Anda di halaman 1dari 17

1

Referat

MANFAAT TERAPI IKAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Departemen Ilmu THT Fakultas Kedokteran
Universitas Malikussaleh Rumah Sakit Umum Cut Meutia

Oleh :

Sartika Dwi Ananda, S.Ked

NIM: 140611046

Preseptor :

Dr.dr.Indra Zachreini,Sp.THT-KL(K).FISCM

DEPARTEMEN ILMU THT


RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2020
i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

hanya dengan rahmat, karunia dan izinNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

referat yang berjudul “Manfaat Terapi Ikan” sebagai salah satu tugas dalam

menjalani Kepanitraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu THT Rumah

Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih banyak

kepada Dr.dr.Indra Zachreini, Sp.THT-KL(K).FISCM sebagai pembimbing

yang telah meluangkan waktunya memberi arahan kepada penulis selama

mengikuti KKS di Departemen Ilmu THTRumah Sakit Umum Cut Meutia

Kabupaten Aceh Utara.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

referat ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan

saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan referat ini. Semoga

referat ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Lhokseumawe, Maret 2020

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................. iii

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................. 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 2

BAB 3. KESIMPULAN...................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 14
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi ikan atau iktioterapi adalah pemakaian ikan seperti Garra rufa

untuk membersihkan luka kulit atau mengobati kondisi kulit lainnya dengan cara

mencelupkan kaki mereka ke kolam atau tangki dan membiarkan ikan

berdatangan dan mendekati kulit pada wilayah yang terkena penyakit kulit.

Bentuk terapi ikan paling merebak yang diketahui dipakai dalam pengobatan

kondisi kulit, dan melibatkan Garra rufa.1

Belakangan ini isu kembali ke alam (back to nature) menjadi isu utama

dan strategis dalam dunia medis. Pengobatan-pengobatan alternatif mulai muncul

dengan berbagai macam cara yang ditawarkannya. Salah satu yang menjadi pusat

perhatian masyarakat adalah terapi ikan. Terapi yang menggunakan ikan Garra

rufa sebagai media terapi dipilih masyarakat karena selain baik untuk kesehatan

terapi ini juga baik untuk kecantikan kulit. Terapi ikan Garra rufa telah lama

dikenal dan digunakan di negara Turki 100 tahun yang lalu, sejak tahun 1917.2,5

Manfaat terapi ikan yaitu menjaga kesehatan kulit, seperti menghilangkan

bekas luka, melancarkan sirkulasi darah, membuat reaksi saraf yang sangat bagus,

juga memberikan pijatan yang lembut untuk kaki sehingga anda merasa kaki

menjadi tidak lelah dan lebih menyenangkan saat berjalan. Terapi ikan juga dapat

menenangkan pikiran, membuat otot kaki lebih nyaman, dan membuat tidur

menjadi nyeyak.1
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Garra rufa

Garra rufa banyak tersebar di perairan Turki dengan nama lokal “Kaya

Baligi”. Ikan Garra rufa memiliki klasifikasi sebagai berikut:2

Filum : Chordata

Subfilum : Vertabrata

Superkelas : Pisces

Kelas : Osteichtyes

Subkelas : Actinopterygii

Superordo : Teleostei

Ordo : Cypriniformes

Subordo : Cyprinoidei

Famili : Cyprinidae

Genus : Garra

Spesies : Garra rufa

Ikan Garra rufa memiliki sirip keras sebanyak 3 buah dan sirip lemah

pada dorsal sebanyak 8-9 buah. Selain itu, posisi mulut ikannya inferior dan jika

dilihat dari bawah akan terlihat seperti tapal kuda. Ikan ini memiliki sepasang

sungut yang terletak di sudut mulut dan sepasang lagi di ujung mulut. Ikan ini

dapat tumbuh sampai mencapai ukuran 13 cm. Ikan ini bersifat omnivora atau

pemakan segalanya sehingga mampu bertahan hidup pada lingkungan apapun.

