Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HUKUM AGRARIA

KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA

Oleh :

Bayu Anggara Deka Putra B1A019339

Dosen Pembimbing :

1. Prof. Dr. Herawan, S.H., M.H


2. Sonia Ivana B., S.H., MH

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
Konsep Hak Menguasai Negara Atas Tanah

Konsep dasar hak menguasai negara atas tanah termuat dalam Pasal 33 Ayat (3) UUD
1945 yang berbunyi: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. yang
dipertegas kembali dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Dasar-Dasar Pokok Agraria dinyatakan; Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-
undang Dasar dan hal-hal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air dan ruang
angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi
dikuasai oleh negara, sebagai organisasi kekuasaan.

Memaknai rumusan pasal tersebut memberikan kewenangan kepada negara untuk


mengatur pemanfaatan hak-hak atas tanah diwilayah Indonesia. Artinya negara mempunyai
kewenangan untuk mengatur, merencanakan serta mengendalikan penguasaan dan
pemilikan hak atas tanah. Kewenangan negara menguasai hak atas tanah diperoleh karena
permasalahan pertanahan tidak semua dapat diselesaikan sendiri oleh masyarakat, sehingga
hak kekuasaan negara atas tanah merupakan pelengkap terhadap hak-hak atas tanah yang
dikuasai oleh masyarakat.

Jadi Fungsi Negara dalam penyelenggaraan sebagian kepentingan masyarakat itu


hanyalah bersifat melengkapi. Dalam hal masyarakat dapat menyelesaikan
kepentingan/masalahnya sendiri, dan selama hal itu tidak bertentangan dengan
kepentingan/hak pihak lain, maka campur tangan Negara tidak diperlukan.

Penjelasan diatas memberikan pemaknaan hak penguasaan Negara atas tanah sebagai
kewenangan untuk mengatur hubungan hukum pemanfaatan hak atas tanah oleh warga
masyarakat. Mengingat tanah sebagai sumber daya alam yang menjadi sumber komplik
dimasyarakat. Tanah sebagai sumber daya ekonomis terbatas dibutuhkan semua orang,
sehingga membutuhkan regulasi dari Negara agar kepemilikan dan pemanfaatannya
membawa sebesar-besarnya kemakmuran.

Agar dapat memahami secara filosofi, hak menguasai Negara atas tanah sebagimana
diatur dan dilegalisasi oleh konstitusi, maka akan dibahas terlebih dahulu pengertian hak
menguasai Negara sebagaimana diatur dalam UUPA, pengertian konsep dari pada hak
penguasaan tanah Sampai saat ini pengertian konsep hak menguasai negara tidak
mempunyai pengertian yang jelas dan tegas sehingga mempunyai penafsiran sesuai dengan
kepentingan yang berpotensi menimbulkan komplik dalam implementasinya.

Pengertian dikuasai negara sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945,
tidak dijelaskan lebih rinci dalam penjelasan, baik penjelasan umum maupun penjelasan
pasal demi pasal Hal ini memungkinkan hak menguasai negara itu ditafsirkan atas berbagai
pemahaman, tergantung dari sudut padang dan kepentingan yang menafsirkan. Sedangkan
pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ”menguasai” berarti kedudukan
berkuasa atas sesuatu atau memegang kekuasaan atas sesuatu3.
Dengan demikian hak menguasai negara jika dimaknai menurut pengertian kamus adalah
kekuasaan negara atas sumber daya alam Indonesia. Sehingga bila dihubungkan dengan
penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUPA yang secara khusus memberikan pengertian hak
menguasai atas tanah adalah dinyatakan : sesuai dengan pangkal pendirian tersebut diatas
perkataan. Dikuasai, dalam pasal ini akan tetapi adalah pengertian, yang memberi
wewenang kepada negara sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa Indonesia.

Dengan berpedoman pada penjelasan hak menguasai negara atas tanah yang ditegaskan
dalam pasal 2 ayat (1) UUPA negara sebagai organisasi kekuasaan tertinggi seluruh rakyat
Indonesia diberikan wewenang yaitu Mengatur dan menyelenggarakan, peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan kemudian Menentukan dan mengatur hak-hak
yang dapat dipunyai atas (bagian dari) bumi, air dan ruang angkasa itu dan yang terakhir
Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa.

Maka secara filosofi dari makna hak menguasai negara atas sumber daya agraria (tanah),
memberikan kewenangan kepada negara untuk mengatur pemanfaatan hak-hak atas tanah
termasuk yang dikuasai oleh masyarakat. Artinya kedudukan negara dalam mengurus dan
mengatur hak-hak atas tanah masyarakat terkait dengan kedudukan sebagai penguasa
bukan sebagai pemilik. Sebab pengertian antara dikuasai dengan dimiliki mempunyai
konsekuensi yuridis sebagai pernah terjadi sebelum berlakunya UUPA. Makna dimiliki
mempunyai konsekuensi sama dengan pemaknaan asas domein pada jaman penjajahan
Belanda. Sehingga masyarakat dalam konsep ini tidak ada yang dapat mempunyai hak milik,
melainkan hanya hak pakai saja. Dengan demikian akan bertentangan dengan asas hukum
adat sebagai dasar berlakunya hukum agraria (pasal 5 UUPA).

Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil terhadap hak menguasai Negara atas tanah dalam
UUPA, adalah peran aktif pemerintah dalam mengatur penguasaan dan penggunaan sumber
daya tanah sehingga pemanfaatannya terarah sesuai dengan tujuan pembangunan nasional
dalam rangka mencapai sebesar-besarnya kemakmuran. Mengingat tanah sebagai sumber
daya yang terbatas dan bernilai ekonomis tinggi, sehingga akan menjadi rebutan dalam
penguasaan masyarakat yang memerlukan regulasi pemerintah untuk mengatur dan
menata penguasaannya sebagaimana dikehendaki oleh UUPA. Sehingga hak menguasai
Negara atas tanah adalah hak untuk mengatur penguasaan dan penggunaan tanah dalam
wilayah kesatuan Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai