Puring
Puring
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Berkembang Biak
Berkembang biak merupakan suatu proses biologis dimana individu
organisme baru diproduksi. Berkembang biak adalah cara dasar mempertahankan
diri yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Setiap individu organisme
merupakan hasil dari suatu proses perkembang biakan oleh pendahulunya. Cara
berkembang biak secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu generatif (seksual)
dan vegetatif (aseksual).
B. Menyambung
Menyambung adalah teknik menggabungkan batang bawah dan batang atas
dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat
unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang bersifat unggul.
C. Tanaman Puring
Puring atau kroton adalah tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu
dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah di
kembangkan dengan variasi warna hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta
campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi
bergelombang, helainya “terputus-putus”, dan sebagainya.
Secara botani puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang
sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket,
yang meruakan ciri khas suku Euhorbiaceae
Puring berasal dari Kepulauan Nusantara namun kini telah tersebar di seluruh
daerah tropika dan subtropika. Serta menjadi salah satu simbol turisme. Sebagai
tanaman hias puring sangat cocok ditanam sebagai pembatas maupun untuk di
tanam di sepanjang jalan di taman rumah.
2
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada laporan ini adalah penelitian eksperimen
karena melalui percobaan atau praktikum dengan tanaman puring sebagai objek
penelitian.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di halaman rumah penulis pada hari Minggu, 03
November 2014.
3. Alat dan Bahan
1. Pisau atau silet
2. Tali
3. Plastik transparan kecil
4. Tanaman puring jenis Kura (Gambar 3.1) dan jenis Mawar (Gambar 3.2)
5. Langkah-langkah penelitian
1. Persiapkan semua alat dan bahan untuk menyambung.
2. Potong batang tanaman puring jenis kura yang akan disambung sehingga
berlubang membentuk huruf “V” dengan menggunakan pisau atau silet
yang tajam dan steril. (Gambar 3.3)
3. Potong batang tanaman puring jenis mawar + berukuran 2-3 cm
membentuk huruf “V” menonjol. (Gambar 3.4)
4. Tempelkan batang puring jenis mawar berbentuk huruf “V” menonjol
tersebut kepada batang pohon yang telah berlubang. (Gambar 3.5)
5. Eratkan kedua batang tersebut dengan tali. Tali berfungsi sebagai pelekat
sambungan agar tidak bergesr. (Gambar 3.6)
6. Tutup dengan plastik transparan kecil. Pada proses ini, plastik berfungsi
sebagai pelindung batang yang disambung dari bakteri dan air yang
menyebabkan sambungan menjadi busuk. (Gambar 3.7)
7. Sirami tanaman sesuai kebutuhan.
3
Gambar 3.1 Gambar 3.2
Gambar 3.3
4
Gambar 3.4 Gambar 3.5
Gambar 3.6
5
Gambar 3.7
6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa tanaman hasil sambungan antar tanaman puring sama seperti induknya,
bahkan bisa lebih unggul daripada induknya.
B. Saran
Dalam percobaan penyambungan, sebaiknya selalu diperhatikan kondisi
tumbuhan dalam percobaan agar mmendapatkan hasil yang maksimal.