Anda di halaman 1dari 30

Asuhan Keperawatan Pada An.

R Dengan Diagnosa
Keperawatan Alergi
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 2
1. Eme Triska (17.11.057)
2. Erna Sari Siregar (17.11.060)
3. Evitri Octavia Pasaribu (17.11.062)
4. Feby Arianti (17.11.066)
5. Hafni Sri Meisitho (17.11.070)
6. Hesti Hesturini (17.11.075)
7. Iva Santika (17.11.081)
8. Kamila (17.11.087)
9. Kevin Alexander Perangin-Angin (17.11.088)
10. Khairani Harahap (17.11.089)
11. Maya Desi Oktari (17.11.107)
12. Erika wulandari (17.11.058)
13. Fauzi irzal mutaqin (17.11.065)
14. Fenny anjelina (17.11.067)
15. Hanita gurning (17.11.072)
16. Hotlas tumanggor (17.11.076)
17. Jenni juleta sinaga (17.11.084)
18. Khoirotun nisak (17.11.091)
19. Kisrawati syahputri (17.11.092)
20. Lasnida siska trice o sunggu (17.11.098)
21. Lisrawati tamba (17.11.103)
22. Lucky utami (17.11.104)

Dosen pembimbing : Ns. Adirman Lafau S.Kep

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
T.A 2019/2020

0
Kata Pengantar

Syukur alhamdulilah, merupakan satu kata yang sangat pantas kami ucapkan
kepada Allah swt, karena bimbingan-Nya lah maka kami Kelompok II bisa
menyelesaikan sebuah makalah keperawatan kesehatan jiwa yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Alergi” Makalah ini di buat dengan berbagai obserfasi dalam
jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan makalah yang bisa dipertanggung
jawabkan hasilnya, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah
membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah
ini.
Kami manyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan
keritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terimakasih penyusun ucapkan, dan semoga makalah ini bisa memberikan


sumbangan ilmu yang bermnfaat bagi kita semua.

Deli tua, 4 Mei 2020

Kelompok II

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Alergi........................................................................................5
2.2 Penyebab Alergi..........................................................................................5
2.3 Klasifikasi Alergi........................................................................................6
2.4 Jenis-Jenis Alergi........................................................................................7
2.5 Manifestasi Klinis.......................................................................................9
2.6 Patofisiologi Alergi...................................................................................10
2.7 Pemeriksaan Penunjang............................................................................12
2.8 Pencegahan Alergi....................................................................................12
2.9 Pengobatan Alergi……….........................................................................13
BAB III Tinjauan Kasus
3.1 pengkajian.................................................................................................14
3.2 diagnosa....................................................................................................23
3.3 intervensi...................................................................................................23
3.4 Implementasi.............................................................................................24
3.5 evaluasi......................................................................................................24
BAB IV Penutup
3.1 Kesimpulan...............................................................................................27
3.2 Saran..........................................................................................................27
Daftar Pustaka......................................................................................................28

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Beberapa laporan ilmiah baik di dalam negeri atau luar negeri menunjukkan
bahwa angka kejadian alergi terus meningkat tajam beberapa tahun terahkir.
Tampaknya alergi merupakan kasus yang cukup mendominasi kunjungan penderita di
klinik rawat jalan Pelayanan Kesehatan Anak. Menurut survey rumah tangga dari
beberapa negara menunjukkan penyakit alergi adalah adalah satu dari tiga penyebab
yang paling sering kenapa pasien berobat ke dokter keluarga. Penyakit pernapasan
dijumpai sekitar 25% dari semua kunjungan ke dokter umum dan sekitar 80%
diantaranya menunjukkan gangguan berulang yang menjurus pada kelainan alergi.
BBC beberapa waktu yang lalu melaporkan penderita alergi di Eropa ada
kecenderungan meningkat pesat. Angka kejadian alergi meningkat tajam dalam 20
tahun terakhir. Setiap saat 30% orang berkembang menjadi alergi. Anak usia sekolah
lebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai astma, 6 juta orang
mempunyai dermatitis (alergi kulit). Penderita Hay Fever lebih dari 9 juta orang
(Judarwanto, 2005).
Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat
yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang
biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini
disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan
berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui
suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik,
logam perhiasan atau jam tangan, dan lain-lain. Zat yang paling sering menyebabkan
alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan
tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang
kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan
insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat
aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud alergi?
2. Apa saja penyebab alergi?
3. Bagaimana klasifikasi alergi?
4. Apa saja jeni-jenis alergi?
5. Apa saja manifestasi klinis pada alergi?
6. Bagaimana patofisiologi alergi?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mengetahui alergi?
8. Apa saja pencegahan alergi?
9. Bagaimana pengobata alergi?

1.3. Tujuan
2. Mengetahui apa itu alergi
3. Mengetahui apa saja penyebab alergi
4. Mengetahui bagaimana klasifikasi alergi
5. Mengetahui apa saja jenis-jenis alergi
6. Mengetahui manifestasi klinis pada alergi
7. Mengetahui bagaimana patafisilogi alergi
8. Mengetahui pemeriksaan penunjang yag dilakukan untuk mengetahui alergi
9. Mengetahui apa saja pencegahan alergi
10. Mengetahui bagaimana pengobatan alergi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem pertahanan alami tubuh yang
membantu melawan infeksi (sistem kekebalan). Sistem kekebalan tubuh biasanya
melindungi tubuh dari virus dan bakteri dengan memproduksi antibodi biasanya
menjadi penyebab alergi secara biologis. Pada reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh
mulai melawan zat-zat yang biasanya tidak berbahaya (seperti debu, serbuk sari, atau
obat) seolah-olah zat ini mencoba untuk menyerang tubuh.
Alergi ialah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul segera
atau dalam rentan waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak dengan zat yang
tertentu (alergen). Alergi dibagi menjadi 4 macam, macam I s/d IV berhubungan
dengan antibodi humoral, sedangkan macam ke IV mencakup reaksi alergi lambat
oleh antibodi seluler.
Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh
seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-
bahan yang umumnya nonimunogenik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi
berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing
atau berbahaya. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut
allergen.

2.2. Penyebab
1. Debu

2. Makanan

3. Obat-obatan

4. Zat-zat kimia

5
5. Risiko seseorang terkena alergi berhubungan dengan riwayat alergi dari orang
tuanya. Jika tidak ada satupun orang tua yang mengalami  alergi, kesempatan
untuk menagalami alergi adalah kira-kira 15%. Jika satu orang tua alergi,
risikonya meningkat sampai 30% dan jika kedua-duanya alergi, risikonya
lebih besar dari 60%.

6. Hal lain yang mempengaruhi  alergi adalah lingkungan. Seseorang harus


mempunyai tendensi genetik dan terpapar pada alergen sehingga dapat terkena
alergi. Sebagai tambahan, lebih hebat dan sering paparan terhadap alergen dan
lebih awal terjadi didalam kehidupan, lebih mungkin alergi akan berkembang.
Ada pengaruh-pengaruh penting lainnya yang dapat berkomplot untuk
menyebabkan kondisi-kondisi alergi, di antaranya adalah merokok, polusi,
infeksi, dan hormon-hormon.

2.3. Klasifikasi alergi


Alergi dibagi menjadi 4 macam, macam I s/d IV berhubungan dengan antibodi
humoral, sedangkan macam ke IVmencakup reaksi alergi lambat oleh antibodi
seluler.
 Macam/Type I (reaksi anafilaktis dini): Setelah kontak pertama dengan
antigen/alergen, di tubuh akan dibentuk antibodi jenis IgE (proses
sensibilisasi). Pada kontak selanjutnya, akan terbentuk kompleks antigen-
antibodi. Dalam proses ini zat-zat mediator (histamin, serotonin, brdikinin,
SRS= slow reacting substances of anaphylaxis) akan dilepaskan (released) ke
sirkulasi tubuh. Jaringan yang terutama bereaksi terhadap zat-zat tersebut
ialah otot-otot polos (smooth muscles) yang akan mengerut (berkontraksi).
Juga terjadi peningkatan permeabilitas (ketembusan) dari kapiler endotelial,
sehingga cairan plasma darah akan meresap keluar dari pembuluh ke jaringan.
Hal ini mengakibatkan pengentalan darah dengan efek klinisnya hipovolemia
berat. Gejala-gejala atau tanda-tanda dari reaksi dini anafilaktis ialah: shok
anafilaktis-urtikaria, edema Quincke-kambuhnya/eksaserbasi asthma
bronchiale-rinitis vasomotorica.

6
 Macam/type II (reaksi imu sitotoksis): Reaksi ini terjadi antara antibodi dari
kelas IgG dan IgM dengan bagian-bagian membran sel yang bersifat antigen,
sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa komplementer. Contoh: reaksi
setelah transfusi darah, morbus hemolitikus neonatorum, anemia hemolitis,
leukopeni, trombopeni dan penyakit-penyakit autoimun.

 Macam/Type III (reaksi berlebihan oleh kompleks imun = immune complex =


precipitate): Reaksi ini merupakan reaksi inflamasi atau peradangan
lokal/setempat (Type Arthus) setelah penyuntikan intrakutan atau subkutan ke
dua dari sebuah alergen. Proses ini berlangsung di dinding pembuluh darah.
Dalam reaksi ini terbentuk komplemen-komplemen intravasal yang
mengakibatkan terjadinya kematian atau nekrosis jaringan. Contoh: fenomena
Arthus, serum sickness, lupus eritematodes, periarteriitis nodosa, artritis
rematoida.

 Macam/Type IV (Reaksi lambat type tuberkulin): Reaksi ini baru mulai


beberapa jam atau sampai beberapa hari setelah terjadinya kontak, dan
merupakan reaksi dari t-limfosit yang telah tersensibilisasi. Prosesnya
merupakan proses inflamatoris atau peradangan seluler dengan nekrosis
jaringan dan pengubahan fibrinoid pembuluh-pembuluh yang bersangkutan.
Contoh: reaksi tuberkulin (pada tes kulit tuberkulosa), contact eczema, contact
dermatitis, penyakit autoimun (poliarthritis, colitis ulcerosa), dll.).

2.4. Jenis-jenis alergi


Ada banyak jenis alergi, beberapa yang lebih umum meliputi:
1. Alergi Pada Mata
Alergi pada mata (conjunctivitis allergic) adalah peradangan dari lapisan-
lapisan jaringan yang menutupi permukaan dari bola mata dan permukaan bawah dari
kelopak mata. Peradangan terjadi sebagai hasil dari reaksi alergi dan mungkin dapat
menghasilkan gejala-gejala berikut:
 Kemerahan dibawah kelopak dan mata keseluruhannya

7
 Mata menjadi berair dan gatal
 Terjadi pembengkakan
2. Alergi Pada Kulit
Allergic eczema (atopic dermatitis) adalah alergi ruam yang umumnya 
disebabkan oleh kontak kulit dengan alergen. Kondisi ini umumnya berkaitan dengan
rhinitis alergi  atau asma dan memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
 Gatal, kemerahan, dan atau kekeringan dari kulit

 Ruam (Rash) pada muka, terutama anak-anak

 Ruam sekeliling mata-mata, pada lipatan-lipatan sikut, dan dibelakang lutut,


terutama pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
3. Alergi Gatal
Hives (urtikaria) adalah reaksi kulit yang timbul berupa pembengkakkan yang
gatal dan dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja. Hives dapat disebabkan oleh
reaksi alergi, seperti pada makanan atau obat-obatan, namun dapat juga terjadi pada
orang-orang yang tidak alergi. Gejala-gejala hives yang khas adalah:
 Kulit kemerahan

 Gatal yang hebat


4. Allergic Shock
Allergic shock (anaphylactic shock) adalah reaksi alergi yang mengancam
nyawa yang dapat mempengaruhi fungsi beberapa organ pada waktu yang bersamaan.
Reaksi  ini secara khas terjadi ketika alergen dimakan (contohnya obat) atau
disuntikakan (contohnya obat injeksi). Beberapa atau seluruh dari gejala-gejala
berikut dapat terjadi:
 Hives atau perubahan warna kemerahan dari kulit

 Hidung mampet

 Pembengkakkan dari tenggorokan

8
 Sakit perut, mual dan muntah

 Napas pendek, mencuit-cuit (wheezing)

 Tekanan darah rendah atau shock


5. Alergi makanan
yang lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Alergi
makanan biasanya terjadi pada orang-orang yang punya keturunan alergi dalam
keluarganya. Orang-orang seperti ini juga memiliki kemungkinan besar terserang
asma serta alergi lainnya.
6. Alergi obat.
Banyak resep dan obat-obatan nonprescription dapat menyebabkan reaksi
alergi. Reaksi alergi terhadap obat ini sangat umum dan kadangkala tak terduga.
7. Alergi terhadap racun serangga
bila Anda tersengat oleh serangga, racun dan toksin lainnya yang ada pada
sengatan lebah yang mungkin masuk ke kulit. Normalnya Anda akan mengalami
bengkak kemerahan, nyeri ataupun gatal-gatal pada tempat sengatan. Reaksi alergi ini
terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi berlebihan terhadap racun yang
dihasilkan oleh sengatan serangga tersebut.
8. Alergi terhadap hewan.
Alergi ini lebih banyak menyebabkan masalah pernapasan dari masalah kulit.
Anda mungkin alergi terhadap kulit mati hewan peliharaan Anda (bulu), urin, air liur
kering, atau rambut.
9. Alergi terhadap karet alam (lateks)
Beberapa orang mengalami reaksi alergi setelah kontak berulang dengan
lateks, terutama sarung tangan lateks.
10. Alergi yang berkembang dari paparan zat yang dihirup di tempat kerja. Ini
disebut asma pekerjaan.
11. Alergi terhadap kosmetik, seperti kuku buatan, ekstensi rambut, dan tato
henna.

9
12. Alergi musiman muncul pada waktu yang sama tahun setiap tahun dan
disebabkan oleh paparan terhadap serbuk sari dari pohon, rumput, atau gulma.

