponen, intropeksi diri
tentang sejauh mana perhatian yang diberikan terhadap kemajuan dunia pendidikan.
Peran kepala sekolah sangat berpengaruh dalam peningkatan dan kemajuan pendidikan.
Dalam kesempatan ini penulis mencoba membahas esensi peranan kepala sekolah dalam
meningkatkan kemajuan pendidikan di sekolah dasar.
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah walaupun kepemimpinan itu sifatnya
situasional, artinya suatu tipe kepemimpinan dapat efektif untuk situasi tertentu dan kurang
efektif untuk situasi yang lain.
Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, siswa, orang tua siswa dan
pihak lain yang terkait untuk bekerja / berperan serta guna mecapai tujuan yang ditetapkan.
Jabatan kepala sekolah pada hakekatnya merupakan amanat dari sang Pencipta (Alloh SWT),
dan lahirnya amanat dari bangsa dan negara yang secara yuridis formal diangkat berdasarkan
surat keputusan (SK) dari pemerintah. Oleh karena itu suatu saat amanat itu akan diminta
pertanggungjawabannya baik oleh oleh Alloh SWT, maupun oleh bangsa dan negara.
Keinginan menjadi kepala sekolah merupakan hal yang positif dan hak bagi setiap guru,
sebab tidak mustahil dengan keinginan tersebut akan memotivsi diri untuk melaksanakan
tugas dan kewajiiban dengan sebaik baiknya.
Sesungguhnya menduduki jabatan kepala sekolah itu kalau kita kaji secara jujur merupakan
beban dan perjuangan yang tidak mudah karena dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, oleh karena itu sangat proposional apabila momentum promosi jabatan kepala
sekolah tetap berakar pada kerangka peningkatan kualitas pendidikan.
Secara sederhana kepala sekolah adalah orang yang diangkat oleh pihak yang berwenang
untuk mengelola suatu sekolah. Karena praktek pengangkatan seperti ini, mungkin kepala
sekolah belum cukup untuk mengembang tugas yang rumit ini. Mungkin setelah diangkat,
kepala sekolah akan bekerja sambil belajar. Akan dirasakan betapa sulitnya melaksanakan
tugas, karena banyak yang harus dipelajari dalam kaitannya dengan sikap, pengetahuan dan
keteramplian yang diperlukan untuk mengelola sekolah secara efektif ditambah masih
kurangnya kemampuan manajerial.
Sebagai bahan renungan, penulis mencoba membuat kriteria kepala sekolah atau seorang
calon kepala sekolah yang diperlukan sebagai pribadinya yang mencalonkan kepala sekolah
dasar diantaranya :

1. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja bagi calon kepala sekolah wajar dijadikan sebagai kriteria sebab dengan
pengalaman kerja dimiliki setidaknya ia mampu belajar untuk memperbaiki kekurangan yang
pernah didalamnya, itupun dengan syarat punya kemauan, sebab pengalaman adalah guru
yang paling utama yang sesuai dengan peraturan mentri pendidikan No 13 tahun 2007
tentang standar kepala sekolah dasar bahwa kualifikasi umum kepala sekolah / madrasah
memilki pengalaman sekurang¬kurangnya 5 (lima) tahun.

2. Dedikasi (pengabdian)
Pengabdian merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bagi seorang kepala sekolah,
sebab pada dasamya bahwa jabatan kepala sekolah bukan anugrah tapi amanah yang harus
dipikul dengan penuh dedikasi, sehingga tidak ada kesan terutama ditingkat SD, bahwa
dengan menduduki jabatan kepala sekolah menjadi lepas mengajar. Wajar bahwa dalam
jabatan kepala sekolah lebih berat dari guru karena itulah pekerjaan yang harus dijalani oleh
kepala sekolah.

3. Kejujuran
Kejujuran adalah suatu tindakan dimana antara perkataan dan perbuatannya sama, maka
faktor kejujuran merupakan cerminan dari sosok pribadi yang baik yang berpijak pada nilai
nilai agama. Dengan kejujuran akan memancarkan sikap keterbukaan, dimana isu sentral
yang sering terdengar dilingkungan sekolah adalah mengenal keuangan yang sering
menimbulkan konflik internal. Dengan demikian kejujuran terutama yang berkenaan dengan
pinansial perlu dipraktekkan secara transparan dalam yang pelaksanaannya dimotori oleh
kepala sekolah sebagai pemimpin, sebab kalau tidak maka situasi seperti ini akan
menimbulkan konflik Internal yang pada akhirnya akan menciptakan (tidak harmonis)
hubungan dilingkungan kerja sehingga akan melemahkan kekompakan dan kebersamaan
dalam mencapai tujuan.
4. Prestasi
Kepala sekolah harus berprestasi terutama bekaitan dengan profesionalisme, dalam hal ini
dapat diukur dari segi yaitu : (a) keberhasilan mengajar. (b) kualifikasi pendidikan minimal
memiliki kualifikasi akademik sadana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau
non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi hal ini sesuai dengan peraturan
mentri pendidikan No.13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah.

1.2 Rumusan Masalah


Seluk beluk masalah kepemimpinan pada hakikatnya sudah ada sejak manusia hidup
berkelompok, setiap organisasi yang bergerak dibidang apa saja membutuhkan seorang
pemimpin, sehingga dengan kepemimpinannya diharapkan dapat menghantarkan atau
membawa organisasi tersebut kearah keberhasilan pencapaian tujuannya.
Suatu ungkapan mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan
pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan suatu ungkapan yang menggambarkan
betapa pentingnya kedudukan sang pemimpin dalam suatu organisasi. Bahkan ada pula yang
melukiskan bahwa pemimpin ibarat seorang pengembala maka setiap pengembala akan
diminta pertanggungjawaban atas perilaku pengembalaannya.
Seorang pakar dalam manajemen, George. R. Terry merumuskan bahwa “Kepemimpinan
merupakan suatu aktifitas dalam mempengaruhi sejumlah orang untuk diarahkan dalam
mencapai suatu tujuan organisasi atau dalam pengertian lain dapat dirumuskan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan keterampilan menggerakan orang lain didalam mencapai
tujuan” Dalam hal ini seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan, melahirkan, dan
mengembangkan usaha dengan iklim yang kooperatif dalam kehidupan keorganisasian serta
mampu melaksanakan pengendalian, pegawasan serta penilaian.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat memadukan rasa kebersamaan
bawahannya, sehingga mereka dapat bekerja dengan baik tanpa paksaan serta memahami
tanggungjawabnya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai bekal keahlian dan
pengalaman dalam memimpin, sehingga tidak mendapat kesulitan dalam mengendalikan
bawahannya.
Disamping dapat membaca keinginan dan kehendak dari bawahannya serta mengerti apa
yang harus diberikan kepada bawahannya, juga dapat mengerti akan tujuan pimpinannya.
Karena untuk memegang jabatan pimpinan tidak semudah yang diduga. Pemimpin dituntut
untuk dapat membangkitkan perasaan dan keinginan bawahan agar dapat bekerja tanpa beban
paksaan, dan tidak ditanggapi perasaan takut dalam bekerja.
Dalam aktiftasnya pimpinan dan staf dihadapkan dalam ragam persoalan. Keputusan yang
bijaksana adalah ketepatan dalam memutuskan suatu persoalan. Pengambilan keputusan
hendaknya tidak disertai perasaan emosional, karena akan berpengaruh dalam keputusan
yang akan diambil. Di sini daya intelegensia yang tinggi dari pimpinan sangat dibutuhkan
pada saat-saat darurat untuk pengambilan keputusan yang tepat dan akurat.
Kepekaan perasaan besar pengaruhnya dalam mewujudkan kebersamaan, hindari
tersinggungnya bawahan. Kalau masalah ini terabaikan oleh pimpinan, maka akan mendapat
kesulitan untuk menetralisirnya serta dapat membawa dampak negatif terhadap masa depan
pimpinan, disamping itu berakibat juga tertekanya perasaan batin bawahan, yang akhirnya
bawahan bekerja dengan perasaan terpaksa.
Secara prinsipil ada masalah masalah pokok yang dibutuhkan bawahan, misalnya perhatian
dan perlakuan yang baik dari pimpinan, bila kebutuhan pokok ini kurang diperhatikan, maka
mereka lambat laun akan meninggalkan sang pimpinan dan mencari pimpinan baru yang
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya secara lambat laun juga akan berakibat juga patal bagi
organisasi yang dipimpinnya.
Kepala sekolah di Indonesia melaksanakan tugasnya dalam lingkungan ekonomi, sosial,
budaya, politik dan geografi yang berbeda beda lingkungan tempat tugas mengandung
tuntutan dan tantangan yang unik, juga peluang sekaligus kendala. Namun bila dikaji lebih
jauh, maka pekerjaan kepala sekolah sebenarnya lebih memberikan, motivasi dalam untuk
berkinerja lebih baik ketimbang menyurutkan langkah.
Bila kita plikirkan secara mendalam setiap masalah pada hakekatnya kompleks, begitu
kompleksnya sehingga tidak mungkin kita kemukakan seluruhnya. Oleh karena itu masalah
perlu dibatasi agar lebih jelas dan mudah. Dalam makalah yang penulis beri judul Peranan
Kepala Sekolah Dalam Memajukan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar, membatasi
masalah pada:;’
1. Bagaimana fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin disatuan pendidikan Sekolah Dasar ?
2. Bagaimana peranan kepala sekolah sebagai Manajer (Pengelola) disatuan pendidikan
Sekolah Dasar ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan tentang kepala sekolah sebagai pemimpin
2. Menambah pengetahuan mengenai kepala sekolah sebagai manajer sekolah
3. Meningkatkan kemampuan analisis dan kreatifitas untuk memecahkan suatu masalah


BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Kepala Sekolah Sebagai Manajer di Sekolah

Antara kepemimpinannya dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan akan


menjiwai manaher dalam melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah sering dirumuskan
sebagai EMASLIM, artinya educator (pendidikan), manager, administrator, supervisor, leader
(pemimpin), inovator (pencipta), dan motivator (pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh
tugas itulah kepemimpinan akan ditetapkan. Dengan kata lain, kepeminpinan harus terpadu
dalam pelaksanaan ketujuh tugas tersebut.
Sejalan dengan implementasi konsep MBS, maka semakin penting peran kepala sekolah
sebagai manajer (pengelola) Pendidikan disatuan sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
sekolah. Sebagai seorang manajer aktifitasnya harus melakukan manajemen (mengelola)
sekolah yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam pengelolaan sekolah hendaknya melalui berbagai kegiatan (aktivitas), sebagaimana
dikemukakan oleh A.Tabrani Rusyan “Pada umumnya kegiatan manajer atau aktivitas
manajemen itu adalah : Planing, Organizing, staffing, Directing dan controlling”. (1997 : 20).
Sedangkan Dadi Permadi Berpendapat "Prinsip Prinsip manajemen yang lama dirumuskan
dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Dalam manajemen yang
modern sudah berubah dimana sebelum membuat perencanaan sebaiknya didahului dengan
mengkaji informasi informasi yang relevan. Dan kedua pendapat di atas pada prinsipnya
mempunyai kesamaan pendapat bahwa dalam rangka pengelolaan sekolah tidak lepas dari
perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, yang pada manajemen modern sebelum
memulai langkah tersebut perlu mengkaji sumber informasi terutama relevansinya dengan
perubahan perubahan (inovasi).
Oleh karena itu, peran kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas dan kewjiban
sebagai berikut
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, sekolah dan pemerintah tentang
mutu sekolah;
4. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu yang
diharapkan.

2.1.1 Tuntutan Terhadap Manajer Sekolah


Kepala sekolah adalah penghubung terpenting dalam jaringan itu untuk memastikan
efektivitas sekolah., kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi
menduduki jabatan itu.
Dalam kenyataannya, banyak diantaranya yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru,
menjadi tumpul setelah menjadi kepala sekolah. Karenanya, orang-orang seperti ini telah
mencapai puncak inkompetensinya dan akan tetap disitu sampai pensiun.
Para kepala sekolah perlu memperoleh persiapan dan pelatihan, untuk mengelola sekolahnya
secara efektif dan ini mcrupakan kebutuhan yang mendesak di negara sedang berkembang
seperti di Indonesia ini.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu kepala sekolah merefleksikan realitas situasi di
Indonesia, yang peranannya kepala sekolah semakin rumit, cara ini dirancang untuk lebih
menyadarkan kepala sekolah tentang perlunya upaya terus menerus untuk mengembangkan
diri agar dapat menjadi kepala sekolah yang efektif. Hal ini perlu ditularkan pada staf
sekolah, agar pengembangan diri ini mengelembaga di sekolah yang bersangkutan.

2.1.2 Fungsi Kepala Sekolah


1. Sebagai administrator, mengelola adiministrasi sekolah, dalam hal menyusun program
tahunan (RAPBS), serta hal hal yang berkaitan dengan sekolah.
2. Sebagai komunikator. Kepala sekolah memberikan pengarahan pembinaan para guru.
3. Sebagai motivator. Kepala sekolah hendaknya dapat membangkitkan dan memelihara
kegairahan kerja pada guru, dengan memberikan gagasan gagasan yang baik bagi
penyampaian KBM.
4. Sebagai inovator. Kepala sekolah hendaknya memiliki prakarsa atau gagasan perbaikan
dalam pembaharuan pendidikan dan mendorong guru untuk melakukan hal yang berkaitan
dengan pelajaran.
5. Sebagai fasilitator. Kepala sekolah harus mampu mengusahakan pengadaan alat/sarana
sekolah, seperti meubelair dan sebagainya.
6. Sebagai dinamisator. Kepala sekolah harus mampu sebagai pengerak dalam pencapaian
tujuan sekolah.
7. Sebagai transformator. Kepala sekolah sebagai alat penyampai nilai nilai pada gurunya.
8. Sebagai stimulator. Kepala sekolah harus mampu sebagai perangsang pemicu semangat
kerja kepada guru.
9. Kepala sekolah sebagai pelaksana dan pengemban kurikulum.
10. Kepala sekolah sebagai pembimbing. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan
profesi guru.

2.1.3 Kepala Sekolah dan Sistem Kerja


Tanggung jawab seorang kepala sekolah adalah tercapai hasil sebaik mungkin dengan
mengkoordinasikan sitem kerja pada unit kejanya secara efektif. Suatu sistem, kerja secara
sederhana dapat digambarkan dalam hubungan kondisi proses hasil sebagai berikut :
Penjelasan Sistem Kerja Kepala Sekolah
Kondisi: Semua masukan yang diperlukan sebagai kondisi dalam proses seperti faktor
lingkungan kerja (baik fisik maupun non fisik), diantaranya SDM, ruangan belajar dan
bekerja, peralatan belajar mengajar, struktur organisasi, prosedur, intruksi, kebijakan
pemerintah (kurikulum), hubungan antar pribadi dana suasana kerja.
Proses : Semua kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai hasil (keluaran) misalnya bila
sekolah ditinjau sebagai suatu sistem, maka proses disini adalah interaksi sernua komponen
sekolah dalam pembelajaran .
Hasil : hasil adalah keluaran, yaitu segala sesuatu yang dihasilkan dari proses kerja. Misalnya
: barang dan jasa tertentu atau laporan mengenal pelaksanaan pekerjaan. Hasil sekolah
sebagai sistem adalah lulusan sekolah.
Balikan formatif : balikan (feedback) formatif adalah informasi yang digunakan untuk
mempengaruhi kualitas hasil balikan ini mengharuskan adanya perubahan dalam cara
menghasilkan perubahan tertentu, sebagai contoh kepala sekolah meminta agar guru
menggunakan tehnik mengajar tertentu dalam mengajar.
Balikan motivatif : informasi yang digunakaan untuk mempengaruhi kualititas hasil /
keluaran. Informasi ini untuk meningkatkan kecapatan bekerja misalnya, kepala sekola
memuji seorang guru yang bekerja dengan baik dalam menangani keluhan orang tua peserta
didik.
2.1.4 Administrasi Kepala Sekolah

A. Bidang Umum
1. Program Kerja Kepala Sekolah Dasar
2. Tata Tertib SD
3. Surat Keputusan Sekolah
4. Papan Nama SD
5. Buku Pimpinan
6. Buku Pengumuman
7. Bukti Notula Rapat Guru
8. Buku Notula Rapat Kepala Sekolah
9. Buku Kegiatan Kepala Sekolah
10. Buku Agenda Surat
11. Buku Expedisi
12. Buku Arsip Surat
13. Bundel Surat Masuk
14. Buku Tamu I
15. Buku Tamu II
B. Bidang Pengajaran
1. Buku Kurikulum
2. Kalender pendidikan
3. Jadwal pelajaran
4. SK Tugas guru
5. Program supervise
6. Bundel hasil supervise
7. Instrumen supervise
8. Buku pembinaan proyek edukasi
9. Bundel arsip target dan pencapaian Kurikulum
10. Program evaluasi
C. Bidang Kemuridan
1. Buku Pendaftaran murid baru
2. Buku Penerimaan murid baru
3. Buku pokok / induk
4. Buku pencocokan buku induk
5. Buku klaper
6. Buku raport
7. Buku mutasi murid
8. Buku keadaan murid dalam setahun
9. Buku Kenaikan Kelas
10. Buku Pembagian Ijazah
11. Buku Album dan Photo lulusan
12. Bukti fisik pelayanan khusus, UKS, Pramuka, Dokter kecil, Perpustakan, Koperasi, BP
D. Bidang Kepegawaian
. Buku Pokok Kepegawaian
2. Daftar riwayat hidup guru penjaga
3. Daftar urutan kepangkatan
4. Daftar nilai DP 3
5. Bundel data pegawai (Guru dan Penjaga)
6. Bundel PAK
7. Buku tugas aktivitas guru / penjaga
8. Buku presensi guru dan penjaga
9. Buku bepergian
10. Buku cuti pegawai
E. Bidang Keuangan
1. RAPBS
2. Buku gabungan peneriman BOS
3. Buku Kas BOS
4. Bundel SPJ dana BOS
5. Buku Kas SBPP
6. Bundel SPJ SBPP
7. Buku Kas BOP
8. Bundel SPJ BOP
9. Buku Kas Umum
10. Buku Kas serba serbi
11. Buku cadangan peneriman tabungan anak
12. Buku tabungan murid
13. Kartu tabungan
14. Buku pengembalian tabungan Murid
15. Buku leger gaji
16. Buku kas gaji
17. Buku peneriman gaji
F. Bidang Perlengkapan Gedung
1. Bidang peneriman barang
2. Buku pengeluaran barang
3. Buku Inventaris (Satu tahun)
4. Buku Inventaris (lima Tahun)
5. Surat tanah sekolah
G. Bidang Hubungan Masyarakat
1. Buku Notula rapat dengan komite sekolah
2. Program Kerja dengan komite sekolah
3. Program Pameran
H. Bidang Statistik / Monogran
1. Organisasi Tugas Guru
2. Statistik / Grafik hasil Ulangan Umum
3. Statistik / Grafik Hasil UASBN
4. Statistik / Grafik kenaikan kelas
5. Statistik / Grafik kelulusan
6. Statistik / Grafik melanjutkan
7. Statistik / Grafik Keadaan murid
8. Statistik / Grafik Drop out
9. Statistik / Grafik Wajib Belajar
10. Statistik / Grafik Keadaan Guru / Pegawai
11. Statistik / Grafik DUK
12.Statistik / Grafik PAK
13. Statistik / Grafik Keuangan
14. Statistik / Grafik Denah Sekolah
15. Statistik / Grafik Organisasi Komite Sekolah
16. Statistik / Grafik Absen Murid

BAB 3
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Kepala sekolah sebagai pemimpin yang tugas dan kewajibannya adalah mengarahkan
bawahan kepada suatu komitmen dalam pelaksanaan tugas. Dengan demikian bahwa kepala
sekolah harus senantiasa mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya. Hal ini bisa kita kaji gagasan dari Ki Hajar Dewantara sebagai berikut :
• Ing ngarso mangun karsa, artinya seorang pemimpin hendaknya menjadi panutan (contoh )
bagi bawahan.
• Ing Madya mangun karsa, artinya pemimpin ikut kegiatan menggugah semangat anak
buahnya.
• Tut Wuri Handayani, artinya pemimpin berupaya memberikan dorongan dari belakang.

Bagi orang Islam kepemimpinan Rassulullah wajar dijadikan landasan filosofis, dimana
kepemimpinan beliau sangat mengedepankan contoh contoh perbuat an yang baik. Dengan
demikian bagi seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh nanti tidak aka sulit
mengarahkan bawahan kearah yang diharapkan.
Dalam pelaksanaannya keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh
hal hal sebagai berikut :
a. Kepribadian yang kuat. Kepala sekolah harus mengembangkan pribadi percaya diri, berani,
bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial.
b. Memahami tujuan pendidikan dengan baik. Pemahaman yang baik merupakan bekal utama
kepala sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru, siswa dan pihak lain serta menemukan
strategi yang tepat untuk mencapainya.
c. Pengetahuan yang luas. Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang luas tentang
bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait.
d. Keterampilan profisional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, yaitu :
- Keterampilan teknis, misalnya penyusun jadwal pelajaran mengsupervisi pengajaran,
memimpin rapat dan dan seterusnya.
- Keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya bekerjasama dengan orang lain,
memotivasi, mendorong guru dan seterusnya.
- Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan sekolah
memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya.

3.1.1 Prinsip prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah


Prinsip prinsip kepemimpinan kepala sekolah secara umum:
a. Konstruktif, artinya kepala sekolah harus mendorong dan membina setiap guru untuk
berkembang secara optimal
b. Kreatif, artinya kepala sekolah harus selalu mencari gagasan dan cara baru dalam
melaksanakan tugasnya.
c. Partisipatif, artinya mendorong ketertiban semua pihak yang terkait dalam setiap kegiatan
di sekolah.
d. KooperatIf, artinya mementingkan kerja sama dengan guru dan pihak lain yang terkait
dalam melaksanakan setiap kegiatan.
e. Delegatif, artinya berupaya mendelegasikan tugas kepada guru sesuai dengan deskripsi
tugas / jabatan serta kemampuan mereka.
f. Integratif, artinya selalu mengintegrasikan semua kegiatan, sehingga dihasilkan sinergi
untuk mencapai tujuan sekolah.
g. Rasional dan objektif, artinya dalam melaksanakan tugas atau bertindak selalu berdasarkan
pertimbangan rasio dan objektif.
h. Piagmatis, artinnya dalam menetapkan kebijakan atau target, kepala sekolah harus
berdasarkan kepada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah.
i. Keteladanan, artinya dalam memimpin sekolah, kepala sekolah dapat menjadi contoh yang
baik.
j. Adaptabel dan fleksibel, artinya kepala sekolah harus dapat beradaptasi dan fleksibel dalam
menghadapi situasi baru dan juga menciptakan situasi kerja yang memudahkan guru untuk
beradaptasi.

3.1.2 Azas Kepemimpinan Kepala Sekolah


a. Taqwa, taqwa menjauhkan diri dan perbuatan perbuatan yang dilarang Tuhan dan taat
kepada perintah perintahnya.
b. Ing Ngarso sung tulada, sebagai pemimpin memberi suri tuladan kepada yang
dipimpinnya.
c. Ing Madya mangun karsa, ditengah tengah yang dipimpinnya terjun langsung bekerja sama
bahu membahu.
d. Tut Wuri Hadayani, dari belakang memberi dorongan dan semangat kepada yang
dipimpinya.
e. Ambeg Paramarta, pandai menentukan mana yang menurut ruang waktu dan keadaan patut
didahulukan.
f. Prasaja, bersifat dan bersikap sederhana dan rendah hati.
g. Satya, loyalitas timbal balik dan bersikap hemat dan cemat.
h. Gemi nastiti, hemat dan cermat mampu mengarahkan penggunaan kepada yang benar
benar yang diperlukan.
i. Belaka, bersifat dan bersikap terbuka, jujur, dan siap menerima segala kritik yang
membangun, selalu mawas diri dan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya.
j. Legawa, rela dan ikhlas untuk pada waktunya mengundurkan diri dari fungsi
kepemimpinanya dan diganti dengan generesi baru.

3.1.3 Sifat sifat Kepemimpinan Kepala Sekolah


a. Adil, adalah sifat pemimpin yang tidak menganakemaskan dan tidak menganaktirikan yang
salah dibina dan yang benar diberi penghargaan.
b. Jujur, adalah sifat yang tidak menyalahgunakan tugas, wewenang, dan tanggungjawab.
Bekerja dengan jujur menghindari dari perbuatan dan tindakan tercela.
c. Sabar, adalah sifat-sifat yang baik hati hati, tenang, tepat tidak terburu buru melakukan
sesuatu pekerjaan bila belum jelas asal usul dan tujuan serta dasar hukumnya.
d. Ulet, adalah sifat yang tidak kenal menyerah dalam mencapai cita cita atau rencana
kerjanya.
e. Berinisiatif, adalah sifat yang kaya dengan kreasi yang selalu mencari dan menguji
metode-metode baru dalam melaksanakan tugasnya.
f. Percaya diri, sifat percaya pada kemampuan sendiri karena wawasan yang luas tentang
tugas, wewenang, dan tangungjawab.
g. Loyal, dalam arti adanya keselarasan antara pelaksanaan dengan ketentuan dan
kebijaksanaan yang berlaku sehingga dapat menjamin kesatuan bahasa dan kesamaan tindak.
Berwibawa dan menarik, seorang pemimpin harus memiliki daya tarik dan wibawa yang
tinggi dengan selalu memupuk ilmu dan berperilaku yang baik.
2.1.3 Gaya Kepemimpinan Sekolah
Gaya kepemimpinan yang harus harus diterapkan kepala sekolah sangat bergantung kepada
situasi dan kondisi guru yang dipimpinnya, seperti berikut :

SKEMA MOTIVASI GURU


Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Guru
Jika menghadapi guru yang memiliki kemampuan baik dan motivasi kerja juga baik, maka
gaya kepemimpinan delegatif paling efektif, artinya, kepala sekolah lebih banyak
memberikan dan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada guru.
Jika menghadapi guru yang memiliki kemampuan kerja yang baik. Tetapi motivasi kerjanya
kurang, maka gaya kepemimpinan partisipatif paling efektif. artinya, kepala sekolah
berpartisipasi aktif dalam mendorong guru untuk menggunakan kemampuannya secara
optimal.
Jika menghadapi guru yang kurang memiliki kemampuan yang kurang baik, tetapi memiliki
motivasi kerja yang baik, maka gaya kepemimpinan konstruktif paling efektif. Artinya,
kepala sekolah hanyak memberikan bimbingan, sehingga kemampuan guru secara bertahap
meningkat.
Jika menghadapi guru yang memiliki kemampuan yang kurang baik dan motivasi kerja
kurang baik, maka gaya kepemimpinan instrukif paling efektif. Artinya, kepala sekolah leblh
banyak memberi petunjuk yang spesifik dan secara ketat mengawasi guru dalam mengerjakan
tugasnya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari uraian uraian yang telah disampaikan pada bab bab sebelumnya, maka kiranya dapat
ditarik suatu kesimpulan yaitu :
A. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin diantaranya adalah :
1. Kepala sekolah memerankan fungsinya sebagai pemimpin tunggal di sekolah yang
memiliki tangung jawab serta dapat mempengaruhi mendorong, membimbing, mengarahkan
dan menggerakkan guru, siswa, orang tua siswa dari pihak lain yang terkait untuk bekerja/
berperan serta guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Kepala Sekolah haruslah dimulai degan menggunakan waktu sebaik baiknya dalam
memimpin, merencanakan gagasan gagasan baru, dan bekerja lebih dekat dengan para guru
dan seluruh yang terlibat didalamnya.

B. Peran Kepala Sekolah sebagai manajer diantaranya adalah :


1. Peran kepala sekolah harus dapat merekrut masyarakat untuk terlibat dalam memajukan
pendidikan baik yang beperan dengan dana atau dalam mengawasi sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan, karena hasil pendidikan merupakan kepentingan masyarakat.
2. Kepala sekolah harus terbuka dan jelas dalam mengelola keuangan sekolah.
3. Antara kepemimpinanya dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan akan
menjiwai manajer dalam melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah sering dirumuskan
sebagai EMASLIM, artinya educator (pendidikan), manager, administrator, supervisor, leader
(pemimpin), inovator (pencipta), dan motivator (pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh
tugas itulah kepemimpinan akan ditetapkan.
Dengan kata lain, kepemimpinan harus terpadu dalam pelaksanaan ketujuh tugas tersebut.
4.2. Saran
Upaya untuk meningkatkan SDM yang berkualitas di Indonesia terus ditingkatkan. Salah
seorang yang memikul tugas ini adalah kepala sekolah karena kepala sekolah yang menjadi
manajer dalam menentukan segala kebijakan di sekolah. Kepala sekolah menentukan arah
kemana tujuan pendidikan akan dibawa.
Meskipun hasil data yang diperoleh serta pembahasan yang masih kurang sempurna, maka
tidak ada salahnya kalau penulis memberikan saran saran kepada kepala sekolah atau calon
kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah :
1. Mempunyai visi dan misi jauh kedepan yang mendalam untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
2. Gaya kepemimpinan yang tepat untuk membudayakan mutu pendidikan.
3. Meyakinkan kebutuhan peserta didik sebagai pusat perhatian kegiatan/ kebijakan.
4. Menambah wawasan dengan ikut pelatihan pelatihan, membaca buku atau bacaan yang
berkaitan dengan kepemimpinan dan peran kepala sekolah sebagai manajer di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

1. Burhanudin. Analisis Administrasi, manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara, 1994
2. Cuandi, Ade. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung : Suara Daerah, (23 : 2003)
3. Depdikbud. Panduan Manajemen Sekolah. Dirjen Dikmenum, 1999
4. Kusmiharjo dan Burhanudin. Dasar dasar Manajemen Pendidikan II (Kepemimpinan) .
Jakarta : Dikmenum, 1997
5. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 132 Tahun 2007. Standar Kepala Sekolah /
Madrasah. Jakarta
6. Sudirman. Peran Kepala Sekoloh Dalam Konsep MBS, Bandung : Suara Daerah, ( 19 :
2005)
7. Sudjana, Nana. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987
8. Surakhman, S. Metode Penelitian. Bandung : Transito, 1980
Makalah Kepemimpinan Sebagai
Kepala Sekolah

Departemen Pendidikan :
SMAN 02 Ma. Bungo Tahun 2016-
2017

Anda mungkin juga menyukai