Disusun oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah farmakologi molekular yang berjudul “Reseptor Angiotensin dan Histamin”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca dan memberikan gambaran mengenai materi yang terkait dengan “Reseptor
Angiotensin dan Histamin”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun bahasannya, maka kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak. Amiin
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem renin-angiotensin- aldosteron merupakan faktor utama dalam
memelihara tekanan darah arteri. Salah satu sasaran komponennya adalah
angiotensin-converting enzyme (ACE), yang merupakan zink terglikolisasi dipeptidil-
karboksipeptidase yang fungsi utamanya adalah mengatur tekanan darah arteri dan
keseimbangan elektrolit melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron ini (Ligia
Guerrero, 2012). secara invitro sebagai ACE inhibitor. Efek yang menguntungkan ini
secara umum dianggap berasal dari adanya molekul flavonoid, yang turunan senyawa
kimia kompleksnya dapat mencapai ke dalam pusat aktif ACE (Ligia Guerrero, 2012).
Angiotensin Converting Enzyme (ACE) adalah dipeptidil karboksipeptidase
dengan atom zinc. Enzim ini memiliki substrat dengan spesifisitas yang rendah pada
in vitro. ACE terdiri dari rantai polipeptida tunggal yang terdiri dari 2 domain: N dan
C. Ada 2 tempat katalitik dari masing-masing domain. Konsentrasi tertinggi ACE
terdapat di kapiler paru. ACE juga terdapat pada tubulus proksimal ginjal, saluran
gastrointestinal, organ jantung dan otak. ACE muncul sebagai enzim ikatan membran
juga enzim sirkulator globular (B.W. Nileeka Balasuriya, 2011).
ACE inhibitor menurunkan resistensi vaskular sistemik serta rata-rata tekanan
darah diastol dan sistol pada berbagai keadaan hipertensi. Efek-efek tersebut telah
teramati paada hewan percobaan untuk hipertensi ginjal dan hipertensi genetik. Pada
subjek manusia yang menderita hipertensi, inhibitor ACE biasanya menurunkan
tekanan darah (kecuali jika tingginya tekanan darah disebabkan oleh aldoteronisme
primer). Perubahan awal pada tekanan darah cenderung memiliki korelasi positif
dengan PRA dan kadar angiotensin II di dalam plasma sebelum dilakukan
pengobatan. Namun, beberapa minggu dalam pengobatan, lebih tinggi persentase
pasien yang menunjukkan penurunan tekanan darah yang besar, dan efek anti
hipertensif selanjutnya kurang berkorelasi atau tidak ada korelasi sama sekali dengan
kadar pengobatan pendahuluan PRA. Peningkatan produksi angiotensin lokal
(jaringan) dan/atau peningkatan keresponsifan jaringan terhadap kadar angiotensin II
yang normal pada beberapa pasien hipertensi membuat mereka sensitif terhadap
inhibitor ACE meskipun PRA- nya normal. Tanpa memperhatikan mekanismenya,
inhibitor ACE memiliki kegunaan klinis yang luas sebagai senyawa antihipertensi
(Jackson E, 2007).
Angotensin II adalah pengatur fungsi kardiovaskular yang penting. Kemampuan
inhibitor enzim pengonversi angiotensin (ACE) yang efektif secara oral dalam
menurunkan kadar angiotensin II merupakan kemajuan penting dalam pengobatan
hipertensi. Obat-obat golongan ACE inhibitor terbukti sangat berguna untuk
pengobatan hipertensi karena khasiat dan profil efek sampingnya yang lebih baik,
sehingga meningkatkan kepatuhan pasien (Oates J, 2007).
Histamin merupakan salah satu faktor yang menim- bulkan kelainan akut dan
kronis, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mekanisme antihistamin pada pengobatan
penyakit alergik. Antihistamin merupakan inhibitor kompetitif terhadap histamin.
Antihistamin dan histamin berlomba menempati reseptor yang sama. Blokade reseptor
oleh antagonis H1 menghambat terikatnya histamin pada reseptor sehingga
menghambat dampak akibat histamin misalnya kontraksi otot polos, peningkatan
permeabilitas pembuluh darah dan vasodilatasi pembuluh darah. Akhir-akhir ini
dibuktikan bahwa antihistamin H1 bukan hanya sebagai antagonis tetapi juga sebagai
inverse agonist yang mempunyai kapasitas menghambat aktivitas reseptor H1
sedangkan antagonis H1 tidak berpengaruh terhadap aktivitas reseptor H1. Reseptor
pada permukaan sel (termasuk reseptor H1) dapat berikatan dengan protein G yang
terdapat pada membran sel di daerah yang berbatasan dengan sitoplasma (cytosolic
domain of cell membrane).1 Perubahan/peningkatan aktivitas reseptor H1 yang
dipengaruhi molekul dari luar sel mengakibatkan perubahan/peningkatan aktivitas
protein G. Perubahan/ peningkatan aktivasi protein G menimbulkan transduksi sig-
nal (signal transduction) ke beberapa target (efektor), sehingga mengakibatkan
aktivasi NF-κB yang merupakan faktor transkripsi yang berperan pada terjadinya
reaksi radang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Review Jurnal Reseptor Angiotensin dan Histamin ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui Review Jurnal Reseptor Angiotensin dan Histamin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HISTAMIN
2.1.1 DEFINISI
DAFTAR PUSTAKA
B.W. Nileeka Balasuriya HPVR. Plant flavonoids as angiotensin converting enzyme
inhibitors in regulation of hypertension. Funct Foods Heal Dis. 2011;1(5):172–88.
Jackson E. Renin dan Angiotensin. In: Gilman A, editor. Dasar Farmakologi Terapi. 10th ed.
Jakarta: EGC; 2007. p. 785–816
Ligia Guerrero, Julia´n Castillo, Mar Quinones, Santiago Garcia-Vallve, Lluis Arola GP et al.
Inhibition of Angiotensin-Converting Enzyme Activity by Flavonoids: Structure-
Activity Relationship Studies. www.plosone.org. 2012;7(11):1–10.
Oates J, Brown N. Senyawa- senyawa Antihipertensi dan Terapi Obat Hipertensi. In: Gilman
A, editor. Dasar Farmakologi Terapi. 10th ed. Jakarta; 2007. p. 845–74.
Tömösközi Z. Histamine agonists, antagonists, and inverse agonosts. In: Falus A, Grosman
N, Darvas Zs.eds. Histamine: iology and medical aspects. Budapest, Hungary:
Spring Med Publishing; 2004.p.78-88
Schwelberger HG. Diamine oxidase(DAO) enzyme and gene. In: Falus A, ed. Histamine:
biology and medical aspects. Budapest, Hungary: SpringMed Publishing, 2004:p43–
52.
Dickenson JM, Hill SJ. Characteristics of 3H-mepyramine binding in DDT1 MF2 cells:
evidence for high binding to a functional histamine H1 receptor. Eur J Pharmacol
Mol Pharmacol Sect 1994; 268: 257-62.
Lovenberg TW, Roland BL, Wilson SJ, et al. Cloning and functional expression of the human
histamine H3 receptor. Mol Pharmacol 1999; 55: 1101-7
Day JH, Ellis AK, Rafeiro E. A new selective H1 receptor antagonist for use in allergic disorders. Drugs of
Today 2004:40(5):415- 21.