Anda di halaman 1dari 13

“MENGANALISIS PENGUAT OPERASIONAL"

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Rangkaian Terintegrasi”

OLEH :

KELOMPOK 4

NAMA MAHASISWA : M.TAUFIQ ABDILLAH (4171121021)

MONARISA NAPITUPULU (4173121030)

NOVIA (4173121031)

NUR HASANAH (4173321037)

PRAPTI NINGSIH (4173321040)

DOSEN PENGAMPU : Drs. KHAIRUL AMDANI, M.Si

MATA KULIAH : RANGKAIAN TERINTEGRASI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Makalah ini membahas tentang “Menganalisis penguat operasional” bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Rangkaian Terintegrasi yang diampu oleh bapak Drs. KHAIRUL
AMDANI, M.Si

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Medan, 3 Oktober 2019

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................2

Daftar Isi ...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................4

1.2 Tujuan .................................................................................................4

1.3 Manfaat...............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................5

BAB III PENUTUP 14

3.1. Kesimpulan ...........................................................................................14


3.2. Saran .......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAAN

1.1 Latar Belakang

Pengguat diferensial adalah penguat yang memiliki dua input dan memperkuat selisih
tegangan pada kedua input tersebut. Pada keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal
interferensi yang berupa sinyal yang sama (common signal) yang masuk pada kedua input akan
dihilangkan pada proses penguatan karena hanya selisih tegangan yang diperkuat. Namun
demikian pada implementasinya penguat diferensial juga memberikan output yang berasal dari
sinyal bersama tersebut.

Pada penguat seperti ini diinginkan penguat dengan penguatan diferensial yang besar dan
penguat common mode nol atau sangat kecil. Dengan demikian penguat ini dapat digunakan
untuk memperkuat sinyal kecul yang mucul bersamaan dengan sinyal interferensi yang besar.

Dalam makalah ini akan dibahas apa itu penguat operasional 741 dan penguat operasional
pembalik.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui penguat operasional


2. Untuk mengetahui penguat operasional 741
3. Untuk mengetahui penguat pembalik

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan selalu
mahasiswa jurusan fisika dalam materi penguat operasional dan spesifikasi penguat 741 serta
penguat pembalik (inverting).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penguat operasional (Op Amp)

A. Pengertian

Penguat operasional (Op Amp) didefinisikann sebagai suatu rangkaian terintegrasi yang
berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional memilki dua
masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja

dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan
yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground).
Simbol dari penguat operasional :

B. Karakteristik Ideal Penguat Operasional

Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang
memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan
non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak
praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguat
operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang
dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi
keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp
ideal:
 Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = 

 Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0

 Hambatan masukan (input resistance) RI = 


 Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
 Lebar pita (band width) BW = 
 Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
 Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai
dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang
memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang
baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan
satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.

1. Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka


i. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah
penguatan diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan
balik (feedback) yang diterapkan padanya. Secara ideal, penguatan
tegangan lingkar terbuka adalah:
2. AVOL = Vo / Vid =   AVOL = Vo/(V1-V2) =  

3. Tegangan Ofset Keluaran


i. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga

tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi


tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang

dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR


(common mode rejection) ideal.
4. Hambatan Masukan
i. Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar

hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan


masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis,
harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 k hingga 20 M,
tergantung pada tipe Op Amp.
5. Hambatan Keluaran
i. Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya

hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai


pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO Op Amp

adalah = 0.
6. Lebar Pita
i. Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu
dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan
maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal,
Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam
penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
7. Waktu Tanggapan
i. Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang
diperlukan oleh keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara
ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus
berubah langsung pada saat masukan berubah.
8. Karakteristik Terhadap Suhu
i. Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah
karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada
Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan
suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada
umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan
tersebut dapat diabaikan.

2.2 SPESIFIKASI IC LM741

Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan
dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas dalam suatu rangkaian terpadu
(integrated circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier (Op-Amp) yang populer adalah
LM741. IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk dual in-line
package (DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah satu sudutnya
untuk menandai arah pin atau kaki nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran IC dalam kemasan DIP
adalah berlawanan arah jarum jam dimulai dari pin yang terletak paling dekat dengan tanda bulat
atau strip pada kemasan DIP tersebut. IC LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin seperti terlihat
pada gambar berikut.

Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741

Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu pin NC
(No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan
sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi
nol ketika kedua input bernilai nol. IC LM741 berisi satu buah Op-Amp, terdapat banyak tipe IC
lain yang memiliki dua atau lebih Op-Amp dalam suatu kemasan DIP. IC Op-Amp memiliki
karakteristik yang sangat mirip dengan konsep Op-Amp ideal pada analisis rangkaian. Pada
kenyataannya IC Op-Amp terdapat batasan-batasan penting yang perlu diperhatikan.
 Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating maksimum,
karena akan merusak IC.
 Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari
tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan
tegangan supply 15 V adalah ±13V.
 Ketiga, arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti
bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar
sehingga pada tegangan output maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi
batas arus maksimum.

Pada sebuah peguat operasional (Op-Amp) dikenal beberapa istilah yang sering dijumpai,
diantaranya adalah :
 Tegangan ofset masukan (input offset voltage) Vio menyatakan seberapa jauh v+ dan v
terpisah untuk mendapatkan keluaran 0 volt.
 Arus offset masukan (input offset current) menyatakan kemungkinan seberapa berbeda
kedua arus masukan.
 Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran besarnya arus basis (masukan).
 Harga CMRR menjamin bahwa output hanya tergantung pada (v+) – (v-), walaupun v+
dan v- masing-masing berharga cukup tinggi.
Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity gain
frequency memberi gambaran dari data tanggapan frekuensi. hal ini hanya berlaku untuk isyarat
yang kecil saja karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan sehingga
output maksimum hanya dihasilkan pada frekuensi yang relative rendah.

2. Penguat inverting
Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan yang sangat kecil
hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah. Rangkaian
penguat inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi masukan sangat
rendah. Rangkaian penguat inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat
kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar. Rangkaian dasar penguat
inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, dimana sinyal masukannya dibuat
melalui input inverting. Rangkaian ini adalah pengubah dari arus menjadi tegangan dan
digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber arus. Tahanan sumber R1, bagian umpan
baliknya berubah dan beberapa sifat umpan balik juga berubah.
Gambar Rangkaian penguat pembalik

Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Karena v+ dan v-
nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v - pada rangkaian ini
dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung arus pada hambatan resistor R1 dan
arus pada hambatan resistor R2 adalah
0  Vout
I out  (1)
R2
Vin  0
I in  (2)
R1
Arus yang masuk dalam op-amp adalah nol, i_  0 makab
I in  I out  i_  0 (3)
Masukan persamaan 1 dan 2 ke persamaan 3
Vin  0 0  Vout
 (4)
R1 R2
Selanjutnya
Vin V
  out
R1 R2
R2
Vout   xVin
R1
Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan
masukan, maka dapat ditulis
Vout R2
G  (4)
Vin R1
Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan
terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual
ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.
Contoh soal
1. Sebuah penguat pembalik seperti pada gambar xxx memiliki hambatan R1 sebesar 100Ω
dan R2 sebesar 1KΩ. Penguat pembalik tersebut di beri input sebesar 1000µVolt. Hitung
berapa besarnya penguat dan tegangan output?
Jawab
R2 1K
A   10
R1 100
Vout  A  Vin  10  1000Volt  10nVolt

2. Sebuah penguat pembalik seperti pada gambar xxx memiliki hambatan R1 sebesar 100Ω.
Penguat pembalik tersebut di beri input sebesar 100m Volt. Tegangan keluaran dari
penguat yang diinginkan 0,2 Volt. Hitung berapa besarnya penguat dan hambatan R2?
Jawab
Vout 0,2Volt
A  A
Vin 100nVolt

A  2000
R 2  A  ( R1)  R 2  2000  ( 100)

R 2  200k
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penguat operasional (Op Amp) didefinisikann sebagai suatu rangkaian terintegrasi yang berisi
beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional memilki dua masukan
dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi.

Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan yang sangat kecil hingga
mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah. Rangkaian penguat
inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi masukan sangat rendah.
Rangkaian penguat inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan
akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Surjono, 2002. Elektronika Lanjut. Jember : Cerdas ulet kreatif

Anda mungkin juga menyukai