PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara
biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik,yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk,gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Dede Nasrullah, 2016). Batasan lanjut usia dibagi menjadi 4
meliputi : usia pertengahan (Middle age), adalah kelompok usia (45-59
tahun), lanjut usia (Eldery) antara (60-74 tahun), lanjut usia (Old) antara (75-
90 tahun), usia sangat tua (Very Old) di atas 90 tahun. Lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun keatas (Padila, 2013).
Jumlah lansia di Indonesia tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Menurut badan pusat statistik (2013) proyeksi jumlah lanjut usia (≥60 tahun)
di Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 207.930.000 jiwa dan
pada tahun 2035 diperkirakan mencapai 481.987.000 juta jiwa. Peningkatan
jumlah lansia di Indonesia secara signifikan membuat Indonesia masuk dalam
5 besar negara yang memiliki populasi lansia terbanyak di dunia (World
Health Organization, 2014). Jumlah lansia di provinsi Lampung sebanyak
48.545 atau 17,10% dari 28383 jumlah penduduk provinsi Lampung
(bkkbn.go.id).jumlah penduduk di provinsi Lampung tahun 2012 berdasarkan
data yang diperoleh oleh Biro Pusat Statistik (BPS) provinsi Lampung
sebesar 7.877.468 jiwa yang terdiri dari 4.044.934 jiwa laki-laki dan
3.832.934 jiwa perempuan .jumlah penduduk selama tahun 2007-2012
cenderung meningkat yaitu dari 7.289.767 jiwa menjadi 7.767.312 jiwa
1
2
menjadi salah satu masalah pada lansia untuk memenuhi ADL (Activities of
Daily Living).
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
bebas, dan imbobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk
bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang
dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial diantaranya.beberapa klien
mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara rentang mobilisasi-
imobilisas,tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan
berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Perry dan Potter,1994)
Gangguan mobilisasi fisik (imobilisasi) di definisikan oleh Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu keterbatasan dalam gerakan
fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.(Aprisunadi,2016).
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan
pemenuhan aktivitas ?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan
aktivitas lansia di UPTD Tresna Wherda natar lampung selatan.
2. Tujuan khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan
pemenuhan akitvitas di UPTD tresna wherda natar Lampung Selatan.
b) Merumuskan diagnosis keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas di UPTD tresna wherda natar Lampung Selatan.
c) Membuat rencana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas di UPTD Trena Wherda Natar Lampung Selatan .
d) Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas di UPTD Tresna Wherda Natar Lampung Selatan.
4
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang pemenuhan kebutuhan
aktivitas pada lansia di UPTD Tresna Wherda Natar Lampung Selatan tahun
2019. Laporan tugas akhir ini hanya berfokus pada pada pemenuhan gangguan
aktivitas pada lansia di UPTD Tresna Wherda Natar Lampung Selatan.
.