Anda di halaman 1dari 4

RESUME MODUL 10

KB : 2

CONTOH-CONTOH PELANGGARAN HAK ANAK DI SEKOLAH DASAR

Menurut UNICEF dalam waktu kurun sepuluh tahun terakhir hampir 2 juta anak tewas, 4,5
juta anak hidup cacat akibat perang, Di beberapa negara seperti Uganda, Myanmar, atau
afganistan anak dikenakan wajib militer untuk peserta tempur. Tetapi di negara yang aman
pun terjadi pelanggaran hak anak akibah pembangunan ekonomi, seperti pekerja anak, anak
jalanan, pekerja seks anak, penculikan dan perdagangan anak, kekerasan anak, dan
penyiksaan terhadap anak.

Di Indonesia pelanggaran hak anak banyak diberitakan di media seperti memperkerjakan


anak di sektor formal maupun informal, eksploitasi anak.

Pemerintah telah mencanangkan kegiatan pokok yang direncanakan berdasarkan rencana


BAPPENAS dan beberapa tujuan pendidikan nasional . Rencana pemerintah mengacu pada
data yang dihimpum dari Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah maka diperoleh :

Mutu Pendidikan

1. Ketersediaan Pendidik dan tenaga kependidikan serta kesejahteraannya belum


memadai baik secara kuantitas maupun kualitas. Dilihat bahwa untuk jenjang SD
menyerap jumlah guru terbanyak sebagian besar guru berijazah dibawah D1-D2.
Sedangkan untuk jenjang D3 dan S1 maih dibawah 10 %
Kondisi pendidikan guru yang belum seluruhnya seperti yang diharapkan akan
mempengaruhi kualitas kenerja mereka dan berdampak pada penghasilan pendidik
yang kurang memadai.
a. Sarana dan prasaran belajar yang terbatas dan belum didayagunakan secara
optimal
b. Kondisi sekolah yang rusak

Tingkata Layak pakai Rusak barat Rusak Jumlah


n ringan
364.440 201.237 299.581
SD 865.258
 42,12% 23,26% 34, 62 %
155.283 9.559 23.598
SMP 187.480
82,29% 5,12% 12,59%
72.408 2.919 4.864
SMA 78.412
92,34% 3,00% 5,00%

Bangunan SD menunjukan bahwa hanya 40 % yang layak pakai, sementara itu yang
rusak ringan sampai berai mencapai 58 %.Keadaan ini tidak menunjukkan adanya kesamaan
pada hak anak untuk mengenyam pendidikan, khususnya jika kondisi yang kurang
menguntungkan ini tidak mengalami perbaikan.

c. Pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu


pembelajaran. Meskipun ada BOS,namun terlihat belum merata.
d. Proses Pembelajaran yang belum efisien dan efektif. Hal ini karena :
1. Guru yang kurang kreatif, sehingga sulit untuk menciptakan berbagai
kegiatanlain selain dari yang ditugaskan dalam buku pelajaran
2. Adanya tuntutan untuk mencapai target yang harus dicapai dalam setiap
caturwulan, sehingga anak hanya mengetahui yang diajarkan oleh guru dan
bukan memahami. Hal ini dikarenakan kurangnya kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
3. Kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan guru . Oleh karenanya, perlu
dirumuskan secara jelas mengenai apa yang ingin dicapai sehingga guru akan
mendapat gambaran mengenai cara pengajarannya.
4. Mahalnya buku pengajaran sekolah.

Tidak semua sekolah SD dapat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler bagi anaknya. Hal ini
disebabkan :

1) Sikap orang tua yang kurang mendukung karena mereka lebih mengutamakan sekolah
sehingga kegiatan ekstrakurikuler dianggap sebagai kegiatan yang membuang waktu
dan uang.
2) Memerlukan biaya yang cukup besar bagi keluarga, melalui iuran setiap bulanatau
pada saat akan pentas dan bertanding.
3) Lokasi sekolah yang jauh dari rumah anak juga merupakan hambatan tersendiri
karena membuat anak pulang sekolah terlambat sehingga membuat orang tua
memutuskan tidak mengikutinya.
4) Kondisi keluarga yang mengharuskan anak membantu orang tua berkerja
5) Kurangnya fasilitas sekolah akan menghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler,
misalnya tempat yang luas , lapangan, atau peralatan yang lain.
6) Kurangnya guru yang mengelola kegiatan ekstrakurikuler
7) Kurangnya dukungan dari pihak sekolah, misalnya guru tidak ingin dilibatkan karena
adanya tanggung jawab yang lain

Proses belajar tidak dapat berjalan efektif karena banyaknya siswa yang masih
dikatagorikan buta aksara. Tinggkat keaksaraan penduduk usia 15-24 tahun pada tahun
2004 hampir mencapai 100 %.

e. Pelaksanaan pendidikan inklusif masih belum sepenuhnya sesuai dengan


kebijakan pemerintah. Bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus diperlukan
penanganan secara individual, Khususnya untuk mata ajar tertentu. Misalnya anak
yang mengalami kesulitan belajar dalam menulis, tentunya ia harus mendapatkan
pembelajaran individual untuk mengatasi kesulitannya.
f. Adanya tindak kekerasan di sekolahterhadap siswa baik oleh guru, pengelola
kelas, ataupun teman –temannya.

Hal ini merupakan sebagian kecil pelanggaran hak anak khususnya dalam pendidikan.

PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENDIDIKAN

Herlina dkk (2003) mengutarakan bahwa penyelenggaraan perlindungan anak dalam


pendidikan perlu diberlakukan dengan cara :

1. semua anak wajib belajar sembilan tahun


2. anak yang menyandang cacat fisik /mental diberikan kesempatan yang sama dan
aksebilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan luar biasa
3. Anak yang memiliki keumggulan diberi kesempatan dan akses untuk memperoleh
pendidikan khusus
4. Anak dalam lingkungan pendidikan , wajib dilindungi dari tindak kekerasan yang
dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau temannya.
Menuru pandangan Myers untuk tercapainya penyelenggaraan pendidikan yang dapat
melindungi anak mengenai lingkungan belajar, maka yang harus bertanggung jawab adalah :

1. Orang tua wajib memberkan pendidikan anak


2. Pemerintah yang wajib untuk :
a. Menyelenggarakan pendididkan dasar minimal 9 tahun untuk semua anak
b. Memberikan biaya pendidikan atau bantuan khusus bagi anak dari keluarga
tidak mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat didaerah terpencil.
c. Mendorong masyarakat untuk berperan aktif.

Maka dari itu, peran guru, orang tua dan masyarakat memang perlu dimaksimalkan.
Hubungan yang baik antara guru dan orang tua meruapakan hal yang bermakna.

Anda mungkin juga menyukai