Anda di halaman 1dari 6

Al-Mu'rob dan Al-Mabni (bagian 

5)
4. Jam’ul-Muannats Salim

Definisi dari Jama’ Muannats Salim adalah kata jamak untuk jenis perempuan yang selamat
–dari pembentukan jamak yang tidak mengikuti kaidah-.

Maksudnya adalah tiap kata yang menunjukan bentuk jamak untuk jenis perempuan yang
pembentukannya melalui kaidah pembentukan kata jamak yaitu dengan menambahkan huruf
Alif dan Taa’ pada akhir kata Mufrod (tunggal).

Seperti: ‫ات‬
ُ ‫م‬َ ‫س ِل‬
ْ ‫م‬
ُ ‫( ال‬orang-orang muslim perempuan) yang dibentuk dari kata ‫م‬
ُ ‫س ِل‬ْ ‫م‬ُ ‫ال‬
(seorang muslim) yang kemudian ditambah dengan huruf Alif dan Taa’ menjadi ‫ات‬ ُ ‫م‬َ ِ‫سل‬
ْ ‫الم‬
ُ .

 
 

Al-Mu'rob dan Al-Mabni (bagian 4)


Isim-isim Yang Dianggap Sebagai Jam’ul-Mudzakkar Salim

Selain dari Jama’ Mudzakkar Salim yang murni, ada juga beberapa isim yang sebenarnya
tidak masuk kriteria Jama’ Mudzakkar Salim tetapi bahasa arab memperlakukannya seperti
Jama’ Mudzakkar Salim, di antaranya adalah:

1.   Isim Jama’ (Isim yang berarti jamak dan tidak ada bentuk tunggalnya).

Contoh: ‫( ُأ ْو ُل ْو‬yang punya…), َ‫م ْون‬


ُ َ‫( َعال‬alam semesta), َ‫ش ُرون‬
ْ ‫ع‬
ِ (dua puluh) dan yang
semisalnya.

2.   Jama’ Taksir (jamak yang pembentukannya tidak seperti Jama’ Mudzakkar
Salim/Muannats Salim).

Contoh: َ‫( بَ ُن ْون‬Anak-anak), َ‫ح ُّر ْون‬ ُ ‫( أَ ْر‬bumi-bumi), َ‫س ُن ْون‬


َ  (tanah-tanah yang keras), َ‫ض ْون‬ ِ
(tahun-tahun) dan yang semisalnya.

 
 

Al-Mu'rob dan Al-Mabni (bagian 3)


3. Jam’ul-Mudzakkar Salim

Definisi dari Jama’ Mudzakkar Salim adalah kata jamak untuk jenis laki-laki yang selamat –
dari pembentukan jamak yang tidak mengikuti kaidah-.
Maksudnya adalah tiap kata yang menunjukan bentuk jamak untuk jenis laki-laki yang
pembentukannya melalui kaidah pembentukan jamak yaitu dengan menambahkan huruf Wau
dan Nun pada akhir kata Mufrod (tunggal).

Seperti: َ‫م ْون‬


ُ ‫س ِل‬
ْ ‫م‬
ُ ‫( ال‬orang-orang muslim laki-laki) yang dibentuk dari kata ‫م‬ُ ‫س ِل‬
ْ ‫م‬ ُ ‫( ال‬seorang
muslim) yang kemudian ditambah dengan huruf Wau dan Nun menjadi َ‫م ْون‬ ُ ِ‫سل‬ْ ‫م‬ ُ ‫ ال‬.

 
 

Al-Mu'rob dan Al-Mabni (bagian 2)


Macam-macam Binaa’

Binaa’ terbagi menjadi empat; yaitu:

1. As-Sukun atau Al-Waqf (Diam & berhenti). Sukun adalah asal dari segala Binaa’, hal
ini  karena sukun artinya diam; dan diam adalah mabni; di samping fakta bahwa
sukun adalah harakat yang paling mudah diucapkan yang membuatnya dapat masuk
pada ketiga unsur Al-Kalim.

Contoh: ‫ن‬
ْ ‫( َم‬Siapa/Isim), ‫ُم‬
ْ ‫( ق‬Berdirilah/Fi’il) dan ‫ن‬
ْ ‫( ِم‬Dari/Harf).

Al-Mu'rob dan Al-Mabni (bagian 1)


Al-Kalim dilihat dari harakat akhirnya terbagi menjadi dua yaitu Al-Mu’rob dan Al-Mabni.

Al-Mu’rob

Al-Mu’rob secara bahasa diambil dari kata Al-I’rob yang setidaknya punya 6 arti yaitu:
keterangan, penguasaan dengan sempurna, baik, perubahan, penghapusan kerusakan dan
pembicaraan dalam bahasa arab.

Al-Mu’rob secara istilah juga diambil dari definisi Al-I’rob yaitu: “Bekas yang tampak
ataupun tersembunyi yang dihasilkan oleh ‘Amil –kata/kondisi yang berpengaruh- di akhir
kata” atau “Perubahan akhir Al-Kalim –isim, fi’il dan harf- dengan sebab perbedaan ‘Amil
yang mempengaruhinya.” Dengan demikian Al-Mu’rob adalah: “Al-Kalim yang berubah-
ubah harakat akhir atau beberapa hurufnya karena pengaruh ‘Amil
I’rob, Mu’rob dan Bina’ Mabni
Jul 6

Posted by Bahasa Arab 39

Bismillah..

I’rob, mu’rob, bina’ mabni… adalah salah satu bab yang agak menjelimetkan ~menurut
saya~ mari kita buat lebih mudah dengan warna warni dan mind map

Dalam bahasa arab hanya ada tiga jenis kata. (atau dalam bahasa arab : kalimah ‫) الكامة‬
yaitu Huruf(yang tidak akan memiliki arti kecuali bersambung dengan selainnya) Fi’il (kata
kerja) dan Isim(apa saja selain Huruf dan Isim, termasuk didalamnya kata benda, kata sifat,
kata ganti, kata hubung, kata tanya, nama, keterangan tempat keterangan waktu, dst.)

Diantara ketiga jenis kalimat itu, ada yang harokat akhirnya bisa berubah ubah, ada yang
tidak bisa sama sekali. Yang tidak bisa berubah sama sekali adalah Huruf, sebagian
dari Isim dan sebagian dari Fi’il. Sedangkan diantara kata (‫ )الكلمة‬yang dapat berubah ubah
harokat akhirnya yaitu sebagian dari Isim dan sebagian dari Fiil.

Keadaan kata yang harokat akhirnya tidak berubah ubah itu disebut Binaa (‫*)البناء‬. Sedangkan
Keadaan kata yang harokat akhirnya berubah ubah itu, atau perubahan atau berubahnya
keadaan itu dinamakan I’rob  (‫)اإلعراب‬. Adapun Kata atau Isim atau Fiil yang mengalami
perubahan tersebut dinamakan Isim Mu’rob atau Fi’il Mu’rob. Dan tanda (dapat berupa
harokat atau huruf) atau alamat dari perubahan atau tetapnya harokat akhir itu,
disebut Alamat I’rob atauAlamat Binaa’ .
I’rob & Binaa’      : Keadaannya. Dapat berubah (I’rob) atau tetap (Bina)

Mu’rob & Mabni  : Kata yang mengalami perubahan/tetap. Misalnya Isim Mu’rob atau Fi’il
Mu’rob

Alamat I’rob        : Tanda perubahan suatu kata (‫)الكلمة‬

Alamat Binaa’      : Tanda tetapnya akhir suatu kata (‫)الكلمة‬

————————————————————————————————–

Lalu, ada berapa macam perubahan?

bayangkan saja, ada berapa jenis harokat dalam bahasa arab? 4. ‘a’, ‘i’, ‘u’ dan sukun.
Atau Fathah, kasroh, dhommah, dan sukun. Ya, keempat harokat itu mewakili bentuk bentuk
perubahan kata; Keempatnya merupakan tanda pokok (ushul) dari jenis jenis perubahan
(I’rob) dalam bahasa arab.

Dhommah untuk keadaan Rofa‘ (‫)الرفع‬, Fathah untuk keadaan Nashob (‫)النصب‬, Kasroh untuk


keadaanKhofdu (‫ )الخفض‬atau Jarr (‫ )الج ّر‬dan Sukun untuk keadaan Jazm (‫)الجزم‬.

Lalu sama seperti sebelumnya,


Isim (‫ )اإلسم‬atau Fiil (‫ )الفعل‬yang mengalami keadaan Rofa‘  disebut Isim/ Fiil Marfu‘,

Isim (‫ )اإلسم‬atau Fiil (‫ )الفعل‬yang mengalami keadaan Nashob, disebut Isim/Fiil Manshub

Isim (‫ )اإلسم‬yang mengalami keadaan Khofdhu atau Jarr disebut


Isim Makhfuud atau Majruur

Fiil (‫ )الفعل‬yang mengalami keadaan Jazmu itu disebut Fi’il Majzum

Tidak semua 4 jenis perubahan itu ditemukan pada Isim dan Fi’il. Isim mengalami
keadaanRofa’,Nashob dan Jarr/Khofdu sedangkan Fi’il mengalami keadaan Rofa’,
Nashob dan Jazmu. Bisa dikatakan, tidak ada Fi’il yang berharokat Kasroh. Dan tidak ada
Isim yang berharokat sukun.Ilustrasi yang bagus sekali saya temukan disebuah buku :

dikatakan penulis buku tersebut :

ِ ‫األ ْف َع‬ ‫األ ْس َما ِء َو‬ ‫ك في‬


‫ال‬ ْ َّ‫الن‬ ‫ال َّر ْف ُعو‬ ‫أن‬
ٌ ‫صبُ ُم ْشت َِر‬ َّ

 ‫صا بِأْل ْف َعا ِل‬ َ  ‫ َو‬ ‫بِاأْل ْس َما ِء‬ ‫صا‬


ٌّ ‫الج ْز ُمخَ ا‬ َ  ‫الخ ْفض‬
ٌّ ‫خَ ا‬- ‫الج ُّر‬- َ  ‫أن‬
َّ

Sesungguhnya Rofa‘ dan Nashob berserikat/bersatu dalam isim dan fiil.

Dan Khofdu/Jarru khusus pada Isim, dan Jazmu khusus pada FiiL

——————————————————————————————————

Tadi dikatakan bahwa tanda pokok (ushul) Rofa’ adalah Dhommah. Namun, ternyata tidak


hanyadhommah. ada juga alif (‫ )ا‬dan wawu (‫)و‬. Begitu juga dengan keadaan yang lain
pada Nashob, Jarr danJazm.
Sekian dulu; Semoga yang sedikit ini bisa mencerahkan

——————————————————————————————————-

*makna Binaa’ : disini adalah makna secara istilah nahwu. Sedangkan secara lughoh, binaa’
dapat berarti macam macam, misalnya bangunan. begitu juga dengan I’rob.

Sumber sumber :

- Catatan ta’lim Syarah Matan Al Jurumiyyah – Umm Hudzaifah Samarinda; kitab ‫الممتع في‬
‫شرح اآلجروميّة – شيخ مقبل بن هادي الوادعي‬

Anda mungkin juga menyukai