Anda di halaman 1dari 6

1.

Terdapat sekitar 9 macam pendekatan untuk menemukannya, antara lain:


 Skrining acak
 Uji metabolit
 Mengeksplorasi efek samping
 Studi proses dasar kehidupan
 Analisis mekanisme aksi senyawa multipoten
 Screening synthetic banks
 Using someone else's lead
 Penemuan tak terduga/tidak disengaja/secara kebetulan dalam penelitian/klinik
 Virtual screening
a. Skrining acak 
Biasanya tidak efektif, jadi pendekatannya adlah melakukan skrining secara
rasional. Jadi dicari tahu terlebih dahulu terkait dasar melakukan skrining tersebut
sehingga lebih efisien. Misalnya, memanfaatkan bahan obat tradisional yang diketahui
secara empiris atau dari mulut ke mulut, kemudian timbul rasa penasaran untuk
mengetahui senyawa apa yang memiliki aktivitas biologis tersebut, sehingga
dilakukanlah skrining secara acak tersebut, sehingga ketika menemukannya,
didapatkanlah senyawa penuntun tersebut. Dalam hal ini, skrining tidak hanya dapat
dilakukan pada tanaman, tetapi juga bisa pada mikroba, mineral laut, binantang, apa
pun itu yang didapatkan dari alam.

Skrining acak ini perlu dilakukan secara cepat, untuk mengetahui ada atau tidaknya
aktivitas biologis perlu untuk melakukan pemisahan terlebih dahulu antara senyawa
yang aktif dan tidak aktif, sehingga sesungguhnya penentuan senyawa penuntun ini
tidak hanya ahli sintesis saja yang melakukan, melainkan membutuhkan kerja sama
dengan ahli bahan alam. 

Berikut adalah contoh senyawa penuntun yang didapatkan dari alam. 

Kokain didapatkan dari suatu tanaman, memiliki senyawa yang sangat


kompleks, telah diketahui memiliki aktivitas biologis sehingga dijadikanlah
senyawa penuntun. Setelah dipelajari, ternyata senyawa modifikasinya, prokain,
memiliki aktivitas yang sama, dengan struktur yang lebih sederhana menjadi lebih
mudah disintesis. Jika tidak dimodifikasi, akan sangat sulit mensintesisnya, lihat
saja strukturnya pada gambar yang mana sangat kompleks yang memang pada
dasarnya senyawa yang didapat dari alam kebanyakan berupa senyawa kompleks.

b. . Uji metabolit
Selain melakukan skrining secara acak, kita bisa langsung mengetahui dari literatur,
yang memberikan informasi terkait penemuan-penemuan ilmiah, misalnya menemukan
metabolit dari suatu tanaman atau dari sumber lainnya, dari metabolit yang mana
memiliki aktivitas biologis tersebut, kita langsung dapat menjadikannya sebagai
senyawa penuntun. Berikut merupakan contohnya:
Fenasetin merupakan metabolit yang ditemukan di suatu tanaman, kemudian
dimodifikasi menjadi parasetamol. 

Kalau tidak salah, metabolit protensil merah digunakan untuk pengobatan infeksi
yang mana merupakan suatu metabolit, kemudian disederhanakan menjadi
sulfanilamid dengan aktivitas yang sama yang mana merupakan hasil modifikasi
sehingga dapat disintesis secara kimiawi. 

c. Mengeksplorasi efek samping


Inspirasi senyawa penuntun berasal dari suatu senyawa obat yang memiliki efek
samping. Aktivitas biologis yang menyebabkan efek samping tersebut justru dijadikan
sebagai senyawa penuntun untuk tujuan mendapatkan efek samping tadi yang
kemudian dijadikan sebagai efek terapetik dengan upaya juga yang menjadi efek terapi
awal dihilangkan. Berikut adalah contohnya:

Prometazin yang mana merupakan senyawa obat berupa antihistamin


golongan trisiklik, memiliki efek samping berupa sedasi. Saking besarnya kejadian
efek samping tersebut, dijadikanlah Prometazin sebagai senyawa penuntun dengan
efek terapi sedatif, sebagai obat penenang. Dengan modifikasi yaitu dengan
meningkatkan lipofilisitasnya, efek sedasi menjadi lebih besar, serta dengan
modifikasi, yaitu dengan penambahan atom C menjadikan jarak antara dua atom
N--yang ditunjukkan pada lingkaran berwarna hijau--menjadi lebih jauh sehingga
dapat menurunkan efek antihistamin yang sebelumnya. 

