FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN TAHUN 2020 I. DATA DEMOGRAFI Nama Klien : Tn I Diag. Medis : TB Paru Usia : 55 tahun Pekerjaan : Buruh Tani Status : Menikah Pendidikan : SD II. PENGKAJIAN A. Hasil wawancara 1. Pasien mengeluh sesak napas.
2. Alasan masuk RS dan RPS : Sejak 2 mg SMRS keluhan sesak
napas sudah mulai dirasakan disertai demam, naik turun, pasien sulit tidur karena kondisi sesak. Berobat ke puskesmas dilakukan pengecekan dahak dan ternyata TB Paru. Pihak puskesmas merujuk Bp I ke RS.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : tidak diketahui penyakit Hipertensi,
jantung, pasien jarang berobat ke RS, berobat ke puskesmas atau mantri dan menggunakan obat warung.
4. Riwayat Penyakit Keluarga + Genogram : Pasien anak ke 2 dari 5
bersaudara. Ayah dan ibu pasien tidak diketahui mempunyai penyakit degeneratif. Saudara yang lain pasein juga tidak mengetahui, namun adik bungsunya pernah dirawat karena TB paru.
5. Riwayat psikososial: Pasien bekerja sebagai buruh dipasar,
aktifitas sehari-hari dipasar.
6. Riwayat spiritual : Pasien memasrahkan kondisi semuanya kepada
Tuhan. 7. Riwayat lain – lain : Merokok (+) sejak muda B. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : Pasien tampak lemah kulit pucat, kesadaran composmentis. 2. Tanda – tanda vital TD : 120/80 mmhg Nadi : 16x/menit RR : 28 x/menit Suhu : 37,8 C SaO2 : 97% TB : 160 cm BB : 40 kg 3. Kepala : kepala rambut dan kulit kepala 4. Mata - Konjungiva anemis 5. Hidung - Pernapasan cuping hidung (+) - menggunakan alat bantu nasal kanul 5 liter/menit 6. Mulut dan Faring - Mukosa bibir kering dan pucat 7. Kulit dan otot wajah - Tampak lemah dan kulit pucat - Badan cenderung lembab karena banyak keringat bau badan (+) 8. Leher dan bahu - tidak ada peningkatan JVP 9. Dada - Bentuk dada simetris - pergerakan simetris - fokal fremitus simetris di kedua paru getaran melemah pada kedua paru. - ronchi di seluruh lobus paru - bunyi jantung normal - batas paru dan jantung normal 10. Ekstermitas - CRT 3 detik - akral dingin - edema ekstremitas (-) - tremor (-) - clubbing finger (-) - Palmar eritema (-) - osler node (-)
PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM
Tanggal NamaPemeriksaan Hasil Nilai Normal InterpretasiHasil Lab 2020 LED 7,40 12,00-15,30 Menurun MVC 75,0 um3 80 – 96 fl Normal MCH 25,20 pg 27 - 31 pg Menurun MCHC 33.50 gr/dl 32 – 36 gr/dl Normal Hemoglobin 10,70 gr/dl 12,00-15,30 Menurun Leukosit 18.100 gr/dl 4.400,00-11.300,00 Meningkat 4250 /ul Eritrosit 4,5 – 5,5 juta/ml Normal 31,9 % Hematokrit 45 – 45 % Menurun
C. Pemeriksaan diagnostic lain
- Ro Thorax : Tampak berawan dan bercak di dinding paru sebelah kiri. D. Pengobatan - Antasid 3 x 1 tab (Po) - INH 1 x 200 mg (Po) - Ripfampicin 1 x 450 mg (Po) - Streptomisin 1 x 250 mg (Po) - Nebulizer 2,5 ml/8 jam - IUVF : NaCl 0.9% 1500 ml/ 21 tpm - Ceftriaxone 2 x 1 amp IV - Pumpisel 1 x 40 mg E. Diet - TKTP III. ANALISA DATA NO Data Etiologi Masalah 1 DO Microbacterium Tuberculosa Bersihan jalan • RR: 28x/menit napas tidak • Pasien Inhalasi droplet efektif mengalami sesak (dispneu) Saluran pernapasan atas • Pasien batuk tidak efektif Bakteri tertahan di bronkus • Adanya ronchi • Frekuensi napas Inflamasi berubah • Pola napas Penumpukan sekret berubah • Pasien Batuk tidak efektif terpasang nasal kanul 5 Bersihan jalan napas tidak liter/menit efektif DS • Pasien mengatakan sesak napas yang disertai batuk. 2. DO Microbacterium Tuberculosa Pola napas tidak • RR: 28x/menit efektif • Pasien Inhalasi droplet mengalami sesak (dispneu) Saluran pernapasan atas • Adanya pernapasan Bakteri tertahan di bronkus cuping hidung (+) Inflamasi • Pola napas abnormal • Pasien Penumpukan sekret terpasang nasal kanul 5 Batuk tidak efektif liter/menit • Pasien batuk Obstruksi tidak efektif • Pucat Sesak napas DS • Pasien Pola napas tidak efektif mengatakan sesak napas yang disertai batuk.
IV. PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan 2. Pola napas tidak efektif b.d kecemasan
V. RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnosis Keperawatan OUTCOME INTERVENSI
(SDKI) (SLKI) (SIKI) 1. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Nafas tidak efektif b.d sekresi keperawatan selama 3x24 Observasi : yang tertahan jam maka didapatkan hasil - Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, “bersihan jalan napas” usaha nafas) dengan kriteria hasil: - Monitor bunyi nafas 1. Dispneu menurun tambahan 2. Penggunaan otot - Monitor sputuh (jumlah, bantu napas warna, aroma) menurun Terapeutik : 3. Pernapasan cuping - Pertahankan kepatenan
hidung menurun jalan nafas
- Posisikan semi fowler 4. Frekuensi napas - Berikan minum hangat membaik. - Lakukan fisioterapi dada 5. Ronchi (-) - Lakukan penghisapan lendir Edukasi : - Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari - Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi : - Kolaborasi pemberian obat 2. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Terapi Oksigen b.d kecemasan keperawatan selama 3x24 Observasi : jam maka didapatkan hasil - Monitor kecepatan aliran oksigen “pola napas” dengan - Monitor posisi alat terapi kriteria hasil: oksigen 1. Dispneu menurun - Monitor tanda-tanda 2. Penggunaan otot hipoventilasi bantu napas - Monitor tingkat menurun kecemasan akibat terapi 3. Pernapasan cuping oksigen hidung menurun Teraputik 4. Frekuensi napas - Bersihkan secret pada membaik. mulut - Pertahankan kepatenan jalan nafas Kolaborasi - Kolaborasi penentuan dosis oksigen - Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan tidur