Parameter fisik pada ikan ini seperti suhu 15°C-28°C dan pH 6,5-7,0.2
3

Gambar 1. Garra rufa


2.2 Terapi Ikan

Terapi ikan atau iktioterapi adalah pemakaian ikan seperti Garra rufa

untuk membersihkan luka kulit atau mengobati kondisi kulit lainnya.1 Fish spa

merupakan pelayanan spa dengan merendam kaki mereka di kolam atau di tangki

air (yang mungkin untuk digunakan individu atau bersama) hingga ke pertengahan

betis.3,4 Ikan Garra rufa lebih disukai karena dapat menghisap kulit yang menebal

dari kaki, biasanya terapi ini dilakukan selama 15 hingga 30 menit. Pembatasan

waktu ini dilakukan untuk memastikan bahwa ikan tidak menghisap terlalu jauh

ke dalam kulit dan menyebabkannya perdarahan.4

2.2 Sejarah Terapi Ikan

Pada tahun 1917, fish spa didirikan di Turki dengan tujuan terapi

pengelupasan kulit. Seorang gembala Turki menemukan cara penyembuhan ini

secara tidak sengaja ketika kakinya yang terluka dengan luka terbuka

disembuhkan oleh ikan-ikan kecil yang menghisap dan membantu menutup luka.

Kemudian dijadikan terapi ini sebagai pengobatan alternatif. Pertama, terapi ikan

menjadi populer di musim panas di kota-kota kecil di Turki yang disebut Kangal
4

dan Sivas, dimana kolam renang pertama dibuka pada tahun 1963. Ikan tersebut

dapat menghilangkan kulit mati tanpa merusak kulit yang sehat. Pengelupasan

kulit mati secara alami adalah salah satu manfaat kesehatan dari terapi ikan.

Sensasi pijat mikro dari terapi ikan ini akan meningkatkan sirkulasi cairan tubuh.

Terapi ini juga akan membantu melepaskan stres dan ketegangan .5

Selanjutnya beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang

efektivitas iktioterapi. Telah diidentifikasi bahwa spesies Garra rufa

mengeluarkan enzim yang telah terbukti bermanfaat bagi kulit manusia. Garra

Rufa dapat ditemukan di negara-negara Eropa Timur seperti Turki, Suriah, dan

Yordania dll. Selama beberapa tahun terakhir, iktioterapi untuk membersihkan

kulit telah menjadi terapi yang populer dan semakin populer dalam perawatan

kesehatan dan industri pariwisata yang digunakan bersama oleh banyak orang.5

Saat ini Garra rufa yang sebagian besar digunakan untuk perawatan spa

ikan di beberapa negara Asia, Amerika Serikat, Irlandia dan Arab. Ada sejumlah

diskusi untuk mengidentifikasi spesies ikan terbaik untuk digunakan dalam ikan .

Sebagian besar menyukai Garra rufa, yang dikatakan sebagai ikan yang lebih

lembut, menghilangkan kulit mati dengan hisapannya. Ikan lain, seperti dagu

Chin, spesies Tilapia juga digunakan dalam industri tetapi tidak banyak disukai

oleh orang - orang sebagai terapi karena memiliki gigi dan oleh karena itu tidak

direkomendasikan untuk terapi ikan.5

2.3 Manfaat Terapi Ikan


1. Kesehatan kulit dan menghilangkan bekas luka
5

Psoriasis adalah penyakit autoimun pada manusia yang ditandai dengan

keluhan gatal-gatal dan kulit yang terkelupas, dan yang paling umum bentuk

psoriasis muncul sebagai bercak bersisik merah dan putih pada kulit. Ini dapat

terjadi pada bagian tubuh manapun, termasuk kulit kepala, dan mungkin juga pada

kuku dan sendi. Penyakit ini seringkali kronis dan berulang tetapi tidak menular.

Penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik dan diperburuk oleh faktor lingkungan

seperti stres dan perubahan musim.9

Sebuah penelitian yang dilakukan di Austria terhadap 67 penderita

psoriasis, berupa terapi berendam di kolam yang berisi sekitar 250-400 ikan

Garra rufa. Air dalam bak senantiasa diperiksa kebersihannya, selalu disaring dan

disterilkan serta diganti 3-4 kali dalam sehari. Setiap pasien memiliki bak mandi

sendiri untuk durasi perawatan, dan ikan itu khusus digunakan untuk satu pasien.

Hasil penelitian ini menyatakan adanya kepuasan dari 67 orang yang mengikuti

iktioterapi ini, dan setelah 3 minggu terlihat perubahan signifikan pada kulit

mereka.6,7

Ketika ikan-ikan menghisap kulit kaki maka mereka mengeluarkan sebuah

enzim yang disebut dithranol. Enzim ini membantu ikan mengelupas sel kulit mati

pada bagian kaki secara alami, sehingga terapi ini dapat digunakan untuk

mempertahankan kesehatan kulit. Hisapan yang mengenai luka akan membantu

pertumbuhan jaringan baru yang lebih sehat.1

2. Melancarkan sirkulasi darah


6

Hisapan ikan pada bagian kaki bisa membuat reaksi saraf yang sangat

bagus, juga memberikan pijatan yang lembut untuk kaki sehingga anda merasa

kaki menjadi tidak lelah dan lebih menyenangkan saat berjalan.1

3. Menenangkan pikiran

Ketika melakukan terapi ikan ditempat yang tenang, maka secara otomatis

juga merasa tenang. Sensasi hisapan ikan yang menimbulkan rasa menyenangkan

juga sangat baik untuk tubuh dan mental.1

4. Membuat otot kaki lebih nyaman

Sentuhan dan hisapan ikan menimbulkan efek yang menyenangkan,

terkadang beberapa ikan menyentuh dan mengenai ujung-ujung syaraf di kaki hal

ini yang akan membuat kaki menjadi lebih nyaman.1

5. Membuat tidur menjadi nyeyak

Salah satu penghambat tidur yang kurang nyeyak adalah lelah otot dan

tekanan pada syaraf untuk mengatasi hal ini maka bisa mencoba terapi ikan. Ikan

akan memberikan hisapan lembut yang bersifat seperti pijitan sehingga setelah

terapi ikan akan lebih merasa segar, nyaman, sehingga membuat tidur menjadi

nyenyak.1

2.4 Bahaya terapi ikan

Terapi ikan telah dilarang di banyak negara bagian Amerika Serikat dan

Kanada dengan alasan sanitasi dan masalah kesejahteraan hewan. Hal ini

dikarenakan bak dan ikan tidak cukup dibersihkan di antara orang-orang, dan ikan

yang sama biasanya digunakan kembali untuk orang-orang urutan selanjutnya.

Dengan demikian, ada kekhawatiran penularan infeksi antara orang yang


7

menjalani pedikur ini. Di Jerman, persyaratan untuk membuka spa ikan mencakup

sertifikasi bukti bahwa pelanggan bebas dari virus dan bakteri infeksi tertentu, dan

bahwa spa memiliki dokter hewan spesialis dan jaminan kualitas.9,10

Dalam setiap kasus, jika klien memiliki kondisi kesehatan yang

mendasarinya yang mengurangi efektivitas pertahanan alami mereka terhadap

infeksi, atau jika ada kulit yang luka, risiko infeksi akan meningkat. Kualitas air

yang buruk, penanganan dan kepadatan penduduk dapat menyebabkan stres kronis

pada ikan, sehingga mengganggu kesehatan ikan, fungsi kekebalan tubuh bahkan

menyebabkan kematian ikan. Banyak ikan yang tampaknya sehat dapat

menampung patogen tanpa tanda-tanda penyakit yang jelas, tetapi ketika mereka

mengalami kondisi lingkungan yang buruk, wabah pada ikan dapat terjadi. Wabah

penyakit pada ikan berpotensi meningkatkan jumlah bakteri yang terbawa air dan

meningkatkan risiko penularan ke klien spa ikan.4

Air tangki ikan mengandung mikroorganisme dan masalah dapat timbul

dari bakteri yang ditularkan oleh ikan Garra rufa, dari air spa itu sendiri atau dari

satu pelanggan ke pelanggan lain jika air tidak diganti. Jika pengguna terinfeksi

virus yang ditularkan melalui darah seperti HIV atau hepatitis dan berdarah di

dalam air, ada risiko penyakit tersebut dapat ditularkan. Ketika prosedur

kebersihan yang benar diikuti, risiko infeksi sangat rendah . Seperti yang

direkomendasikan oleh Health Promotion Agency (HPA), air spa harus diubah

setelah setiap klien.4 Ada tiga rute penularan yang potensial: ikan ke orang, air ke

orang, dan orang kepada orang.

2.4.1 Penularan dari ikan (permukaan tangki ikan) ke orang4


8

1. Infeksi bakteri

Ikan yang terinfeksi Streptococcus iniae memiliki mortalitas yang tinggi

dan cenderung mati segera. Spesies Aeromonas ditemukan di banyak habitat

perairan. Laporan dari infeksi serius jarang terjadi dan telah dikaitkan dengan

pasien immunocompromised. Streptococcus agalactiae (streptokokus Grup B)

baru-baru ini diidentifikasi di Inggris sebagai penyebab kematian Garra rufa pada

spa ikan. Belum diketahui seberapa sering dikaitkan dengan Garra rufa.

Mycobacteria, terutama Mycobacterium marinum, menyebabkan infeksi kulit dari

tangki ikan atau kolam. Organisme biasanya ditransmisikan ke kulit ketika luka

terbuka, atau luka bersentuhan dengan organisme dalam biofilm. Bakteri lain

seperti salmonella (yang telah dilaporkan berhubungan dengan tangki ikan dan

ikan tropis) dan Vibrio cholerae non-toksigenik (yang telah diidentifikasi di dari

Garra rufa umumnya dikaitkan dengan konsumsi dan tidak mungkin disebabkan

karena kaki yang bersentuhan dengan air. Akan tetapi, ada kemungkinan

penularan melalui mulut ke mulut setelah bersentuhan dengan ikan. Kondisi ini

dapat dihindari dengan mencuci tangan setelah prosedur.

2.4.2 Penularan dari air ke orang4

1. Infeksi bakteri

Pseudomonas aeruginosa mungkin ada di dalam air, kemungkinan besar terkait

dengan kemampuannya untuk menjajah biofilm pada permukaan bawah air.

Dalam penelitian lainnya menunjukkan bahwa durasi atau frekuensi pemaparan,

beban perenang, usia perenang dapat menjadi faktor risiko signifikan untuk
9

folikulitis. Hal ini biasanya bermanifestasi sebagai ruam pustular yang dapat

sembuh sendiri dan pencukuran sebelumnya merupakan faktor risiko tambahan.

2.4.3 Penularan orang ke orang4

1. Infeksi bakteri

Jika Staphylococcus aureus memang menimbulkan risiko, ini lebih

mungkin dari kontak kulit dengan permukaan luar air seperti tempat duduk dan

handuk, risikonya di sini akan mirip dengan yang ada di gym.

2. Infeksi jamur dan virus

Banyak patogen, termasuk jamur dan papillomavirus (penyebab veruka),

diketahui bertahan hidup pada permukaan mati dalam periode yang

berkepanjangan. Transmisi karena itu bisa terjadi orang ke orang melalui kontak

dengan lantai di area spa jika klien berjalan tanpa alas kaki.

Virus yang ditularkan melalui darah termasuk hepatitis B dan C, dan HIV

dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya dari satu orang ke orang

lain. Garra rufa dikatakan hanya menghisap kulit mati. Ada potensi teoritis untuk

penularan virus yang ditularkan melalui darah jika terjadi darah dari satu klien

masuk ke luka terbuka, abrasi atau luka pada klien lain menggunakan tangki yang

sama. Sementara risiko penularan virus yang ditularkan melalui darah melalui rute

ini kemungkinan akan diminimalkan karena faktor pengenceran dalam air.

Namun, ada wabah besar hepatitis B di Swedia pada 1960-an, di mana salah

satunya rute penularan berhubungan dengan perdarahan pada pencucian air

bersama. Berdasarkan bukti yang ada, risiko infeksi virus yang ditularkan melalui
10

darah akibat terapi ikan mungkin sangat rendah, namun, ini tidak bisa sepenuhnya

dikecualikan.

2.5 Langkah-langkah yang harus diterapkan pada kegiatan terapi ikan:8

a) identifikasi ikan: sulit untuk membedakan ikan Garra rufa asli dari anggota

keluarganya hanya berdasarkan karakteristik morfologis, karena ada lebih dari

seratus spesies Garra berbeda yang tidak dapat digunakan untuk perawatan

karena mereka menggunakan gigi.

b) status ikan yang sehat: ada bukti bahwa penanganan, kualitas air yang buruk

dan kepadatan yang berlebihan dapat menyebabkan stres pada ikan. Ikan yang

tampaknya sehat dapat menampung patogen tanpa tanda-tanda penyakit, tetapi

merebaknya ikan dapat terjadi ketika mereka mengalami kondisi lingkungan yang

buruk. Untuk alasan ini diperlukan kontrol sehat berkala ikan untuk mengurangi

risiko terhadap potensi penularan infeksi.

c) keamanan tangki: tangki dan peralatan lainnya termasuk saringan harus

dibersihkan dan dirawat menurut pemasok atau saran pabrik. Pemeliharaan

kualitas air penting untuk mengurangi risiko infeksi pada klien, dan untuk

kesehatan ikan. Sebuah filter sangat penting untuk kondisi air yang benar untuk

ikan dan lingkungan yang higienis bagi pelanggan. Sisa makanan ikan, kotoran,

kulit keras dan limbah lainnya perlu disaring. Disarankan untuk mengontrol

parameter air kimia dan mikrobiologis.

d) efektivitas perawatan pembersihan dan disinfeksi pada tangki: secara umum,

bahan kimia beracun bagi ikan pada konsentrasi yang efektif secara

mikrobiologis, sehingga tidak berlaku dalam kasus ini. Sebuah pembersihan


11

menyeluruh dan desinfeksi tangki (tanpa ikan) harus diterapkan secara berkala.

Pemanasan tambahan air (hingga 70 ° C sekali sehari selama satu jam) telah

diusulkan sebagai cara mengelola mikobakteri di perairan yang tidak dapat

didesinfeksi.

e) Kesejahteraan ikan: contoh perilaku yang biasa digunakan sebagai indikator

kesejahteraan adalah asupan pakan, aktivitas berenang dan tingkat ventilasi.

Indikator-indikator ini harus diperhatikan setiap hari.

Ikan membutuhkan:

1) lingkungan yang stabil dengan kualitas air yang baik pada suhu optimal (25-28

° C) agar tetap sehat dan 2) asupan pakan yang benar diperoleh melalui pakan

pelet ikan, cukup untuk dimakan dalam beberapa menit. Makanan yang tidak

dimakan dapat menunjukkan tanda-tanda awal penyakit dengan kehilangan nafsu

makan. Sistem filtrasi harus menjaga kualitas air yang baik, bebas dari polusi oleh

produk limbah, dan mungkin perlu dilakukan lebih dari sekali seminggu.

f) pelatihan staf: staf harus menerima pelatihan yang tepat dalam perawatan dasar

dan kesehatan ikan, selain itu spesialis penyakit dalam ikan harus dihubungi untuk

menerima nasihat tentang pembuangan ikan yang sakit atau mati secara aman dan

legal. Kelompok klien tertentu seperti mereka yang immunocompromised

cenderung berisiko lebih tinggi terhadap infeksi dan terapi ikan tidak disarankan.

Pedoman ini harus meningkatkan pengelolaan ikan dan harus menargetkan untuk

manajemen risiko yang benar.


12

2.6 Kontraindikasi sebelum terapi ikan

Klien harus diberi informasi tentang terapi ikan termasuk kontra indikasi sebelum

perawatan. Hal ini untuk mencegah risiko infeksi:4

• Pencukuran bulu kaki atau pencukuran dalam 24 jam terakhir (abrasi mikro

meningkatkan risiko infeksi).

• Setiap luka terbuka pada kaki atau kaki bagian bawah.

• Infeksi pada kaki

• Diabetes mellitus (peningkatan risiko infeksi).

• Infeksi virus yang ditularkan melalui darah seperti hepatitis B, hepatitis C atau

HIV.

• Imunokompromise karena penyakit atau obat-obatan.

• Gangguan pendarahan atau obat antikoagulan (mis. Heparin atau warfarin).


13

BAB 3
KESIMPULAN
Bentuk terapi ikan paling merebak yang diketahui dipakai dalam

pengobatan kondisi kulit, dan melibatkan Garra rufa. Manfaat terapi ikan yaitu

menjaga kesehatan kulit, melancarkan sirkulasi darah, membuat reaksi saraf yang

sangat bagus, menenangkan pikiran, membuat otot kaki lebih nyaman, dan

membuat tidur menjadi nyeyak.

Terapi ikan memiliki bahaya seperti penularan dari ikan ke orang, air ke

orang, dan orang ke orang. Sehingga diperlukan langkah biosekuriti dan perlu

diperhatikan kontraindikasi pada terapi ikan ini untuk mencegah terjadinya risiko

infeksi pada klien.


14

DAFTAR PUSTAKA

1. Safitri A W, (2012). Survei tingkat kepuasan pengunjung pada wisata


terapi ikan kabupaten pangkajene dan kepulauan, Makassar: Universitas Negeri
Makassar [skripsi]
2. Aras A K, Nurfadilah, Nugroho S C, (2010). Home spa doctor fish (Garra
fura) sebagai alternatif wirausaha yang prospektif, Bandung: Institut Pertanian
Bogor.
3. Ontario Ministry of Health and Long Term Care, (2010). Technical note on
fish pedicure services. p1-7.
4. Jukes G, (2011). Guidance on the management of the public health risks
from fish pedicures:Health protection agency. p1-21.

5. Silva D, Sandaruwan, (2016). An Overview of the Fish Pedicure/Spa


Activity in Madu River of Sri Lanka. University of Sri Lanka. p1-8.

6. Grassberger M, Hoch W, and Abolfazi Abdollahi, (2006). Ichthyotherapy


as Alternative Treatment for Patients with Psoriasis: A Pilot Study: Original
article. Medical University of Vienna, Austria. 3(4)483–488.
7. Vanhooteghem O, Anseeuw D, Michel C, (2015). Fish Pedicure-induced
Aeromonas sobria Superficial Necrotic Bullous Dermatitis in a Previously
Undiagnosed Diabetes Patient. What are the Risks of Fish Pedicure for Public
Health?. British Journal of Medicine & Medical Research. 10(12): 1-10.
8. Pastorino P, Burioli E A, Pennazio R. (2017). Doctor fish, beauty centres
and public health: three keywords for a possible marriage to respect fish welfare
and human health.Italia. p1-2.
9. Wildgoose W H, (2012). A review of fish welfare and public health
concerns about the use of Garra rufa in foot spas. Fish Veterinary Journal (2012)
(13) 3–16.
10. Shari R, Lipner, (2018). Onychomadesis Following a Fish Pedicure. JAMA
Dermatology. Volume 154, Number 9.p1091-1092.

Anda mungkin juga menyukai