Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN SOLID


PEMBUATAN TABLET GRANULASI BASAH
TABLET IBUPROFEN 400 mg

PENYUSUN : KELOMPOK 1
NOVITA FAHRIANTI PUTRI 105070507111012
DEWI OKTA BRIANA 105070504111001
DINAR IKA FITRIANA 105070500111036
ERITA RAHMANI 105070500111017
NUR LAILATUL FITRIA 105070500111009
FIRMAN MULYO W 105070500111007
YOGA ANGGA SULISTYA 105070500111013
YITANIA SARI 105070500111014
ERLINA YULIANTI 105070504111002
ISNAVIRA MARINA Y 105070500111038
FITRA FIRNANDA PRAHA 105070504111003

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
No Uraian
.
1. Tablet Ibuprofen 400 mg
2. Tujuan Praktikum :
- Mahasiswa mampu membuat formula sediaan tablet granulasi basah

- Mahasiswa mampu melakukan perhitungan formula tablet granulasi basah

- Mahasiswa memahami teknologi pembuatan tablet granulasi basah

- Mahasiswa memahami evaluasi yang perlu dilakukan untuk tablet granulasi basah

Teori singkat :
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang
cocok (Depkes RI, 1979; hal. 6).
Granulasi Basah merupakan salah satu metode pembuatan tablet, metode ini memproses
campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan
larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa
basah tersebut digranulasi (Ansel,2005)
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat/pengikat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi
atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau
dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan
terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair
yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal
bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah
ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan
pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya
agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi
lebih cepat. Setelah pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat(Ansel,2005).
Keuntungan metode granulasi basah (Anief, M., 2005) :
 Memperoleh aliran yang baik
 Meningkatkan kompresibilitas
 Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
 Mengontrol pelepasan
 Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
 Distribusi keseragaman kandungan
 Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah (Anief, M., 2005):
 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
 Biaya cukup tinggi
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara
ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa:
 Zat pengisi (diluents) dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.
Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phosphas, Calcii Carbonas
dan zat lai yang cocok.
 Zat pengikat (binder) dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat
merekat. Biasanya yang digunakan adalah mucilago gummi arabici 10 -20% (solution
Methylcellulosum 5%)
 Zat penghancur (disintegrant) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut. Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, gelatinum, agar-agar,
natrium alginate.
 Zat pelican (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan
(matrys). Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearicum.
Syarat – syarat tablet (Anief, M., 2005):
1. memenuhi keseragaman ukuran
2. memenuhi keseragaman bobot
3. memenuhi waktu hancur
4. memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
5. memenuhi waktu larut (dissolution test)
3. Deskripsi zat aktif dan preformulasi bahan eksipien
1. Ibuprofen
 Pemerian : serbuk hablur , putih hingga hampir putih, bau khas lemah.
 Nama lain : -
 Nama kimia : -2-(p- isobutilfenil) asam propionat
 Struktur kimia:
 Rumus molekul dan bobot molekul : C13H18O2 dan 206,28
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam air , sangat mudah larut dalam etanol, dalam aseton.
Dalam methanol dan dalam kloroform ; sukar larut dalam etil asetat.
 Ph larutan dan Ph stabilita : -
 Titik didih dan titik leleh : -
 Stabilitas : -
 Inkompatibilitas : -
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
 Sifat khusus yang penting untuk formulasi : -
 Koefisien partisi zat aktif : -
 Konsentrasi : 400 mg
 Fungsi : sebagai zat aktif (analgesik)
2. Starch
 Pemerian : tidak berbau dan berasa halus, berwarna putih. Serbuk terdiri butiran bulat
 Nama lain : Amido, amidon , amilo, amylum
 Nama kimia : starch [9005- 25-8]
 Struktur kimia :


