Anda di halaman 1dari 39

Kata Pengantar

Penulisansinopsisdankonseptarikreasiinimerupakanketerangan yang
dapatmenuntunpenontonpadapemahamantentanglatarbelakangataumaknaTariIndang.TariIndang
merupakansalahsatutaritradisionaldari Sumatera Barat selaintari-
tarianterkenallainnyasepertiTariPiringdanTariPayung.
TariIndang yang Sayabawakanbertemakanetikapergaulan,
dipadukandenganlaguCindaiasalMelayu yang
membuattarikreasinantinyaakanlebihterlihatserasidenganperpaduanmusiknya.
Untukselengkapnyaakandijelaskanpadabagiansinopsisdanlatarbelakangpadahalamanberikutnya.

PENYUSUN

 
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................I
DAFTAR ISI ..........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
1.      LATAR BELAKANG ................................................................................1
2.      PERUMUSAN MASALAH .......................................................................2
3.      TUJUAN .....................................................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN........................................................................................3
1.      LATAR BELAKANG ................................................................................3
2.      SEJARAH TARI INDANG .......................................................................6
3.      MAKNA TARI INDANG ...........................................................................6

BAB III KESIMPULAN .........................................................................................8


PENUTUP ...............................................................................................................9
SOAL.....................................................................................................................10

 
BAB I
1.      LATAR BELAKANG

Senitariadalahungkapanjiwa yang mengandungunsurkeindahandalambentukgerakan yang


teratursesuaidenganirama yang mengiringinya.Tariadalahkeindahangerakanggota-anggotatubuh
yang bergerak, berirama, danberjiwa yang harmonis.
Ada tigaunsurutamadalamtari, yaituwiraga (fisik), wirama (iringanmusik), danwirasa
(penjiwaanatauekspresi).Geraktaridangerakbiasamemilikiperbedaandalamhalkehalusan,
dinamika (iramadan tempo), daniringan.
Jenistarisalahsatunyaadalahtarikreasi.Tarikreasiitusendirimerupakantari yang
memilikicirigerak yang tidaklagimengikutipola-poladanramuan-ramuan yang
menetap.Tarikreasiberasaldaritaritradisional yang
sudahdikembangkan.Tarikreasidibagimenjadiduamacam, yaitutari modern dantarikontemporer.
Tarikreasi yang akanSayatampilkanadalahtarikreasipengembangandariTariIndang.
TariIndangpadaawalnyamemangmerupakantariuntukkeagamaan,
namunkinitariindangjugamenjaditaripergaulanmuda-
mudi.DengandiiringilagudindinbadindinciptaanTiar Ramon,
SayaperpadukanjugadenganlaguCindaidariMelayu yang
dipopulerkanolehSitiNurhaliza.AlasanSayamemilihlaguCindaiadalahsupayaperpaduanlagupengir
ingtarikreasipengembangandariTariIndangnantinyadapatmenjadiperpaduanlagu yang
serasidengan nada minor.
Tidaksepertisenitaripadaumumnya, TariIndangtidakmenonjolkangerakantubuh yang
penaridalampertunjukannya.Ciritaridaerahiniadalahgerak yang diperagakansangatmaknawi,
sederhanatapimendalam.Berikutadalahpenjelasantentangkonsepgerak, durasi, tatarias,
danlokasi/tempatuntukmenampilkanTariIndang.
Untukmewujudkangagasankedalamsuatubentuktarian,
tentunyadiperlukangerak.AdapunkonsepgerakdalamTariIndangadalahgerakantangandenganjari
yang membuka, patah-
patahmenyikumengarahkeatassepertipengucapansyukurdanmengagungkan.Gerakbadan yang
naikturunataukekanandankekiri, dangerakanutamanyayaitumenepuktanganberirama yang
menimbulkankesan ceria danakanlebihserasijikadilakukanolehlebihdarisatu orang.
Mengenaidurasi, TariIndanginimenggunakanwaktupertunjukanselamakuranglebih 4-5
menit.Penggunaanwaktu yang singkatinibertujuan agar tidakmenyitaperhatian, kepentingan,
keperluan, danmenghilangkankejenuhan.
Kemudiantatarias, untukmenampilkanTariIndangtidakmembutuhkanriaspadawajah,
tetapihanyamenggunakankostumsederhanakhasMinangkabau.
Dan yang terakhiradalahunsurtempat.TarianIndanginitidakharusdilakukan di
tempatluassepertipanggung.Karenagerakannyasederhanadantidakbanyakberpindah-
pindah.Namun, agar terlihatlebihmenariksebaiknyaditampilkan di ataspanggung yang luas,
terutamajikatarianinidilakukanolehlebihdarisatu orang.
          DalamseniTariTradisionalinikamimembuat agar semuakalangan-
kalanganremajaikutberpartisipasi.Karenapadaumumnyataritradisionalinicukupmenyusutdenganta
rian-tarianmoderenmasakini.Makadariitusayainginmenjelaskanapamanfaatdaritaritradisional
yang begitukurangakanpeminatnya. Banyaksebagianremaja yang
tidakmengetahuiapakahmaknataritradisionaldanmanfaatnya.Selainitutaritradisionaljugabisamem
buatketertarikantersendiribagiremaja-remajasaatini.

2.      PERUMUSAN MASALAH
1.      Pengertiantaritradisional
2.      Upayamelestarikantaritradisional
3.      Contohtaritradisional

3.      TUJUAN
1.      Untuk mengembangkankembalitariantradisionalsecaraluas
2.      Untuklebihmengetahuiapamanfaatdaritariantradisional
3.      Untuklebihmenonjolkankekreatifananaktidakhanyapadatarianmoderendansemacamnya

 
BAB I
PEMBAHASAN
1.      LATAR BELAKANG
Etnik Minangkabaumenyimpanbanyakkekayaantradisilisan. Salah
satunyaadalahTariIndang.TariIndangmenggambarkankedatangan Islam di Sumatera Barat
sejakabad ke-13.TarianinidikenaldenganTarianBadindin, yaitu kata-kata “dindinbadindin”
padalagupengiringnya.Tarianinisebenarnyasuatubentuksastralisan yang
disampaikansecaraberkelompoksambilberdendangdanmemainkanrebanakecil.Selainitu,
sekaranginiTariIndangjugamerupakantaripergaulanmudamudidengangerakan yang kompak,
dinamis, dan ceria, di manamerekadituntununtukselalubekerjasamasatudengan yang lainnya.
Indangberkembangdalammasyarakat traditional Minangkabau yang
menghuniwilayahkabupaten Padang.Kesenianinitadinyabertujuanuntukkeperluandakwah
Islam.NasrulAzwar, aktivisbudaya yang tinggal di Padang,
menyebutkansecarahistorisTariIndangmerupakanhasilperkawinanbudayaantaraMinangkabaudan
peradaban Islam abad ke-14. Peradabantersebutdiperkenalkanpedagang yang masukke Aceh
melaluipesisirbaratPulau Sumatera danselanjutnyamenyebarkeUlakan-Pariaman.
Kalaudibedakanlebihdalam, padaTariIndangmunculjenis-jenisnyanyianmaqam,
iqa’atdanavazsertapenggunaanmusikgambus.Maqammenggambarkantangga nada, struktur
interval danambitus.Iqa’atmenyimpanpolaritmikpadamusik Islam.Adapunavazadalahmelodi
yang bergerakbebastampairamadandiperkenalkanmusik Islam.
PentasTariIndangbiasadiramaikanolehtujuh orang
penari.Ketujuhpenariitubiasadisebutdengan ‘anakindang’.Merekadipimpinolehseorang guru yang
disebuttukangdzikir.TariIndangmerupakanmanifestasibudayamendidiklewatsuraudankentalnyape
ngaruhbudaya Islam di Minangkabau.
 
Tari Indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari Minangkabau. Etnik
Minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Salah satunya adalah Tari Indang. Tari
Indang menggambarkan kedatangan Islam di Sumatera Barat sejak abad ke-13. Tarian ini
dikenal dengan Tarian Badindin, yaitu kata-kata “dindin badindin” pada lagu pengiringnya.
Tarian ini sebenarnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil
berdendang dan memainkan rebana kecil. Selain itu, sekarang ini Tari Indang juga merupakan
tari pergaulan muda mudi dengan gerakan yang kompak, dinamis, dan ceria, di mana mereka
dituntun untuk selalu bekerja sama satu dengan yang lainnya.
Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah
kabupaten Padang. Tari indang diciptaan oleh Rapa’i. Rapa’i merupakan pengikut setia Syekh
Burhanuddin – seorang tokoh terpandang yang selalu memperingati upacara tabuik di Minang.
Kesenian ini tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah Islam. Nasrul Azwar, aktivis
budaya yang tinggal di Padang, menyebutkan secara historis Tari Indang merupakan hasil
perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke-14. Peradaban tersebut
diperkenalkan pedagang yang masuk ke Aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatera dan
selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.
Kalau dibedakan lebih dalam, pada Tari Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam,
iqa’at dan avaz serta penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur
interval dan ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik Islam. Adapun avaz adalah
melodi yang bergerak bebas tampa irama dan diperkenalkan musik Islam.
Pentas Tari Indang biasa diramaikan oleh tujuh orang penari. Ketujuh penari itu biasa
disebut dengan ‘anak indang’. Mereka dipimpin oleh seorang guru yang disebut tukang dzikir.
Tari Indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya pengaruh
budaya Islam di Minangkabau.

Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam bentuk gerakan yang
teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya.
Tari adalah keindahan gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa
yang harmonis.
Ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga (fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa
(penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan,
dinamika (irama dan tempo), dan iringan.
Jenis tari salah satunya adalah tari kreasi. Tari kreasi itu sendiri merupakan tari yang
memiliki ciri gerak yang tidak lagi mengikuti pola-pola dan ramuan-ramuan yang menetap. Tari
kreasi berasal dari tari tradisional yang sudah dikembangkan. Tari kreasi dibagi menjadi dua
macam, yaitu tari modern dan tari kontemporer.
Tari kreasi yang akan Saya tampilkan adalah tari kreasi pengembangan dari Tari Indang.
Tari Indang pada awalnya memang merupakan tari untuk keagamaan, namun kini tari indang
juga menjadi tari pergaulan muda-mudi. Dengan diiringi lagu dindin badindin ciptaan Tiar
Ramon.Tidak seperti seni tari pada umumnya, Tari Indang tidak menonjolkan gerakan tubuh
yang penari dalam pertunjukannya. Ciri tari daerah ini adalah gerak yang diperagakan sangat
maknawi, sederhana tapi mendalam. Berikut adalah penjelasan tentang konsep gerak, durasi, tata
rias, dan lokasi/tempat untuk menampilkan Tari Indang.
Untuk mewujudkan gagasan ke dalam suatu bentuk tarian, tentunya diperlukan gerak.
Adapun konsep gerak dalam Tari Indang adalah gerakan tangan dengan jari yang membuka,
patah-patah menyiku mengarah keatas seperti pengucapan syukur dan mengagungkan. Gerak
badan yang naik turun atau ke kanan dan ke kiri, dan gerakan utamanya yaitu menepuk tangan
berirama yang menimbulkan kesan ceria dan akan lebih serasi jika dilakukan oleh lebih dari satu
orang.
Mengenai durasi, Tari Indang ini menggunakan waktu pertunjukan selama kurang lebih
4-5 menit. Penggunaan waktu yang singkat ini bertujuan agar tidak menyita perhatian,
kepentingan, keperluan, dan menghilangkan kejenuhan.
Kemudian tata rias, untuk menampilkan Tari Indang tidak membutuhkan rias pada wajah,
tetapi hanya menggunakan kostum sederhana khas Minangkabau.
Dan yang terakhir adalah unsur tempat. Tarian Indang ini tidak harus dilakukan di tempat luas
seperti panggung. Karena gerakannya sederhana dan tidak banyak berpindah-pindah. Namun,
agar terlihat lebih menarik sebaiknya ditampilkan di atas panggung yang luas, terutama jika
tarian ini dilakukan oleh lebih dari satu orang.
2.      Sejarah Tari Indang
Tari Indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari Minangkabau, Etnik
Minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal usul Tari Indang adalah dari kata
Indang atau disebut Badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan
yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil.

Pada awalnya kesenian tari indang bertujuan untuk keperluan dakwah Islam. Itu sebabnya, sastra
yang dibawakan berasal dari shalawat Nabi Muhammad SAW atau hal-hal bertema keagamaan.
Tari Indang berkembang dalam masyarakat tradisional Minangkabau yang menghuni wilayah
kabupaten Padang Pariamam.

Nasrul Azwar, aktivis budaya yang tinggal di Padang menyebutkan, secara historis Indang
merupakan hasil perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke-14.
Pperadaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke Aceh melalui pesisir barat Pulau
Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.

Kalau dibedakan lebih dalam, Tari Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at dan avaz
serta penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur interval dam
ambisius. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik Islam. Avaz ialah melodi yang bergerak
bebas tanpa irama dan diperkenalkanlah musik Islam.

Pentas Tari Indang biasa diramaikan oleh tujuh penari yang semuanya laki-laki. Ketujuh penari
itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir. Ya,
memang Indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat suara dana kentalnya pengaruh
budaya Islam di Minangkabau.

Tari Indang kini tidak hanua dipentaskan saat upacara Tabuik. Tari ini pun sering dipentaskan
pada berbagai acara lain, seperti acara Penyambutan Tamu Agung, Pengangkatan Penghulu di
suatu desa, atau acara Festival Budaya. Tari Indang merupakan salah satu kekayaan kebudayaan
nusantara. Tari ini merepresentasikan masyarakat Pariaman yang bersahaj, saling menghormati
dan patuh kepada perintah Tuhan sesuai dengan budaya Melayu.

3.      Makna Tari Indang

Tari Indang menyimpan makna yang sangat dalam soal kebesaran Islam dan Allah SWT dalam
gerakan serta nyanyiannya. Unsur-unsur nada dan irama yang bersifat pujian dimasukkan ke
dalam tarian ini. Secara umum, jika diikuti dari awal sampai akhir lalu dibedah, isi tarian ini
adalah kisah kedatangan awal agama Islam di Minangkabau, yang banyak membentuk corak
budaya di daerah ini hingga sekarang.

Akan tetapi, bahkan bagi yang bukan muslim atau orang luar Sumatra Barat, tarian ini tetap
dianggap sebagai salah satu tarian khas Sumatera Barat yang dinamis, unik dan sangat berkesan.
Selain itu, tarian ini sebenarnya merupakan satu bentuk dokumentasi sejarah dan budaya, karena
‘merekam’ kisah awal masuknya Islam ke Sumatra Barat.

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian yang sayatuliskandalamkaryatulisini,
bahwasenitarimerupakansebuahkaryamanusia yang diekspresikandalamgerak – gerak yang
indah. Di manasetiapunsurgeraknyamempunyaiartidantujuandari sang koreografinya.
Geraksenitaribukanhanyatertumpupadatubuhsajatetapikelengkapantari( Rias, busana, musik, dll )
menjadikebutuhan yang sangatterkait.
Berbagaimacamtari yang seringkitalihatbanyak di pengaruhiolehfungsi social
sepertitariupacara,
tarihiburandantaripertunjukkan.Sementarabedasarkanpenyajiannyabentuktarianterbagiatastaritun
ggal, tarirampak, tariberpasangandantaripaduanberpasangan. Cara penyajiannyadapatsecaraStatis
dan Mobile.

http://putrakalpas.blogspot.com/2014/12/makalah-tari-indang-smk-bintang.html
Tari Indang ( Dindin Badindin )
1.        Judul
Tari indang atau tari dindin badindin berasl dari kata Indang atau disebut Badindin. Indang
adalah alat kesenian tradisional tepuk yang berasal dari daerah Sumatera Barat, Tarian ini
dikenal dengan Tarian Badindin, yaitu kata-kata “dindin badindin” pada lagu pengiringnya.
Tarian ini sebenarnya suatu bentuk sastra lisan yang di  sampaikan secara berkelompok sambil
berdendang dan memainkan rebana kecil disebut juga ripai, bentuknya sama dengan rebana pada
umumnya, tetapi ukurannya lebih kecil garis tengahnya sekitar 18 sampai 25 cm dan tingginya
4,5 cm. Seperti juga rebana, berasal dari Arab dan kesenian yang dimainkan memakai Indang ini
adalah kesenian bernafaskan Islam. Tari indang diciptaan oleh Rapa      ’i. Rapa ‘ merupakan
pengikut setia Syekh Burhanuddin seorang tokoh terpandang yang selalu memperingati upacara
tabaik di Minang.

