Anda di halaman 1dari 14

Critical Journal Review

Mk. Perkembangan
Peserta Didik

SKOR NILAI:

Nama : Zihan Dyah Ayu Mega Poetri


NIM : 7191141006
Dosen pengampu : Imelda Free Unita Manurung,S.Pd.,M.pd
Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya
Sehingga saya masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical journal
review
ini dengan judul “Critical Journal Review Perkembangan Psikologi”.

Ini Saya buat guna memenuhi peneyelesaian tugas pada mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik critical journal review ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan critical jurnal review ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikan
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.

Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih pada :


1.Orangtua Saya yang selalu mendoakan saya dan mendukung saya.
2.Kepada Dosen Pengampu Ibu Imelda Free Unita Manurung,S.Pd.,M.pd

Kami menyadari bahwa critical journal review ini masih jauh dari kata sempurna
karna masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan kedepannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca semoga materi yang ada
dalam critical journal review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 08 Oktober 2019


Zihan Dyah Ayu Mega Poetri

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Rasionalisasi Pentingnya CJR


Disaat kita membtuhkan sebuah referensi, yaitu journal sebagai sumber bacaan kita
selain buku dalam   mempelajari mata kuliah kepemimpinan, sebaiknya kita terlebih
dahulu mengkritisi journal tersebut agar kita mengetahui journal mana yang lebih
relevan untuk dijadikan sumber bacaan.
B.     Tujuan Penulisan CJR
1.      Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah kepemimpinan.
2.      Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
membandingkan serta memberi kritik pada jurnal.
3.      Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya kepemimpinan dalam
kehidupan.

C.    Manfaat CJR
1.      Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jounal dan mencari
sumber bacaan yang relevan.
2.      Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritisi
sebuah journal.
3.      Untuk menambah pengetahuan tentang kepemimpinan.
D.    Identitas Jurnal Utama
1.      Judul artikel           : Psikologi Pendidikan
2.      Nama journal         : Peran Penting Psikologi Dalam Pendidikan Islam
3.      Edisi terbit              : Jurnal 2017
4.      Pengarang artikel  : Imam Anas Adi
5.      Penerbit                   : UNDARIS
6.      Kota terbit               : Semarang
7.      Nomor ISSN            : 1979-1739
8.      Alamat              : http://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa

E.Identitas Jurnal Pembanding


1.      Judul artikel           : Perspectives on Psychological Science
2.      Nama journal         : Replications in Psychology Research: How Often Do They
Really Occur?
3.      Edisi terbit              : 7(6) 537–542© The Author(s)
4.      Pengarang artikel  : Matthew C. Makel, Jonathan A. Plucker, and Boyd Hegarty.
Duke University,University of Connecticut, and University of NH
5.      Penerbit                   : SAGE
6.      Kota terbit               : Durham
7.      Nomor ISSN            : -
8.      Alamat              : Reprints and permission:
sagepub.com/journalsPermissions.nav http://pps.sagepub.com
Bab II
RINGKASAN ISI JURNAL
1.Jurnal Utama
Pendidikan Islam adalah suatu proses penggalian,
pembentukan, pendayagunaan, dan pengembangan fikir, zikir,
dan kresi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan, dan
pengabdian yang dilandasi dan dinafasi oleh nilai-nilai ajaran
Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, mampu
mengontrol, mengatur, dan merasa kehidupan dilakukan
sepanjang zaman dengan penuh tanggung jawab semata-mata
untuk beribadah kepada Allah SWT.
Arti psikologis secara singkat didefinisikan yaitu studi
tentang tingkah laku dan hubungan antar manusia. Kelakuan
seorang individu tidak saja terdiri atas perbuatan-perbuatan yang
dapat dilihat akan tetapi adalah semua reaksi terhadap semua
keadaan didalam dan pengaruh dari berbagai faktor lingkungan.
Organisasi manusia adalah sangat kompleks, faktor-faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi organisme meliputi
seluruh manusia. Benda-benda, situasi dan kondisi yang
merupakan dunia luar dari kehidupan individu.
Psikologi
Ditinjau dari ilmu bahasa, perkataan psikologi ini berasal
dari perkataan Psiche yang diartikan jiwa dan perkataan logos
yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Karena itu perkataan
psikologi sering diartikan atau diterkjemahkan dengan ilmu
pengatahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.
demikian sementara ahli ada yang kurang
berpendapat bahwa pengertian psikologi itu benar-benar sama
dengan ilmu jiwa, walaupun ditinjau dari arti kata kedua istilah
sama. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Gerungan
didalam buku yang berjudul pengantar psikologi umum yang
dikarang oleh Bimo Walgito. Menurut Gerungan arti kata kedua
istilah itu menurut isinya sebenarnya sama, sebab kata
psychology itu mengandung kata psyche, yang dalam bahasa
Yunani berarti jiwa dan kata logos dapat diterjemahkan dengan
kata ilmu, sehingga istilah ilmu jiwa itu merupakan terjemahan
belaka dari pada istilah psychology. Walaupun demikian, namun
kami pergunakan kedua istilah berganti-ganti. dan dengan
kesadaran adanya perbedaan yang jelas dalam artinya yaitu:
1. Ilmu jiwa itu merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari
dan yang dikenal tiap-tiap orang, sehingga kamipun
menggunakan dalam artinya yang luas dan lazim dipahami
orang. Sedangkan kata psychology itu merupakan suatu
istilah ilmu pengetahuan suatu istilah yang scientifle,
sehingga kami pergunakan untuk menunjukkan kepada
pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.
2. Ilmu jiwa kami pergunakan dalam arti yang lebih luas dari
pada istilah psychology, ilmu jiwa meliputi segala pemikiran,
pengetahuan, tanggapan, tetapi juga segala jalan dan spikulasi
mengenai jiwa itu. Psychology mengenai ilmu pengetahuan
mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis, dengan
metode-metode ilmiah memenuhi syarat-syarat yang
dimufakati oleh sarjana-sarjana psikologi. Istilah ilmu jiwa
menunjukkan pada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan
psychology menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut
norma-norma imiah modern. Dengan demiakian cukup jelas
bahwa apa saja yang disebut ilmu jiwa itu belum tentu
psychology, tetapi psychology ini senantiasa juga ilmu jiwa.

2. Jurnal Pembanding

Recent controversies in psychology have spurred conversations about the nature and
quality of psychological research. One topic receiving substantial attention is the role of
replication in psychological science. Using the complete publication history of the 100
psychology journals with the highest 5-year impact factors, the current article provides
an overview of replications

in psychological research since 1900. This investigation revealed that roughly 1.6% of
all psychology publications used the

term replication in text. A more thorough analysis of 500 randomly selected articles
revealed that only 68% of articles using

the term replication were actual replications, resulting in an overall replication rate of
1.07%. Contrary to previous findings

in other fields, this study found that the majority of replications in psychology journals
reported similar findings to their

original studies (i.e., they were successful replications). However, replications were
significantly less likely to be successful
when there was no overlap in authorship between the original and replicating articles.
Moreover, despite numerous systemic

biases, the rate at which replications are being published has increased in recent
decades. Replications in Psychology

The current article provides an overview of replications in

psychological research since 1900. We conducted an exploratory investigation into how


the issues reviewed above correspond with the publication of replications in
psychological research. Two primary questions drove our investigation: How

many replications are being published? And is the number of

replications being published changing over time? We were

also interested in whether they were direct or conceptual replication and whether the
original findings were successfully

replicated.

Lykken (1968) noted that, as researchers, “we are interested

in the construct . . . not in the datum” (p. 156). He went on to

propose three types of replications: literal, operational, and

constructive. Schmidt (2009), in a review connecting the discussion of replication theory


with replication practice, eliminated Lykken’s (1968) literal replication (because it
essentially

requires the original investigator to gather data from additional

participants) and reframed the latter two types as direct and


conceptual replications. In a direct replication, the new

research team essentially seeks to duplicate the sampling and

experimental procedures of the original research by following

the same “experimental recipe” provided in the methods section of the original
publication. In a conceptual replication, the

original methods are not copied but rather purposefully altered

to test the rigor of the underlying hypothesis. Whereas direct

replication examines the authenticity of the original data, in

conceptual replication, the replicator tests the construct and

not the datum to which Lykken referred. We use Schmidt’s

classification in this article, as it largely encapsulates recent

conversations within the field.

Kontroversi terbaru dalam psikologi telah memacu percakapan tentang sifat dan
kualitas penelitian psikologis. Satu

topik yang mendapat perhatian besar adalah peran replikasi dalam ilmu psikologi.
Menggunakan riwayat publikasi lengkap

dari 100 jurnal psikologi dengan faktor dampak 5 tahun tertinggi, artikel saat ini
memberikan ikhtisar replikasi

dalam penelitian psikologis sejak 1900. Investigasi ini mengungkapkan bahwa sekitar
1,6% dari semua publikasi psikologi menggunakan

replikasi istilah dalam teks. Analisis yang lebih menyeluruh dari 500 artikel yang dipilih
secara acak mengungkapkan bahwa hanya 68% dari artikel yang menggunakan
replikasi istilah adalah replikasi aktual, menghasilkan tingkat replikasi keseluruhan
1,07%. Bertentangan dengan temuan sebelumnya

di bidang lain, penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar replikasi dalam jurnal
psikologi melaporkan temuan serupa dengan mereka

studi asli (mis., mereka adalah replikasi yang berhasil). Namun, replikasi secara
signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk berhasil

ketika tidak ada tumpang tindih dalam kepengarangan antara artikel asli dan replikasi.
Apalagi meski banyak sistemik

bias, tingkat di mana replikasi sedang diterbitkan telah meningkat dalam beberapa
dekade terakhir.
Artikel saat ini memberikan ikhtisar replikasi di
penelitian psikologis sejak 1900. Kami melakukan penyelidikan eksplorasi tentang
bagaimana isu-isu yang diulas di atas sesuai dengan publikasi replikasi dalam
penelitian psikologis. Dua pertanyaan utama mendorong penyelidikan kami: Bagaimana
banyak replikasi sedang diterbitkan? Dan jumlahnya
replikasi yang diterbitkan berubah seiring waktu? Kami pernah
juga tertarik pada apakah mereka replikasi langsung atau konseptual dan apakah
temuan asli berhasil
direplikasi, mengulangi.
Lykken (1968) mencatat bahwa, sebagai peneliti, “kami tertarik
dalam membangun. . . tidak ada dalam datum ”(hlm. 156). Dia melanjutkan ke
mengusulkan tiga jenis replikasi: literal, operasional, dan
konstruktif. Schmidt (2009), dalam sebuah ulasan yang menghubungkan diskusi teori
replikasi dengan praktik replikasi, menghilangkan replikasi literal Lykken (1968) (karena
itu pada dasarnya
mengharuskan penyelidik asli untuk mengumpulkan data dari tambahan
peserta) dan membingkai ulang dua jenis yang terakhir sebagai langsung dan
replikasi konseptual. Dalam replikasi langsung, baru
tim peneliti pada dasarnya berusaha untuk menduplikasi pengambilan sampel dan
prosedur eksperimental dari penelitian asli dengan mengikuti
“resep eksperimental” yang sama dengan yang disediakan dalam bagian metode dari
publikasi asli. Dalam replikasi konseptual, the
metode asli tidak disalin tetapi agak sengaja diubah
untuk menguji ketelitian hipotesis yang mendasarinya. Padahal langsung
replikasi memeriksa keaslian data asli, di
replikasi konseptual, replikator menguji konstruk dan
bukan datum yang dimaksud Lykken. Kami menggunakan Schmidt
klasifikasi dalam artikel ini, karena sebagian besar merangkum baru-baru ini
percakapan di dalam bidang.
Bab III

PEMBAHASAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING-MASING JURNAL

1.Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Utama


1.      Dari aspek ruang lingkup isi jurnal:
Cakupan ruang lingkup dari jurnal tersebut kurang luas, Jurnal tersebut hanya
membahas beberapa materi saja tentang psikologi Anak pada pendidikan islam.
2.      Dari aspek tata bahasa, Jurnal tersebut adalah Bahasa yang digunakan pada
jurnal tersebut tidak berbelit – belit sehingga mudah dimengerti.

2.Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding


1.      Dari aspek ruang lingkup isi jurnal :
Jurnal yang direview maupun kedua jurnal sudah memiliki ruang lingkup yang bagus
dari segi isi jurnal Jurnal menjelaskan secara detail penelitian yang dilakukan oleh
penulis Dari kedua jurnal, jurnal kedua atau jurnal yang direview adalah jurnal yang
lebih baik dari kedua jurnal lainnya. Hal tersebut karena jurnal kedua mencakup materi
yang lebih luas di bidang pendidikan psikologi anak.
2.      Dari aspek tata Bahasa

Jurnal yang direview maupun kedua jurnal kurang memiliki aspek tata bahasa yang
bagus karena terdapat beberapa kalimat yang tidak menggunakan EYD. Sebaiknya
kedua jurnal menggunakan EYD secara keseluruhan untuk seluruh isi jurnal agar hasil
penelitian yang terdapat dalam jurnal mudah untuk dimengerti dan dianalisis. Selain itu,
penulis juga seharusnya lebih memperhatikan penggunaan tanda baca untuk jurnal
karena terdapat beberapa penggunaan tanda baca yang berlebihan.

Bab IV

PENUTUP
Kesimpulan
Dari kedua jurnal, jurnal kedua atau jurnal yang direview adalah jurnal yang lebih baik
dari jurnal pertama lainnya. Hal tersebut karena jurnal kedua mencakup materi yang
lebih luas dibandingkan dengan kedua jurnal lainnya. Tetapi, secara keseluruhan jurnal
kurang memiliki aspek tata bahasa yang bagus karena terdapat beberapa kalimat yang
tidak menggunakan EYD.

 Rekomendasi/Saran
Sebaiknya jurnal menggunakan EYD secara keseluruhan untuk seluruh isi jurnal agar
hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal mudah untuk dimengerti dan dianalisis.
Selain itu, penulis juga seharusnya lebih memperhatikan penggunaan tanda baca untuk
jurnal karena terdapat beberapa penggunaan tanda baca yang berlebihan.

Daftar Pustaka

https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1745691612460688
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa

Anda mungkin juga menyukai