Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

SISTEM ORMAS DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

DOSEN PEMBIMBING
H. Asep Sudrajat, S.H.

DISUSUN OLEH
IMAM WAHYUNINGRAT

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER


MANAJEMEN INFORMATIKA (D3)
SUMEDANG
2020 / 2021
DEFINISI
Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi yang didirikan dan
dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

DASAR PERUNDANG – UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI


KEMASYARAKATAN

RUANG LINGKUP
Pemerintah dalam keterangannya di hadapan sidang pleno MK menegaskan berlakunya UU No. 17 Tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) sama sekali tidak membatasi ruang gerak ormas.
Sebaliknya, UU Ormas itu justru memberikan kemudahan yang seluas-luasnya kepada ormas untuk
melakukan kegiatan di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, dapat membentuk cabang di luar negeri sesuai
ketentuan Pasal 26 dan Pasal 27 UU Ormas.

PERMASALAHAN YANG SERING TIMBUL


Kurangnya Koordinasi
· Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang suadah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam
organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun,
jika tidak ada  koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat
menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan
jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui
koordinasi antar penanggungjawab. Hal tersebut dapat menyebabkan overlaping karena beberapa panitia
mengerjaknnya, dalam beberapa tugas,
sementara kekosongan dalam tugas yang lainnya.

SOLUSI

1. Perencanaan yang matang

Sebelum melakukan koordinasi perlu untuk membuat sebuah perencaan atas pelaksanaan koordinasi
yang akan dilakukan. Perencanaan ini dapat meliputi waktu, agenda, dan siapa saja yang akan telribat.
Hal ini penting agar koordinasi berjalan dengan efektif dan efisien, dengan mengetahui agenda
sebelumnya, maka setiap pihak akan mampu untuk mempersiapkan diri sebelumnya. Penetapan waktu
juga hal penting agar kegiatan dapat diarahkan sesuai waktu yang ada.

2. Pentingnya menyamakan persepsi

Setiap pihak yang terlibat dalam koordinasi haruslah memiliki kesamaan persepsi mengenai tujuan yang
akan dicapai. Dengan demikian, walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, setiap
pihak menyadari bahwa semua itu adalah dalam rangka saling melengkapi dan mendukung untuk
mencapai tujuan yang sama. Misalnya kamu yang terlibat dalam suatu social project atau komunitas
sosial pasti sering menemukan volunteer yang tujuannya berbeda-beda ketika bergabung.

Ada yang benar-benar ingin belajar dan berkomitmen, ada yang muncul sesekali hanya untuk
mendapatkan sertifikat, bahkan ada yang hanya muncul sekali dan setelah itu hilang bagai ditelan bumi.
Hal ini bisa disebabkan persepsi kamu tidak sampai secara utuh kepada mereka, sehingga motivasi kuat
kamu tidak menyentuh mereka dalam mencapai tujuan organisasi ataupun kegiatan.

3. Pemahaman materi pembicaraan

Koordinasi akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota tim memahami posisi dan
tanggung jawabnya serta dalam kaitannya dengan pihak lain. Dengan demikian, ketika berbicara sudah
memahami konteksnya. Terlebih lagi bagi para pemimpin, harus memahami hal yang akan disampaikan
dan situasi yang terjadi. Sebagai contoh, dalam presentasi misalnya, gak ada gunanya kalau kamu
menjelaskan berpuluh-puluh slide yang bikin ngantuk dan hal yang disampaikan berbelit-belit. Cukup
sampaikan hal-hal yang dirasa perlu, simple dan jelas. Sehingga anggota tim pun paham apa yang harus
mereka lakukan kedepannya.

4. Sikap terbuka dan saling menghargai

Jangan pernah berpikir karena kamu itu pemimpin, maka kamu bisa memperlakukan semua anggota tim
seenaknya. Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus menerima pegaturan dari pihak lain,
namun tetap harus dengan sikap menghargai. Gak sedikit orang-orang yang keluar dari organisasi
dikarenakan para pemimpin yang gak bisa menghargai anggotanya dengan baik. Nah, di samping itu, ada
kala ketika pemimpin harus memberikan pengaturan yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan
anggotanya. Di situlah diperlukan sikap saling terbuka. Sikap saling terbuka ini diperlukan untuk
menghindari kesalahpahaman yang mungkin nantinya akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://imanizafarizal.blogspot.com/2016/11/v-behaviorurldefaultvmlo_38.html
https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/download/peraturan-ormas/

Anda mungkin juga menyukai