2.        Asal Daerah
Tari indang sebuah tarian tradisional yang berasal dari budaya masyarakat Minangkabau,
Pariaman provinsi Sumatra Barat. Eknik Minangkabau minyimpan banyak kekayaan tradisi
lisan. Kesenian tari Indang tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah Islam perkembanganya
dibawa oleh Syekh Burhanuddin dari tanah Aceh, itu sebabnya sastra dibawakan berasal dari
salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan.  
  Tari Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni
wilayah kabupaten Padang Pariaman.   Tari Indang merupakan hasil perkawinan budaya antara
Minangkabau dan peradaban Islam abad ke – 14. Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang
yang masuk ke aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-
Pariaman.

3.      Fungsi dan Peranannya


Berdasarkan funsi dan peranannya tari indang sebagai :
1.      Sebagai serana upacara untuk upacara keagamaan islam dan dakwah islam
2.      Sebagai media pendidikan guna menyebarluaskan dakwah islam di daerah Padang
4.      Jenis jenis tari berdasarkan
A.    Perkembangannya
Berdasarkan perkembangannya tari ini merupakan tari tradisional klasik karena pada awalnya
kesenian tari indang bertujuan untuk keperluan dakwah Islam. Itu sebabnya, sastra yang
dibawakan berasal dari shalawat Nabi Muhammad SAW atau hal-hal bertema keagamaan. Tari
Indang berkembang dalam masyarakat tradisional Minangkabau yang menghuni wilayah
kabupaten Padang Pariamam.Nasrul Azwar, aktivis budaya yang tinggal di Padang
menyebutkan, secara historis Indang merupakan hasil perkawinan budaya antara Minangkabau
dan peradaban Islam abad ke-14. Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke
Aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.

B.     Fungsi
Tari indang berdasarkan fungsinya termasuk jenis tari upacara keagamaan karena tari
indang pada umunya untuk keperluan dakwah islam dan sebagai media pendidikan yang
menyampaikan nilai- nilai moral yang berguna bagi masyarakat.

C.     Bentuk Penyajian
Berdasarkan bentuk penyajiannya tari indang di sajikan dalam upacara Tabuik. Tari ini pun
sering dipentaskan pada berbagai acara lain, seperti acara Penyambutan Tamu Agung,
Pengangkatan Penghulu di suatu desa, atau acara Festival Budaya pada saat di tampilkan  
muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at dan avaz serta penggunaan musik gambus. Maqam
menggambarkan tangga nada, struktur interval dam ambisius. Iqa’at menyimpan pola ritmik
pada musik Islam. Avaz ialah melodi yang bergerak bebas tanpa irama dan diperkenalkanlah
musik Islam.Pentas Tari Indang biasa diramaikan oleh tujuh penari yang semuanya laki-laki.
Ketujuh penari itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut
tukang dzikir.
            Adapun konsp gerak dalamTari Indang adalah gerakan tangan dengan jari yang
membuka, patah patah menyiku mengarah ke atas seperti  pengucapan syukur dan
mengagungkan.Gerak badan yang naik turun atau kekanan dan kekiri, dan gerakan utamanya
yaitu menepuk tangan berirama yang menimbulkan kesan ceria dan akan lebih serasi jika dila
kukan oleh lebih dari satu orang. Mengenai durasi, Tari Indang ini menggunakan waktu
pertunjukan selama kurang lebih 4-5 menit. Penggunaan waktu  yang singkat ini bertu juan agar
tidak menyita perhatian, kepentingan, keperluan, dan menghilangkan kejenuhan.

D.    Bentuk Koreografinya
Berdasarkan bentuk koreografinya tari indang termasuk represional karena tari ini
menggambarkan tentang proses pertama kalinya  masuk agama Islam dan perkembangan budaya
islam di daerah Sumatera Barat Minangkabau, Pariaman.

5.    Musik Iringan
Berdasarkan musik iringannya tari indang di iringi dengan nyanyian yang berjudul
’indang badinding’ dengan  musik gambus dan nyanyian maqam, iqa’at dan avaz. Maqam
menggambarkan tangga nada, struktur interval dan ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada
musik islam. Adapun avaz ialah melodi yang bergerak bebas tapa irama dan diperkenalkan
musik islam.

6.    Kostum
Berdasarkan kostumnya tari indang Indang tidak membutuhkan rias pada wajah, tetapi hanya
menggunakan kostum sederhana khas Minangkabau.
https://pemanasan-global-dbz.blogspot.com/2017/12/tugas-makalah-tentang-tari-indang.html
Tari Indang, Sumatera Barat – Perpaduan Cantik
Antara Tari & Sastra Lisan
Daftar Isi  lihat 

Tari Indang. Kebudayaan etnik Minangkabau di Sumatera Barat dikenal kaya dengan sastra
lisan. Sebelumnya, telah dituliskan kesenian Randai yang menjadikan sastra sebagai salah satu
unsur utamanya. Selain itu, ada juga tradisi lisan yang dirupakan dalam bentuk tarian, yakni Tari
Indang sebagai tarian khas Pariaman, Sumatera Barat.

Tari Indang dikenal juga dengan nama Tari Badindin, Tari Dindin Badindin, atau Tari Indang
Badindin  yang semuanya merujuk pada lagu pengiring tarian ini, “dindin badindin“. Adapun
istilah “indang” mewakili alat musik sejenis rebana namun ukurannya lebih kecil, berkisar 18-15
cm. Dalam hal ini, indang difungsikan sebagai metronom (pengatur tempo).

Tari tradisional ini adalah suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok.
Selain sebagai tari keagamaan yang difungsikan sebagai media dakwah Islam, saat ini Tari
Indang juga merupakan tari pergaulan muda-mudi. Dihadirkan dengan gerakan yang kompak,
dinamis dan cenderung ceria. Hal ini para penarinya dituntun untuk selalu bekerja sama antara
satu dengan yang lainnya.

Baca juga :

 Perihal Sastra - Ilmu, Jenis dan Fungsi Kesusastraan


 Tari Lilin, Sumatera Barat - Kisah Keanggunan Gadis Pencari Cincin
Para penari yang disebut “anak indang” berjumlah ganjil. Mereka berdendang sambil
memainkan indang dipimpin oleh seorang tukang dzikir. Tarian ini memuat
nyanyian maqam, iqa’at, avaz dan mempergunakan musik gambus. Maqam mewakili tangga
nada, interval dan ambitus. Iqa’at sebagai pola ritmik, dan avaz adalah melodi bergerak bebas
tanpa irama yang juga sebagai musik Islam.

Sekilas Sejarah Tari Indang


Tari Indang adalah kesenian yang sangat kental dengan pengaruh budaya Islam di Minangkabau
dan merupakan manifestasi budaya mendidik melalui surau. Indang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat Minang di wilayah kabupaten Padang sebagai penggambaran kedatangan
agama Islam di Sumatera Barat pada kisaran abad ke-13.

Nasrul Azwar, aktivis budaya yang tinggal di Padang, menyebutkan secara historis tari ini adalah
hasil akulturasi budaya Minang dan budaya Islam yang menyebar pada abad ke-14. Dikatakan
bahwa peradaban Islam diperkenalkan para pedagang Islam yang masuk ke Aceh. Bermula dari
pesisir barat Pulau Sumatera untuk kemudian menyebar ke Ulakan-Pariaman.

Seperti yang disebutkan diatas, kesenian ini lahir dan berkembang di surau-surau yang biasa
dimainkan selepas aktivitas mengaji. Oleh karena bersifat pendidikan agama, maka isi nyanyian
yang ada memuat perihal pengajaran agama. Adapun dalam perkembangan selanjutnya,
permainan ini berubah dari surau keluar surau ketempat yang disebut laga-laga yakni tempat
tanpa dinding sehingga penonton dapat melihat dari segala penjuru.

Pada zaman dahulu, setiap nagari di Pariaman memiliki grup kesenian Indang sendiri dan
menariknya, dulu Indang sarat dengan sesuatu yang sakral. Ada yang menyebutkan bahwa setiap
kelompok tersebut memiliki “sipatuang sirah” yakni orang tua yang mempunyai kekuatan gaib
untuk menjaga keselamatan grupnya dari kekuatan luar yang dapat menghancurkan kelompok
lain.

Selain itu, dalam hal pemilihan waktu, dikenal istilah Indang naik dan Indang turun. Apabila
memasuki hari pertama, permainan Indang akan dimulai tengah malam antara jam 11-12 malam.
Sementara itu, bila permainan memasuki hari kedua, maka dimulai ketika hari sudah senja atau
sehabis melaksanakan sholat Maghrib.

Perihal Indang Pariaman


Ada yang mengatakan bahwa Indang adalah tarian tradisional yang diciptakan oleh Rapa’i.
Rapa’i sendiri adalah sebutan untuk pengikut setia Syekh Burhanuddin, seorang tokoh
terpandang sebagai pelopor Tradisi Tabuik di Pariaman atau juga Tradisi Tabot di Bengkulu.
Oleh karena itu, Tari Indang hampir selalu dipentaskan setiap kali diadakan perayaan tersebut.

Seiring perkembangannya, Tari Indang menjadi kesenian yang tetap lestari terutama di daerah
Kabupaten Padang Pariaman yang populer dengan permainan Indang Pariaman atau Indang
Piaman. Salah satu kekhasan Indang ini adalah selalu dimainkan pada malam hari dalam
perhelatan nagari seperti batagak kudo-kudo dan festival budaya lainnya.

Dalam prakteknya, Indang Pariaman umumnya dibawakan oleh 3 grup yang datang dari 3 desa
yang berbeda, satu sebagai tuan rumah dan 2 grup lain sebagai pendatang. Dalam posisi duduk
formasi segitiga, ketiganya berdiskusi tentang satu tema atau masalah sebelum kemudian
menentukan grup yang akan bermain duluan.

Biasanya pihak tuan rumah yang memulai permainan yang sebelumnya telah siap mengarang
nyanyian atau kata-kata yang lebih berorientasi pada hal-hal yang terjadi di pihak tuan rumah.
Hal-hal atau masalah yang dimaksud bisa terkait nama bukit, sungai, hasil alam atau kebiasaan
penduduk dan lain sebagainya. Permainan ini berlangsung secara bergantian dimana setiap grup
telah siap dengan tema yang dipilih.

Penyajian Kesenian Tari Indang


Tari Indang merupakan sebuah permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh para pemain
berjumlah ganjil, 9 sampai 25 orang. Sambil duduk berdampingan mereka memegang dan
memainkan Indang atau Ripai, mengiringi setiap gerakan dengan lagu-lagu secara serentak
bersama-sama. Para penari memainkan Indang dengan memukul menggunakan tangan atau
menjentikkan jari mereka.

Meski terkesan sederhana, gerakan Tari Indang mendalam dan sarat akan makna. Gerak tangan
dengan jari yang membuka, patah-patah menyiku mengarah ke atas seolah menggambarkan
ungkapan rasa syukur dan pengagungan. Gerakan utamanya adalah menepuk tangan secara
berirama sehingga menimbulkan kesan ceria dan serasi karena dilakukan oleh lebih dari satu
orang.

Sementara itu, gerakan badan biasanya naik turun atau ke kanan dan ke kiri. Para penari “anak
indang” meliuk-liukkan tubuh secara serempak serta berlawanan anatar satu dengan yang
lainnya. Kalau yang satu meliukkan badan ke kanan agak ke depan, maka pemain berikutnya
meliukkan badan ke arah kiri ke belakang.

Sebagai sebuah permainan, selain para penari, dalam Tari Indang juga dikenal orang-orang yang
memiliki peran penting yang turut mewarnai jalannya pertunjukkan, diantaranya :

 Tukang Dzikir : berperan sebagai penyanyi tunggal yang kemudian diikuti oleh seluruh pemain.
Posisinya duduk di belakang di luar deretan pemain yang lain.
 Tukang Alih : berperan untuk mengubah atau mengalihkan gerakan yang satu kepada gerakan
yang lain, selain juga mengalihkan cara pemukulan Indang yang di pegang para pemain.

Iringan & Busana Tari Indang


Bagi masyarakat di Pariaman, selain di sebut Indang, gendang rebana disebut juga gendang
Rapa’i yang merujuk nama pencipta tarian ini. Rebana berukuran kecil berbahan kulit kambing
ini tidak hanya sebagai instrumen pelengkap saja, namun juga salah satu elemen musik penting
dalam pementasan Tari Indang.

Selain Indang atau gendang Rapa’i yang mengalun rampak, iringan Tari Indang juga diperkaya
dengan suara dari marwas, perkusi, kecrek, dan biola. Disamping itu, seorang syekh (Tukang
Dzikir) juga memperindahnya dengan lantunan syair-syair bernuansa Islami yang bermuatan
kebaikan, penghormatan pada Nabi-nya, serta kepatuhan pada Tuhan.

Tarian Indang merupakan tari muda-mudi yang ditampilkan sederhana sehingga tidak ada tata
rias khusus pada wajah pemainnya. Hal ini juga berlaku pada busana, para pemain Tari Indang
umumnya menggunakan kostum sederhana khas Minangkabau. Secara keseluruhan, tari ini
merepresentasikan masyarakat Pariaman yang bersahaja, saling menghormati, serta taat
memeluk agamanya.

https://blogkulo.com/tari-indang-pariaman-sumatera-barat/
Tari Indang dan Penjelasannya

 Post authorBy Suharyanto
 Post dateJuly 10, 2018

Tari indang atau biasa disebut dengan tari dindin badindin adalah sebuah seni tari
tradisional bagian dari macam macam kesenian daerah di Indonesia yang berasal dari
budaya masyarakat minang, pariaman, provinsi sumatera barat. Tarian ini sebetulnya
merupakan sebuah permainan alat musik yang dilakukan secara bersama sama.

Nama indang sendiri berasal dari nama alat musik yang bernama tepuk, alat musik ini
adalah alat musik yang digunakan untuk mengiringi seni tari ini. Indang atau bisa juga
disebut ripai, adalah sebuah instrumen yang dimainkan dengan cara ditepuk dan
memiliki unsur unsur keindahan seni tari. Bentuknya seperti rebana tapi berukuran
agak sedikit lebih kecil dari ukuran rebana.

Tari indang sendiri, saat ini kerap kali mewakili Indonesia dalam pagelaran budaya
internasional sehingga menjadi budaya Indonesia yang mendunia. Gerakan rancak dan
dinamis yang muncul dari para penarinya yang akan membuat tarian indang ini
banyak diminati masyarakat manca negara. Nah, bagi anda yang ingin mempelajari
seni tari ini yang berasal dari tanah minang ini, ketahuilah dahulu bagaimana
informasi seputar sejarah, perkembangan, dan unsur unsur yang membentuknya.

Tari Indang

Menurut beberapa versi, seni tari indang ini sebetulnya merupakan buah akulturasi
budaya melayu dan budaya Islam pada masa penyebaran agama Islam pada abad ke
13 ini. Seni tari ini diperkenalkan oleh salah seorang ulama dari pariaman yang
bernama syekh Burhanudin sebagai salah satu media dakwah yang digunakan untuk
menyebarkan Agama Islam pada abad ke 13 sebagai fungsi seni pertunjukan dalam
kehidupan masyarakat.

1. Tema dan makna filosofi

Sebagai media dakwah, teri indang mengundang beberpa elemen pendukung yang
bernafaskan budaya agama Islam. Seni tari ini kerap disuguhkan atau dipertunjukkan
bersama iringan sholawat Nabi atau syair yang mengajarkan nilai keIslaman.

Tak heran bila kemudian pada masa silam tari indang justru lebih sering di tampilkan
di surau atau masjid. Adapun hingga saat ini, beberapa nagari di ranah minang masih
kerap menyuguhkan seni tari ini dalam upacara tabuik, atau upacara peringatan
wafatnya cucu Rasulallah yang di selenggarakn tiap tanggal 10 muharram.
2. Gerakan tari indang

Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari saman yang
berasal dari aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari indang akan
cenderung lebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih
jika dikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa melayu.

Gerakan tari indang dindin badindin diawali dengan pertemuan 2 kelompok penari
yang kemudian akan menyusun diri berbanjar dari kiri ke kanan. Mereka akan duduk
bersila dan memperagakan gerakan simetris yang sangat membutuhkan kerja keras
dan latihan yang cukup. Gerakan tari indang akan dapat anda saksikan di youtube jika
anda tidak memiliki kesempatan melihat seni tari ini secara langsung.

3. Iringan tari

Tari indang dindin badindin diiringi oleh 2 ragam bunyi, yaitu bunyi yang berasal dari
tabuhan alat musik tradisional khas melayu seperti rebana dan gambus, serta bunyi
yang berasal dari syair yang dinyanyikan oleh seseorang tukang dzikir. Tukang dzikir
sendiri adalah bagi seseorang yang memandu tari melalui syair dan lagu yang
dinyanyikannya.

Pada perkembangannya, alat musik yang mengiringi tari indang kini semakin
beragam. Beberapa alat musik modern seperti akordeon, piano dan beberapa alat
musik lainnya juga kerap ditemukan. Selain itu, syair lagu yang kerap dinyanyikan
kini juga lebih sering hanya 1 jenis saja, yaitu lagu dindin badindin lagu ini
merupakan salah satu karya tiar ramon.

4. Setting panggung

Tari indang hanya boleh ditarikan oleh penari pria saja. Hal ini sesuai dengan ajaran
agama Islam yang tidak memperkenankan wanita mempertontonkan dirinya di
khalayak umum. Namun, aturan ini kian lama semakin ditinggalkan. Buktinya dari
beberapa pementasan tari indang kini kerap di temukan dengan penari wanita.

Jumlah penarinya sediri cukup beragam, tapi yang sering ditemukan tarian ini
ditampilkan oleh penari bejumlah ganjil, sperti 7 orang penari, 9 orang, 11 orang atau
bahkan 13 orang dengan satu atau dua orang bertindak sebagai tukang dzikir. Para
penari tari indang dalam budaya minang disebut dengan istilah anak indang.

5. Tata rias dan busana


Dalam perkara tat rias dan busana, tari indang tidak memiliki banyak aturan. Yang
jelas, khusus untuk para penarinya wajib mengenakan pakaian adat melayu sebagai
simbol dan identitas asal tarian tersebut. Ementara untuk tukang dzikir bebas untuk
engenakan pakaian apapun asal sopan.

6. Properti tari

Pada awal masa kemunculannya, tari indang wajib dilengkapi dengan indang atau
rebana kecil sebagai propertinya. Namun, kini properti tersebut sering ditingglkan dan
digantikan fungsinya oleh lantai punggung yang dapat menghasilkan suara ketka
ditepuk.

Nah, itulah sedikit yang dapat saya sampaikan tentang informasi seputar tari indang
dindin badindin yang berasal dari pariaman sumatera barat. Tertarik untuk
mempelajarinya? Semoga bermanfaat.

https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-tari/tari-indang
A. SEJARAH TARI INDANG.
Tari Indang merupakan Tarian daerah yang berasal dari tanah Minang Kabau yaitu
Sumatera Barat. Etnik Minang Kabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal
muasal Tari Indang sendiri adalah dari kata Indang atau di sebut juga badindin. Tarian in
sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil
berdendang dan memainkan rebana kecil.

Pada awalnya tari Indang bertujuan untuk keperluan dakwah Islam ketika Islam pertama
kalinya di bawa oleh “Syekh Burhanudin” sekembalinya dari tanah Aceh. Itu sebabnya,
sastra yang dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema
keagamaan. Jika dilihat sekilas gerakan dari tari Indang menyerupai tari Saman yang
berasal dari Aceh.

Tari Indang berkembang dalam masyarakat tradisional Minagkabau yang menghuni wilayah
abupaten Padang Pariaman.

Seen ad many times


Not relevant
Offensive
Covers content
Broken
REPORT THIS AD

Tari Indang merupakan hasil perkawinan budaya Minangkabau dan peadaban Islam abad
ke-14. Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke Aceh melalui pesisir
barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.

Kalau dibedakan lebih dalam, dalam Tari Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at
dan avaz serta penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur
interval dan ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik islam. Adapun avaz ialah
melodi yang bergerak bebas tampa irama dan diperkenalkan music islam. Karena pada
dasarnya tari Indang adalah salah satu bentuk sastra lisan yang dalam penyampaiaannya
lebih mengedepankan permainan rebana dan dendangan syair – syair yang biasanya
bernafaskan Islam.

Para penari  pertunjukan tari Indang biasanya ditampilkan secara berkelompok, dengan


jumlah anggota penari 13 orang ditambah 1 orang yang bertindak sebagai tukang dzikir.
Tari Indang biasa diramaikan tujuh penari yang semuanya laki-laki. Ketujuh penari itu biasa
dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir. Ya,
memang indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya
pengaruh budaya Islam di Minangkabau.. Tak heran kalau tari indang rang piaman ada
kemiripan dengan sebuah tari tradisional dari negri aceh yang berlafaskan islami.

Tari ini menggunakan property Indang dengan jumlah penari ganjil, minimal  7 orang penari
laki-laki, penari yang berada di samping kiri penari yang di tengah adalah  penari yang
memberikan aba-aba untuk memulai tarian yang sering disebut dengan paningkah Indang.
Tari Indang ini berdurasi lebih kurang ± 30 menit.

B. LIRIK LAGU DARI TARI INDANG


Balari lari bukannyo Kijang

Pandan tajamua di muaro

Kami manari basamo samo

Paubek hati dusanak sadonyo

Ikolah indang oi sungai Garinggiang

Kami tarikan basamo-samo

Sambuiklah salam oi sambah mairiang

Pado dusanak alek nan tibo

Bamulo indang ka ditarikan

Salam bajawek (ondeh) ganti baganti

Lagu lah indang kami nyanyikan

Supayo sanak ondeh basuko hati


Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Di batu basa oi aua malintang

Di sinan asa nagari kami

Kami tarikan oi tarinyo indang

Salah jo jangga tolong pelok’i

Kabekan jawi di tangah padang

Powered by wordads.co
Seen ad many times
Not relevant
Offensive
Covers content
Broken
REPORT THIS AD

Baoklah pulang (ondeh) di hari sanjo

Kami manari jo tari indang

Paubek hati (ondeh) urang basamo

Baralah tinggi oi si buruang tabang

Panek maayok ka hinggok tabang

Banyak ragamnyo oi budayo datang

Budayo kiyo kambangkan juo

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Darilah solok nak ka salayo

Urang lah guguak (ondeh) pai ka pakan


Ambiak nan elok jadi pusako

Sado nan buruak (ondeh) kito pelokan

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Arti dari lirik :


Berlari lari bukanlah kijang

Pandang terjemur di muara

Seen ad many times


Not relevant
Offensive
Covers content
Broken
REPORT THIS AD

Kami menari bersama-sama

Pengobat hati saudara semua

Inilah indang sugai geringging

Kami tarikan bersama-sama

Sambutlah saram oi sembah mengiring

Pada saudara pesta yang tiba

Awal indang di tarikan

Salam disabuh (ondeh) ganti-berganti

Lagu indang kami nyanykan

Agar saudara ondeh bersuka hati


Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Di batu basa oi alur melintang

Disitu asal negeri kami

Kami menarikna oi tarinya indang

Salah dan janggal tolong perbaiki

Ikatkan sapi di tengah padag

Bawalah pulang (ondeh) di hari senja

Kami menari dengan tadi indang

Pengobat hati (ondeh) orang semua

Berapalah tinggi oi si burung terbang

Lelah terbang pasti hinggap juga

Banyak ragamnya oi budaya datang

Budaya kota kembangkan juga

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Dari Solok nak ke Salayo

Oranglah gigih (ondeh) pergi ke pekan

Ambil yang baik jadi pusaka

Semua yang buruk (ondeh) kita perbaiki


Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

https://defwijaya.wordpress.com/2014/07/09/kelompok-2-tari-indang/
ARI INDANG BADINDING
Bismillahirrahmanirrahim .

Assalamualaikum Wr. Wb.

   Pada kali ini saya akan menjelaskan tentang sesuatu yang mengenai tarian Indang
Badinding. Kebetulan pada saat itu saya mendapat tugas mengenai perkuliahan bermuatan
softskill untuk mempraktekkan gerakan tari serta menjelaskan arti dari tarian itu sendiri.

   Tari Indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari minangkabau. Etnik
minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal usul tari indang adalah dari kata
Indang atau disebut juga badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra
lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang.

Sejarah Asal Usul Tari Indang Badinding:

    Kesenian tari indang tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah islam. Itu sebabnya, sastra
yang dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan.
Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah
kabupaten Padang Pariaman.

   

     Tari indang selalu dipentaskan setiap kali diadakan upacara tabuik – upacara yang dilakukan


masyarakat Minang dalam rangka memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad setiap tanggal
10 Muharam. Tari indang diciptaan oleh Rapa’i. Rapa’i merupakan pengikut setia Syekh
Burhanuddin – seorang tokoh terpandang yang selalu memperingati upacara tabuik di Minang.

Gerakan

       
       Gerak tari indang menggunakakn aktifitas atau kegiatan masyarakat setempat dalam penyiaran
agama Islam yang telah dituangkan melalui gerakan yang sederhana dan berulang-ulang serta mudah
ditiru. Adapun gerak-gerakan itu adalah:
 

a. Sambah

b. Golong-golopng

c. Alihan lagu
d. Alihan kanan 

Penari

    Pertunjukkan tari dapat dihayati melalui penari yang memiliki keterampilan dalam melalukan gerakan
tari baik secara fisik maupun ekspresi. Keterampilan secara fisik dan ekspresi juga di dukung oleh bakat
dan daya ingat yang tinggi. Tari indang pada acara Enstensend (Ensembel ’10 Sendratasik) ditarikan
oleh  7 orang penari perempuan yang memiliki keterampilan dalam melakukan gerakan. Teori Indang ini
menggambarkan tentang penyiaran agama Islam yang masuk ke Sumatera Barat.

Iringan Musik

      Iringan musik yang terdapat pada penampilan tari Indang dalam acara Enstensend ini bisa
menghidupkan suasana yaitu suasana gembiran. Karena suara musik yang mengiri penampilan tari
Indang ini diiringi oleh musik-musik okestra.

 Demikian penjelasan dari saya mengenai tarian Indang Badinding yang saya ketahui, terimakasih telah
membaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata kata yang saya sampaikan.
Wassalamualaikum. Wr. Wb. 

Diposting oleh Unknown di 01.43 
http://dhonynouvo.blogspot.com/2014/07/tari-indang-badinding.html
Tari Indang (Dindin Badindin)
Tari Indang atau biasa disebut tari Dindin Badindin adalah sebuah tarian
tradisional yang berasal dari budaya masyarakat Minang, Pariaman, Provinsi
Sumatra Barat. Gerakan rancak dan dinamis yang muncul dari para
penarinya membuat tari indang banyak diminati masyarakat mancanegara
sehingga tarian ini kerap mewakili Indonesia dalam pagelaran budaya
internasional. Tarian Indang ini menggunakan pola lantai horizontal yaitu
penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.

Gerakan dalam Tari Indang/Dindin Badindin


A. Gerakan Pertama
1. Tangan kiri menumpu tangan kanan sembari menggerakkan ujung-
ujung jari agar berbunyi (tuk). Lakukan sebanyak tiga kali. Kemudian,
tangan kanan diayunkan ke arah kiri sehingga posisi tangan kanan
menumpu tangan kiri.
2. Tangan kanan ke depan, kemudian memukul lantai. Sedangkan tangan
kiri ke belakang, kemudian memukul lantai. Lakukan sebanyak tiga kali
secara bergantian. Selanjutnya, tangan kanan dan kiri ditarik ke arah
badan membentuk sudut siku-siku (tangan kiri menumpu tangan
kanan).
3. Tangan kiri ke depan, kemudian memukul lantai. Sedangkan tangan
kanan ke belakang, kemudian memukul lantai. Lakukan sebanyak tiga
kali secara bergantian. Selanjutnya, tangan kiri dan kanan ditarik ke
arah badan membentuk sudut siku-siku (tangan kanan menumpu
tangan kiri).
4. Ulangi gerak nomor 2 dan 3 secara runtut.
5. Posisi badan ke arah kanan. Kedua tangan diletakkan di atas paha
kanan. Tangan kanan di atas tangan kiri. Kemudian pergelangan kedua
tangan digerakkan, kaki digerakkan. Lakukan sebanyak empat kali.
6. Posisi badan ke arah kiri. Kedua tangan diletakkan di atas paha kiri.
Tangan kiri di atas tangan kanan. Kemudian pergelangan kedua tangan
digerakkan, kaki digerakkan. Lakukan sebanyak empat kali.
7. Ulangi gerakan nomor 5 dan 6 secara runtut.
B. Gerakan kedua
1. Tangan kiri menumpu tangan kanan sembari menggerakkan ujung jari
agar berbunyi (tuk). Lakukan sebanyak tiga kali. Kemudian, tangan
kanan diayunkan ke arah kiri sehingga posisi tangan kanan menumpu
tangan kiri.
2. Tangan kanan ke depan, kemudian memukul lantai. Sedangkan tangan
kiri ke belakang, kemudian memukul lantai. Lakukan sebanyak tiga kali.
Selanjutnya, tangan kanan dan kiri ditarik ke arah badan membentuk
sudut siku-siku (tangan kiri menumpu tangan kanan).
3. Tangan kiri ke depan, kemudian memukul lantai. Sedangkan tangan
kanan ke belakang, kemudian memukul lantai. Lakukan sebanyak tiga
kali. Selanjutnya, tangan kiri dan kanan ditarik ke arah badan
membentuk sudut siku-siku (tangan kanan menumpu tangan kiri).
4. Ulang gerakan nomor 9 dan 10.
5. Posisi badan ke arah kanan. Kedua tangan diletakkan di atas paha
kanan. Tangan kanan di atas tangan kiri. Kemudian pergelangan kedua
tangan digerakkan. Lakukan sebanyak empat kali.
6. Posisi badan ke arah kiri. Kedua tangan diletakkan di atas paha kiri.
Tangan kiri di atas tangan kanan. Kemudian pergelangan kedua tangan
digerakkan. Lakukan empat kali.
7. Ulang gerakan nomor 12 dan 13.
Sumber: Sarjana Pendidikan Site
https://www.nasucha.id/gerakan-dalam-tari-indang-dindin-badindin/
Tari Indang atau Tari Dindin Badindin

Tari Indang disebut juga tari Dindin Badindin. Disebut tari Indang karena dalam pertunjukan
tarian ini diiringi oleh alat musik Indang yaitu alat musik sejenis rebana namun ukurannya lebih
kecil, berkisar 18-15 cm. Sedangkan disebut Dindin Badindin karena merujuk pada lagu pada
tarian ini.

Sejarah Tari Indang

Sejarah atau asal usul Tari Indang diperkirakan diadaptasi dari kebudayaan arab. Hal ini dapat
dibuktikan dari alat berupa Indang yang digunakan serta penuturan lisan yang mengiringi tarian
sarat akan shalawat dan dakwah.

Tari indang dulunya dimainkan oleh pemuda-pemuda selepas mengaji di surau-surau. Nyanyian
disesuaikan dengan tujuannya sebagai sarana pendidikan dan dakwah islam. Pada masa-masa
berikutnya barulah kemudian tarian ini berkembang menjadi tari yang sifatnya hiburan, tanpa
menghilangkan sisi dakwah tentunya.

Pertunjukan Tari Indang

Tari indang atau Dindin Badindin ditampilkan dengan jumlah penari berjumlah ganjil yaitu dari 9
hingga 25 orang. Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari
saman yang berasal dari aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari indang akan
cenderung lebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih jika
dikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa melayu.

Dalam pertunjukan tari Indang, ada 2 orang yang berperan sebagai tukang zikir dan tukang alih.
Tukang Zikir  biasanya berada di belakang di luar barisan penari. Tugasnya adalah untuk
menyanyikan nyanyian tari. Tukang Zikir biasanya berjumlah satu orang. Saat tukang zikir
menyanyi, nyanyian akan diulang dan diikuti semua penari secara bersama-sama.

Sedangkan tukang alih berfungsi sebagai pemimpin tarian, serta penentu perubahan setiap
gerakan tari. Posisinya tergabung didalam penari. Ia akan memberikan beberapa kode saat
moment pergantian gerakan. Selain itu, Tukang alih juga berperan dalam mengatur tempo dan
dinamika tarian.

Baca juga : Pengertian Tari Tradisional

Pakaian / Kostum Penari Indang

Dalam setiap pertunjukan kostum penari yang mencolok akan membuat suasana tarian
semakin hidup. Demikian pula para penari Idang, wajib mengenakan pakaian adat melayu
sebagai simbol dan identitas asal tarian tersebut. Sementara untuk tukang dzikir bebas untuk
mengenakan pakaian apapun asal sopan.

Musik Pengiring Tari Indang

Pada zaman dulu ketika tari indang ini berfungsi sebagai sarana dakwah, musik pengiring tarian
ini berasal dari alat musik indang itu sendiri. Namun siring  perkembangan zaman ketika tarian
indang beralih fungsi menjadi pertunjukan yang sifatnya hiburan, maka musik pengiring tarian
ini adalah musik yang lazim digunakan adalah dindin badindin. Sehingga tidak heran jika tarian
indang disebut juga tari dingdin badindin.

Lirik Lagu Dindin Badindin

Balari lari bukannyo kijang


Pandan tajamua di muaro
Kami manari basamo samo
Paubek hati dunsanak sadonyo

Ikolah indang oi Sungai Garinggiang


Kami tarikan basamo samo
Sambuiklah salam oi sambah mairiang
Pado dunsanak alek nan tibo

Bamulo indang ka ditarikan


Salam bajawek (ondeh) ganti baganti
Lagu lah indang kami nyanyikan
Supayo sanak (ondeh) basuko hati

https://www.tradisikita.my.id/2019/09/tari-indang-dindin-badindin-dari.html
Pola Lantai Horisontal

Penari membentuk garis horisontal, yaitu garis lurus dari samping kanan dan kiri. Pola lantai
horisontal yang memberikan kesan istirahat.

Gambar Pola Lantai Horisontal


ATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis ucapkan atas segala rahmat dan hidayah Allah SWT, sehingga tugas
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini membahas tentang Laporan Penampilan Tari
Indang dalam acara Enstensend (Ensembel ’10 Sendratasik) dalam mata kuliah Masyarakat
Kesenian Indonesia.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing sekaligus dosen kami di mata
kuliah Masyarakat Kesenian Indonesia yakni Bapak  Kemudian, kepada seluruh yang terkait
dalam penulisan tugas ini.
            Akhirnya, penulis menyadari bahwa tugas ini masih terdapat banyak kesalahan, baik
dalam penulisan maupun isi, untuk itu penulis sangat mengharapakan kritik dan saran dari
pembaca. Penulis mengharapkan tugas ini dapat memberikan manfaat.

Padang, 18 Desember 2012

    Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai ragam jenis kebudayaan yang memiliki keunikan dan kelebihan
tersendiri, sebagaimana beraneka ragamnya suku-suku bangsa dan adat istiadatnya. Kebudayaan
tersebut melambangkan ciri khas dari masyarakat yang ada diseluruh daerah yang ada di
Indonesia dan memiliki keunikan masing-masing yang mana budaya ini juga dapat mengalami
perubahan dan perkembangan baik karena dorongan dari dalam maupun dari luar.
Salah satu bagian dari kebudayaan adalah kesenian tradisional. Kesenian tradisional perlu
dijaga dan dikembangkan, karena jika kesenian tradisional ini punah dan kehilangan
eksistensinya, maka masyarakat pendukungnya juga akan kehilangan nilai-nilai tradisi dan
identitasnya.
Kesenian tradisional merupakan ungkapan batin yang dinyatakan dalam bentuk simbolis
yang menggambarkan arti kehidupan masyarakat pendukungnya.  Nilai yang terkandung di
dalam kesenian tradisional adalah nilai kepribadian dan nilai pandangan hidup masyarakat
pendukungnya. Kesenian tradisional akan mati dan punah jika pandangan hidup serta nilai-nilai
kehidupan masyarakat pendukungnya tergeseroleh nilai nilai baru.
Sebagai salah satu unsur kebudayaan kesenian mempunyai beberapa cabang.
Diantaranya, seni musik, seni lukis, seni drama, dan seni tari. Seni tari adalah salah satu unsur
seni yang dituangkan melalui gerak, tema, makna yang terkandung dalam setiap gerak dan
penyajiannya.
Sumatera Barat yang disebut Minangkabau, memiliki tari tradisional yang unik dan
menarik. Keunikan tari tradisional Minangkabau terletak pada gerak yaitu gerak yang tajam,
bervolume besae, lincah dan sebagainya. Sumatera Barat memiliki berbagai macam tari
tradisional, diantaranya: tari tradisional  Indang.
Tari Indang dulunya dibawa oleh seorang pemuka  agama Islam yang berasal dari Aceh
yaitu Syeh Abdul Kadir. Disetiap dakwah-dakwahnya dalam penyiaran agama Islam. Beliau
selalu menggunakan dendang-dendang syair pantun sebagai media untuk penyiaran agama Islam.
Dari Aceh Abdul Kadir menyebarkan tari indang sampai ke Sumatera
Barat.  Sehingga  mahasiswa Jurusan Sendratasik  UNP dapat mempelajari tari Indang ini.
Tari indang yang akan dibahas dalam tulisan ini merupakan tari indang pada penampilan
mahasiswa Sendratasik dalam acara Enstensend (Ensembel ’10 Sendratasik).
Tari ini menggunakan property Indang dengan jumlah penari ganjil, minimal  7 orang
penari laki-laki, penari yang berada di samping kiri penari yang di tengah adalah  penari yang
memberikan aba-aba untuk memulai tarian yang sering disebut dengan paningkah Indang. Tari
Indang ini berdurasi lebih kurang ± 30 menit.
Dalam tulisan ini, penulis akan mengidentifikasi masalah, yaitu: Bentuk dalam penyajian
tari Indang. Bentuk penyajian tari Indang ini akan dibatasi pada penampilan Sendratasik dalam
acara Enstensend (Ensembel ’10 Sendratasik). Tulisan ini juga dapat bermanfaat bagi penulis
sebagai studi untuk meningkatkan apresiasi dan kualitas dalam kesenian tradisional masyarakat
Minagkabau. Selain itu, sebagai tugas akhir dalam mata kuliah Masyarakat Kesenian Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
Esembel adalah acara rutin yang diadakan oleh mahasiswa Sendratasik, yang menyajikan
berbagai macam pertunjukkan musik (tradisional dan modern)  dan tari (tradional dan modern).
Tari yang disajikan pada Enstensend (Ensembel ’10 Sendratasik) diantaranya tai indang.
Penampilan tari Indang ini di mulai pada Jum’at 14 Desember 2012 sekitar pukul 22:30 WIB.
Djelantik dalam Elinda berpendapat (2008:12) bentuk adalah unsur dasar dari susunan
pertunjukkan, unsur penunjang yang membantu bentuk-bentuk-bentuk ini mencapai
perwujudannya yang khaas seperti gerak, penari, music, pola, kostum, tat arias dan tempat
pertunjukkan. Maka, bentuk tari Indang pada acara Enstensend (Ensembel ’10
Sendratasik)meliputi pendukung seperti: gerak, penari, kostum, iringan musik, kostum, tata rias,
dan tempat pertunjukkan. Semua saling berkaitan, tanpa adanya unsur tersebut, maka tidak akan
dilihat bentuk dan dari tari indang tersebut.
Bentuk-bentuk ini dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Gerak

Gerak-gerak yang terdapat pada tari indang mempunyai bentuk yang sederhana dan
memiliki bentuk keindahan yang standar. Gerakannya diulang-ulang, mudah ditarikan dan
ditirukan serta tidak terlalu berpatokan pada tari yang baku.meskipun demikian halnya tetap saja
gerakan-gerakan tari indang memiliki kekhasan ataupun keunikan gerak yang spesifik.
Gerak tari indang menggunakakn aktifitas atau kegiatan masyarakat setempat dalam
penyiaran agama Islam yang telah dituangkan melalui gerakan yang sederhana dan berulang-
ulang serta mudah ditiru. Adapun gerak-gerakan itu adalah:
a. Sambah
b. Golong-golopng
c. Alihan lagu
d. Alihan kanan
 

b. Penari

Pertunjukkan tari dapat dihayati melalui penari yang memiliki keterampilan dalam
melalukan gerakan tari baik secara fisik maupun ekspresi. Keterampilan secara fisik dan ekspresi
juga di dukung oleh bakat dan daya ingat yang tinggi. Tari indang pada acara Enstensend
(Ensembel ’10 Sendratasik) ditarikan oleh  7 orang penari perempuan yang memiliki
keterampilan dalam melakukan gerakan. Teori Indang ini menggambarkan tentang penyiaran
agama Islam yang masuk ke Sumatera Barat.

c. Iringan musik
Iringan musik yang terdapat pada penampilan tari Indang dalam acara Enstensend
(Ensembel ’10 Sendratasik) ini bisa menghidupkan suasana yaitu suasana gembiran. Karena
suara musik yang mengiri penampilan tari Indang ini diiringi oleh musik-musik okestra.
Selain itu, iringan music dalam penampilan tari Indnag ini juga diiringi oleh eberapa syair
pantun.   

d. Kostum

Kostum merupakan bagian terpenting dalam suatu pertunjukkan (penampilan tari).


Kostum yang diguakan dalam acara Enstensend (Ensembel ’10 Sendratasik) ini adalah baju adat
Minangkabau, menggunakan sarawa galembong (randai).
     

e. Tata rias

Tata rias dan kostum merupakan satu kesatuan yang tidak dapat  berdiri sendiri, kedua
unsur kesatuan yang saling mendukung. Dengan tat arias akan di dapat membentuk karakter
penari sesuai tema tari. Tata rias dapat membentuk karakter penari menjadi cantik (puteri),
gagah, anggun, sacral, beribawa, melankolis, dan sebagainya.

      

f. Property

Property merupakan suatu alat yang di gunakan dalam suatu pertunjukkan yang tidak
termasuk kostum/busana dan perlengkapan, akan tetapi merupakan perlengkapan yang ikut di
tarikan oleh penari (soedarsono, 1987:68). Pada tari Indang ini, alat yang dipakai adalah rapa’i.
g. Panggung

Tempat yang digunakan dalam pementasan tari indang dalam acara Enstensend (Ensembel
’10 Sendratasik) adalah pendopo.

h. Lighting

Lighting yang digunakan dalam pementasan tari Indang dalam acara yaitu:
 

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Tari Indang dalam tulisan ini merupakan tari Indang yang telah di tampilkan oleh mahasiswa
jurusan Sendratasik dalam acara Enstensend (Ensembel ’10 Sendratasik). Tarian ini diwabakan
oleh 7 orang perempuan. Tari Indang ini di tampilkan pada Jum’at, 15 Desember 2012.

b. Saran

Tari Indang merupakan tari tradisional yang perlu di lestarikan dan dijaga. Karena, tari
Indang merupakan warisan kebudayaan yang dapat dijadikan warisan budaya.

http://yoviersariadi.blogspot.com/2013/04/laporan-tari-indang.html
Indang
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Indang

Indang adalah alat kesenian tradisional tepuk yang berasal dari daerah Sumatra Barat. Alat
kesenian Indang ini disebut juga Ripai, Bentuknya sama dengan rebana, tetapi ukurannya lebih
kecil, garis tengahnya sekitar 18 sampai 25 cm dan tingginya 4,5 cm. Seperti juga rebana, alat
kesenian Indang ini juga berasal dari Arab dan kesenian yang dimainkan memakai Indang ini adalah
kesenian bernapaskan Islam.

Daftar isi

 1Asal mula
 2Permainan
 3Daerah pelestarian Indang
 4Baindang
 5Lihat pula
 6Bacaan lanjutan
 7Pranala luar

Asal mula[sunting | sunting sumber]


Pada zaman dahulu pada setiap nagari di Pariaman punya grup Indang sendiri. Menurut
kepercayaan yang ada setiap kelompok Indang ini mempunyai apa yang disebut Sipatuang
Sirah yaitu kelompok orang tua yang mempunyai kekuatan gaib untuk menjaga keselamatan
grupnya dari kekuatan luar yang dapat menghancurkan kelompok lain.
Dalam hal pemilihan waktu, permainan Indang ini terkenal pula dengan istilah Indang naik dan
Indang turun. Istilah Indang naik dan Indang turun ini sudah memasyarakat di Pariaman, bila
permainan Indang memasuki hari pertama, maka mulainya permainan dilakukan pada tengah
malam antara jam 11 dan 12 malam. Tetapi bila permainan memasuki hari kedua, maka nulainya
adalah senja hari sehabis shalat Maghrib.
Kesenian Indang ini lahir dan berkembang disurau-surau yang dimainkan sesudah mengaji. Isi dari
nyanyian yang dilakukan adalah tentang pengajaran agama, oleh sebab itu sifatnya adalah dakwah
dan pemainnya adalah pemuda-pemuda yang menuntut pengetahuan agama. Tetapi dalam
perkembangan berikutnya pusat aktivitas permainan Indang berubah dari surau keluar surau yaitu
ketempat sasaran yang disebut laga-laga, sejenis pentas yang tidak diberi dinding sehingga
penonton dapat melihat dari segala penjuru.

Permainan[sunting | sunting sumber]
Permainan Indang biasanya dilakukan sambil duduk berdampingan, berderet-deret antara 9 sampai
25 orang, di mana jumlah pemainya ganjil. Masing-masing pemain memegang dan memainkan
Indang atau Ripai serta mengiringi gerakannya dengan lagu-lagu secara bersama-sama dan
serempak. Indang dimainkan oleh tangan dengan jalan memukul-mukul dan menjentikkan jari
kepada Indang tersebut. Dalam permainan Indang tersebut gerak tubuh juga menonjol, yaitu gerak
meliuk-liukkan tubuh secara serempak serta berlawanan arah antara pemain yang satu dengan
pemain lainnya.
Kalau yang satu meliukkan badan ke kanan agak kedepan, maka pemain berikutnya meliukkan
badan kearah kiri kebelakang. Adapun orang-orang penting dalam permainan Indang itu disamping
pemain yang banyak adalah:

1. Tukang Dzikir yang berfungsi sebagai penyanyi tunggal yang kemudian diikuti oleh seluruh
pemain. Tukang Dzikir ini biasanya duduk di belakang di luar deretan pemain yang lain.
2. Tukang Alih yang berfungsi untuk mengubah (mengalih) gerakan yang satu kepada gerakan
yang lain dan mengalih cara pukulan Indang yang dipegang pemain.

Daerah pelestarian Indang[sunting | sunting sumber]


Jika ingin menikmati Permainan Indang atau Ripai di Sumatra Barat lokasi yang paling popular
adalah di daerah Kabupaten Padang Pariaman yang terkenal dengan permainan Indang Pariaman
atau Indang Piaman. Salah satu ciri khas dari Indang Pariaman adalah selalu dimainkan pada
malam hari, biasanya dalam acara perhelatan nagari seperti batagak kudo-kudo, pasar malam dan
jarang sekali ditampilkan dalam acara perkawinan.
Dalam penampilan Indang Piaman ini biasanya dibawakan oleh 3 grup yang datang dari 3 desa
yang berbeda, atau satu grup tuan rumah dan dua grup pendatang (tamu). Ketiga grup tersebut
duduk dalam posisi segitiga, dan ketiga grup tersebut bermain Indang mempunyai satu tema atau
masalah yang didiskusikan sebelum permainan dimulai serta menentukan grup mana yang akan
bermain pertama. Biasanya yang memulai bermain itu adalah grup tuan rumah atau grup yang
ditunjuk sebagai tuan rumah. Kalau dinagari itu tidak ada grup Indang, maka grup pertama sebagai
tuan rumah memulai permainan. Di mana grup ini telah siap mengarang nyanyian atau kata-kata
yang lebih berorientasi pada hal-hal atau masalah yang terjadi dipihak tuan rumah, seperti nama
bukit, sungai, hasil alam, kebiasaan penduduk dan lain-lain. Demikianlah selanjutnya permainan
Indang ini berlangsung secara bergantian dari masing-masing grup dengan tema yang telah dipilih.

Baindang[sunting | sunting sumber]
Baindang adalah berdendang bersahut-sahut antara dua orang penyanyi yang berasal dari dua
kelompok pemain Indang.[1
https://id.wikipedia.org/wiki/Indang

Anda mungkin juga menyukai