Contoh lain, ada obat golongan Sulfanilamid yang mana ditujukan sebagai
antibakteri, ternyata memiliki efek samping menurunkan kadar gula darah
(sehingga dapat dijadikan sebagai obat antidiabetes, yaitu Tolbutamid) dan
menyebabkan diuresis (sehingga dapat dijadikan sebagai obat diuretik, yaitu
Hidroklorotiazid). 
d. . Studi proses dasar kehidupan
Dalam tubuh kita, terdapat banyak senyawa yang terlibat dalam fisiologis tubuh,
seperti hormon, vitamin, neurotransmitter, dan metabolit (hasil metabolisme suatu
senyawa). Berasal dari pengetahuan struktur senyawa-senyawa tersebut dan mekanisme
biosintesisnya, dapat dijadikan sebagai senyawa penuntun untuk penemuan dan
pengembangan obat berikutnya. Misalnya dalam pengembangan obat yang berperan
dalam sistem saraf simpatis, berbekal pengetahuan neurotransmitter yang terlibat dalam
sistem tersebut misalnya adrenalin, diperoleh senyawa modifikasi yang termasuk ke
dalam golongan senyawa simpatomimetik, dan sebagainya. Selain itu, dari mengetahui
biosintesis senyawa dalam tubuh, kita juga bisa mengembangkan suatu obat. Misalnya,
penyakit hipersekresi asam urat, obat untuk penyakit tersebut berupaya untuk
menghambat biosintesis asam urat agar kadarnya kembali menjadi normal. Obat yang
berperan dalam hal tersebut antara lain allopurinol dan aloksantin yang mana
merupakan senyawa modifikasi dari senyawa penuntun penghasil asam urat, yaitu
hipoxantin dan xantin.

e. Analisis mekanisme aksi senyawa multipoten


Senyawa multipoten adalah senyawa yang memiliki 2 aksi atau lebih, jadi memiliki
mekanisme beda dan target reseptor yang berbeda pula. Contohnya adalah
katekolamin. Katekolamin reseptornya adalah adrenalin yang mana terdiri dari
reseptor alfa dan beta adrenergik. Katekolamin ini memiliki aktivitas pada kedua
senyawa. Contoh lainnya adalah senyawa antihistamin yang diperoleh dari
mempelajari struktur histamin yang dalam hal ini ternyata histamin juga merupakan
senyawa multipoten. Histamin dengan lingkaran berwarna merah memiliki aktivitas
di otot polos, sementara yang histamin dengan lingkaran berwarna hijau memiliki
aktivitas terhadap asam lambung. Dalam hal ini, yang menjadi pembeda adalah
bentuk rantai sampingnya. Oleh karena itu, berdasarkan senyawa penuntun
tersebut, dibuatlah obat antihistamin dari hasil modifikasi struktur senyawa
histamin tersebut menyesuaikan dengan mekanismenya yang sesuai, untuk
anthisitamin yang tipe I, antagonis terhadap histamin tipe I, dan juga antihistamin
tipe II, antagonisnya terhadap histamin tipe II.
f. Screening synthetic banks
Kebanyakan penelitian menyimpan hasil temuannya di "bank" data. Dari adanya
data-data yang disimpan dalam bank tersebut, maka dapat digunakan sebagai
senyawa penuntunnya. Apabila kita melakukan suatu modifikasi senyawa tertentu,
kemudian mengunggah hasil temuan dan dari data yang ada belum ada seorang pun
yang mendapatkan temuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa telah ditemukan
senyawa sintesis yang baru.

g. Using someone else's lead


Misalnya ada orang lain yang menemukan suatu lead compound kemudian
melakukan pengembangan, maka kita bisa menggunakan lead compound yang
digunakan oleh orang tersebut, dengan syarat, modifikasi yang dilakukan
menghasilkan senyawa yang berbeda.

h . Penemuan yang tak terduga/tidak sengaja/secara kebetulan dalam penelitian atau


di klinik
Penemu yang menemukan secara tak terduga adalah peneliti yang memiliki intuisi
yang tinggi. Sebagai contoh, petidin sebenarnya obat yang disintesis bukan untuk
analgetik melainkan disintesis sebagai antispasmodik, namun dalam penelitian
memperlihatkan efek narkotiknya jika dilakukan pada hewan coba sehingga pada
akhirnya dijadikan sebagai analgetik.

Pethidine, sumber gambar: yosefw.wordpress.com

Contoh lain adalah penemuan obat viagra untuk yang memiliki kesulitan ereksi.
Sebelumnya, viagra disintesis untuk dijadikan sebagai obat antihipertensi, tetapi
ternyata efek vasodilatasinya spesifik yaitu melebarkan pembuluh darah di organ
tersebut, sehingga viagra sekarang lebih banyak digunakan untuk yang memiliki
kesulitan dalam hal tersebut.
Viagra, sumber gambar: kiathidupsehat.wordpress.com

Contoh lainnya lagi, ada nitrogliserin. Sebelumnya nitrogliserin digunakan sebagai


bahan peledak. Tetapi ternyata, akibat keamanan yang kurang diperhatikan, para
pekerja mengalami sakit kepala. Setelah diinvestigasi, ternyata, sakit kepala timbul
akibat adanya pelebaran pembuluh darah, sehingga pasokan oksigen ke otak
mengalami penurunan. Oleh karena itulah, nitrogilerin sekarang digunakan untuk
menghilangkan gejala angina pectoris.

Nitrogliserin, sumber gambar: kimyaca.com

Ada lagi contoh yang lain, yaitu senyawa turunan 2,4-benzodiazepin yang lebih
dikenal sebagai klordiazepoxide, awalnya tidak dikira akan dihasilkan senyawa ini
karena sesungguhnya rencana awalnya adalah untuk mendapatkan senyawa yang
berwarna merah seperti pada gambar di bawah ini, namun karena tidak juga
bereaksi, akhirnya didiamkan berhari-hari, tanpa disangka-sangka, ternyata
dihasilkan senyawa yang lain yang setelah diuji aktivitas ternyata memiliki
aktivitas penenang.

I. Virtual screening
Merupakan penentuan senyawa penuntun menggunakan program komputer. Kita
memang bisa banyak melakukan molecular docking menggunakan aplikasi
komputer, tetapi perlu diingat bahwa mensintesisnya secara nyata tidaklah mudah.
Kelebihannya menggunakan aplikasi atau program komputer ini adalah peneliti
dapot melakukan claim atas hasil sintesis dari penggunaan program komputer
tersebut. Tentunya tidak sembarangan, harus ada semacam jaminan yang
menerangkan landasan sintesis tersebut, misalnya dari literatur tertentu.
2. Prinsip penemuan obat adalah menemukan adanya aktivitas biologis dari suatu
senyawa , namun apabila aktivitasnya terlalu banyak atau berinteraksi terlalu
banyak dengan reseptor , dapat menjadi tidak bagus karena dapat memungkinkan
munculna efek yang tidak diinginkan . oleh karena itu, dalam hal ini diperlukan
adanya modifikasi molekul yang mana hasil dari modefikasi diharpkan
menghasilkan senawa yang memiliki tingkat keamanaan tinggi dan aktivitas yang
rendah . modiikasi juga dilakukan agar dapat diterima oleh semua orang , misalnya
tidak hanya dapat diberikan secara injeksi tapi juga melalui rute pemberian obat
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai