Anda di halaman 1dari 6

Isolasi dan Identifikasi Jamur Penicillium sp, yang Berasal Dari Swab Pasien Ulkus

Diabetikum

Lisa Dwi Haryati*1, Rafika Sari*2, Pratiwi Apridamayanti*3


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak.

Abstrak: Ulkus diabetik merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes
melitus. Jamur dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi pada penderita ulkus diabetik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat jamur Penicillium sp. yang terdapat pada ulkus
diabetikum derajat III dan IV Wagner. Pengambilan sampel dari 24 pasien berupa swab dari ulkus
diabetik, lalu diisolasi pada media Potato Dextrose Agar (PDA) yang telah ditambahkan
kloramfenikol. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 3-5 hari. Hasil berupa koloni yang memiliki
morfologi yang berbeda, lalu diamati secara makroskopis. Penentuan morfologi mikroskopis isolat
jamur dilakukan dengan membuat preparat jamur dan pewarnaan dengan Lactophenol Cotton Blue
kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Hasil penelitian didapatkan
Penicillium sp. Disimpulkan bahwa jamur Penicillium sp. juga terdapat pada swab dari pasien ulkus
diabetikum.
Kata Kunci : ulkus diabetik, jamur, Penicillium sp.

PENDAHULUAN dinding sel, bersifat heterotrof, reproduksi


Ulkus diabetik merupakan komplikasi secara seksual (spora) ataupan aseksual
kronik yang diakibatkan oleh penyakit (miselium), serta tidak berklorofil.5 Bagian
diabetes melitus.1 Ulkus diabetik merupakan multiseluler dari jamur yaitu filamen atau
luka terbuka pada permukaan kulit karena dikenal sebagai hifa. Berdasarkan
adanya makroangiopati sehingga terjadi morfologinya, jamur dapat dibedakan menjadi
vaskuler insufisiensi dan neuropati.2 Prevalensi tiga kelompok, yaitu khamir (yeast), kapang
terjadinya ulkus kaki diabetik di Indonesia (mold), dan cendawan (mushroom).6
sebesar 15% dan sering kali berakhir Penicillium sp. diklasifikasikan
dengan kecacatan dan kematian.3 menurut sistem nama binomial yaitu Kingdom
Sebagian besar infeksi pada ulkus Fungi, Filum Ascomycota, Kelas
diabetik berasal dari bakteri aerob dan Eurotiomycetes, Ordo Eurotiales, Famili
anaerob, selain itu beberapa penelitian telah Trichocomaceae, Genus Penicillium dan
melaporkan beberapa jamur juga dapat Spesies Penicillium sp. Penicillium sp. banyak
menjadi penyebab terjadinya infeksi pada tersebar di alam.7
penderita ulkus diabetik.4 Jamur merupakan Banyak penelitian tentang infeksi yang
organisme eukariotik yang memiliki inti, diakibatkan oleh bakteri. Namun, infeksi yang
disebabkan oleh jamur pada ulkus diabetik ulkus tanpa mengenai tepi luka. Selanjutnya
hanya mendapatkan sedikit perhatian. Bahkan dimasukkan lidi kapas tersebut ke dalam
di Indonesia belum terdapat penelitian tentang media transport dan ditutup tabung dengan erat
identifikasi jamur yang berasal dari ulkus serta diberi label nama. Sampel diambil dari
diabetikum. Sehingga penelitian ini bertujuan 24 pasien yang berbeda, kemudian sampel
untuk mengisolasi dan mengidentifikasi dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
apakah terdapat jamur Penicillium sp, dari pemeriksaan.
ulkus diabetikum derajat III dan IV Wagner.
Isolasi dan Identifikasi Fungi
METODOLOGI Disiapkan alat dan bahan yang
Alat dan Bahan digunakan. Dilakukan isolasi jamur secara
Autoklaf, bunsen, cawan petri (Iwaki aseptis. Diambil swab lalu digoreskan pada
pyrex), gelas beaker (Iwaki pyrex), gunting, media PDA secara aseptis di dalam LAF.
jarum ose, inkubator, kaca objek, Laminar Air Media PDA yang sudah digores, diinkubasi
Flow (LAF), lemari pendingin, mikroskop dengan inkubator (37 °C) selama 3-5 hari.
binokuler (Olympus CX51), pemanas listrik Hasil berupa koloni yang memiliki
(hot plate), tabung reaksi, dan erlenmeyer morfologi yang berbeda. Fungi yang sudah
(Iwaki pyrex). alkohol 70%, media transport murni kemudian diidentifikasi secara
(Amies Agar), Potato Dextrose Agar (PDA), makroskopis dan mikroskopis dengan
kloramfenikol, dan Lactophenol Cotton Blue mikroskop.
(LCB).
Pengamatan Mikroskopis
Waktu dan Tempat Penelitian Objek dan cover glass didesinfeksi
Penelitian dilakukan di Klinik dengan alkohol. Disiapkan Lactophenol
Kitamura Pontianak untuk pengambilan Cotton Blue (LCB) untuk pewarnaan. Dipipet
sampel swab ulkus diabetikum derajat III dan 1-2 tetes larutan LCB kedalam objek glass.
IV Wagner dan di Laboratorium Mikrobiologi Diambil koloni tunggal jamur pada
Badan Pengelola Fakultas Farmasi Universitas biakan/kultur jamur dari sampel swab di
Tanjungpura untuk isolasi dan identifikasi media PDA dengan ose dan diaduk perlahan
jamur. pada objek glass. Dipanaskan dengan
melewatkan pada api bunsen sampai menguap,
Tahapan Penelitian tidak mendidih, kemudian tutup dengan cover
Pengambilan Sampel glass. Jamur yang tumbuh diamati di bawah
Bersihkan luka dengan kain kasa steril mikroskop pada pembesaran 100 kali.
yang telah dibasahi NaCl fisiologis secara hati-
hati, kemudian perlakuan diulangi sebanyak
tiga kali. Usapkan lidi kapas steril ke bagian
Analisis Data (n) (%)
Analisis data dilakukan secara Jenis Kelamin
deskriptif untuk variabel karakteristik a. Laki-laki 16 66,67
responden (jenis kelamin, usia, derajat ulkus b. Perempuan 8 33,33
diabetik) dan jenis jamur patogen. Untuk Usia (tahun)
pengidentifikasian, secara makroskopis a. <50 5 20,83
diamati bentuk koloni, warna koloni, dan b. 50-59 7 29,17
permukaan koloni. Sedangkan secara c. >60 12 50
mikroskopis diamati warna, jumlah, bentuk Derajat Luka
dan posisi dari spora/konidia dan hifa. a. Derajat III 14 58,33
Selanjutnya dibandingkan dengan literatur b. Derajat IV 10 41,67
buku Description of Medical Fungi yang
disusun oleh Sarah Kidd, Catriona H, Helen A, Persentase terbesar pasien ulkus
dan Ellis D (2016). diabetikum adalah pasien yang berusia ≥60
tahun yaitu sebanyak 12 dari 24 orang (50%),
HASIL DAN PEMBAHASAN kemudian kelompok usia 50-59 tahun
Berdasarkan data yang diperoleh dari sebanyak 7 dari 24 orang (29,17%) dan yang
penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah terakhir kelompok usia kurang dari 50 tahun
penderita ulkus diabetikum pada laki-laki lebih sebanyak 5 dari 24 orang (20,83%). Hal ini
banyak yaitu 16 dari 24 orang (66,67 %) sesuai dengan Waspadji yang menyatakan
sedangkan pada perempuan sebanyak 8 dari 24 bahwa meningkatnya umur, intoleransi
orang (33,33%). Sesuai dengan penelitian terhadap glukosa juga meningkat.9
Arlina dkk. bahwa subjek penelitian paling Pada usia lanjut diperlukan batas
banyak berjenis kelamin laki-laki glukosa darah yang lebih tinggi dari pada
8
dibandingkan dengan perempuan. Tekanan batas yang digunakan untuk menegakkan
dan gesekan pada kaki yang berlangsung terus diagnosa DM pada orang dewasa yang
menerus akan menyebabkan kerusakan bukan usia lanjut. Pada lansia terjadi
jaringan yang pada awalnya berupa penurunan degeneratif yaitu dikarenakan
pendarahan di dalam kalus, kulit yang kepekaan saraf perifer dan kelenturan
melepuh, lecet dan akan menjadi ulkus yang jaringan menurun sehingga akan memacu
semakin meluas. Berjalan tanpa alas kaki akan timbulnya ulkus diabetik. Selain itu resiko
mengakibatkan tekanan yang lebih besar jika peningkatan kadar glukosa darah juga
dibandingkan berjalan dengan alas kaki. meningkat akibat menurunnya fungsi
Tabel 1. Karakteristik Pasien Ulkus fisiologis tubuh, termasuk kerja pankreas
Diabetikum dalam memproduksi insulin.10 Lansia yang
Karakteristik Pasien Frekuensi Presentase kadar gula darahnya tinggi menjadikan
viskositas atau kekentalan darah tinggi, swab ulkus diabetikum yaitu Potato Dextrose
sehingga akan menghambat sirkulasi darah, Agar (PDA). Hasil pengamatan makroskopis
terutama daerah atau ujung kaki sebagai isolat jamur pada medium PDA berdasarkan
tumpuan tubuh utama. Kadar gula yang tinggi bentuk, warna, dan permukaan koloni.
menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme Pengamatan morfologi koloni dilakukan untuk
yang dapat merusak sel-sel tubuh, sehingga mengetahui pola pertumbuhan dari setiap
kalau terjadi luka cenderung sulit atau lama jamur yang tumbuh pada media tersebut.
proses penyembuhannya.11 Pengamatan secara makroskopik dari 24
Penderita ulkus diabetik pada derajat sampel ulkus diabetikum tersebut
III yaitu sebanyak 14 dari 24 orang (58,33%). menunjukkan total koloni sampel sebanyak 49
Penderita ulkus diabetikum lainnya sebanyak koloni. Dari 49 koloni ditemukan 1 koloni
10 dari 24 orang (41,67%) berada pada Penicillium sp,. Koloni Penicillium sp.
derajat IV dengan gangren di kaki bagian memiliki tekstur pada permukaan seperti kapas
depan. Berdasarkan hasil penelitian, atau beludru dan koloni yang terbentuk
penderita ulkus diabetikum paling banyak mempunyai alur radial.. Koloni berwarna putih
mengalami luka ulkus diabetikum derajat III, kekuningan. Permukaan koloni yang terbentuk
dimana luka sudah sampai ke tulang. mempunyai alur radial Banyaknya konidiofor
Penelitian ini sejalan dengan penelitian menyebabkan koloni mirip kulit yang keras.
Decroli et al., (2008) yang mengungkapkan Menurut literatur Penicillium sp. memiliki
sebanyak 55% mengalami ulkus derajat III, bentuk koloni bulat berwarna putih, sebagian
dimana infeksi telah mengenai jaringan besar terdiri dari konidiophores yang padat.13
subkutis, otot dan lebih dalam sampai ke Pengamatan mikroskopis jamur
tulang dengan tanda-tanda infeksi lokal merupakan pengamatan yang dilakukan
yang jelas.12 Perawatan kaki merupakan dengan menggunakan mikroskop untuk
salah satu bentuk pencegahan kaki terhadap melihat bentuk sel dari jamur. Karakteristik
terjadinya ulkus diabetik. Kurangnya Penicillium sp. secara mikroskopis yaitu
kemampuan untuk melakukan perawatan memiliki rantai konidia bersel tunggal yang
kaki secara mandiri menyebabkan pasien diproduksi dari sel khusus konidia yang
kurang memperhatikan luka yang terjadi disebut fialid. Terlihat pada mikroskop bahwa
dan menyebabkan infeksi. fialid berada pada ujung metula yang
Isolasi jamur bertujuan untuk bercabang, tiap cabang memiliki fialid yang
mengambil jamur dari lingkungan asalnya dan menghasilkan banyak konidia, sehingga
ditumbuhkan pada media buatan sehingga konidia berbentuk seperti rantai panjang,
diperoleh kultur murni dan dapat diidentifikasi berbentuk bulat, atau silindris. Karakteristik
jenis jamur yang terdapat pada suatu sampel. mikroskopis Penicillium sp. menurut literatur
Media yang di gunakan pada penelitian ini yaitu memiliki rantai konidia bersel tunggal
untuk mengisolasi jamur yang berasal dari yang diproduksi dari sel khusus konidia yang
disebut fialid. Fialid dapat diproduksi secara Februari-Maret Tahun 2014. Jurnal Farmasi
tunggal, berkelompok atau dari metula yang Indonesia. 2015; 12(1): 33-40.
bercabang, dan akan berbentuk seperti sikat 3. Waspadji S. Buku ajar ilmu penyakit
(penicillus). Penicillus dapat berisi cabang dan dalam: Kaki Diabetes. Jakarta: Penerbit FK
metulae (cabang kedua yang mengandung UI; 2006.
fialid). Terdapat pola percabangan yaitu pola 4. Taj-aldeen S, Gene J, Bozom I, Buzina W,
percabangan sederhana atau tidak bercabang, Cano J F, Guarro J. Gangrenous Necrosis
satu tahap bercabang (monoverticillate), dua of The Diabetic Foot Caused by Fusarium
tahap bercabang (biverticillate) atau tiga acutatum. Medical Mycology. 2006; 44:
cabang atau lebih. Konidiofor berbentuk halus 547-552.
atau berdinding kasar. Fialid berbentuk seperti 5. Maier M R, Pepper I L, Gerba P C.
labu, terdiri dari bagian tubuh silindris dan Environmental Microbiology. London:
leher yang berbeda, atau lanset (dengan bagian Academic Press; 2000.
tubuh sempit yang meruncing pada bagian 6. Madigan MT, Martinko JM, Stalhl DA, dan
ujung). Konidia berbentuk seperti rantai Clark DP. Biology Of Microorganism 13th
panjang, berbentuk bulat, atau silindris.14 Ed. San Fransisco: Pearson Education Inc;
2012.
KESIMPULAN 7. Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Bogor: Pusat Antar Universitas
disimpulkan bahwa dari 49 koloni jamur yang Pangan dan Gizi, Institut Pertanian
berasal dari swab ulkus diabetikum derajat III Bogor.
dan IV Wagner, hanya terdapat 1 koloni 8. Dewi A. Hubungan Aspek-aspek
Penicillium sp. Perawatan Kaki Diabetes dengan
Kejadian Ulkus Kaki Diabetes pada
DAFTAR PUSTAKA Pasien Diabetes Mellitus. Mutiara
1. Anggriani Y, Restinia M, Mitakda V C, Medika. 2007; 7(1): 13-21.
Rochsismandoko, Kusumaeni T. Clinical 9. Waspadji, S. Penatalaksanaan
Outcomes Penggunaan Antibiotik pada Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta:
Pasien Infeksi Kaki Diabetik. Jurnal Sains Balai Penerbit FKUI; 2005.
Farmasi & Klinis. 2015; 1(2): 111-121. 10. Purnomo SE, Dwiningsih SU, Lestari
2. Fatimah I, Kisrini, Wibawa D A A. Uji KP. Efektifitas Penyembuhan Luka
Kepekaan Bakteri Klebsiella sp. Hasil Menggunakan NaCl 0,9% dan
Isolasi Ulkus Diabetes Pasien Rawat Inap Hydrogel Pada Ulkus Diabetes
Di RSUD Dr. Moewardi terhadap Mellitus di RSU Kota Semarang.
Antibiotik Meropenem, Gentamisin, Prosiding Konferensi Nasional II
Seftriakson, dan Siprofloksasin pada Bulan PPNI Jawa Tengah. 2014: 144-152.
11. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III edisi 5.
Jakarta: Interna Publishing; 2009.
12. Decroli E, Karimi J. Profil Ulkus
Diabetik Pada Penderita Rawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr M.
Djamil Padang. The Journal of the
Indonesian Medical Association.
2008; 58(1): 3-7.
13. Gandjar I, Samson RA, Tweel-
Vermeulen Kvs, Oetari A, Santoso I.
2000. Pengenalan Kapang Tropik
Umum. Edisi Pertama. Jakarta(ID):
Yayasan Obor Indonesia.
14. Kidd S, Halliday C, Alexiou H, Ellis D.
Description of Medical Fungi. Third
Edition. Australia: Newstyle Printing;
2017.

Anda mungkin juga menyukai