 Rumus molekul dan bobot molekul : (C6H10O5)n dan 50.000 – 160.000
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan ethanol (95%). Starch instan mengembang pada
air sebanyak 5–10% at 378C.
 Ph larutan dan Ph stabilita : 5,5 – 6,5
 Titik didih dan titik leleh : -
 Stabilitas : stabil bila dihindarkan dari kelembapan yang tinggi.
 Inkompatibilitas : -
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
 Sifat khusus yang penting untuk formulasi : -
 Koefisien partisi zat aktif : -
 Konsentrasi : Disintegran 3-25% ; Binder 3-20%
 Fungsi : Glidant; tablet and capsule diluent; tablet and capsule
 disintegrant; tablet binder.
3. Water
 Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna , dan tidak berbau.
 Nama lain : aqua , aqua puricata, hydrogen oxide.
 Nama kimia : air
 Struktur kimia :
H-O-H
 Rumus molekul dan bobot molekul : H2O dan 18, 02
 Kelarutan : mudah larut dalam semua pelarut polar.
 Ph larutan dan Ph stabilita : -
 Titik didih dan titik leleh : -
 Stabilitas : air stabil pada berbagai kondisi fisik.
 Inkompatibilitas : jika bereaksi dengan obat dan eksipien lain memungkinkan terjadinya
hidrolisis.
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
 Sifat khusus yang penting untuk formulasi : air stabil pada semua kondisi fisik ( beku, cair
dan uap)
 Koefisien partisi zat aktif : -
 Konsentrasi : -
 Fungsi : ditambahkan untuk membuat mucilago amili
4. Talk
 Pemerian : serbuk hablur, sangat halus, putih, atau putih kelabu.Berkilat mudah melekat pada
kulit dan bebas dari butiran.
 Nama lain : magnesium silikat hidrat, talcum.
 Nama kimia : Talc [14807-96-6]
 Struktur kimia : -
 Rumus molekul dan bobot molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4 dan -
 Kelarutan : larut dalam asam tidak lebih dari 2,0 %
 Ph larutan dan Ph stabilita : 7 -10
 Titik didih dan titik leleh : -
 Stabilitas : talk adalah bahan yang stabil.
 Inkompatibilitas : Incompatible with quaternary ammonium compounds.
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup
 Sifat khusus yang penting untuk formulasi : -
 Koefisien partisi zat aktif : -
 Konsentrasi : Glidant 1–10 %
 Fungsi : Glidant
5. Magnesium Stearat
 Pemerian : magnesium stearat stabil, putih mengkilat,mengendap, serbuk dengan densitas
yang rendah. Serbukberminyak jika disentuh dan mudah melekat pada kulit.
 Nama lain : M a g n e s i u m o c t a d e c a n o a t e ; o c t a d e c a n o i c acid, magnesium salt;
stearic acid, magnesium salt.
 Nama kimia : Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]
 Struktur kimia : [CH3(CH2)16COO]2Mg
 Rumus molekul dan bobot molekul : C36H70MgO4 dan 591.34
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eterdan air, sedikit larut dalam
benzene dan etanol panas.
 Ph larutan dan Ph stabilita : -
 Titik didih dan titik leleh : -
 Stabilitas : stabil pada berbagai kondisi
 Inkompatibilitas : Incompatible dengan asam kuat, basa, dan g a r a m b e s i .
H i n d a r i c a m p u r a n d e n g a n b a h a n p e n g o k s i d a s i kuat. Magnesium stearat tidak
dapat digunakan dalam produky a n g m e n g a n d u n g a s p i r i n , b e b e r a p a v i t a m i n
d a n b e b e r a p a garam alkaloid.
 Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup rapat dalamtempat yang dingin
dan kering.
 Sifat khusus yang penting untuk formulasi : -
 Koefisien partisi zat aktif : -
 Konsentrasi : Lubricant 0,25 – 5%
 Fungsi : Lubricant
6. Laktosa
 Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau, rasa agak manis
 Nama lain : Anhydrous Lactose NF 60M; Anhydrous Lactose NF Direct
 Tableting; Lactopress Anhydrous; lactosum; lattioso; milk
 sugar; Pharmatose DCL 21; Pharmatose DCL 22; saccharum
 lactis; Super-Tab Anhydrous.
 Nama kimia : O-b-D-galactopyranosyl-(1!4)-b-D-glucopyranose [63-42-3]
 Struktur kimia :


 Rumus molekul dan bobot molekul : C12H22O11 dan 342.30
 Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam
ethanol (95%) P, Praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P
 Ph larutan dan Ph stabilita : 4,0 – 6,0 larutan 10%
 Titik didih dan titik leleh : -
 Stabilitas : -
 Inkompatibilitas : : inkompatibel dengan oksidator kuat
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup
 Sifat khusus yang penting untuk formulasi : -
 Koefisien partisi zat aktif : -
 Konsentrasi : -
 Fungsi : Pemanis dan Diluent
7. Etanol
 Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap; bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak ber asap
 Nama Lain : Ethyl alcohol
 Nama Kimia : Ethanol
 Struktur kimia : CH3 OH
 Rumus Molekul : C2H6O
 BM : 46,07
 Kelarutan : sangat mudah laruit dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
 pH larutan : -
 pH stabil : -
 Titik didih : 78,15 °C
 Titik Leleh : -
 Stabilitas : -
 Inkompatibilitas : Pada kondisis asam, larutan ethanol dapat bereaksi dengan bahan
pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi dengan
sejumlah sisa aldehid.
 Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah kedap udara , dalam tempat yang sejuk
 Konsentrasi : qs
 Fungsi : Campuran untuk membuat binder solution
 Sumber : FI III hal 65
8. PVP (Polyvinil Pirolidin)
 Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan , berbau lemah atau tidak berbau,
higroskopis
 Nama Lain : Povidon
 Nama Kimia : 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer
 Struktur Kimia :


 Rumus MOlekul : (C6H9NO)n
 BM : 2500–3 000 000
 Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam ethanol, dan dalam kloroform; kelarutan
tergantung dari bobot molekul rata-rata; praktis tidak larut dalam ether.
 pH larutan : 3,0 – 7,0
 pH stabil : -
 Titik didih : -
 Titik leleh : 150°C
 Stabilitas : PVP menjadi gelap dengan pemanasan 150°C, dengan pengurangan kelarutan
berair. Stabil pada siklus yang pendek dengan paparan panas sekitar 100-130°C .
 Inkompatibilitas : Povidon kompatibel pada larutan dengan range yang luas dari garam
inorganic, natural, dan resin sintetik dan senyawa kimia lain. Membentuk Molekul adducts
pada larutan dengan sulfathiazole, sodium salicylate, salicylic acid, phenobarbital,tannin,
and senyawa lain. Efikasi dari beberapa pengawet misal thimerosal dapat di pengaruhi
dengan pembentukan komplek dengan PVP.
 Wadah dan penyimpanan : Dalam Wadah tertutup rapat
 Fungsi : Binder
 Konsentrasi : 2%
 Sumber : FI III hal 510 dan HPE hal 611
4. Formula
Formula Utama (Bobot Total tablet 610 mg)
Fase Dalam (92%)
Ibu Profen 400 mg
Starch 15%
Musiloago Amili 10%(1/3 FD)
Laktosa qs
Fase Luar (8%)
Magnesium stearat 1%
Starch 5%
Talk 2%
Formula Alternatif
Fase dalam 92%
Ibuprofen 400 mg
PVP 2% bobot total
Etanol qs
Starch 15%
Laktosa qs
Fase Luar (8%)
Magnesium stearat 1%
Starch 5%
Talk 2%

Alasan untuk Usulan Formula


1. Ditambahakan musilago amili sebagai binder solution digunakan dengan konsentrasi
10%(1/3 FD) berdasarkan ketentuan. Musilago amili terbuat dari campuran starch dan air.

2. Ditambahkan Talk sebagai glidan pada fase luar, digunakan dengan konsentrasi 2%
(Berdasarkan HPE Talk berfungsi sebagai Glidan pada rentang konsentrasi 1-10%)

3. Starch berfungsi sebagai disintegran dan binder. Berdasarkan HPE rentang penggunaannya
sebagai disintegran adalah 3-25% w/w dan sebagai binder 3-20% w/w.Pada fase dalam
digunakan dengan konsentrasi 15% . Pada fase luar Starch digunakan dengan konsentrasi
5%.

4. Magensium Stearat digunakan sebagai lubricant dengan konsentrasi 1% karena pada HPE
konsentrasi yang dapat digunakan adalah 0,25-5% w/w.

5. Laktosa digunakan sebagai diluen dan corrigen saporis qs pada fase dalam sehingga fase
dala mencapai bobot yang sesuai yaitu 561,2 mg.

6. Pada Formula Alternatif digunakan PVP sebagai binder . Dan Etanol ditambahkan untuk
membuat binder solution (PVP+etanol).

5. Perhitungan
Zat aktif ibuprofen 400mg
Direncanakan bobot tablet 610mg, dibuat 1000 tablet
A. Fase Dalam (92 %)
Ibuprofen = 400g
Starch = 15% x 610g = 91,5g
Mucilago Amylum = 10 % x (1/3 x 561,2g) = 18,7 g
Laktosa = 561,2g – (400+91,5+18,7)
= 561,2 – 510,2 = 51 g
Total Fase Dalam = 561,2 g

Permisalan
Bobot Granul Fase Dalam yang Diperoleh = 500g dengan kadar air 2%.
Maka untuk kadar air 0 %, bobot granul Fase Dalam = 0.98 x 500g
= 490 g
Jumlah tablet yang diperoleh = 490/561,2 x 1000tablet
= 873 tablet
B. FASE LUAR yang ditambahkan
Mg Stearat 1% = 1/92 x 500g = 5, 43 g
Talk 2% = 2/92 x 500 g = 10,86 g
Starch 5% = 5/92 x 500 g = 27,17 g
500 g+5,43 g+10,86 g+27,17 g
Bobot tablet yang diperoleh = = 543 mg
873
6. Penimbangan
Nama Bahan Penimbangan (1000 tablet)
Fase Dalam Ibu Profen 400 g
Starch 91,5 g
Mucilage amilum 18,7 g
Laktosa 51 g
Fase Luar Mg Stearat 5,43 g
Talk 10,86 g
Starch 27, 17 g
7. Prosedur Pembuatan (cara kerja) salep
- Pembuatan binder solution

Starch

Ditimbang sebanyak ± 91,5 g

Water

Ditambahkan pada starch qs ad terbentuk mucilage

Mucilago amili

- Pembuatan tablet

Ibuprofen

Ditimbang sebanyak 400 g

Starch

Ditimbang sebanyak 27,17 g


Dicampurkan dengan ibuprofen
Diaduk ad homogen

Laktosa

Ditimbang sebanyak 51 g
Dicampurkan dengan ibuprofen+starch
Diaduk ad homogen

Mucilago amili

Ditimbang sebanyak 18,7 g


Dimasukkan kedalam campuran ibuprofen+starch+laktosa

Massa basah

Diayak
Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40-50 C

Massa kering

Diayak

Mg stearat

Ditambahkan kedalam massa kering


Diaduk ad homogeny
Talk

Ditambahkan kedalam massa kering+mg stearat


Dicetak pada alat pencetak tablet

Tablet ibuprofen

8. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir


1. Organoleptik
Tujuan : Mengetahui Warna,bau,rasa dari tablet
Prosedur : Tablet diamati secara visual
2. Keseragaman ukuran
Prosedur : Diambil 20 tablet secara acak, diukur diameter dan tebalnya menggunakan
jangka sorong.
Penafsiran Hasil : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet
3. Keseragaman bobot
Prosedur : Diambil 20 tablet secara acak. Ditimbang masing-masing tablet. Dihitung bobot
rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
4. Kekerasan
Prosedur : Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per
satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot
rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.
Bobot rata - rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%

5. Friabilitas
Prosedur : Diambil 20 tablet atau 40 tablet secara acak. Dibersihkan tablet satu persatu
dengan sikat halus. Ditimbang. Dimasukkan semua tablet ke dalam friabilitas. Diputar
sebanyak 100 putaran. Dibersihkan kembali masing-masing tablet. Ditimbang kembali.
Ditentukan friabilitasnya
6. Keseragaman kandungan
Prosedur : Diambil 20 tablet secara acak. Ditentukan kadar dari 10 tablet,satu persatu
dengan metode yang sesuai. Ditentukan 20 tablet sisanya. Dibandingkan dengan syarat atau
ketentuan keseragaman tablet
7. Waktu hancur
Prosedur : lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang dan diturun naikkan secara teratur 30
kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur, jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas
kasa, kecuali fragmen dari zat penyalut. Bila tidak dinyatakan waktu untuk menghancurkan
kelima tablet tidaklebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60
menit untuk tablet bersalut gula atau selaput. Jika tidak memenuhi syarat, pengujian diulang
dengan menggunakan tablet satu per satu, kemudian diulangi lagi menggunakan 5 tablet
dengan cakram tertentu dan tablet harus memenuhi syarat di atas.
8. Uji disolusi
Prosedur : Pembuatan medium disolusi. Pembuata larutan zat aktif. Ditentukan lamda
menggunakan spektrofotometri. Pembuatan kurva baku. Diuji dengan metode paddle
9. Daftar Pustaka
Anief, M,1997, Ilmu Meracik Obat, UGM Press, Yogyakarta
Anonim ,2009,British Pharmacopoea Vol 3,The Departement Of Health , London
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta. UI Press
Depkes RI.1995. Farmakope Indonesia: Edisi IV . Jakarta : Departemen Kesehatan
Lieberman, H.A., Lachman, L.,1981, Pharmaceutical Dosage Forms, Marcel Dekker, Inc., USA
Niazi, Sarfaraz K.,2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Second
Editions : Compressed Solid Products , Informa Healthcare , New York , USA
Rowe, Rayman C., et al , 2009 , Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th Edition ,
Pharmaceutical & American Pharmacist Association, London , UK.
Voigt, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press , Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai