5.
7.
Saluran reproduksi
normal
8.
1. Conveyor feses tidak dapat berjalan bersamaan dengan kipas dan conveyor telur, sehingga
beberapa kipas harus ada yang dimatikan. Hal tersebut membuat kandang menjadi bau.
2. Saat conveyor dijalankan kadar ammonia di dalam kandang mencapai angka 5-10 ppm,
diusahakan kadar ammonia dalam kandang tidak menyentuh angka 10ppm sehingga tidak
berdampak pada reproduksi ternak.
3. Dari hasil lab, didapati bahwa E.coli masih ada di dalam air minum untuk ternak. Hal tersebut
menjadi concern bagi manajemen kandang agar tidak menjadi sumber penyakit di kemudian hari.
Sebaiknya air minum ditreatment dengan 2 pilihan :
4. Pola pemberian pakan yang sudah diterapkan perlu dicari solusinya, agar jumlah pakan yang
diterima ayam setiap harinya sama rata, tidak hanya diukur dari jumlah rata-rata di setiap
minggunya. Pemberian pakan yang fluktuatif memiliki peranan terhadap produksi telur pada
ayam.
5. Ayam yang di dalam cage berjumlah 8 ekor, sedangkan saat makan dengan ukuran cage
tersebut hanya 6 ekor saja yang dapat menjangkau makanan (terjadi kompetisis). Hal tersebut
menjadi salah satu pencetus tidak tercapainya keseragaman bobot badan. Ketidak seragaman
bobot badan juga menandakan bahwa kebutuhan asupan untuk ayam tidak terpenuhi.
Saran
1. Treatment LIFEMDAB atau BIOAMOXY dengan tujuan flushing saluran pencernaan ternak.
2. Pola pemberian pakan usahakan tidak fluktuatif, berikan pakan 115gram di setiap harinya,
setiap hari pakan diberikan 3x putaran + 1bag diecer secara manual
1 cage : 7 ekor
6. Jadwalkan re-vaksinasi ND+IB mass (vaksin live) pada minggu ke-3 bulan Agustus 2019
7. Untuk ayam yang secara individual ditemukan nyekrek dapat di treatment dengan limoxin