Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shafira Nurulita Putri

NIM : 1902026103
Kelas : HPI C3
Makul : Ushul Fiqh I (resume materi kelompok 8)
Urf
Secara etimologi, Urf adalah sesuatu yang dipandang baik dan diterima oleh akal sehat. Secara
terminology, Urf adalah sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karena telah menjadi
kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan atau perkataan.
Persyaratan urf bisa dijadikan sebagai landasan hukum adalah:
a. Urf itu termasuk urf yang shahih dalam arti tidak bertentangan dengan AlQur’an dan Sunnah
Nabi.
b. Uruf harus bersifat umum yang mana telah menjadi kebiasaan mayoritas penduduk negeri itu.
c. Urf itu harus ada ketika terjadinya suatu yang akan dilandaskan kepada urf itu.
d. Tidak ada ketegangan dari pihak-pihak terkait yang berlainan dengan kehendak urf tersebut.
Urf terbagi menjadi dua macam, yaitu:
 Al-urf al-‘am adalah (adat kebiasaan umum), yaitu adat kebiasaan mayoritas dari berbagai
negeri di suatu masa. Kebiasaan tertentu yang bersifat umu dan berlaku secara luas diseluruh
masyarakat dan diseluruh daerah. Misalnya dalam jual beli mobil, seluruh alat yang diperlukan
untuk emmperbaiki mobilseperti, kunci, dongkrak, tang, dan ban serep termasuk dalam harga
jual, tanpa akad sendiri dan biaya tambahan.
 Al-Urf al-khash (adat kebiasaan khusus), yaitu adat kebiasaan yang berlaku pada masyarakat
atau negeri tersebut. Kebiasan yang berlaku diwilayah tertentu. Misalnya dikalangan para
pedagang apabila terjadi kecacatan tertentu pada barang yang dibeli dapat di kembalikan dan
untuk cacat lainnya dalam barang itu, konsumen tidak dapat mengembalikan barang tersebut.
Atau juga kebiasaan mengenai penentuan masa garansi terhadap barang tertentu.
Urf dibagi pula kepada:
 Adat kebiasaan yang benar, yaitu suatu hal yang baik menjadi kebiasaan suatu masyarakat,
namun tidak sampai menghalalkan yang diharamkan Allah.
 Adat kebiasaan yang fasid (tidak benar), yaitu sesuatu yang menjadi adat kebiasaan yang
sampai mengahalalkan yang diharamkan Allah.
Diterimanya urf sebagai landasan pembentukan hukum memberi peluang lebih luas bagi
dinamisasi hukum Islam. Bahwa hukum yang pada mulanya dibentuk oleh Mujtahid berdasarkan
urf akan berubah bilamana urf itu berubah dan Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah bahwa “ tidak diingkari
adanya perubahan hukum dengan adanya perubahan hukum dengan adana perubahan waktu dan
tempat”.
Penerapan urf saat ini dapat dilihat dalam bidang ekonomi Islam. Akad atau transaksi hutang
piutang pada dasarnya adalah tindakan wajib. Namun, urf di Perbankan Islam adalah setiap akad
tabungan atau hutang piutang adalah wajib dicatat karena untuk menghindari adanya kerugian di
salah satu pihak. Kedua urf dalam ekonomi Islam adalah jual beli yang dilakukan masyarakat tanpa
mengucapkan shighat ijab.

Anda mungkin juga menyukai