Anda di halaman 1dari 15

NAMA : REGINA THERESYA BR PURBA

NIM : A1C117060

KELAS : REGULER B 2017

Laporan Akhir Percobaan Uji Kadar Glukosa Dalam Darah

IV. MANFAAT

Adapun manfaat yang didapatkan dari praktikum yang telah dilakukan adalah:

1. Saya telah mengetahui bagaimana cara membuat filtrat darah bebas protein, atau disebut
juga darah oxalated.
2. Saya telah mengetahui prinsip-prinsip dalam menentukan kadar gula darah dan
menghubungkan konsentrasi glukosa darah dengan kondisi kesehatan tubuh.

VIII. DATA PENGAMATAN

8.1 Pembuatan filtrat darah bebas protein

Bahan Perlakukuan Hasil pengamatan


Sebelum sesudah
Darah 0,1 ml 1,9 ml aquades Darah : merah Larutan merah (++)
1,5 ml Ba(OH)2 0,3 kental (++++)
N
1,5 ml ZnSO4 5% Aquades : tidak Coklat the
Sentrifuse 30 menit berwarna
250 rpm
Ba(OH)2 : Putih Terbentuk 2
keruh lapisan. Lapisan
atas : bening.
Lapisan bawah :
hijau lumut (+++)

ZnSO4 : tidak
berwarna Terbentuk 2 lapisan
. lapisan atas :
bening. Lapisan
bawah : hijau lumut
(+++++)

8.2 Penentuan Kadar Sakar Darah

Bahan Perlakuan Hasil pengamatan


Sebelum Sesudah
1 ml filtrat darah Ditambahkan 1 ml Cu alkalis : biru Warna hijau (+++)
Cu alkalis bening
Dipanaskan 20
menit lalu
didinginkan
Arsenomolibdat : Warna hijau lumut
Ditambahkan 1 ml kuning Terjadi reaksi.
Arsenomolibdat Timbul gelembung
gas dan warna
larutan : hijau
Pembacaan dengan kebiruan
spektronik 660 nm 0,822 nm
absorbansinya

8.2.2 Penentuan Blanko Sampel

Perlakuan Hasil Pengamatan


Sebelum Sesudah

1 mL aquades dimasukkan ke · Warna aquades : bening


dalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 mL pereaksi Cu
· Warna Cu alkalis : biru (++) · Aquades + Cu alkalis : biru
alkalis
bening (+)
Dimasukkan ke dalam air
mendidih selama 20 menit.

Dimasukkan dalam air dingin + 1 · Warna pereaksi arsenomolibdat


mL pereaksi Arsenomolibdat, : biru bening (+) · Warna : kuning kehijauan,
diaduk sampai rata ketika diaduk timbul
gelembung.
Dibaca absorbansinya dengan alat
spektronik 20 pada panjang
gelombang 660 nm.
0.171

8.2.3 Penentuan Larutan Standar

Perlakuan Hasil Pengamatan


Sebelum Sesudah
1). A (1 mL glukosa dengan 0.02
+ alkalis)

- Tabung reaksi (A) dimasukkan


· Glukosa + Cu alkalis : biru
ke dalam air panas selama 20
bening (+)
menit. · Glukosa + Cu alkalis : hijau
muda (+) dan timbul
- Dimasukkan ke dalam air dingin
gelembung ketika diaduk.
· Arsenomolibdat : hijau
- Ditambahkan 1 mL pereaksi
kekuningan (+)
arsenomolibdat dan diaduk sampai
rata.

2). B (1 mL glukosa dengan 0.03


+ alkalis) · Glukosa + Cu alkalis : biru

- Tabung reaksi (C) dimasukkan bening (+)


· Glukosa + Cu alkalis : hijau
ke dalam air panas selama 20 tua (+++) dan timbul
menit. gelembung ketika diaduk.
· Arsenomolibdat : hijau
- Dimasukkan ke dalam air dingin kekuningan (+)

- Ditambahkan 1 mL pereaksi
arsenomolibdat dan diaduk sampai
rata.
· Glukosa + Cu alkalis : biru
3). C (1 mL glukosa dengan 0.05
bening (+)
+ alkalis)
-Tabung reaksi (E) dimasukkan ke · Glukosa + Cu alkalis : hijau
dalam air panas selama 20 menit. tua(+++++) dan timbul
· Arsenomolibdat : hijau
gelembung ketika diaduk.
- Dimasukkan ke dalam air dingin kekuningan (+)

- Ditambahkan 1 mL pereaksi
arsenomolibdat dan diaduk sampai
rata.

