Anda di halaman 1dari 3

Beda Antara Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Pengenalan

adminJune 23rd, 2014, 8:23 amNo comment 395 views

★★★★★

Oleh: Muhim Kamaluddin

A_ilmu pengenalanInpasonline.com-Sejatinya, ”ilmu” merupakan kata yang bersifat generik. Ia memiliki


cabang-cabang seperti ilmu pengetahuan (science) dan ilmu pengenalan (illumination). Ilmu
pengetahuan (science) adalah ilmu yang berurusan dengan obyek-obyek yang dapat diketahui. Obyek itu
dapat diketahui apabila ia berada di alam lahiriah yang ada di sekitar kita. Misalnya Ilmu pengetahuan
alam (natural science) dan ilmu pengetahuan sosial (social science).

Adapun ilmu pengenalan (illumination) sebenarnya kedudukannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan
ilmu pengetahuan. Kata ”Kenal”, konotasinya lebih intens dan mendalam daripada tahu. ”Kenal”
merupakan sebuah hubungan timbal balik (resiproksikal), sebuah hubungan dua arah. Antara pihak
pengenal dan yang dikenal. Kenal mensyaratkan bahwa antara pengenal dan yang dikenal haruslah
pihak yang berpikir, seperti pengenalan Hasan terhadap Harun, atau pengenalan hamba kepada Tuhan.
Proses pengenalan yang intens akan membuahkan ilmu pengenalan (illumination) yang dalam khazanah
Islam disebut sebagai ma’rifah. Seperti disebutkan dalam hadits ’man arafa nafsahu faqod arofa
robbahu’ (al-hadits).

Ini jelas berbeda daripada ”tahu” yang merupakan hubungan satu arah, subyek dengan obyek.
Hubungan semacam ini tidak mensyaratkan dua pihak yang berpikir. Seperti Hasan mengetahui gunung,
mobil, hewan dan lain sebagainya. Dalam ilmu pengetahuan (science) manusia bertindak sebagai
pengenal, dan macam-macam ilmu pengetahuan seperti Astronomi, fisika, matematika, sosiologi,
antropologi, biologi, ekonomi dan lain sebagainya adalah sebagai obyek pengetahuan.

Nah, perbedaan antara ilmu pengenalan dan ilmu pengetahuan tersebut, semakin mempertegas bahwa
Allah itu sebagai obyek pengenalan dan bukan obyek pengetahuan. Hubungan pengenalan artinya
hubungan ini harus terus menerus diaktifkan. Dengan demikian, ibadah sholat menjadi sangat logis dan
masuk akal. Bahkan menjadi sebuah kebutuhan. Sebab dalam aktivitas sholat itu, berarti kita sedang
menjalin berkomunikasi dengan Sang Maha Pencipta. Sayyid Ali Zainal Abidin Al-Sajjad ra, ketika ditanya
mengapa setiap kali takbiratul ihrom beliau gemetar luar biasa, beliau menjawab; ”Tahukah kalian
kepada siapa aku hendak menghadap?”
Inilah yang disebut sebagai jalan menuju ma’rifat, yaitu sebuah upaya untuk mengenal Allah, dan tidak
sekedar menjadikan Allah obyek pengetahuan yang hanya cukup diketahui bahwa Ia adalah Tuhan.
Sekali lagi, Ia juga harus dikenal.

Inilah ilmu yang paling utama dan paling mulia, yang mana setiap insan hendaknya berusaha untuk
menggapainya. Sangat tepat apabila Imam al Ghazali mengatakan ”sebaik-baik ilmu adalah ilmu
mengantarkanmu kepada taqwallah”.

Di sisi lain, konsep ilmu yang dipakai dalam dunia pendidikan, terutama di perguruan tinggi, masih
menggunakan konsep ilmu dari Barat. Konsep ilmu hanya merujuk kepada ilmu pengetahuan (science)
yang bersifat inderawi (logis-empiris) saja. Padahal menggunakan kata ”ilmu” untuk menyebut sains
(science) yang hanya berkaitan dengan obyek inderawi adalah penyempitan makna ilmu yang
sebenarnya. Karena obyek yang tidak bisa diketahui (secara empiris), namun bisa dikenali, seperti
konsep tentang Tuhan, dikeluarkan dari wilayah ilmu. Ini menjadikan faktor paling penting dalam ilmu
justru dikeluarkan dari konsep ilmu itu sendiri.

Implikasinya, sebagaimana tersirat dalam kata “ilmiah” (scientific) adalah bersumber dari “ilmu”
(science) yang dalam hal ini berkaitan dengan obyek inderawi saja. Dan “tidak ilmiah” berarti tidak
bersumber dari “ilmu”, dianggap memiliki derajat yang lebih rendah dari pada “ilmiah”. Efeknya; segala
ilmu yang bersumber dari agama baik itu mengenai masalah iman atau moral yang tidak bisa “dibuktikan
secara empirik”, dikeluarkan dari wilayah “ilmu” karena tidak “ilmiah”. Dengan demikian, proses
sekularisasi secara sadar atau tidak, telah berlangsung. Proses sekularisasi ini mengosongkan dan
menghapus makna-makna ruhaniah dari segala sesuatu. inilah kesalahan yang sangat fatal yang
dilakukan oleh Barat. Wallahu A’lam bisshowaab.

Anda mungkin juga menyukai