Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KULIAH PAKAR

“BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN”

PRODI DIPLOMA III GIZI

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

Pengesahan laporan praktik Kuliah Pakar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM):

Nama : Anggi Juliandri Sinaga ( P05130119045)


Akbar wijaya kusuma(P05130119001)

Dini Aryani (P05130119007)

Disya Prilia Cania (P05130119051)

Esmi Fitria (P05130119053)

Kasiati Ningsih (P05130119060)

Lidya permata sari (P05130119062)

Nurlita Putri Ramadhani (P05130119066)

Rani nurfitra (P05130119024)

Restu Yasalam (P05130119027)

Rossy Anne Putri (P05130119072)

Sanila Nalurika (P05130119073)

Sella putri cahyani (P05130119074)

sindy yulianti ( P05130119034 )

Suci amalia (P05130119035)

Syania Dwi Aprita (P05130119036)

Trisna Andari (P05130119080)

Vania Alisa putri (P05130119039)

Vebri Yansih (P05130119081)

Yuanda Anggun Fathona (P05130119043)

Yuni Asmarita (P05130119084)

Yustika Haryani (P05130119085)

Prodi : Diploma III Gizi

Telah melaksanakan kegiatan praktik kuliah pakar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada
tanggal 1 Oktober 2020. Adapun hasil kegiatan tercantum dalam naskah laporan ini.

Bengkulu, 30 September 2020

Penanggung Jawab

Kamsiah,SST.,M.Kes
DAFTAR ISI

Cover

Halaman Pengesahan

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan umum
D. Tujuan Khusus

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Pengertian keamanan pangan


B. Kunci keamanan pangan

BAB III Metode Penelitian

A. Susunan Acara
B. Lampiran

BAB IV Hasil dan Pembahasan

A. Hasil
B. Pembahasan

BAB V Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keamanan Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak
asasi setiap warga masyarakat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bermutu, aman, bergizi,
beragam dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli masyarakat. Keamanan pangan (food
safety) merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
(Kantor Menteri Negara Urusan Pangan).

Winarno (1997) mengatakan bahwa yang dimaksud keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya
makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat
itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan, atau tercampur secara sengaja atau tidak
sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi. Keamanan pangan dipengaruhi oleh lingkungan, sosial
budaya dan ekonomi, sistem pangan dan distribusi pangan, saling ketergantungan antara gizi dan keamanan
pangan. Makanan yang tidak aman kalau dipaksakan dikonsumsi akan timbul gangguan kesehatan dan bisa
berakibat lebih jauh pada kematian. Salah satu contohnya adalah diare terus-menerus karena mengkonsumsi
makanan yang tidak aman sehingga menyebabkan gangguan penyerapan zat-zat gizi/malabsorbsi.

Salah satu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah terjamin pangan yang dicirikan oleh
terbebasnya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini secara jelas menunjukan
upaya untuk melindungi masyarakat dari pangan yang tidak memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.
Sasaran program keamanan pangan adalah: (1) Menghindarkan masyarakat dari jenis pangan yang
berbahaya bagi kesehatan, yang tercermin dari meningkatnya pengetahuan dan kesadaran produsen terhadap
mutu dan keamanan pangan; (2) Memantapkan kelembagaan pangan, yang antara lain dicerminkan oleh
adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur keamanan pangan; dan (3) Meningkatkan jumlah
industri pangan yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dengan diberlakukannya UU No. 7 tentang pangan tahun 1996 sebuah langkah maju telah dicapai
pemerintah untuk memberi perlindungan kepada konsumen dan
produsen akan pangan yang sehat, aman, dan halal. Gambaran keadaan keamanan pangan secara umum
adalah: (1) Masih ditemukan beredarnya produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan; (2) Masih
banyak dijumpai kasus keracunan makanan; (3) Masih rendah nya tanggung jawab dan kesadaran produsen
serta distributor tentang keamanan pangan.

Menurut Peraturan Pemerintah No 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, keamanan
pangan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, industri pangan dan konsumen. Pemerintah
bertanggung jawab untuk melaksanakan sistem pengawasan keamanan pangan melalui pengaturan,
standardisasi, penilaian dan inspeksi keamanan pangan serta edukasi kepada konsumen dan industri pangan
mengenai keamanan pangan. Industri pangan bertanggung jawab untuk menjaga mutu dan keamanan
produk yapangan yang tidak bermutu dan tidak aman, Oleh sebab itu konsumen perlu memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai keamanan pangan diantaranya pengetahuan tentang praktek higiene yang baik saat
menangani, mengolah, menyajikan dan menyimpan pangan. Sinergi diantara ketiga pihak ini dengan
tanggung jawabnya masing-masing sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan keamanan pangan secara
nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Pentingkah keamanan pangan?
2. Apa saja 5 kunci keamanan pangan?
3. Bagaimana agar pangan selalu tetap terjaga?

C. Tujuan umum
1. Untuk mengetahui 5 kunci keamanan pangan untuk keluarga

D. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui betapa pentingnya keamanan pangan keluarga
2. Untuk mengetahui Bagaimana agar pangan selalu tetap terjaga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan tiga cemaran, yaitu cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Pangan olahan yang diproduksi harus sesuai
dengan Cara Pembuatan Pangan Olahan yang Baik untuk menjamin mutu dan keamanannya. Selain itu
pangan harus layak dikonsumsi yaitu tidak busuk, tidak menjijikkan, dan bermutu baik, serta bebas dari
Cemaran Biologi, Kimia dan Cemaran Fisik.
Cemaran biologi yang terdapat di pangan dapat berupa bakteri, kapang, kamir, parasit, virus dan
ganggang. Pertumbuhan mikroba ini bisa menyebabkan pangan menjadi busuk sehingga tidak layak
untuk dimakan dan menyebabkan keracunan pada manusia bahkan kematian. 1. Faktor yang membuat
bakteri tumbuh: pangan berprotein tinggi, kondisi hangat (suhu 40°- 60°C), kadar air, tingkat keasaman,
waktu penyimpanan.
Cemaran kimia Merupakan bahan kimia yang tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam
pangan. Cemaran kimia masuk ke dalam pangan secara sengaja maupun tidak sengaja dan dapat
menimbulkan bahaya. • Racun alami, contoh racun jamur, singkong beracun, racun ikan buntal, dan
racun alami pada jengkol.
Cemaran Fisik Adalah benda-benda yang tidak boleh ada dalam pangan seperti rambut, kuku,
staples, serangga mati, batu atau kerikil, pecahan gelas atau kaca, logam dan lain-lain. Bendabenda ini
jika termakan dapat menyebabkan luka, seperti gigi patah, melukai kerongkongan dan perut. Benda
tersebut berbahaya karena dapat melukai dan atau menutup jalan nafas dan pencernaan. Cara
pencegahan cemaran Fisik: Perhatikan dengan seksama kondisi pangan yang akan dikonsumsi.

B. Kunci keamanan pangan


1. Beli pangan yang aman
Perlu diperhatikan jenis pangan yang akan dibeli, lokasi pembelian, dan kemampuan penyimpanan di
rumah.
Selain itu juga diharapkan untuk selalu cermat membaca label pada produk pangan olahan yang
digunakan dalam penyiapan makanan.
2. Simpan pangan dengan aman
Pastikan pangan dingin disimpan pada suhu kurang dari 5 derajat dan pangan beku kurang dari 0 derajat
celcius. Pisakan juga penyimpanan pangan mentah dengan pangan matang.
3. Siapkan pangan dengan seksama
Peralatan dapur dicuci terlebih dahulu, hindari menggunakan minyak goreng secara berulang. Selalu
menggunakan peralatan dapur yang bersih, kering dan berfungsi dengan baik seperti pisau, talenan,
sendok atau blender. Saat menyiapkan makanan pastikan dapur dan peralatan makan bersih dan kering.
4. Sajikan pangan dengan aman
Salah satu Cara untuk memastikan makanan aman untuk dimakan adalah memasaknya hngga matang
sempurna.
Jenis pangan segar yang langsung dikonsumsi disajikan dengan pangan matang, jika makanan tidak
segera dikonsumsi maka harus disimpan pada suhu dingin yaitu di lemari pendingin.
5.Bersih Selalu
Untuk mencegah pertumbuhan mikroba, sangat penting untuk menjaga semua permukaan dapur bersih.
Sampah dapur segera dibuang sehingga tidak mengotori area dapur dan tidak menimbulkan bau.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Acara

NO Waktu Durasi Acara Rencana acara Lokasi Equimen


(menit) t
1. 09:00- 5* Pembukaan Seluruh mahasiswa CloudX
09:05 D3 GIZI bergabung di
aplikasi CloudX
2. 09:05- 10* Pembacaan Untuk membuka dan CloudX
09:15 doa memperlancarkan
acara
3. 09:15- 10* Kata Seluruh mahasiswa CloudX
09:25 sambutan D3 GIZI
ketua mendengarkan kata
pelaksana sambutan dari ketua
pelaksana
4. 09:25- 15* Kata Seluruh mahasiswa CloudX
09:40 sambutan D3 GIZI
bunda mendengarkan kata
kamsiah sambutan dari bunda
kamsiah
5. 09:40- 60* Materi Memberikan materi CloudX
10:40 narasumber dan Seluruh
mahasiswa D3 GIZI
mendengarkan
narasumber
6. 10:40- 15* Tanya Mahasiswa bertanya CloudX
10:55 jawab kepada nerasumber
dan narasumber
menjawab
7. 10:55- 5* Penutup Acara ditutup CloudX
11:00
B. Lampiran
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

5 KUNCI KEAMANAN PANGAN UNTUK KELUARGA

• Kunci utama untuk menyiapkan pangan aman adalah dengan menerapkan keamanan pangan

• 5 Kunci Keamanan Pangan untuk Keluarga adalah prinsip dasar untuk penerapan keamanan pangan
yang dapat digunakan untuk tindakan pencegahan keracunan pangan.

KUNCI 1 : BELI PANGAN YANG AMAN

Jika membeli pangan perhatikan :

 Kondisi penjual: bersih, tidak sakit, tidak merokok dll

 Tempat (lokasi) pembelian: bersih, jauh dari tempat pembuangan sampah

 Beli secukupnya sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan kapasitas tempat penyimpanan di
rumah

KUNCI 2 : SIMPAN PANGAN SECARA AMAN

Agar diperhatikan dalam menyimpan pangan:

 Jauhkan tempat penyimpanan pangan dari bahan kimia/non pangan (sabun, deterjen, pasta gigi dll).

 Simpan pangan matang dan mentah dalam wadah tertutup secara terpisah untuk menghindari
kontaminasi silang

 Gunakan prinsip FIFO (First In First Out) atau FEFO(First Expired First Out) yaitu gunakan bahan
yang disimpan terlebih dahulu atau yang masa kedaluwarsanya paling cepat berakhir

 Pangan mentah, terutama daging sapi, unggas, seafood, cairan yang ditimbulkannya dapat mengandung
mikroba patogen (mikroba yang menyebabkan penyakit).

 Mikroba patogen ini dapat mencemari pangan lainnya (pangan siap saji, buah, dan sayur) selama
pengolahan dan penyimpanan.

Kunci 3: SIAPKAN PANGAN SECARA SEKSAMA

 Gunakan air yang aman atau diberi perlakuan agar aman (seperti merebus air hingga mendidih)
 Cuci buah dan sayuran, dengan air aman, bersih dan mengalir
 Memilih bahan baku dan perlakuan sederhana seperti mencuci dan mengupas kulitnya, dapat mengurangi
risiko kontaminasi mikroba dan bahan kimia berbahaya.
 Jangan menggunakan bahan baku yang sudah kedaluwarsa. Walaupun rasa, bau, dan penampakannya
masih baik
 Kemasan utuh dan tidak rusak (kaleng tidak gembung/penyok

 PERALATAN MENGOLAH/MEMASAK

 Selalu gunakan peralatan dapur (pisau, talenan dll) yang bersih, kering dan berfungsi dengan baik

 Gunakan peralatan berbeda untuk pangan mentah dan matang

 Gunakan peralatan yang berbeda untuk menangani jenis pangan yang berbeda. Jika peralatan sama, maka
cuci terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pangan yang lain.

 MEMASAK BAHAN PANGAN

 Masak pangan hingga matang. Dua hal penting dalam memasak adalah suhu dan waktu pemasakan
(berbeda untuk tiap jenias pangan).

 Makanan berkuah seperti sop masak hingga mendidih atau mencapai suhu 70ºC sambil diaduk-aduk ± 1
menit setelah mendidih (agar proses pemanasan merata)

 Pemanasan kembali harus sempurna (hingga mendidih). Hindari pemanasan kembali lebih dari 1 kali

 Hindari penggunaan minyak goreng secara berulang karena dapat mengganggu kesehatan dan pangan
menjadi tengik.

Kunci 4: SAJIKAN PANGAN SECARA AMAN

 Jenis pangan segar yang langsung dikonsumsi seperti lalapan atau karedok, dicuci dengan air bersih dan
dibilas dengan air matang.

 Bahan pangan yang digunakan untuk hiasan (garnish), harus bahan pangan segar yang bersih dan dapat
dikonsumsi.

 Sajikan makanan panas dalam keadaan panas, misalnya sup, gulai, dan soto.

 Sajikan pangan dingin dalam keadaan dingin, misalnya es buah

 Sajikan pangan beku dalam keadaan beku, misalnya es krim.

 Jika makanan tidak akan segera dikonsumsi maka harus disimpan pada suhu dingin yaitu di lemari
pendingin (kurang dari 5°C) atau dipertahankan pada suhu lebih dari 60°C.

Kunci 5 : BERSIH SELALU

 Selalu mencuci tangan


 Gunakan celemek yang bersih dan cuci celemek setiap selesai digunakan

 Cuci dan bersihkan peralatan dan permukaan meja kerja sebelum dan sesudah digunakan

 Jaga dapur selalu bersih dan kering

 Gunakan tempat sampah tertutup dan jangan biarkan sampah bertumpuk

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

“Bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan”

TUJUAN PENGGUNAAN BTP :

 Membentuk pangan
 Memberikkan warna
 Meningkatkan kualitas pangan
 Memperbaiki tekstur
 Meningkatkan citarasa
 Meningkatkan stabilitas
 Mengawetkan pangan

BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) DIPERLUKAN :

A. Perubahan pola hidup konsumen:

1. Perubahan pola konsumsi.

2. Makan serba instant / siap saji

B. Memenuhi KeinginanKonsumen:

1. Menarik konsumen

2. Mudah dan tahan /stabil selama distribusi Inovasi industri untuk

C. Inovasi industri untuk memenuhi kebutuhan konsumen:

1. Teknologi pengolahan

2. Bentuk komposisi dan unsur visual dan organoleptis yang mudah diterima berbagai target konsumen

3. Menghasilkan convenience products

D. BTP diperlukan untuk mempengaruhi mutu pangan:


1. Mengawetkan

2. Memberikan warna

3. Merubah Karakteristik produk: lebih kental, lebih keras, dll

PRINSIP PENGGUNAAN BTP :

 BTP hanya digunakan pada produk pangan jika benar-benar diperlukan secara teknologi.
 BTP tidak boleh digunakan untuk:

• Menyembunyikan penggunaan bahan*) yang tidak memenuhi persyaratan

• Menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik

• Menyembunyikan kerusakan pangan

 Gunakan BTP yang

1. diizinkan sesuai dengan Batas Maksimal yang diizinkan Peraturan

2. Gunakan sediaan BTP yang telah memiliki nomor Izin edar (MD/ML)

 Baca takaran penggunaannya dan gunakan sesuai petunjuk label sediaan BTP

Batas Maksimal Penggunaan BTP

 NUMERIK, konsentrasi maksimal BTP yang diizinkan terdapat pada Pangan dalam satuan yang
ditetapkan
 CPPB (Cara Produksi Pangan Yang Baik), konsentrasi BTP secukupnya yang digunakan dalam Pangan
untuk menghasilkan efek teknologi yang diinginkan, Contoh: Batas Maksimal BTP Penguat Rasa.

BTP Dalam Pangan

1. Penambahan Langsung Dalam Proses Produksi Pangan : Harus Mengikuti Batas Maksimal di Produk
Akhirnya.
2. Terbawa/Ikutan dari Bahan Baku,BTP dan Bahan Penolong : Mengikuti Ketentuan Tentang BTP.

Pembacaan BTP Dalam Kategori Pangan :

 Jika penggunaan BTP diatur pada nomor sub-kategori, maka penggunaan BTP tersebut juga diizinkan
pada nomor sub-sub kategori dan sub-sub-sub kategori pangan yang ada dibawah sub-kategori pangan
tersebut.
 Jika penggunaan BTP diatur pada nomor sub-sub kategori, maka penggunaan BTP tersebut juga
diizinkan pada nomor sub-sub-sub kategori pangan yang ada dibawah sub-sub kategori pangan tersebut,
namun tidak diatur untuk sub kategori lainnya.
BTP Ikutan (Carry over) : Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik yang dicampurkan maupun yang
dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan satu kesatuan produk. Contohnya ; nuget ayam.

PENGGUNAAN BTP DILUAR YANG TELAH DIIZINKAN :

Jenis dan Penggunaan BTP yang belum diizinkan:

1. Boleh digunakan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Badan.

2. Untuk mendapatkan persetujuan tersebut, pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala
Badan disertai kelengkapan data sesuai formulir sebagaimana tercantum dalam

3. Keputusan persetujuan/penolakan dari Kepala Badan diberikan paling lama 85 (delapan puluh lima) sejak
diterimanya permohonan secara lengkap.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keamanan Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi
setiap warga masyarakat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bermutu, aman, bergizi, beragam
dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli masyarakat

5 KUNCI KEAMANAN PANGAN UNTUK KELUARGA

• 5 Kunci Keamanan Pangan untuk Keluarga adalah prinsip dasar untuk penerapan keamanan pangan
yang dapat digunakan untuk tindakan pencegahan keracunan pangan.

KUNCI 1 : BELI PANGAN YANG AMAN

KUNCI 2 : SIMPAN PANGAN SECARA AMAN

Kunci 3: SIAPKAN PANGAN SECARA SEKSAMA

Kunci 4: SAJIKAN PANGAN SECARA AMAN

Kunci 5 : BERSIH SELALU

B. Saran

Selalu terapkan 5 kunci keamanan pangan dalam kehidupan kita sehari-hari agar keluarga aman dari keracunan
pangan dan makanan yang dimakan memiliki gizi dan mutu yang baik.

.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pom.go.id/files/2017/6_KeamananPangan.pdf

https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pentingnya-keamanan-pangan-bagi-generasi-bangsa-26

Anda mungkin juga menyukai