IX. PEMBAHASAN
9.1 Pembuatan Filtrat Darah Bebas Protein

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan dimana tujuan dari praktikum ini agar
kami dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan metode
spektrofotometri. Dalam penentuan kadar glukosa dalam darah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, namun pada kali ini kami menggunakan metode Folin-Wu. Prinsip dari metode ini adalah
reaksi reduksi ion kupri di dalam larutan kupri tartrad oleh gula pereduksi menjadi ion kupro.
Metode ini digunakan untuk membuat filtrat darah bebas dari protein dengan jalan pengendapan.
Sebelum kami menghitung kadar gula darah, kami terlebih dahulu mempersiapkan filtrat darah
yang sudah bebas dari protein. Hal ini dilakukan karena filtrat yang digunakan harus netral.
Hal yang pertama dilakukan adalah mengambil 0,01 mL darah yang oxalated ke dalam
tabung centrifuge yang telah berisi 1,90 mL aquades. Pada saat darah 0.1 mL ditambahkan 1.9 mL
aquades, sebelum direaksikan darah berwarna merah kental (++++) sedangkan aquades tidak
berwarna dan sesudah direaksikan maka larutan berwarna merah (++). Pencampuran ini harus
dilakukan dengan baik, dengan menggunakan pengaduk. Fungsi penambahan akuades adalah
mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh akuades. Albumin adalah
protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin sendiri terdapat
dalam serum darah dan putih telur. Setelah itu ditambahkan dengan 1.5 Ba(OH)2 kan menghasilkan
warna larutan menjadi coklat teh.
Penambahan Ba(OH)2 bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. ZnSO4
berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Ba(OH)2.
Kemudian ditambahkan 1.5 ZnSO4 5% yang setelah itu dibiarkan selama 5 menit maka akan
menghasilkan 2 lapisan. Lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna hijau lumut (++
++). Larutan yang telah dibuat didiamkan selama 5 menit kemudian disentrifugasi selama 30 menit
agar terjadi endapan albumin secara sempurna untuk diambil filtrat darah bebas protein. Dalam
kondisi ini, albumin merupakan bagian tak berwana, sedang filtrate darah merupakan bagian yang
berwarna hijau lumut.

9.2 Penentuan Kadar Glukosa Dalam Darah

Pada saat filtrat darah 0.1 mL ditambahkan 1.0 mL Cu alkalis, sebelum direaksikan Cu alkalis
berwarna biru bening sedangkan sesudah direaksikan maka larutan berwarna hijau lumut (+++).
Pada penambahan Cu Alkalis, ion kupri (Cu+) akan direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu2+) dan
mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida). Dengan menambahkan pereaksi arsenomolibdat,
kuprooksida melarut lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru kehijauan disebabkan oleh
adanya oksidasi Mo. Penambahan Ba(OH)2 sebelumnya juga membantu terjadinya reduksi ion
Cu2+ karena reaksi terjadi dalam suasana basa. Intensitas warna larutan adalah ukuran banyaknya
gula yang ada di dalam filtrat.

Kemudian setelah itu dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit lalu didinginkan
maka akan menghasilkan warna larutan menjadi hijau lumut. Tahap selanjutnya yaitu penambahan
1.0 mL aresenomolibdat yang dimana sebelum direaksikan berwana kuning yang setelah
direaksikan hasil pengamatan yang didapat akan terjadi reaksi timbul gelembung gas dan warna
larutan menjadi hijau kebiruan. Lalu dilakukan pembacaan dengan menggunakan spektronik 660
nm yang menunjukkan angka 0.822 nm absorbansinya. Pengamatan dengan spektronik-20
menggunakan prinsip hokum Lambert Beer. Factor yang mempengaruhi adalah konsentrasi larutan
dan bentuk wadah. Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada beberapa banyak molekul yang
berinteraksi dengan sinar (absorbansi).

Sebelum tahap ini, kami seharusnya telah mempersiapankan larutan blanko (1 mL aquades) dan
larutan standar glukosa 1 mL masing-masing dengan konsentrasi 0.02 mg/mL; 0.03 mg/mL; dan
0.05 mg/mL. Pada saat darah 1.0 mL aquades dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan
dengan 1.0 mL pereaksi Cu alkalis, sebelum direaksikan warna aquades berwarna bening sedangkan
Cu alkalis berwarna biru (++) dan sesudah direaksikan maka larutan berwarna biru bening (+).
Setelah itu dimasukkan dalam air mendidih selama 20 menit sebelum direaksikan berwarna biru
bening. Pemanasan berfungsi menambah laju reaksi oleh Cu Alkalis. Cu Alkalis sendiri
ditambahkan untuk membentuk warna biru ketika ditambahkan 1 mL pereaksi arsenomolibdat.
Karena larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu+. Hal ini sesuai dengan prinsip uji tauber
memberikan hasil positif (warna biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa).
Perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas warnanya diamati dengan spetronik-20 pada
panjang gelombang 660 nm.Selanjutnya dimasukkan dalam air dingin yang kemudian ditambahkan
1.0 mL pereaksi arsenomolibdat dan diaduk hingga merata sehingga akan menghasilkan warna
kuning kehijauan serta menimbulkan gelembung ketika diaduk.

Kemudian setelah mempersiapkan larutan sampel, hal yang harus dilakukan adalah melakukan
standarisasi larutan standar dimana terdapat 3 larutan standar yang dipakai yaitu 0,02 ; 0,03 ; 0,05
mg glukosa/mL. Tahap pertama yang dilakukan pada standarisasi ini adalah dengan mereaksikan
antara glukosa tadi dengan 1.0 ml pereaksi Cu alkalis. Pada saat 1 mL glukosa dengan 0.02 mg/ mL
ditambahkan 1.0 mL pereaksi Cu alkalis (A) sebelum direaksikan glukosa berwarna bening dan
warna Cu alkalis biru (++) setelah direaksikan maka akan menghasilkan warna larutan biru bening
(+). Selanjutnya tabung reaksi tadi dimasukkan ke dalam air panas selama 20 menit, sebelum
direaksikan larutan berwarna biru bening (+) dan setelah direaksikan berwarna hijau kekuningan (+)
kemudian dimasukkan dalam air dingin akan menghasilkan gelembung dengan warna larutan hijau
muda. Setelah itu 1.0 mL pereaksi arsernomolibdat dan diaduk sampai rata menghasilkan warna
hijau muda.

Kemudian yang distandarisasi adalah 1 mL glukosa dengan 0.03 mg/ mL ditambahkan 1.0 mL
pereaksi Cu alkalis (B), dimana sebelumnya glukosa tersebut berwarna bening dan warna Cu alkalis
biru (++) namun setelah mengalami reaksi terjadi perubahan yaitu akan menghasilkan warna larutan
biru bening (+). Tabung reaksi (B) tadi dimasukkan ke dalam air panas selama 20 menit, sebelum
direaksikan larutan berwarna biru bening (+) dan setelah direaksikan berwarna hijau kekuningan (+)
kemudian dimasukkan dalam air dingin akan menghasilkan gelembung dengan warna larutan hijau
kekuningan. Setelah itu 1.0 mL pereaksi arsernomolibdat dan diaduk sampai rata menghasilkan
warna hijau muda. Terakhir, yaitu standarisasi terhadap 1 mL glukosa dengan 0.05 mg/ mL
ditambahkan 1.0 mL pereaksi Cu alkalis (C) sebelum direaksikan glukosa berwarna bening dan
warna Cu alkalis biru (++) setelah direaksikan maka akan menghasilkan warna larutan biru bening
(+). Tabung reaksi (C) tadi, dimasukkan ke dalam air panas selama 20 menit, sebelum direaksikan
larutan berwarna biru bening (+) dan setelah direaksikan berwarna hijau kekuningan (+) kemudian
dimasukkan dalam air dingin akan menghasilkan gelembung dengan warna larutan hijau tua (+++
+). Setelah itu 1.0 mL pereaksi arsernomolibdat dan diaduk sampai rata menghasilkan warna hijau
tua.

Tabel Hasil Pengamatan Spektronik-20

No
Larutan (1 mL) Adsorbansi (nm)
.
1. Larutan blanko 0,171 x 10-9
2. Larutan Standart 0.279 x 10-9
Glukosa 0,01 mg/mL 0.429 x 10-9
Glukosa 0,02 mg/mL 0.7 x 10-9
Glukosa 0,03 mg/mL 0.708 x 10-9
Glukosa 0,04 mg/mL 0.804 x 10-9
Glukosa 0,05 mg/mL
3. Filtrat 1.822 10-9
Dari data pembuatan kurva standar di atas, Melalui perhitungan menggunakan hukum
Lumbert-Beer, kita dapat mengetahui koefisien ekstingsi molar larutan (k) pada larutan glukosa
sebagai berikut,

Tabel Penentuan Koefisen Ekstinsi Molar Larutan (k) berdasarkan Larutan Standar

No. Larutan Adsorbansi (nm) Koefisien (k)


1. Glukosa 0,01 0.279 x 10-9 5 x 10-3
mg/mL
2. Glukosa 0,02 0.429 x 10-9 4 x 10-3
mg/mL
3. Glukosa 0,03 0.7 x 10-9 4 x 10-3
mg/mL
4. Glukosa 0,04 0.708 x 10-9 3.2 x 10-3
mg/mL
5. Glukosa 0,05 0.804 x 10-9 3 x 10-3
mg/mL
Koefisien Rata-Rata 3.8 x 10-3
Kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh aktifitas tubuh, kesehatan dan faktor genetik.
Glukosa akan diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat setelah kita
makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang tinggi, yang disebut
hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes mellitus. Gula darah yang tinggi lambat laun
dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Gula darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia,
dapat menyebabkan kelelahan. Dari data di atas, maka dapat diketahui koefisien ekstinsi molar
larutan untuk digunakan dalam perhitungan kadar gula dalam darah. Hasil pengamatan dan
perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh dari darah praktikan adalah 144
mg/dL (perhitungan terlampir). Artinya, praktikan termasuk hiperglisemia. Namun, hal ini belum
tentu benar, karena pada saat pengujian praktikan telah makan kurang dari dua jam. Sehingga wajar
kalau kadar gula darah praktikan tinggi, sebab dalam tubuh sedang terjadi proses metabolisme
glukosa.
(http://pengawuran.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-menentukan-kadar.html?m=1)
X. TUGAS

1. Menurut pendapat kalian, hal apa saja yang bisa menyebabkan seseorang memiliki kadar
gula darah yang tinggi ? Dan apa penyebab dalam darah manusia mengandung protein ?

Jawab :

Menurut saya banyak hal yang bisa menyebabkan gula darah seseorang tinggi, diantaranya
adalah sebagai berikut :

 Tidak melakukan olahraga.


 Terlalu banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat.
 Sedang stress
 Mengalami infeksi.
 Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Misalnya, steroid.
 Melakukan aktivitas fisik terlalu berat, terutama saat kadar gula darah tinggi dan
tingkat insulin rendah.
 Lupa minum obat penurun gula darah atau menyuntikkan insulin.

Yang menyebabkan dalam darah manusia mengandung protein adalah karena hemoglobin yang
merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke
jaringan dan media transport karbondioksida dari jaringan tubuh keparu -paru, pengangkutan
oksigen berdasarkan atas interaksi kimia antara molekul oksigen hem terkemas rapi didalam
selubung suatu protein yang disebut globin dengan demikian, struktur eritrosit yang halus
tesebut dimaksudkan untuk mengangkut oksigen dan mepertahankan hemoglobin. Sintesis hem
dan globin juga 11 diatur, pada bagian hem pada hemaglobin terdiri dari sebuah struktur cincin
porfirin yang mengandung besi (ferro), kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah dan Bagian globin adalah suatu protein yang terdiri dari dua
pasang rantai asam amino yang disebut alfa dan beta).

2. Untuk memperoleh darah yang segar sebagai sampel percobaan, hal apa saja yang perlu
dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan oleh seorang praktikan ?

Jawab :

Dalam melakukan praktikum ini, sampel yang dipergunakan harus segar dan darah harus darah
oxalated. Darah oxalated adalah darah yang telah ditambahkan antikoagulan darah. Koagulan
yang baik digunakan adalah K2EDTA, dimana tujuan penambahan koagulan ini untuk
mengendapkan protein yang ada dalam darah. Selain daripada itu, untuk mendapatkan sampel
yang segar praktikan harus memperhatikan beberapa hal dibawah ini:
 Kebersihan alat
 Tempat atau wadah darah yang diambil
 Kesehatan dari yang mendonorkan

3. Jelaskan secara singkat bagaimana cara mendapatkan sampe darah yang oxalated !

Jawab : Darah oxalated ini proses pengambilannya sama seperti halnya dengan mengambil
darah segar,hanya saja setelah pengambilan sampel darah ditambahkan dengan antikoagulan
darah. Ada tiga jenis antikoagulan darah yang biasa digunakan, antara lain Na2EDTA, K2EDTA,
dan Trisodium citrate dihidrat. Dari ketiga jenis tersebut, K2EDTA adalah antikoagulan yang
paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in
Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standard Institute).

XI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Glukosa, merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber
tenaga bagi tubuh. Penentuan kadar glukosa dalam darah dapat menggunakan metode
Spektrometer absorbsi. Spectrometer absorbs adalah sebuah instrument untuk mengukur
absorbansi/ penyerapan cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh
atom/molekul.
2. Darah mengandung albumin yang harus dihilangkan pada uji glukosa, albumin diendapkan
dengan penambahan akuades, Ba(OH)2 dan ZnSO4. Pada penambahan Cu alkalis, ion Cu+
akan direduksi oleh gula menjadi kupro Cu2+ dan mengendap sebagai Cu2O. dengan
menambahkan pereaksi arsenomolibdat, Cu2O akan melarut lagi dan warna larutan berubah
menjadi biru kehijauan disebabkan oleh adanya oksidasi Mo.
3. Intensitas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat. Hasil
pengamatan dengan spektronik-20 dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa yang
diperoleh dari darah praktikan adalah 144 mg/dL Artinya, praktikan termasuk hiperglisemia.
Namun, hal ini belum tentu benar, karena pada saat pengujian praktikan telah makan kurang
dari dua jam. Sehingga wajar kalau kadar gula darah praktikan tinggi, sebab dalam tubuh
sedang terjadi proses metabolisme glukosa.

XII. DAFTAR PUSTAKA

Amir. S. M. J., Herlina ,W., dan Damajanty, P. 2015. Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm)
Volume 3 Nomor 1 ISSN: 1499-2671.

Auliya, P., Fadil, O., dan Zelly, D. 2016. Gambaran Kadar Gula Darah pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas yang Memiliki Berat Badan Berlebih dan Obesitas. Jurnal
Kesehatan Andalas Volume 5 Nomor 3 ISSN: 1858-4942.

Azitha, M., Dinda, A., dan Yose, R. I. 2018. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa

Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus yang Datang ke Poli Klinik Penyakit Dalam
Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Volume 7 nomor 3 ISSN: 1858-
4942.

Jespersen,N. D., Brandy, J. E., dan Hyslop. 2012. Chemistry: The Molecular Nature Of Matter.

United Stade: Willey global of education.

Pine, S. 2006. Kimia Organik. Bandung: Penerbit ITB.

Poedjadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Subiyono, Atik, M., dan Denni, G. 2016. Gambaran Kadar Glukosa Darah Metode GOD-PAP

(Glucose Oxsidase – Peroxidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Plasma EDTA


(Ethylen Diamin Terta Acetat). Jurnal Teknologi Laboratorium Vol.5, No.1, ISSN: 2338 –
5634.

DAFTAR PUSTAKA LAPORAN AKHIR

Anonim, 2011. Laporan Praktikum : Menentukan Kadar Glukosa Darah


http://pengawuran.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-menentukan-kadar.html?m=1

https://youtu.be/sx8jzYESuE8

https://youtu.be/ZbdDS8DnqLE
XIII. Lampiran
13. Lampiran Gambar

Penyiapan sampel pengambilan sampel

Rak tabung, pipet tetes alat sentrifuge

13.2 Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai