TAHUN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
Pengesahan laporan praktik Kuliah Pakar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM):
Telah melaksanakan kegiatan praktik kuliah pakar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada
tanggal 1 Oktober 2020. Adapun hasil kegiatan tercantum dalam naskah laporan ini.
Penanggung Jawab
Kamsiah,SST.,M.Kes
DAFTAR ISI
Cover
Halaman Pengesahan
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan umum
D. Tujuan Khusus
A. Susunan Acara
B. Lampiran
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keamanan Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak
asasi setiap warga masyarakat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bermutu, aman, bergizi,
beragam dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli masyarakat. Keamanan pangan (food
safety) merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
(Kantor Menteri Negara Urusan Pangan).
Winarno (1997) mengatakan bahwa yang dimaksud keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya
makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat
itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan, atau tercampur secara sengaja atau tidak
sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi. Keamanan pangan dipengaruhi oleh lingkungan, sosial
budaya dan ekonomi, sistem pangan dan distribusi pangan, saling ketergantungan antara gizi dan keamanan
pangan. Makanan yang tidak aman kalau dipaksakan dikonsumsi akan timbul gangguan kesehatan dan bisa
berakibat lebih jauh pada kematian. Salah satu contohnya adalah diare terus-menerus karena mengkonsumsi
makanan yang tidak aman sehingga menyebabkan gangguan penyerapan zat-zat gizi/malabsorbsi.
Salah satu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah terjamin pangan yang dicirikan oleh
terbebasnya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini secara jelas menunjukan
upaya untuk melindungi masyarakat dari pangan yang tidak memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.
Sasaran program keamanan pangan adalah: (1) Menghindarkan masyarakat dari jenis pangan yang
berbahaya bagi kesehatan, yang tercermin dari meningkatnya pengetahuan dan kesadaran produsen terhadap
mutu dan keamanan pangan; (2) Memantapkan kelembagaan pangan, yang antara lain dicerminkan oleh
adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur keamanan pangan; dan (3) Meningkatkan jumlah
industri pangan yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan diberlakukannya UU No. 7 tentang pangan tahun 1996 sebuah langkah maju telah dicapai
pemerintah untuk memberi perlindungan kepada konsumen dan
produsen akan pangan yang sehat, aman, dan halal. Gambaran keadaan keamanan pangan secara umum
adalah: (1) Masih ditemukan beredarnya produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan; (2) Masih
banyak dijumpai kasus keracunan makanan; (3) Masih rendah nya tanggung jawab dan kesadaran produsen
serta distributor tentang keamanan pangan.
Menurut Peraturan Pemerintah No 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, keamanan
pangan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, industri pangan dan konsumen. Pemerintah
bertanggung jawab untuk melaksanakan sistem pengawasan keamanan pangan melalui pengaturan,
standardisasi, penilaian dan inspeksi keamanan pangan serta edukasi kepada konsumen dan industri pangan
mengenai keamanan pangan. Industri pangan bertanggung jawab untuk menjaga mutu dan keamanan
produk yapangan yang tidak bermutu dan tidak aman, Oleh sebab itu konsumen perlu memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai keamanan pangan diantaranya pengetahuan tentang praktek higiene yang baik saat
menangani, mengolah, menyajikan dan menyimpan pangan. Sinergi diantara ketiga pihak ini dengan
tanggung jawabnya masing-masing sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan keamanan pangan secara
nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Pentingkah keamanan pangan?
2. Apa saja 5 kunci keamanan pangan?
3. Bagaimana agar pangan selalu tetap terjaga?
C. Tujuan umum
1. Untuk mengetahui 5 kunci keamanan pangan untuk keluarga
D. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui betapa pentingnya keamanan pangan keluarga
2. Untuk mengetahui Bagaimana agar pangan selalu tetap terjaga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan tiga cemaran, yaitu cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Pangan olahan yang diproduksi harus sesuai
dengan Cara Pembuatan Pangan Olahan yang Baik untuk menjamin mutu dan keamanannya. Selain itu
pangan harus layak dikonsumsi yaitu tidak busuk, tidak menjijikkan, dan bermutu baik, serta bebas dari
Cemaran Biologi, Kimia dan Cemaran Fisik.
Cemaran biologi yang terdapat di pangan dapat berupa bakteri, kapang, kamir, parasit, virus dan
ganggang. Pertumbuhan mikroba ini bisa menyebabkan pangan menjadi busuk sehingga tidak layak
untuk dimakan dan menyebabkan keracunan pada manusia bahkan kematian. 1. Faktor yang membuat
bakteri tumbuh: pangan berprotein tinggi, kondisi hangat (suhu 40°- 60°C), kadar air, tingkat keasaman,
waktu penyimpanan.
Cemaran kimia Merupakan bahan kimia yang tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam
pangan. Cemaran kimia masuk ke dalam pangan secara sengaja maupun tidak sengaja dan dapat
menimbulkan bahaya. • Racun alami, contoh racun jamur, singkong beracun, racun ikan buntal, dan
racun alami pada jengkol.
Cemaran Fisik Adalah benda-benda yang tidak boleh ada dalam pangan seperti rambut, kuku,
staples, serangga mati, batu atau kerikil, pecahan gelas atau kaca, logam dan lain-lain. Bendabenda ini
jika termakan dapat menyebabkan luka, seperti gigi patah, melukai kerongkongan dan perut. Benda
tersebut berbahaya karena dapat melukai dan atau menutup jalan nafas dan pencernaan. Cara
pencegahan cemaran Fisik: Perhatikan dengan seksama kondisi pangan yang akan dikonsumsi.
METODE PENELITIAN
A. Acara
• Kunci utama untuk menyiapkan pangan aman adalah dengan menerapkan keamanan pangan
• 5 Kunci Keamanan Pangan untuk Keluarga adalah prinsip dasar untuk penerapan keamanan pangan
yang dapat digunakan untuk tindakan pencegahan keracunan pangan.
Beli secukupnya sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan kapasitas tempat penyimpanan di
rumah
Jauhkan tempat penyimpanan pangan dari bahan kimia/non pangan (sabun, deterjen, pasta gigi dll).
Simpan pangan matang dan mentah dalam wadah tertutup secara terpisah untuk menghindari
kontaminasi silang
Gunakan prinsip FIFO (First In First Out) atau FEFO(First Expired First Out) yaitu gunakan bahan
yang disimpan terlebih dahulu atau yang masa kedaluwarsanya paling cepat berakhir
Pangan mentah, terutama daging sapi, unggas, seafood, cairan yang ditimbulkannya dapat mengandung
mikroba patogen (mikroba yang menyebabkan penyakit).
Mikroba patogen ini dapat mencemari pangan lainnya (pangan siap saji, buah, dan sayur) selama
pengolahan dan penyimpanan.
Gunakan air yang aman atau diberi perlakuan agar aman (seperti merebus air hingga mendidih)
Cuci buah dan sayuran, dengan air aman, bersih dan mengalir
Memilih bahan baku dan perlakuan sederhana seperti mencuci dan mengupas kulitnya, dapat mengurangi
risiko kontaminasi mikroba dan bahan kimia berbahaya.
Jangan menggunakan bahan baku yang sudah kedaluwarsa. Walaupun rasa, bau, dan penampakannya
masih baik
Kemasan utuh dan tidak rusak (kaleng tidak gembung/penyok
PERALATAN MENGOLAH/MEMASAK
Selalu gunakan peralatan dapur (pisau, talenan dll) yang bersih, kering dan berfungsi dengan baik
Gunakan peralatan yang berbeda untuk menangani jenis pangan yang berbeda. Jika peralatan sama, maka
cuci terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pangan yang lain.
Masak pangan hingga matang. Dua hal penting dalam memasak adalah suhu dan waktu pemasakan
(berbeda untuk tiap jenias pangan).
Makanan berkuah seperti sop masak hingga mendidih atau mencapai suhu 70ºC sambil diaduk-aduk ± 1
menit setelah mendidih (agar proses pemanasan merata)
Pemanasan kembali harus sempurna (hingga mendidih). Hindari pemanasan kembali lebih dari 1 kali
Hindari penggunaan minyak goreng secara berulang karena dapat mengganggu kesehatan dan pangan
menjadi tengik.
Jenis pangan segar yang langsung dikonsumsi seperti lalapan atau karedok, dicuci dengan air bersih dan
dibilas dengan air matang.
Bahan pangan yang digunakan untuk hiasan (garnish), harus bahan pangan segar yang bersih dan dapat
dikonsumsi.
Sajikan makanan panas dalam keadaan panas, misalnya sup, gulai, dan soto.
Jika makanan tidak akan segera dikonsumsi maka harus disimpan pada suhu dingin yaitu di lemari
pendingin (kurang dari 5°C) atau dipertahankan pada suhu lebih dari 60°C.
Cuci dan bersihkan peralatan dan permukaan meja kerja sebelum dan sesudah digunakan
“Bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan”
Membentuk pangan
Memberikkan warna
Meningkatkan kualitas pangan
Memperbaiki tekstur
Meningkatkan citarasa
Meningkatkan stabilitas
Mengawetkan pangan
B. Memenuhi KeinginanKonsumen:
1. Menarik konsumen
1. Teknologi pengolahan
2. Bentuk komposisi dan unsur visual dan organoleptis yang mudah diterima berbagai target konsumen
2. Memberikan warna
BTP hanya digunakan pada produk pangan jika benar-benar diperlukan secara teknologi.
BTP tidak boleh digunakan untuk:
• Menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik
2. Gunakan sediaan BTP yang telah memiliki nomor Izin edar (MD/ML)
Baca takaran penggunaannya dan gunakan sesuai petunjuk label sediaan BTP
NUMERIK, konsentrasi maksimal BTP yang diizinkan terdapat pada Pangan dalam satuan yang
ditetapkan
CPPB (Cara Produksi Pangan Yang Baik), konsentrasi BTP secukupnya yang digunakan dalam Pangan
untuk menghasilkan efek teknologi yang diinginkan, Contoh: Batas Maksimal BTP Penguat Rasa.
1. Penambahan Langsung Dalam Proses Produksi Pangan : Harus Mengikuti Batas Maksimal di Produk
Akhirnya.
2. Terbawa/Ikutan dari Bahan Baku,BTP dan Bahan Penolong : Mengikuti Ketentuan Tentang BTP.
Jika penggunaan BTP diatur pada nomor sub-kategori, maka penggunaan BTP tersebut juga diizinkan
pada nomor sub-sub kategori dan sub-sub-sub kategori pangan yang ada dibawah sub-kategori pangan
tersebut.
Jika penggunaan BTP diatur pada nomor sub-sub kategori, maka penggunaan BTP tersebut juga
diizinkan pada nomor sub-sub-sub kategori pangan yang ada dibawah sub-sub kategori pangan tersebut,
namun tidak diatur untuk sub kategori lainnya.
BTP Ikutan (Carry over) : Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik yang dicampurkan maupun yang
dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan satu kesatuan produk. Contohnya ; nuget ayam.
2. Untuk mendapatkan persetujuan tersebut, pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala
Badan disertai kelengkapan data sesuai formulir sebagaimana tercantum dalam
3. Keputusan persetujuan/penolakan dari Kepala Badan diberikan paling lama 85 (delapan puluh lima) sejak
diterimanya permohonan secara lengkap.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keamanan Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi
setiap warga masyarakat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bermutu, aman, bergizi, beragam
dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli masyarakat
• 5 Kunci Keamanan Pangan untuk Keluarga adalah prinsip dasar untuk penerapan keamanan pangan
yang dapat digunakan untuk tindakan pencegahan keracunan pangan.
B. Saran
Selalu terapkan 5 kunci keamanan pangan dalam kehidupan kita sehari-hari agar keluarga aman dari keracunan
pangan dan makanan yang dimakan memiliki gizi dan mutu yang baik.
.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pom.go.id/files/2017/6_KeamananPangan.pdf
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pentingnya-keamanan-pangan-bagi-generasi-bangsa-26