2.5. Manifestasi Klinik


1. Mata gatal, bersin-bersin, mengeluarkan ingus, batuk, gejala nafas sesak
sampai terjadi serangan asma.
2. Sering pula muncul keluhan mual, muntah dan diare.
3. Penyakit rinitis alergi biasanya ditandai dengan bersin-bersin, hidung terasa
gatal, hidung berair atau tersumbat dan sukar bernapas, sedangkan pada mata
akan terasa gatal, kemerahan dan berair. Bila penyakit ini dibiarkan,
kemungkinan akan berkembang menjadi sinusitis.
2.6. Patofisiologi
Pada reaksi alergi dilepaskan berbagai zat mediator yang akan menimbulkan
gejala klinis. Zat mediatior utama dan terpenting adalah histamine yang memiliki
efek dilatasi pembuluh darah, peningkatan permeabilitas kapiler, iritasi ujung-ujung
saraf sensoris, dan aktivitas sel-sel kelenjar.
 Di dalam Udara Pernapasan
Bernapas dapat penuh risiko jika anda alergi. Disamping oksigen, udara
mengandung beberapa partikel tidak berbahaya termasuk alergen. Penyakit-penyakit
yang umum yang berasal dari alergen udara adalah hay fever, asma, dan
conjunctivitis. Alergen berikut umumnya tidak berbahaya, namun dapat memicu
reaksi alergi ketika dihirup oleh individu-individu yang sensitif.
 Serbuk sari: pohon-pohon, rumput-rumput, dan/atau rumput-rumput liar

 Tungau Protein-protein binatang: bulu, kulit, dan/atau urin

 Spora-spora jamur

 Bagian-bagian tubuh serangga


 Di dalam Yang Kita Makan

10
Ketika makanan-makanan dan obat-obatan dicerna, alergen mungkin dapat
masuk kedalam aliran darah dan menjadi terpasang pada IgE tertentu didalam sel-sel
pada tempat-tempat yang jauh seperti kulit atau mukosa hidung. Kemampuan dari
alergen tersebut menjelaskan  bagaimana gejala-gejala dapat terjadi pada area-area
yang berlainan dari saluran pencernaan. Reaksi-reaksi alergi makanan dapat berupa
pembengkakan lidah atau tenggorokan dan mungkin diikuti oleh mual, diare, atau
kram perut. Kesulitan bernapas dengan hidung atau reaksi-reaksi kulit mungkin juga
dapat terjadi. Dua kelompok utama alergen yang dicerna adalah:
 Makanan: Makanan yang paling umum yang menyebabkan reaksi-reaksi
alergi adalah susu sapi, ikan, kerang-kerangan, telur, kacang-kacangan,
kedelai, dan gandum.
 Obat-obatan (ketika diminum), contohnya antibiotic, anti inflamasi, anti
piretik (penurun panas), dll.
 Menyentuh kulit Kita
Allergic contact dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh
reaksi alergi lokal. Mayoritas dari reaksi-reaksi kulit lokal ini tidak melibatkan IgE,
namun disebabkan oleh sel-sel peradangan. Harus dicatat bahwa ketika beberapa
alergen (contohnya, latex) bersentuhan dengan kulit, mereka diserap oleh kulit dan
dapat juga berpotensi menyebabkan reaksi-reaksi keseluruh tubuh, tidak hanya pada
kulit saja.. Contoh-contoh allergen yang mempengaruhi melalui kontak kulit adalah :
 Kain

 Tumbuh-tumbuhan

 Zat pewarna
 Bahan-bahan kimia
 Logam
 Kosmetik

Allergic contact dermatitis tidak melibatkan antibodi IgE, namun melibatkan


sel-sel dari sistem imun yang diprogram untuk bereaksi ketika dipicu oleh alergen.

11
Menyentuh atau menggosok unsur/bahan yang pernah membuat anda sensitif
sebelumnya dapat memicu rash kulit (skin rash).

 Yang Disuntikkan Kedalam Tubuh


Reaksi yang paling berat dapat terjadi ketika alergen disuntikan kedalam tubuh
dan mendapat akses langsung ke dalam aliran darah. Akses ini membawa risiko dari
reaksi umum, seperti anaphylaxis, yang dapat membahayakan nyawa. Berikut adalah
alergen yang paling umum disuntikan yang dapat menyebabkan reaksi alergi yang
berat:

 Racun serangga

 Obat-obatan

 Vaksin-vaksin

 Hormon-hormon (contohnya, insulin)


Untuk mengetahui seseorang apakah menderita penyakit alergi dapat kita
periksa kadar Ig E dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai normal (0,1-0,4
ug/ml dalam serum) atau ambang batas tinggi. Lalu pasien tersebut harus melakukan
tes alergi untuk mengetahui bahan/zat apa yang menyebabkan penyakit alergi
(alergen). Untuk mengetahui alergen penyebab alergi, kita bisa melakukan tes alergi.
2.7. Pemeriksaan Penunjang
 Tes IgE spesifik dengan RAST (radio immunosorbent test) atau ELISA (enzyme
linked immuno assay).

 Secara in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal atau berseri, uji tusuk (prick
test), uji provokasi hidung/ uji inhalasi, dan uji gores. Dilakukan diet eliminasi
dan provokasi untuk alergi makanan.
2.8. Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi:

12
 Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun diluar rumah. Hal ini
termasuk tidak menumpuk banyak barang di dalam rumah ataupun kamar tidur
yang dapat menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya
reaksi alergi.Usahakan jangan memelihara binatang di dalam rumah ataupun
meletakkan kandang hewan peliharaan di sekitar rumah anda.

 Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya daki


yang dapat pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi.Untuk
mandi, usahakan menggunakan air hangat, dan usahakan mandi sore sebelum
pukul.17.00′. Sabun dan shampoo yang digunakan sebaiknya adalah sabun dan
shampoo untuk bayi.

 Batasi penggunakan pewangi ruangan ataupun parfum, juga obat-obat anti


nyamuk. Jika di rumah anda terdapat banyak nyamuk, gunakanlah raket anti
nyamuk.

 Gunakan kasur atau bantal dari bahan busa, bukan kapuk.

 Gunakan sprei dari bahan katun dan cucilah minimal seminggu sekali dengan air
hangat.

 Hindari menggunakan pakaian dari bahan wool, gunakanlah pakaian dari bahan
katun.

 Pendingin udara (AC) dapat digunakan, tetapi tidak boleh terlalu dingin.

 Awasi setiap makanan atau minuman maupun obat-obatan yang menimbulkan


reaksi alergi. Hindarilah bahan manakan, minuman, maupun obat-obatan
tersebut. Anda harus mematuhi aturan diet alergi anda.

 Temui ahli. Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul membutuhkan


perawatan yang berbeda-beda pada masing-masing penderita alergi. Mintalah

13
dokter anda untuk melakukan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan anda
terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi.
2.9. Pengobatan
 Salah satu pengobatan yang dianjurkan dalam penanganan alergi adalah
dengan pemberian obat anti histamin dari generasi terbaru seperti cetirizine
dihidroklorida.
 Terapi ideal adalah menghindari kontak dengan allergen penyebab dan
eliminasi.

 Untuk gejala yang berat dan lama, bila terapi lain tidak memuaskan dilakukan
imunoterapi melalui desensitisasi dan hiposensitisasi atau netralisasi

BAB III
Tinjauan Kasus
Seorang anak laki-laki berumur 11 tahun datang ke unit gawat darurat dengan
keluhan seluruh badannya gatal dan bintik-bintik merah. Terdapat riwayat anak
tersebut memakan ayam yang dimasak oleh ibunya. Setelah memakan ayam yang
dimasak oleh ibunya seluruh badan anak tersebut gatal dan bintik-binti merah. Hasil
pemeriksaan TD: 110/80, HR: 86x/I, RR: 24x/I, Temp : 36,8 oC, dan wajah terlihat
bintik-bintik merah.
1. Pengkajian
Tanggal Pengkajian     : 18-04-2020

14
No. register                 : 803625
Diagnose medis           : FOOD ALERGI
Tanggal periksa           : 18-04-2013
A. Identitas klien
Nama : An. R
Umur : 11 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD kelas 6
Pekerjaan : pelajar
Alamat : desa ujung serdang dusun IV
B. Identitas orang tua
Nama ibu    : Tn. “B”
Umur            : 49 tahun
Pekerjaan      : Wiraswasta
Agama          : islam
Pendidikan    : S1
Alamat           : desa ujung serdang dusun IV
C. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya pada saat ini tanggal 18-04-20120
waktunya suntik terapi (imonoterapi)
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan pasien sering biduran, sesak nafas, dan diare setelah
makan-makanan tertentu salah satunya adalah ayam. Sebelum diperiksakan ke poli
anak RSUD Deliserdang
E. Riwayat Pasien Masa Lalu
Ibu pasien mengatakan pasien dari bayi sudah sering gatal-gatal dan sesak nafas,
tapi tidak pernah sampai dirawat inap di rumah sakit. Ibu pasien juga mengatakan
tidak pernah menderita penyekit menular seperti hepatitis, TBC, herpes, penyakit
menahun seperti hipertensi, asma dan jantung.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga

15
Ibu pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat
alergi, juga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, asma,
hipertensi,. Penyakit menular seperti hepatitis, TBC herpes, dan HIV/AIDS.

¤ Genogram
Keluarga Suami keluarga istri

Kakek/ nenek kakek/ nenek

Ayah ibu

Ket :

: laki- laki

: perempuan

: anak 1

: anak ke 2 (pasien)

1. Tipe keluarga
Keluara Bp.B adalah keluarga dengan tipe keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu
dan anak.
2. Suku

16
Keluarga Bp.B adalah suku sunda kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit
berobat ke klinik atau langsung membeli obat diapotik sesuai dengan resep dokter
(resep ditebus ulang apabi la anaknya sakit)
3. Agama
Keluarga Bp.B menganut agama islam dan menjalankan kewajiban solat 5 waktu,
Semua aktifitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama
islam.
4. Satus social Ekonomi keluarga
Ibu. T mengatakan penghasilan suaminya belum cukup memenuhi kebutuhan
sehari-hari karena suaminya kerjanya jauh sehingga butuh dana untuk tranportasi
ke tempat kerja. Oleh karena itu Ibu.T dan suami masih tinggal bersama orang
tua/mertua, untuk mengurangi pengeluaran dana. Apabila mengontrak rumah
Ibu.T tidak punya simpanan uang, karena penghasilan suaminya hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak ada dana lebih. Apabila ada
pengeluaran yang berlebihan dan tidak dapat dipenuhi keluarga biasanya dibantu
oleh orang tua.
5. Aktivitas rekreasi keluarga / waktu keluarga
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota. Biasanya
hanya menonton televisi sambil bercerita.
I. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini.
Keluarga dengan anak pra sekolah dengan tugas perkembangan keluarga :
menanamkan norma dan nilai agama, mengatur waktu bermain, bersosialisasi,
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
Komunikasi antara suami dan istri tidak ada masalah dan hubungan dalam
keluarga Bp.B baik.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Segala kebutuhan anak yang diperlukan sudah dipenuhi oleh orang tua.
3. Riwayat Keluarga Inti

17
Ibu.T mengatakan bahwa waktu SMA pernah satu sekolah dengan suami. Suami
adalah pilihan sendiri dan disetujui oleh orang tua dan akhirnya menikah.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Riwayat orang tua baik dari pihak suami/istri tidak mempunyai kebiasaan kawin
cerai, pemabuk ataupun penjudi.
II. Data Lingkungan
1. Karaktersitik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bp.B adalah milik mertuanya yaitu Bp.S
dengan luas rumah 6x2 m2. Rumah terdiri atas dua lantai,lantai keramik dalam
keadaan bersih. Penataan peralatan rumahtangga tertata rapi. Ventilasi dan
pencahayaan rumah baik keluarga memiliki kamar mandi sendiri dan jamban sendiri,
keadaan bersih, sumber air dari PAM untuk air minum dan pompa listrik untuk
kebutuhan air selain untuk minum. Air tidak berasa,berbau dan dalam keadaan bersih.
Pada lantai dua terdapat 2 kamar dan ruangan bersekat untuk tidur kakak ipar dan
adik ipar. Tempat menjemur pakaian dilantai dua, ventilasi dan pencahayaan di lantai
dua baik. Cahaya matahari dapat masuk terutama dilantai dua dari arah depan dan
belakang.

Denah Rumah :

Lantai I Lantai II

1 2 3 9 10 11

0 4 5 12

6 7 8 13 14 15

6m 6m

Keterangan :
 Ruang tamu : 4

18
 Kamar tidur : 7, 10, 11, 13
 WC : 8
 Tempat jemuran : 15
 Jendela : 5, 12, 14
 Dapur : 3
 Tangga dan Rak-rak : 2 dan 1, 6
Ventilasi menurut keluarga berasal dari kaca nako yang dapat dibuka,dari pintu
sehingga sirkulasi udara bias berganti, penerangan terang dengan neon. Air yang
dipakai dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas


RT 05, RW 03 berpenduduk padat khusus keluarga Bp.B sebagian besar
pedagang gado-gado, walaupun ada yang bekerja sebagai pegawai dan guru mengaji.
Keluarga Bp.B tinggal 1 blok,dimana terdapat 15 rumah dan sebagian besar masih
berstatus saudara dan berasal dari daerah yang sama. Kehidupan antar keluarga
terjalin akrab dan saling mengunjungi.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bp.B tidak pernah pindah rumah sebelumnya, dari awal tinggal sampai
sekarang bapak B tinggal dirumah itu.
4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat.
Bp.B tidak aktif diwilayahnya karena sibuk bekerja. Tempat kerja jauh sehingga
pagi-pagi sudah berangkat dan pulang malam. Ibu.T mengatakan tidak mengikuti
kegiatan seperti arisan atau pengajian karena harus mengurus ke2 anaknya.
5. System Pendukung Keluarga
Keluarga Bp.B tinggal tidak tinggal bersama orang tua. Menurut Ibu.T dengan
tidak tinggal bersama orang tua mereka menjadi mandiri.
III. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam kegiatan BP.B apabila ada
masalah didiskusikan dengan Ibu.T dan terkadang meminta nasehat dari orang tua/

19
mertua terutama Ibu.P dalam keluarga semua anggota keluarga bebas menyatakan
pendapat tetapi yang mengambil keputusan adalah Bp.B sebagai kepala keluarga.
Pengambilan keputusan didahului dengan cara diskusi.
2. Sruktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Bp.B saling menghargai satu sama lain,saling membantu serta saling
mendukung. Bp.B dan Ibu.T mampu untuk merawat diri sendiri dan memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Untuk An.G dan AN.R untuk pemenuhan kebutuhan sehari-
hari ataupun apabila sedang sakit dirawat oleh Ibu.T dan di bantu oleh orang tua
(Ibu.P). apabila ada masalah Ibu.T diskusi dengan suami dan juga minta nasehat
kepada orang tua.
3. Struktur Peran
- Bp.B adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai wiraswasta. Apabila dirumah
turut membantu mengasuh kedua anaknya
- Ibu.T adalah seorang Ibu rumah tangga dan merawat kedua anak yang masih
balitaselain itu Ibu.T juga turut membantu mempersiapkan berjualan gado-gado
orang tunya.
- Dalam menjalankan peran masing-masing tidak ada masalah.
4. Nilai Atau Norma Budaya
Keluarga Bp.B menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama islam dan
mengharapkan kedua anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
ajaran agama. Di keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum
makan.
IV. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Bp.B saling menyayangi satu sama lain. Tempat tinggal
saudara-saudara saling berdekatan, saudar-saudara Ibu.T bersebelahan tinggalnya.
Apabila ada yang menderita sakit mereka saling membantu.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bp.B menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain, mereka
membiasakan anak-anak mereka bermain dengan teman-temanya.

20
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu.T mengatakan An.R sering alergi jika makan ayam. Ibu. T mengatakan jika
An. R memakan ayam maka beberapa jam kemudian An. R mengalami gatal-gatal
diseluruh tubuh, bintik-bintik merah bahkan An. R juga merasakan sesak.
Ibu T mengatakan jika An.R sudah mengalami alergi maka keluarga segera
membawa An. R ke rumah sakit untuk berobat.
V. Stress Dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka panjang dan pendek.
Keluarga ibu T mengatakan An.R sering sesak napas dan berharap supaya
sembuh. Ibu mengatatakan bahwa ingin dapat tinggal mandiri tanpa bergantung
dengan orang tuanya
2. Respon terhadap stressor.
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Apabila
perlu nasihat biasanya keluarga Bp.B minta nasehat orang tuanya.
3. Strategi koping
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga
sehingga masukan dari keluarga ( terutama orang tua ) dapat membantu
menyelesaikan masalahnya.

4. Strategi adaptasi disfungsional.


Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara-cara keluarga dalam mengatasi
masalah maladaptive.
VI. Harapan Keluarga
Keluarga mengatakan bahwa keluarga sangat berharap An. R dapat sembuh dari
penyakit yang dialaminya.
 Pengkajian An. R
G. Pola Aktivitas Sehari-Hari
1. Pola istirahat
Tidur malam   : pukul 20.15 – 05.00 WIB

21
Tidur siang     : pukul 13.30 – 15.30 WIB
2. Pola eliminasi
BAK  : ± 4-5 x/hari
BAB   : 1 x/hari
3. Pola makan dan minum
Makan          : 3 x/hari dengan menu : nasi, sayur dan buah makan-makanan yang
tidak menyebabkan alergi.
Minum          : 7-8 gelas per hari.
4. Pola kebersihan diri
Pasien mandi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari, keramas 2x/minggu, gosok gigi 2x/hari.
H. Data Psikologi
Ibu pasien mengatakan cemas dengan kondisi ankanya apabila alerginya kambuh lagi.
I. Pemeriksaan Fisik
a. Kedaan umum        : cukup
 Kesadaran               : composmentis
b. TTV
 Tensi           : 110/80 mmHg
 Nadi            : 84 x/mnt
 Suhu           : 36, 8 0 c
 RR              : 24 x/mnt
 BB              : 35 kg
 TB               : 140 cm
c. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
 Muka                           : terlihat bintik-bintik merah, tidak ada lesi.
 Mata                            :  conjungtiva merah mudah, seklera putih, simetris.
 Hidung                        : simetris, tidak ada secret, tidak ganguan pernafasan.
 Mulut                          : simetris, tidak labiokisis dan palatokisis.

22
 Telingga                      : simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
 Thorak                         : simetris tidak ada retraksi pada dinding dada.
 Abdomen                    : tidak ada pembesaran pada perut.
 Ekstermitas atas            : tidak gangguan pada ekstermitas atas, jumlah jari-jari
lengkap, tidak odem.
 Ekstermitas bawah        : tidak ada gangguan pada ekstermitas bawah, jumlah
jari-jari lengkap, tidak odem pada ekstermitas bawah.
2. Palpasi
 Leher                             : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak
ada nyeri  tekan.
 Thorax                             :tidak ada benjolan / odem paru (efusi pleura), tidak
ada nyeri tekan
 Abdomen                      : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran organ ginjal dan hati
 Ekstermitas atas          : tidak ada benjolan/odem, tidak ada nyeri tekan
 Ekstermitas bawah      : tidak ada benkolan/odem, tidak ada nyeri tekan
3. Auskultasi
 Thorak             : tidak ada suara ronchi dan wheezing
 Abdomen        : bising usus +
4. Perkusi
 Reflek patella : +/+
 Analisa data
No Data Masalah
1DS DS: ibu pasien mengatakan pasien
gatal-gatal. Kerusakan integritas kulit
DODO : keadaan composmentis adanya
kemerahan pada kulit

2DS DS: ibu pasien menggatakan anaknya


sedikit sesak Ganguan pola nafas
DODO : anak terlihat sesak,

23
      RR : 24 x/mnt

3.1. Diagnosa keperawatan


1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal,intrademal
sekunder
2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan  terpajan allergen
3.2. Intervensi
No Diagnosa NOC NIC
1 Kerusakan integritas kulit Kriteria hasil :  Lihat kulit, adanya
berhubungan dengan  Tidak terdapat edema, area
infalamasi kemerahan,bent sirkulasinya terganggu
dermal,intrademal ol-bentol dan atau pigmentasi
sekunder odema  Hindari obat
 Tidak terdapat intramaskular
tanda-tanda  Kolaborasi dengan
urtikaria,pruritus dokter dalam
dan angioderma pemberian obat
 Kerusakan
integritas kulit
berkurang
2. Gangguan pola nafas Kriteria hasil :  Kaji frekuensi,
berhubungan dengan  Frekuensi kedalaman pernapasan
terpajan allergen pernapasan pasien dan ekspansi paru. 
normal (16-20 kali  Auskultasi bunyi napas
per menit) dan catat adanya bunyi
 Pasien tidak merasa napas adventisius
sesak lagi seperti krekels, mengi,
 Pasien tidak gesekan pleura.
tampak memakai  Tinggikan kepala dan
alat bantu bantu mengubah posisi.

24
pernapasan Bangunkan pasien turun
 Tidak terdapat dari tempat tidur dan
tanda-tanda ambulansi sesegera
sianosis mungkin.
 Observasi pola batuk
dan karakter secret.
   Berikan oksigen
tambahan
 Berikan humidifikasi
tambahan, mis:
nebulizer ultrasonic
3.3. Implementasi Keperawatan
3.4. Evaluasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Kerusakan integritas  Melihat kulit, adanya S : Pasien mengatakan
kulit berhubungan edema, area kulitnya sudah tidak
dengan infalamasi sirkulasinya terganggu merah-merah lagi
dermal,intrademal atau pigmentasi O : kerusakan integritas
sekunder  Menghindari obat kulit pada pasien
intramaskular berkurang,tanda-tanda
 Melakukan Kolaborasi angioderma,pruritus
dengan dokter dalam dan urtikaria sudah
pemberian obat mulai berkurang,kulit
pasien tidak terdapat
kemerahan.
A:tujuan tercapai
sebagian
P: lanjutkan intervensi
2 Kerusakan integritas  Mengkaji frekuensi, S : pasien mengeluh
kulit berhubungan kedalaman pernapasan tidak sesak lagi
dengan infalamasi dan ekspansi paru.  O : pasien bernafas

25
dermal,intrademal  Mengauskultasi bunyi normal (16-24
sekunder napas dan catat adanya x/menit),tidak terdapat
bunyi napas adventisius tanda-tanda
seperti krekels, mengi, sianosis,pasien tidak
gesekan pleura. mengalami gangguan
 meninggikan kepala pola nafas,pasien tidak
dan bantu mengubah tampak menggunakan
posisi. Bangunkan alat bantu pernapasan
pasien turun dari tempat A : tujuan tercapai
tidur dan ambulansi P : Pertahankan kondisi
sesegera mungkin. pasien
 Mengobservasi pola
batuk dan karakter
secret.
   Memberikan oksigen
tambahan
 Memberikan
humidifikasi tambahan,
mis: nebulizer
ultrasonic

26
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem pertahanan alami tubuh yang
membantu melawan infeksi (sistem kekebalan). Sistem kekebalan tubuh biasanya
melindungi tubuh dari virus dan bakteri dengan memproduksi antibodi biasanya
menjadi penyebab alergi secara biologis. Pada reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh
mulai melawan zat-zat yang biasanya tidak berbahaya (seperti debu, serbuk sari, atau
obat) seolah-olah zat ini mencoba untuk menyerang tubuh.
Pada reaksi alergi dilepaskan berbagai zat mediator yang akan menimbulkan
gejala klinis. Zat mediatior utama dan terpenting adalah histamine yang memiliki

27
efek dilatasi pembuluh darah, peningkatan permeabilitas kapiler, iritasi ujung-ujung
saraf sensoris, dan aktivitas sel-sel kelenjar.

4.2. Saran
Setelah megetahui apa itu alergi, penyebab alergi, dan cara mengobati alergi
sebaiknya kita lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang dapat menimbulkan
alergi pada kita

Daftar pustaka

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3.
Jakarta : EGC

Carpenito LD. 1995. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta :
EGC.

Marilyn E, Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien, Edisi 3. EGC : Jakarta

28
Marilyn E, Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien, Edisi 3. EGC : Jakarta

Nanda. 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.


Prima Medika : Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi


NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai