Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada abad ke-19 dunia Islam mengalami masa-masa suram, Bahkan terus-
menerus merosot, terbelakang dan banyak Negara muslimin yang sedang
menghadapi pendudukan asing. Dan pada masa itulah muncul seorang pemimpin
yang mengumandangkan seruan untuk membangkitkan umat Islam kembali, yaitu
Jamaluddin al-Afghani. Murid pertamanya yang mengikuti jejaknya ialah Syaikh
Muhammad Abduh. Dia yang mengajar pembaharuan dalam berbagai prinsip dan
pengertian Islam. Ia menghubungkan ajaran-ajaran agama dengan kehidupan
modern, dan memebuktikan bahwa Islam sama sekali tidak bertentangan dengan
peradaban, kehidupan modern serta apa yang bernama kemajuan.
1.2 Rumusan masalah.
“ Mengetahui syarat-syarat tafsir adabi wal ijtima’i.
1.3 Tujuan
“ untuk memeuhi tugas mata kuliah tafsir adabi wal ijtima’I “

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SYARAT-SYARAT TAFSIR ADABI WAL IJTIMA’I


1. Memperhatikan ketelitian redaksi ayat-ayat al-Quran.
penguraian makna yang dikandung dalam ayat dengan redaksi yang menarik
hati
2. Mempunyai gaya bahasa dan nilai sastra yang amat tinggi.
3. Menguraikan makna dan kandungan ayat-ayat dengan susunan kalimat yang
indah.
Tafsir adabi wal ijtima’i harus diuraikan dengan makna dan kandungan
ayat-ayat dengan susunan kalimat yang indah karena tafsir ini menekankan
penjelasan aspek-aspek yang terkait dengan ketinggian gaya bahasa Al-qur’an.
4. Mengkaitkan interpretasi Al-Qur’an dengan kehidupan sosial.
Tafsir ini berorientasi kepada kehidupan sosial, maka salah satu cirinya ialah
mengkaitkan antara ayat-ayat Al-Qur’an dengan problematika sosial
5. menghubungkan ayat al-Qur’an dengan hukum alam (sunatullah) yang berlaku
dalam masyarakat.
dengan hukum-hukum alam yang berlaku dalam masyarakat. Dalam artian
lain  bahwa memahami ayat dari segi balaghahnya untuk kemudian difahami
sesuai dengan makna yang dimaksud di dalamnya dengan menggunakan bahasa
yang mudah difahami dan indah.
6. menggunakan akal secara luas dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dengan
kehidupan social.
Salah satu ciri yang dominan dan khas dari tafsir ini ialah penggunaan
interpretasi secara rasional berdasarkan akal pikiran. Dengan alasan bahwa karena
Al-Qur’an sangat menghargai akal-pikiran serta memosisikannya pada kedudukan
yang sangat terhormat.
7. Mengkaitkan makna ayat dengan aspek aspek atau persoalan yang muncul
pada zaman sekarang atau zaman modern.

2
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
tafsir adabi wal ijtima’I merupakan tafsir yang didalamnya terdapat hubungan
sosial dan kemasyarakatan, dalam pembahasan saya menjelaskan atau
menyebutkan bahwasanya dalam menafsirkan tafsir ini harus mempunyai
beberapa syarat yang harus terpenuhi agar dalam menafsirkanya tidak
berhubungan dengan tafsir lain. Diantara syarat-syaratnya yaitu bahwasanya
seseorang bisa menafsirkan tafsir adabi wal ijtima’I dengan syarat harus
mempunyai gaya bahasa dan nilai sastra yang tinggi dalam memahami redaksi
ayat-ayat al-qur’an.

3.2 Saran
Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan
arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan tugas-
tugas berikutnya.

3
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9985158/Tafsir_Adabi_al-Ijtimai.
https://khazanahquranhadits.wordpress.com/2013/12/20/corak-tafsir-adabi-ijtimai/
https://bdksemarang.kemenag.go.id/corak-tafsir-adabi-ijtimai-tinjauan-studi-
kritis-tafsir-almanar/

Anda mungkin juga menyukai