Penyusun:
Kelompok 7
Shafaryanida : 1753022001
PRAKARTA
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Belajar dan
Permasalahannya”.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Dr. Kartini Herlina, M.Si.,
yang telah membantu dan membimbing penyusun dalam mengerjakan makalah ini.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu
memberi kontribusi dalam proses pembuatan makalah ini. Penyusun berharap
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKARTA................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
I. PENDAHULUAN...............................................................................1
II. PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar....................................2
B. Gaya Belajar.....................................................................................8
D. Prinsip-Prinsip Belajar...................................................................14
E. Jenis-Jenis Belajar..........................................................................16
III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Strategi Pembelajaran Fisika (SPF) adalah salah satu mata kuliah wajib
yang ditempuh oleh mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung
di semester ketiga. Dalam menempuh mata kuliah ini mengharuskan
mahasiswa menghasilkan produk. Produk tersebut berupa makalah yang
dipresentasikan di dalam kelas dengan pembagian topik atau materi yang
berbeda-beda di tiap kelompok dalam kelas. Setiap mahasiswa
diharapkan berkontribusi dalam pembuatan makalah sebagai produk yang
tentunya menjadi salah satu aspek penilaian yang diperhatikan dalam
mata kuliah ini. Untuk pemenuhan tugas tersebut, maka dibuatnya
makalah ini sebagai produk dari penyusun pada mata kuliah Strategi
Pembelajaran Fisika.
II. PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
B. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara yang digunakan oleh seseorang untuk menerima
informasi dari lingkungan, menyerap dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi (Damayanti and Pratitis. 2012:90).
Banyak ahli yang mengategorikan gaya belajar berdasarkan preferensi
kognitif, profil kecerdasan, dan preferensi sensori. Dalam makalah ini,
menggunakan preferensi sensori yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik karena dalam proses kegiatan belajar siswa dapat diamati melalui
alat indera. Berdasarkan preferensi sensori, pelajar visual belajar melalui
sesuatu yang mereka lihat, auditorial belajar dengan cara mendengar, dan
kinestetik belajar dengan gerak, bekerja, dan menyentuh.
(Bire, et al. 2014:169)
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati,
memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera
penglihatan. Mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala
atau stimulus (rangsangan) belajar.
(Papilaya and Huliselan. 2016:58)
Individu dengan gaya belajar visual biasanya lebih akrab dengan media yang
menekankan pada indera penglihatan. Misalnya melalui gambar-gambar,
simbol-simbol, ilustrasi, mencatat dengan pemberian warna, grafik, tulisan,
tayangan slide show, animasi, virtual laboratorium, dan sebagainya.
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Individu
lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk melakukan
aktivitas belajar. Mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan
10
Individu dengan gaya belajar auditorial biasanya lebih nyaman jika belajar
dengan diskusi. Individu auditorial biasanya dominan pada penggunaan media
yang menekankan indera pendengaran seperti persentasi di kelas dengan
diikuti sesi diskusi tanya-jawab, mendengarkan materi yang berbentuk audio
(bisa dengan merekam penjelasan guru), video dengan penjelasan yang
bersuara, dan sebagainya.
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera perasa
dan gerakan-gerakan fisik. Individu dengan gaya belajar ini lebih mudah
menangkap pelajaran apabila bergerak, meraba, atau mengambil tindakan.
(Papilaya and Huliselan. 2016:59)
Berikut ini disajikan tabel ciri-ciri tiap individu yang masing-masing memiliki
gaya belajar visual, auditorial, atau pun kinestetik.
Tabel ciri-ciri gaya belajar
Ciri-Ciri Gaya Belajar
No.
Visual Auditorial Kinestetik
1. Menyukai Lebih Selalu berorientasi 11
kerapian pandai mengeja dengan fisik dan
dengan keras dari banyak
pada Bergerak
menuliskannya.
2. Berbicara Saat bekerja Berbicara dengan
cenderung lebih cepat sering perlahan
berbicara pada
diri sendiri
3. Lebih mudah Lebih mudah Banyak
mengingat apa belajar dengan menggunakan isyarat
yang dilihat daripada mendengarkan tubuh
yang didengar dan mengingat
apa yang
didiskusikan
daripada yang
dilihat
4. Tidak mudah Mudah Ingin
terganggu terganggu oleh melakukan segala
dengan keributan saat keributan atau sesuatu (eksplor ilmu
belajar hiruk pikuk yang didapat)
disekitarnya
5. Pembaca Sering Menggunakan jari
yang cepat dan tekun menggerakkan sebagai
bibir penunjuk ketika
dan mengucapkan membaca
tulisan dibuku
ketika
membaca
6. lebih suka membaca Suka Tidak dapat
sendiri dari pada berbicara, duduk diam untuk
dibacakan orang lain berdiskusi, dan waktu lama
menjelaskan
sesuatu dengan
panjang lebar
7. Lebih menyukai seni Lebih suka musik Menyukai
daripada musik, daripada seni permainan yang
yang menyibukkan
lainnya
8. Seringkali mengetahui Kesulitan untuk Berdiri dekat ketika
apa menulis tetapi berbicara dengan orang
yang harus dikatakan mudah dalam
akan tetapi tidak bercerita
pandai memilih kata-
kata
9. Kadang-kadang Dapat Menyentuh untuk
suka kehilangan mengulangi mendapatkan perhatian
konsentrasi ketika kembali dan
ingin memperhatikan. menirukan nada,
12
birama, dan
warna suara
dengan mudah
(Papilaya and Huliselan. 2016:58-59)
Setiap siswa memiliki ketiga gaya belajar tersebut, hanya saja satu gaya
biasanya lebih mendominasi (Bire, et al. 2014:169). Dengan perbedaan ciri
pada tiap gaya belajar tersebut, maka tiap individu dapat memeriksa dirinya
sendiri gaya belajar manakah yang dimilikinya, dengan begitu dapat
menyesuaikan belajar yang seperti apa, dengan media apa sehingga hasil
belajar dapat maksimal.
(Syah. 2007)
D. Prinsip-prinsip Belajar
2. Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang
kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua
subyek, yaitu dari peserta didik dan pendidik. Dari segi pesera didik,
belajar dialami sebagai suatu proses, mereka mengalami proses mental
dalam menghadapi bahan ajar. Dari segi pendidik proses pembelajaran
tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah
mahluk yang aktif.
(Ali. 2013)
Sehingga dalam proses belajar memerlukan keaktifan, khususnya peserta
didik. Peran guru dalam prinsip ini adalah membuat bagaimana peserta
didik agar aktif dalam proses belajar.
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam diri peserta didik terdapat banyak kemungkinan dan potensi yang
akan berkembang. Potensi yang dimiliki peserta didik berkembang ke
arah tujuan yang baik dan optimal.
(Ali. 2013)
Keterlibatan langsung dapat memberikan potensi pada peserta didik
dalam proses pembelajaran.
4. Pengulangan
Pengulangan dalam kaitannya dengan pembelajaran adalah suatu
tindakan atau perbuatan berupa latihan berulangkali yang dilakukan
peserta didik yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil
pembelajarannya. Pemantapan diartikan sebagai usaha perbaikan dan
sebagai usaha perluasan yang dilakukan melalui pengulangan.
(Ali. 2013)
16
5. Tantangan
Apabila pendidik menginginkan peserta didiknya berkembang dan selalu
berusaha mencapai tujuan, maka pendidik harus memberikan tantangan
dalam kegiatan pembelajaran. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat diwujudkan melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran
yang dipilih untuk kegiatan tersebut.
(Ali. 2013)
6. Perbedaan Individual
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang sama baik dari aspek
fisik maupun psikis.
(Ali. 2013)
E. Jenis-Jenis Belajar
1. Belajar Abstrak
Belajar Abstrak ialah belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari
generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika,
kimia, kosmografi, astronomi dan juga sebagian materi bidang agama
seperti tauhid.
(Umami. 2010)
17
2. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan
gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan
jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif dan
teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya
belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda
elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti shalat dan
haji.
(Umami. 2010)
3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah
dan teknik-teknik untuk memecahkan tersebut. Tujuannya adalah untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah
kelompok dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
Selain itu belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu
demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau
kelompok lain untuk memenuhi kebutuhan secara berimbang dan
profesional.
(Umami. 2010)
5. Belajar Rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir
secara logis dan rasional (sesuai dan akal sehat). Tujuannya ialah untuk
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep.
(Umami. 2010)
6. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan,
selain menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga
menggunakan hukuman dan gagasan. Tujuannya agar siswa memperoleh
sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan
positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu
(kontekstual).
(Umami. 2010)
7. Belajar Apresiasi
Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau
nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal
ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu
misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dsb.
(Umami. 2010)
8. Belajar Pengetahuan
Belajar Pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan
belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya
lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya,
20
Indeed, “context” comes from the Latin origin contexere, "to weave
together". In the case of learning, this stresses that context is seen as
being woven together with the act of learning, rather than around it,
as conveyed by the word “environment”. This means, in our case,
that context holds in itself the seed of content and content holds in
itself the seed of context, so that, like day and night, one generates
the other and one may not exist without the other.
(Figueiredo. 2005)
A. Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1. Pada proses belajar melibatkan berbagai faktor–faktor yang
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar yang masing–
masing perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar meliputi faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan non-
sosial dan faktor lingkungan sosial. Faktor internal terdiri dari
faktor fisiologis dan faktor psikologis.
2. Gaya belajar meliputi gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik. Kekuatan gaya belajar visual pada indra
penglihatan, auditorial dominan menggunakan indra
pendengaran, dan kinestetik mengutamakan indra peraba dan
gerakan-gerakan fisik.
3. Faktor-faktor kesulitan belajar secara garis besar terdiri dari
faktor intern siswa dan fator ekstern siswa. Faktor intern siswa
meliputi yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Faktor
ekstern siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah.
4. Prinsip-prinsip belajar meliputi perhatian dan motivasi,
keaktifan belajar, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, dan perbedaan individual.
5. Jenis-jenis belajar meliputi belajar abstrak, belajar
keterampilan, belajar sosial, belajar pemecahan masalah,
belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Andia Kusuma and Pratitis, Niken Titi. 2012. “Gaya Belajar Ditinjau dari
Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin”. Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 1, No.
2.
Djamarah and Bahri, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Figueiredo, António Dias de. 2005. “Learning Contexts: a Blueprint for Research”.
Interactive Educational Multimedia, Number 11 (October 2005), pp. 127-139.
Mustaqim and Wahib, Abdul. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Papilaya, Jeanete Ophilia and Huliselan, Neleke. 2016. “Identifikasi Gaya Belajar
Mahasiswa”. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 15, No. 1